Dedy Tri Riyadi, Rusa
Rusa
Aku tak pernah tahu --
apakah dia bahagia
ketika pintu di lambung
perahu dibuka.
Seperti dari Mesir, ada
yang
dipanggil untuk
memanggul
sebatang dosa.
Aku bisa juga menduga --
dia berpura-pura.
Seperti dulu di Mara,
orang terpaksa minum
air pahit dari telaga.
Menuruni Ararat, dia
menangis.
Merasa banjir belum
berakhir.
Sewaktu merpati membawa
setangkai daun zaitun,
dia merasa begitu getun.
Barangkali, dia ingin
berlari
mengitari padang. Atau
berbaring
di samping batang
tarbantin.
Barangkali dia memang
ingin
berpaling dari kemah Si
Tua
itu dan tak lagi menoleh
jejak tangis yang mulai
kering.
Barangkaliinitak lain
karena dia hanya
seekor rusa.
2015