Maman Empun
NELAYAN TANPA KAIL
Sudahkah kau rasakan
Hidup sesak di tanah
sempit
Bersama nafas berbau ikan
Dalam tiupan angin laut
yang mengganas
Beratus-ratus tahun
moyangku
Menguliti pasir dan
karang
Dengan perahu yang
terbuat dari airmata
Berlayar ke arah
gelombang yang membunuh
Lalu diam-diam
Ikan-ikan berlari
mengejar sauh
Yang datang dari negeri
asing
Menguntit ombak yang
kusetubuhi
Aku berteriak garang
Mengusir kapal putih
berbendera merah
Namun teriakanku tersapu
badai
Kapal-kapal itu
menghantam perahu
Kini, aku kehilangan kail
dan ikan-ikan
Jika kukembali ke pulau
Kakiku tak kan bisa
terjejak
Karena tanahku telah
terjual pula
Praya, 2018