50.
Wadhie Maharief
Sajak Rindu
kurindu
suara dengkurmu
saat kupeluk
erat dirimu
di pembaringan hangat
suara dengkurmu
saat kupeluk
erat dirimu
di pembaringan hangat
kurindu
desah nafasmu
saat kupeluk
erat
dirimu
dengan cinta sahwat
desah nafasmu
saat kupeluk
erat
dirimu
dengan cinta sahwat
kurindu
bisik lembutmu
saat kupeluk
erat
dirimu
bisik lembutmu
saat kupeluk
erat
dirimu
meski
bau asin keringat
lekat
di lehermu
bau asin keringat
lekat
di lehermu
kesat....
---- Yogya 29 Maret 2017
Wadhie Maharief,
Sajak Gulang Guling
di kasur empuk
kau tergeletak
telanjang tanpa busana
padahal
tubuhmu tak lagi
molek
tak lagi mulus
bahkan
kendur dan keriput
tak lagi kencang berisi
seperti dulu
ketika masih tubuhmu
kau tergeletak
telanjang tanpa busana
padahal
tubuhmu tak lagi
molek
tak lagi mulus
bahkan
kendur dan keriput
tak lagi kencang berisi
seperti dulu
ketika masih tubuhmu
sintal
padat dan nyaman
dan tiap malam
padat dan nyaman
dan tiap malam
dalam pelukan
menggairahkan
walau begitu
bau apek dan dingin
sepi dan kantuk
memaksaku
untuk tetap memelukmu
wahai.....
gulingku......!
menggairahkan
walau begitu
bau apek dan dingin
sepi dan kantuk
memaksaku
untuk tetap memelukmu
wahai.....
gulingku......!
--- Yogya 29 Maret 2017
Wadhie Maharief,
Di Kasur Empuk
di
kasur empuk
kau tergeletak
telanjang tanpa busana
padahal
tubuhmu tak lagi
molek
tak lagi mulus
bahkan
kendur dan keriput
tak lagi kencang berisi
seperti dulu
walau begitu
bau apek
dan dinginmu
sepi dan kantuk
memaksaku
untuk tetap memelukmu
wahai.....
gulingku......!
kau tergeletak
telanjang tanpa busana
padahal
tubuhmu tak lagi
molek
tak lagi mulus
bahkan
kendur dan keriput
tak lagi kencang berisi
seperti dulu
walau begitu
bau apek
dan dinginmu
sepi dan kantuk
memaksaku
untuk tetap memelukmu
wahai.....
gulingku......!
Wadhie Maharief, lahir di
Prabumulih Sumatera Selatan 13 Maret 1955, puisi, esai, dan cerpennya banyak
dimuat di media regional dan nasiopnal, turut dalam beberapa antologi bersama
nasional.
51.
Wardjito Soeharso
Seksologi Kelamin
Seks itu penanda bedaLaki2 atau perempuan
Pria atau wanita
Sebutannya juga beda
Mbah Kung atau Mbah Ti
Bapak atau Ibu
Thole atau Genduk
Kuncung atau Bawuk
Seks itu nama kelamin
Lingga atau yoni, nama lokalnya
Penis atau vagina, nama globalnya
Sudah ditakdirkan jadi pasangan
Maka yang satu pasti mencari yang lain
Bila menyatu, keduanya menjaga kehidupan
Bila terpisah, tentu muncul masalah
Mereka akan saling rindu, saling memimpikan
Pada puncaknya jemari tangan yang pasti bermain
Meremas dan menggelitik
Mencari kepuasannya sendiri
Begitulah ketika seks hanya dimaknai kelamin
Dilihat sekedar berfungsi rekreasi
Dipakai mencari nikmat sesaat
Seperti magma di bawah gunung api
Yang selalu mampu muntahkan lahar panas
Merusak anak sungai induk hutan
Menghangus arangkan segala kehidupan
Hingga garis hubung asal muasal sulit dikenali lagi
Maka menyatulah lingga dan yoni
Merapatlah penis dan vagina
Hanya di bawah naungan janji suci
Jalankan tugas dalam wadah prokreasi
Menjadi panutan sejati
Terus menjaga kehidupan tetap lestari
14.01.2017 - 21:11
Wardjito Soeharso
Between Sewot and So Wet
ketika kurayu kamukamu begitu sewot
ketika kuelus kamu
kamu begitu so wet
ah, ternyata rayuan
tak penting buat kamu
daripada melulu sewot
so, let's get wet!
21.11.2015
Wardjito Soeharso, Penyair asal Semarang, berbagai karya yang pernah diterbitkan antara lain:
Antologi Puisi Mendung Di Atas Kota Semarang (Indie,1983), Penerbitan Pers di
Indonesia: Dari Undang-Undang Sampai Kode Etik (Aneka Ilmu, Semarang, 1993),
Antologi Puisi Penulismuda (Media E-Solusindo, Semarang, 2007), Yuk, Nulis
Puisi (PNRI, Surabaya, 2008), Yuk, Nulis Artikel (Media E-Solusindo, Semarang,
2009), Phantasy Poetica-Imazonation (pm-publisher, Semarang, 2010), Ide,
Kritik, Kontemplasi (pm-publisher, Semarang, 2010), Puisi Menolak Korupsi Seri
I-II (Antologi Bersama Penyair Indonesia, Forum Sastra Surakarta: 2013-201),
Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia (Antologi Puisi Bersama Penyair Indonesia,
HMGM: 2014), Antologi Bersama Pengantin Langit (BNPT dan Komunitas Sastra Indonesia,
Jakarta: 2014, Puisi: Medium Komunikasi dalam Pembelajaran (Azzagrafika,
Yogya,2015). Dan banyak artikel lepas yang dimuat di berbagai media massa.
