Minggu, 17 Juli 2016

Puisi dengan Magnet Baca


   Bagaimana memilih dan membaca puisi dibanyak pilihan buku atau bacaan adalah selera pembaca. Tetapi kenapa di perpustakaan terdapat buku dengan catatan terbanyak dibaca. Kemudian di toko buku didapati buku laris, di percetakan terdapat buku berulang-ulang dicetak. Jika demikian ada selera umum yang sama pada pembaca, atau memang buku atau puisi itu memiliki magnet baca.

Jika memang pilhan puisi terbanyak dibaca adalah selera, maka banyak faktor yang mempengaruhi selera itu, misalnya usia, kebiasaan, kemampuan intelektual dan daya seni seseorang. Di sini berarti kemungkinan sama seleranya mungkin ada namun tidaklah mungkin dalam satu kota memiliki selera yang sama apalagi banyak pilihan baca. Karena itu puisi dengan magnet baca lebih mampu memiliki pancaran baca tinggi ketimbang berkemungkinan 5 orang memiliki selera sama menyukai 1 puisi tertentu.

Lalu apakah puisi pendek atau panjang yang digemari, jawabnya adalah tidak mesti. Puisi pendek dengan dua bait misalnya atau puisi panjang bak paparan cerita dengan banyak bait yang tiap baitnya juga berisi baris lebih dari 4 baris sama-sama memiliki magnet baca. Kekuatan magnet baca itu tergantung dari kemasan sang penyair mengemas puisi itu. Dimulai dari judul, kalimat baris pertama atau bait pertama dan seterusnya yang memiliki kekuatan magnet baca unuk selanjutnya pembaca dapat mengapresiasi puisi itu.

Suguhan kata dan kalimat dengan rangkaian yang apik sebuah kemasan puisi yang dilahirkan dari tangan-tangan penyair apakah menggoda untuk dibaca atau tidak. Bukan pula dari kemunculan kata-kata baru yang kadang salah penempatan. Itulah kepiawaian seorang penyair dengan karya yang menggerigisi yang mampu menembus hati pembacanya. Bukti itu kita simak karya penyair Toto St Radik, judulnya Indonesia pada Sebuah Malam. Judul ini bukan kata baru pada saat puisi dibuat. Kata 'Indonesia, 'Sebuah, dan Malam adalah kata umum yang sering digunakan. Tetapi rangkaian kata itu menjadi kalimat baru ketika menjadi 'Indonesia pada Sbuah Malam. Orang pasti dengan cepat tahu seperti apa malam di Indonesia. Di kota apa di desa, di rumah apa di cafe. Tetapi ketika ini menjadi pusi maka daya magnet itu terpancar dan orang suka membacanya. Berikut puisi Toto St Radik itu :
Indonesia pada Sebuah Malam












Indonesia pada Sebuah Malam

Toto S Radik

indonesia — pada sebuah malam yang jauh
bulan separuh. burung alap-alap memekikkan seluruh
nyanyian kepedihan dan alamat-alamat kematian
sunyi pun tumbuh berkawan ketakutan
menjalar ke setiap rumah, mengetuk pintu-pintu
yang rapuh. dan angin seperti bersekutu
menghunjamkan dingin, tajam bagai tatapan
sepasang mata kucing hitam. kemudian hujan
jatuh, berputar-putar dalam tarian tanpa irama
menderas tak tertahan menuju jantung kegelapan
mengisyaratkan badai

indonesia — pada sebuah malam penuh hujan
bulan tersingkir seperti menegaskan kegelapan sihir
lolong anjing dari bukit-bukit jauh mengarungi
detik amarah yang bergelombang gaduh. bunga-bunga
berganti batu, dendang sayang berganti kibasan parang
semburan peluru dan kobaran api. darah pun tumpah
di setiap jengkal tanah. mengalir ribuan kilometer
bersama airmata yang diam-diam menyimpan kenangan
sejarah negeri hijau. sobekan bendera terbakar
di atas meja perjudian. mantera-mantera, doa-doa, kutukan
seribu kata saling tindih saling cakar di antara
percakapan-percakapan aneh penuh sandi

indonesia — pada sebuah malam huru-hara
aku menundukkan kepala di kamar berdebu
membaca baris demi baris sajak-sajakku yang berlepasan
dari penjara kertas: melangkah di jalan-jalan berbatu!

Serang, 31.12.1996