Jumat, 29 Juli 2016

Dedy Tri Riyadi, Rusa Rusa



Dedy Tri Riyadi, Rusa
Rusa
Aku tak pernah tahu --
apakah dia bahagia
ketika pintu di lambung
perahu dibuka.
Seperti dari Mesir, ada yang
dipanggil untuk memanggul
sebatang dosa.
Aku bisa juga menduga --
dia berpura-pura.
Seperti dulu di Mara,
orang terpaksa minum
air pahit dari telaga.
Menuruni Ararat, dia menangis.
Merasa banjir belum berakhir.
Sewaktu merpati membawa
setangkai daun zaitun,
dia merasa begitu getun.
Barangkali, dia ingin berlari
mengitari padang. Atau berbaring
di samping batang tarbantin.
Barangkali dia memang ingin
berpaling dari kemah Si Tua
itu dan tak lagi menoleh
jejak tangis yang mulai kering.
Barangkaliinitak lain
karena dia hanya
seekor rusa.
2015