Yemi alfiani
Negeri Para Pendongeng
Telah dikisahkan
dahulu
Kala aku masih dalam
buaian ibu
Tentang saktinya
negeri pertiwi
Menjadi buah bibir
banyak orang
Apabila ditancapkan
kayu di tanah
Maka akan tumbuh
Apabila dibasahi
rintik-rintik hujan
Akan subur tanaman
Tatkala terik
mentari menyerang
Tetap ditemukan rasa
nyaman bersandar di bawah pohon menjulang
Kini, negeriku
terlelap pulas
Telah terlena dengan
dongeng-dongeng
Dalam buaian
Mimpi-mimpi hanya omongan
Jagad pertiwi terasa
hanya persinggahan
Tidak ada lagi damai
Tanah sudah
berlumpur api
Rintik hujan bisa
menjadi bencana
Terik mentari terasa
membakar
Seiring waktu
saktinya pun memudar
Seiring waktu tanah
surga yang dulu dipuja, lambat laun menjelma neraka.
KRC,
April 2018
Yemi Alfiani
Syurga yang Membuat Sengsara
Konon, segumpal
tanah dari syurga
Telah dicampak ke
bumi
Segumpal itu menjadi
negeri
Negeri yang asri
Sejuk dan menghijau
alamnya
Teramat indah
pantainya
Menjulang kokoh gunung-gunungnya
Membuat mata
memandang tanpa henti bersyukur
Keindahannya pula
Menjadi awal
sengsara
Berdatanganlah
penghuni asing
Untuk melihat
indahnya negeri lintasan khatulistiwa
Lama waktu berlalu
Kini.
Aku lapar, aku tidak
bisa makan nasi ataupun ubi
Aku haus, aku tidak
bisa minum air bersih
Aku ingin melihat
langit yang membiru
Aku ingin berlari di
bibir pantai
Tapi aku tidak bisa
Gunung-gunung sampah
telah menjamur
Air bersih sangat
langka
Ketika mengadah
menggumpal awan hitam
Limbah pabrik ikut
serta memberi warna
Yang katanya tanah
syurga telah tiada
Telah lenyap bersama
guliran waktu
KRC,
April 2018
Yemi Alfiani ,
lahir di Koto Rendah, 15 Juni 1993. Kerinci Profinsi Jambi. Tinggal di Kab.
Kerinci.