13.Heru Mugiarso
Arsitektur Hujan Bulan Juni
Percakapan dengan Afrizal Malna
mempertemukan kami dengan hujan bulan Juni
Kami membangun banyak Sapardi dalam diksidiksi puisi
Lalu dengan tabah disimpannya rintik itu agar tidak ada jendela
Bagi tubuhtubuh kami yang terbuka
Sapardi dengan topi petnya terus membangun dukaMu abadi
Sambil sesekali bertanya : Tuan, Tuhan bukan?
Sebelum Afrizal keburu akhirnya membangunkan aku dari mimpi
Tentang para perempuan yang berpantalon dan berdasi
Sementara aku terpaksa menikahkan Sarwono dan Pingkan
Dalam arsitektur perkawinan yang dibangun dari katakata yang tak pernah
Diucapkan api kepada kayu yang menjadikannya abu.
2019
Heru Mugiarso
Aku Ingin
Aku ingin
Menjadi seperti Amir Hamzah
Bernyanyi dalam sunyi lariklarik puisi
Dan di ujung kehidupannya
Berkubang darah korban revolusi
Aku ingin
Menjadi seperti Chairil Anwar
Mau hidup seribu tahun lagi
Pacaran dengan banyak perempuan
Namun pada akhir hidupnya
Terkena tifus dan penyakit kelamin
Aku ingin
Menjadi seperti WS Rendra
Berwajah ganteng jadi pujaan banyak wanita
Yang mengagumi sajaksajaknya
Dan diakhir hidupnya
Tetap istiqomah berkarya
Aku ingin menjadi seperti Hartoyo Andangjaya
Lugu dan bersahaja
Sangat mencintai dan dihormati murid-muridnya
Menutup usianya
Dalam kehidupan sederhana
Aku ingin menjadi seperti Soebagio Sastrowardojo
Penyair filsuf dan pemikir keren
Dan diujung tarikan nafasnya
Mewariskan Dian Sastro cucunya yang begitu jelita
Dan selalu mempertanyakan Ada apa dengan Cinta?
Aku ingin menjadi anak cucu pujangga
Walau tak bertalian darah dengan mereka
Setidaknya dari mereka aku bisa mencontek
Kesetiaan berpuisi
Walaupum pada kenyataannya
Di akhir hidup tidak selalu sukses
Karena bukankah Noorca Marendra Massardi pernah bilang:
“Banyak orang sukses setelah jadi penyair
Tapi sedikit penyair sukses setelah jadi orang”.
2019
Heru Mugiarso, lahir di Purwodadi Grobogan, 2 Juni 1961. Menulis puisi sejak masih duduk di bangku SMP. Karya-karya berupa puisi, esai dan cerpen serta artikel di muat di berbagai media lokal dan nasional. Sekitar hampir tujuh puluhan judul buku memuat karya-karyanya.Penghargaan yang diperoleh adalah Komunitas Sastra Indonesia Award 2003 sebagai penyair terbaik tahun 2003 Namanya tercantum dalam buku Apa dan Siapa Penyair Indonesia (2017.) Pegiat gerakan sekaligus inisiator Puisi Menolak Korupsi ( 2013 - ). Membacakan karyanya di berbagai kota seperti : Tanjung Pinang, Jakarta, Bandung, Jogyakarta, ,Malang, Tegal, Banyuwangi, Kupang. Aktif sebagai nara sumber acara sastra pada program Bianglala sastra Semarang TV. Juga, Pembina Komunitas Lentera Sastra mahasiswa jurusan Bimbingan Konseling Unnes.
Arsitektur Hujan Bulan Juni
Percakapan dengan Afrizal Malna
mempertemukan kami dengan hujan bulan Juni
Kami membangun banyak Sapardi dalam diksidiksi puisi
Lalu dengan tabah disimpannya rintik itu agar tidak ada jendela
Bagi tubuhtubuh kami yang terbuka
Sapardi dengan topi petnya terus membangun dukaMu abadi
Sambil sesekali bertanya : Tuan, Tuhan bukan?
Sebelum Afrizal keburu akhirnya membangunkan aku dari mimpi
Tentang para perempuan yang berpantalon dan berdasi
Sementara aku terpaksa menikahkan Sarwono dan Pingkan
Dalam arsitektur perkawinan yang dibangun dari katakata yang tak pernah
Diucapkan api kepada kayu yang menjadikannya abu.
2019
Heru Mugiarso
Aku Ingin
Aku ingin
Menjadi seperti Amir Hamzah
Bernyanyi dalam sunyi lariklarik puisi
Dan di ujung kehidupannya
Berkubang darah korban revolusi
Aku ingin
Menjadi seperti Chairil Anwar
Mau hidup seribu tahun lagi
Pacaran dengan banyak perempuan
Namun pada akhir hidupnya
Terkena tifus dan penyakit kelamin
Aku ingin
Menjadi seperti WS Rendra
Berwajah ganteng jadi pujaan banyak wanita
Yang mengagumi sajaksajaknya
Dan diakhir hidupnya
Tetap istiqomah berkarya
Aku ingin menjadi seperti Hartoyo Andangjaya
Lugu dan bersahaja
Sangat mencintai dan dihormati murid-muridnya
Menutup usianya
Dalam kehidupan sederhana
Aku ingin menjadi seperti Soebagio Sastrowardojo
Penyair filsuf dan pemikir keren
Dan diujung tarikan nafasnya
Mewariskan Dian Sastro cucunya yang begitu jelita
Dan selalu mempertanyakan Ada apa dengan Cinta?
Aku ingin menjadi anak cucu pujangga
Walau tak bertalian darah dengan mereka
Setidaknya dari mereka aku bisa mencontek
Kesetiaan berpuisi
Walaupum pada kenyataannya
Di akhir hidup tidak selalu sukses
Karena bukankah Noorca Marendra Massardi pernah bilang:
“Banyak orang sukses setelah jadi penyair
Tapi sedikit penyair sukses setelah jadi orang”.
2019
Heru Mugiarso, lahir di Purwodadi Grobogan, 2 Juni 1961. Menulis puisi sejak masih duduk di bangku SMP. Karya-karya berupa puisi, esai dan cerpen serta artikel di muat di berbagai media lokal dan nasional. Sekitar hampir tujuh puluhan judul buku memuat karya-karyanya.Penghargaan yang diperoleh adalah Komunitas Sastra Indonesia Award 2003 sebagai penyair terbaik tahun 2003 Namanya tercantum dalam buku Apa dan Siapa Penyair Indonesia (2017.) Pegiat gerakan sekaligus inisiator Puisi Menolak Korupsi ( 2013 - ). Membacakan karyanya di berbagai kota seperti : Tanjung Pinang, Jakarta, Bandung, Jogyakarta, ,Malang, Tegal, Banyuwangi, Kupang. Aktif sebagai nara sumber acara sastra pada program Bianglala sastra Semarang TV. Juga, Pembina Komunitas Lentera Sastra mahasiswa jurusan Bimbingan Konseling Unnes.