Rahmat Akbar
Di Negeri Seribu
Wajah
Bila kau ingin
melihat Negeri seribu wajah
Tidak perlu harus
jalan-jalan ke luar Negeri
Sebab kau tidak akan
melihat tikus dan kadal pemuas diri
Di Negeri seribu
wajah orangnya lucu berpakaian rapi
Mereka duduk di
kursi dan malam-malamnya terus mencuri
Bila kau ingin
berjalan di Negeri seribu wajah
Maka kau akan
melihat tikus dan kadal ramai di televisi
Mulutnya manis tapi
berbau terasi
Mereka umbar
senyum-senyum penuh pasti
Padahal, sebenarnya
itu hanya sebuah amunisi
Di Negeri seribu
wajah
Manusia bermata
merah bersuka ria
Demokrasi memang
benar terjadi
Tapi mereka tidak
pernah perduli
Sebab di Negeri
seribu wajah tikus dan kadal hanya mementingkan diri sendiri
Di Negeri seribu
wajah derai air mata berpesta pora
Di kolong jembatan
Di emperan toko
Di diskotik
Di jalan-jalan kota
sampai pelosok desa
Lalu ada seorang
yang tertawa ria: yaitu’
Tikus dan kadal yang
menggambil hak saudaranya sendiri
Di Negeri seribu
wajah
Istana bertrali besi
bagai rumah sendiri
Bebas keluar ke sana
ke mari
Bahkan ada yang bisa
jalan-jalan ke Bali
Makanya tikus dan
kadal hanya senyum
Sebab hukum hanya
dijadikan sebuah ilustrasi
Di Negeri seribu
wajah ada anak-anak Negeri
yang masih setia
berorasi
Berdoa agar tikus
dan kadal yang berpakaian rapi
Menggingat tentang
amanah yang suci
Kotabaru,
Maret 2018
Rahmat Akbar,lahir
di Kotabaru 04 Juli 1993 tepatnya di Kalimantan Selatan. Puisinya, pernah
menggisi media Tribun Bali, Media Kalimantan, puisinya “Hitammu Di Tanahku”
antologi puisi ASKS Ke 13 KALSEL 2016, puisinya di antologi “ Gemuruh1001 Kuda
Padang Sabana, antologi puisi “ Empat Ekor Belatung Bersarang di Ubun-Ubunku,
antologi puisi “Tadarus Puisi Kalsel 2017”, antologi puisi ASKS ke 14 KALSEL
2017, antologi puisi “Puputan Melawan Korupsi” Bali.
Penyair ini
kesehariannya adalah guru Bahasa Indonesia di SMA Garuda Kotabaru dan aktiv
tergabung di komunitas Taman Sastra SMA Garuda Kotabaru.