52.
Winar Ramelan
Lingga Yoni
aku bukan pendosa
sekali lagi kukatakan, aku bukan pendosa!
merinduimu begitu rupa
si pemilik atma, si pemilik lingga
bukan desah yang tersuguh
luapan birahi merah
melingkarimu dengan derap dan keringat
lalu mengerling sayu penuh kemanjaan
tubuhku bentang alam semesta
tempat bermunajat dan bertamasya
menjadilah relasiku dalam tarian erotis
ritual sakral yang paling ibu
yoniku
linggamu
mendaki dalam tangga tangga spiritual
penuh estetika
haru juga senang dalam temu yang paling gebu
lahirlah padma di telaga kehidupan
2017
Winar Ramelan
Bila ini Tanda Cinta
“Mari kita satukan kelamin-kelamin kita
sebagai tanda cinta”
Disatukan
dengan cara apa?
Apakah
seperti adonan roti?
Ada
lembut tepung
Butiran
kristal manis
Pelicin
mentega
Diaduk-aduk
hingga berbusa
Diuleni
hingga gembur
Dipilin-pilin
hingga melintir
Dipanggang
dalam perapian
Hingga
aroma gosong kelelahan
Bila
ini tanda cinta
Bukan
hanya kelamin yang kita satukan
Tetapi,
menjadilah permadani yang terdampar
Tempat
aku meletakkan tanganku
Kaki,
juga kepalaku yang berisi pikiran
Aku
dalam pangkumu
Kita
sua dalam ciuman semanis karamel tahan lama
Atau
di gurih kuah berkaldu
Di
situ kesepakatan demi kesepakatan terbangun
Andai
di berdiri kita
Hanya
ada semangkok sambal beraroma terasi yang menyengat
Bukankah
itu bumbu penyedap
Untuk
mempertemukan kita pada lidah yang meliuk hangat
2017
Winar
Ramelan
Mencari
Titimangsa
Maukah
kau kujadikan gulai untuk santap malamku
Kuah santan kental akan bercampur dengan liur di mulutku
Sedikit pedas
Sedikit asin
Sedikit manis
Dan seribu gurih
Kuah santan kental akan bercampur dengan liur di mulutku
Sedikit pedas
Sedikit asin
Sedikit manis
Dan seribu gurih
Kucecap,
kusesap rusukmu
Kuseruput sampai tandas
Kuseruput sampai tandas
Bersamamu,
menjadi santapan tanpa lemak
Karena lambaiku adalah nyiur
Pinggangku beting- beting
Tempat kelindan seluruh rasa
Karena lambaiku adalah nyiur
Pinggangku beting- beting
Tempat kelindan seluruh rasa
Maukah
kau kujadikan gulai malam ini
Kuah santan kental yang bercampur liur di mulutku
Kuah santan kental yang bercampur liur di mulutku
2017
Winar Ramelan
Mari Kita Telanjang
Mari kita telanjang
Dan bergumul dengan benar
Tak perlu ada lengkingan-lengkingan yang bisa membuyarkan ketakziman
Dan bergumul dengan benar
Tak perlu ada lengkingan-lengkingan yang bisa membuyarkan ketakziman
2017
Winar Ramelan lahir di
Malang 05 Juni, kini tinggal di Denpasar. Menulis kumpulan puisi tunggal dengan
judul Narasai Sepasang Kaos Kaki. Puisinya pernah di muat harian Denpost, Bali
Post, majalah Wartam, konfrontasi.com, Sayap Kata, Dinding Aksara,
detakpekanbaru.com. Antologi bersama Palagan, Untuk Jantung Perempuan, Melankolia
Surat Kematian, Klungkung Tanah Tua Tanah Cinta, Tifa Nusantara 3, Puisi Kopi
Penyair Dunia, Pengantin Langit
3.
53.
Zaeni Boli
Persetubuhan kita
Jika
surga
Bidadari
telanjang
Buah
buah menghampiri diriku
Aku
tetap merindukan
Persetubuhan
kita
2017
Zaeni Boli
Inner
Kecantikan
lahir dari dalam
Kecerdasan
adalah keseksian lain
Tak
kuingat bentuk bibirmu
Di
kedai tempat aku jatuh cinta padamu
Menggodaku
menuliskan puisi cinta untukmu
2017
Zaeni Boli
Puting Ibu
Apa
yang lebih sutra
Tubuh
tubuh telanjang
Atau
berita di Televisi
Warna
koran warna warni
Puting
Ibu digigit bocah
Yang
tak pernah bisa mengeja Indonesia Raya
2017
Moh Zaini Ratuloli (zaeniboli)
Tempat tgl lahir:
Flores,29-08-1982
Belajar membaca puisi
sejak 1989 ,belajar menulis puisi sejak 2002 biasa menulis dihalaman facebook
,tapi beberapa karyanya juga pernah ikut di Antologi Puisi menolak korupsi
(Jilid 2b dan jilid 4),Memandang Bekasi 2015,Sakarepmu 2015,Capruk Soul jilid
2,Antologi Puisi Klukung 2016 dan Koran
maupun bulletin lokal di Bekasi .sejak 2013 akhir hingga sekarang tergabung
dalam komunitas Sastra Kalimalang(Bekasi) sebagai Inventaris karya.