Selasa, 19 Juli 2016

Ada kehidupan yang mengesankan di belahan jiwa lain


Tema yang diangkat penyair seperti juga penyair lain, yakni masalah manusia dan manusia yang masih saja menjadikan masalah tetap aktual. Namun demikian penyair mengetengahkan masalahnya dengan sangat manusiawi dan patut mendapat renungan untuk kita semua agar menjadi bijaksana dan rendah diri. Dari perjalanan pencairian itu ia mendapatkan sesuatu yang sangat berharga yakni pengalaman bathinnya yang ditorehkan dalam puisi.

Puisi adalah rekaman jiwa, rekaman yang dimainkan oleh hati dan jari-jari tangan. Kadang begitu luas membentang, terkadang begitu menfokus menusuk sasaran. Jejak yang menjadi untaian pustaka jiwa pujangga. Getaran hati berasal dari gundah, gelisah, yang terkadang meronta dan menghentak dada. Namun demikian hati penyair padai meredam jiwa naum tak terpisahkan dengan pena-nya.

Demikian seorang penyair pun menjadi dirinya seperti kebanyakan manusia lain yang memiliki cita rasa dalam mengarungi kehidupan. Ia menuangkan nya dalam untaian puisi-puisi yang dapat dinikmati pembaca dimanapun berada . ia tidak saja menyuguhkan pengalaman bathin yang dituangkan dalam puisi tetapi juga sentuhan- sentuhan kesan yang berarti bagi pembaca utuk menjelajah bumi (perasaan) bahwa ada kehidupan yang mengesankan di belahan jiwa lain.

Adalah Dorothea Rosa Herliany yang membiri lebih awal pembaca untuk diajak ke sisi jiwa lain. Puisi yang menuntut pemahaman yang perlu olah pikir untuk dapat diapresiasi dengan baik. Selanjutnya ia (puisi) akan masuk dalam diri kita sebagai pemahaman pengalaman bathin lain yang dirasakan pembaca. Berikut Puisinya :
Dorothea Rosa Herliany
Metamorfose Kekosongan
seperti inilah, aku letakkan ranjang dalam dadamu.
kujadikan ronggarongga sempit itu kamarcintaku.
suatu hari nanti, akan berjejal lagulagu dan tangisan.
rintihan kecil dan jeritan tibatiba. dan kaukirim aku
ke tanahasing: dengan dentum dan suaraangin dari
nafasmu.
seperti inilah, aku letakkan tempat sampah dalam
otakmu. kujadikan gumpalan zat itu suduttakberguna.
suatu hari nanti, akan berjejal entahapa. telah sesak
ruang sempit itu oleh rencanarencana dan bencana.
tadi, kita telah berkhianat dengan cinta. kau ledakkan
aku dengan zakarmu. kuletakkan ulatulat di sana.
sampai
saatnya nanti, siap memangkas daunhatimu.
seperti inilah kita: merenda kemungkinankemungkinan.
suatu hari nanti -dalam otakmu, dalam dadamu,
dalam perutmu- kutanami bangkaibangkaiulat. suatu
hari nanti, akan kaupanen kupukupu.
1993