Najibul Mahbub
Maafkan Kartini
Maafkan Kartini
Sementara ber
ibu-ibu
Berkebaya
bernostalgia
Kami masih
mengerjakan
Soal-soal ujian yang
semakin tak jelas arahnya
Sementara membaca sangatlah
asing
Bagi kami
Sedang menonton
lebih asyik
Mengunggah rasa
Menjadi baper
bukannya pinter
Maafkan kami Kartini
Jika kebaya yang kau
sandingkan
"Dihujat"
dan " dikafirkan"
Oleh sebagian suara
Sedang
"ninja" menjadi "idola"
"Pengkapling
surga"
Suratmu kepada
abandenon kembali
Bertebaran
Memenuhi serambi
grup WhatsApp ku
Suratmu kembali
Mengingat kepada
kearifan
Dalam beragama dan
berbudaya
Karena Eropa
bukanlah menjadi idola
Tapi negeri inilah
Moncer luar biasa
Maafkan kami Kartini
Hari lahirnya
Kugunakan mencuci
baju
Yang telah dipakai
istriku
Menyambut miladmu
Pekalongan, 21 April 2018
Najibul Mahbub, mengikuti beberapa antologi bersama : Antologi 105
Penyair, Semanggi Surabaya, Indonesia dalam Titik 13, Penyair Menolak Korupsi jilid
I, Penyair Menolak Korupsi Jilid II, Menuju Jalan Cahaya, Antologi tentang Gus
Dur, Habituasi Wajah Semesta, Daun Bersayap Awan, Ziarah Batin, Antologi
Puisi 2 Koma 7, Puisi Menolak Korupsi Jilid I, Puisi menolak korupsi jilid 2,
Antologi Wakil Rakyat, Memo Wakil Rakyat, Memo Anti terorisme, Memo Anti
Kekerasan Anak, Memo untuk Presiden, AntologiPuisi Kampungan, Antologi Puisi
“Ayo Goyang”,Antologi Puisi 122 Penyair “Cinta Rindu Damai dan Kematian”, Rasa
Sejati (Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia), Memo Kepala Daerah, Kumpulan Esai
PMK “Bungai Rampai PMK”, Antologi “Madah Merdu Kamadhatu” Magelang 2017,
Antologi puisi religi “Tadarus Puisi” 2017, antologi kita dijajah lagi,
antologimerawat kebhinekaan,dan antologi
jendela Pekalongan.
Penulis juga adalah guru
Bahasa Indonesia dan juga pendiri teater Bayang di MAN 2 Pekalongan merupakan
Pria kelahiran 13 Maret 1981. Ia tinggal di Gubuk kecil di Jalan Nusa
indah 11 Perumahan Taman Seruni Gamer Pekalongan.