Kebun ini mengingatkan kau+aku pernah
bertemu
sebagaimana binatang lepas dari kandang,
aku ganas
kepada engkau. mencakar-cakar
bajumu.robek bawahan
lau ikatan tersembunyi habis kugigit, kau
pun serupa
daging berdarah di depanku
"Aku belajar dari ganas
harimau" kataku
oh kau melompat-lompat mungkin senang
lalu sahutkan doa seperti telanjang adam
di surga
kau menyambar apa yang kukenakan, bagai
kera
yang dikutuk menjadi maling dan
menghilang
dalam rimbunan. oh sebagian rahasia telah
tercuri
Baik akan kucari dengan gerak rajawali
yang memburu
anak ayam, sayap mengembang nyanyikan
dosa-dosa kera
kepada musa. tapi kau bergelantung di
pucuk pohon. pilu
dan malu melihat ular berdiam, membelit
ranting tua
Semestinya aku harus mencengkeram.
Menahan pilu
dalam peluk sayap-sayapku. merasakan
hangat dada
di antara putaran angin yang menggila.
tapi kau berontak,
bulu-bulu ini terlepas, bersebaran
selubungi tatap langit
Kau+aku terjatuh dalam tenang telaga
ikan-ikan muncrat. menggelepar di kering
rumputan
buaya lari terbirit-birit menyadari
mulutnya belum tercuci
lalu sepasang angsa menangisi sebagian
sayap yang tertinggal
Sebuah jaring mengurung kau+aku. kami
tertangkap
dikurung dalam kandang singa.kiranya
telah mati
tapi maut mengundang para penebar jaring
memungut catatan kami
Di kebun ini, kesunyian seperti anak
kecil bermain ayunan
di ranting pohon. dia terjatuh, lutut
berdarah,
memanggil nama kami. lalu keluar pawang
berikan susu singa
nanti sang anak akan berjalan melihat
wajah kami di tiap kandang
Bekasi,12-01-2016