Senin, 06 Mei 2019

Puisi-puisi Sami’an Adib dalam ACP

15.Sami’an Adib

Pewaris Celurit Emas

akhirnya kutemukan juga
setelah ribuan era ditempa
dalam sumber api utama
matahari semesta jiwa

berbekal setangkup doa
kupungut sepenuh cinta
celurit emas bersepuh purnama
mahadaya pengawal kelana

akan kusimpan di kedalaman palung paling rahasia
agar terhindar dari jamahan tangan penebar malapetaka
yang kerap menyalahgunakan pusaka demi kuasa semata

akhirnya kumiliki juga
celurit emas pusaka madura
tatahan empu yang bijaksana
:Zawawi Imron sang pujangga

dengan mahar sekuntum cinta
kupasrahkan segenap jiwa
demi menjaga warisan budaya
kearifan lokal yang kian langka

Jember, 2019



Sami’an Adib

Bermain Tebak-tebakan :gus mus
di halaman panjang
lebih tepatnya tanah lapang
kami duduk bertukar pandang
beradu kelakar dan tawa riang

entah dari mana engkau datang tiba-tiba
serupa bayangan menggalang sejumlah tanya
tentang hal yang tak terjabarkan oleh aplikasi apa pun
tentang mereka yang tak terdeteksi oleh intelijen mana pun
tentang peristiwa yang tak terungkap lewat rekayasa apa pun

Jangan tanya apa
Jangan tanya siapa
Jangan tanya mengapa
Tebak saja
demikian parau suaramu bergema

tapi bagaimana aku bisa menebak dengan jitu
ketika setiap hari silih berganti ragam isu
ujaran kebencian masuk tanpa ketuk pintu
menggiring keteguhan hati ke tubir ragu

bila kutebak tanpa olah penalaran
nanti dikira aku pemuda serampangan
yang tidak punya visi dan mimpi masa depan

baiklah, Gus! Kutebak saja
di balik fakta disharmoni bangsa
ada ribuan dusta di antara kita:
anak bangsa yang terpapar virus adu domba
dan menularkan delik pelik prahara

maaf, Gus! Aku hanya menerka
di antara sekian reka perkara
ada rentetan fiksi sepernovela
meja peradilan menjadi panggung pementasan drama
tragikomedi yang membuat penonton terkesima
larut dalam pusaran tangis dan tawa
umpatan dan pujian tertuju pada sang sutradara
yang ternyata iblis berwujud malaikat penjaga syurga
Gila!
Jember, 2019




Sami’an Adib, lahir di Bangkalan tanggal 15 Agustus 1971. Lulus Strata I pada jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri Jember (Unej).  Prestasi kepenulisan antara lain: pernah memenangkan Juara III lomba mengarang cerpen yang diadakan BEM Fakultas Sastra Unej, Juara I Lomba Cipta puisi Gus Dur yang diselenggarakan Pelataran Sastra Kaliwungu (2016), Puisi Pilihihan II Poetry Prairie Literature Journal#5 (2017). Puisi-puisinya terpublikasikan di beberapa media cetak dan on line. Antologi puisi bersama antara lain: Requiem Tiada Henti (Dema IAIN Purwokerto, 2017),  Negeri Awan (DNP 7, 2017),  Lumbung Puisi V: Rasa Sejati (2017), PMK 6 (2017), Lebih Baik Putih Tulang daripada Putih Mata (2017), Baju Baru untuk Puisi dan Hal-hal yang Belum Kita Mengerti (Bebuku Pubisher, 2017),  Menderas Sampai Siak (2017), Timur Jawa: Balada Tanah Takat (2017), Hikayat Secangkir Robusta (Krakatau Awards 2017), Perjalanan Sunyi (Jurnal Poetry Prairie 2017), Sedekah Puisi (Penebar Media Pustaka, 2018),  Negeri Bahari (DNP 8, 2018), Menjemput Rindu di Taman Maluku (Bengkel Sastra, 2018), Lumbung Puisi VI: Indonesia Lucu (Penebar Media Pustaka, 2018), Kepada Toean Dekker (Dikbud Lebak, 2018), Satrio Piningit (Penebar Media Pustaka, 2018), Sepanjang Siring Laut (Dikbud dan Pariwisata Kotabaru, 2018), Bulan-bulan dalam Sajak(Temalitera, 2019), Mbelekethek (Penebar Media Pustaka, 2019), Gus Punk (Pelataran Sastra Kaliwungu, 2019), Seribu Sisi Dini (Bengkel Sastra, 2019), Risalah Api (Ziarah Kesenian, 2019), dan lain-lain. Aktivitas sekarang sebagai tenaga pendidik di sebuah Madrasah di Jember.