Miftahur
Rahim
INDONESIA KATANYA LUCU
Inilah Negeri
Indonesia
Yang sepertinya
Kalian juga tau itu semua
Inilah Indonesia kita
Yang katanya menawan
Namun dia menyedihkan
Yang sepertinya
Kalian juga tau itu semua
Inilah Indonesia kita
Yang katanya menawan
Namun dia menyedihkan
Serupa inikah
Indonesia
Mengapa seperti ini kuberkata
Karena sekarang aku sedang diancam oleh fakta
Mengapa seperti ini kuberkata
Karena sekarang aku sedang diancam oleh fakta
Kau sebut aku pecundang
Ketika kau lihat aku sedang bekerja di ladang
Kau sebut aku pecundang
Saat meneteskan keringat hanya untukku makan
Kau tak terima
Rezeki halal yang kudapatkan ini
Lebih berkah ketimbang jutaan proposal yang kau sodorkan
Ketika kau lihat aku sedang bekerja di ladang
Kau sebut aku pecundang
Saat meneteskan keringat hanya untukku makan
Kau tak terima
Rezeki halal yang kudapatkan ini
Lebih berkah ketimbang jutaan proposal yang kau sodorkan
Kau sebut aku tak beradab
Saat kumencari hutang
Untuk pajak-pajak yang rajin kubayarkan
Saat kumencari hutang
Untuk pajak-pajak yang rajin kubayarkan
Kau sebut aku khianat
Saat kubercerita
Soal hukum yang sekarang tak berguna
Ia meringkus kaum-kaum lemah
Namun, menghamba pada konglomerat yang sekarang beranak-pinak
Saat kubercerita
Soal hukum yang sekarang tak berguna
Ia meringkus kaum-kaum lemah
Namun, menghamba pada konglomerat yang sekarang beranak-pinak
Lantas kau akan sebut aku
apa
Jika aku berdiri di sini
Mengucapkan apa yang kudapat
Dari semua kejanggalan di tanah ini
Jika aku berdiri di sini
Mengucapkan apa yang kudapat
Dari semua kejanggalan di tanah ini
Saat perjalanan
Kajen-Sokopuluhan, 31 Maret 2018, di penghujung petang.
Miftahur Rahim (Mast
Oim), seorang penyuka sastra dari Pati. Karya-karyanya pernah mengikuti beberapa
antologi puisi, diantaranya Santri Kajen Tolak Korupsi (2016), Ramadhan (2017)