46.
Syahriannur Khaidir
Malam Gagap
Aku
larut berbenah di sampingmu
Merangkai
bisikan lena
Bintik-bintik
keinginan mendaki pacu
Liukan
tangga tubuhmu memilu
Menapaki
gerbang terbang langit
Cengkeraman
rancu gancu
Mengacak
dengus usus
Ada
pena kesan tertulis
Dibalik
gaun temaram
Selembar
selimut meradang
Keringat
basah memuji desah
Dalam
canda malam bedebah
Tak
ingin membeku kaku menunggu
Sampang,
11/01/17
Syahriannur Khaidir
Tarian Temaram
Lelaki
kecil yang terkapar
Dililitan
jarik kumal
Lalu
seok wanita yang beringsut
Sambil
melirikan senyum lega
Meniti
jejak menjauh
Dibuntalan
handuk setengah dada
Sambil
menenggak kendi kegirangan
Lalu
bercermin lenggokan peragawati
Aku
mengusung tanya
Nyenyakah
tidurmu di awan?
Godaan
gerimis tak usai di kamarmu
Mendekatlah!
Aku
inginkan puting beliung
Melumaskan
keakuan otot beku
Dalam
tarian jemari birahimu
Sampang,
17/01/17
Syahriannur Khaidir
Maumu juga mauku
Sebelum
malam berkeringat lagi
Mendudukan
gigil mengejek desah
Lampu
remang-remang mengintip
Nyamuk
yang coba berbaur tertindih
Suaraku
dan cakaran lembutmu
Mengantar
sipu ranjang meringkik
Sepi
menjadikan pasar malam terbatas
Sisa-sisa
dingin terebus ah oh
Kita
terkapar melintasi taman
Tak
berpenghuni diujung pagi
Sampang,
05/01/17
47.
Syarif hidayatullah
Filsafat Kamar Tidur
Kamar tidur tempat orang sembunyi
Percakapan suami-istri tentang masa depan
Ia bukan tempat berak
Dan kencing di celana
Kamar tidur juga bisa jadi kamar mandi
Ruang makan dan dapur menanak nasi
Tetapi ia lebih sering digunakan menanak benih
Sebab itulah fungsi kamar tidur
Tiba-tiba suatu hari ada orang yang masuk tanpa
permisi ke kamar tidurku
Hanya tumpukan buku dan kertas berserakan
Serta nasehat-nasehat dari pacar
Ia pun keluar tergesa-gesa mencari kamar mandi
Untuk membuang penderitaannya
Bantuil, 5 April 2017
Syarif hidayatullah, penikmat sastra asal Marabahan,
tepian sungai Barito, lahir 20 oktober. Lulusan pond-pest Al-Mujahidin
Marabahan, dan Sekarang sedang di jurusan ekonomi syariah di IAIN Antasari
Banjarmasin. Dan aktif di LPM SUKMA (lembaga
pers mahasiswa suara kritis mahasiswa) LPM AnalisA dan Pondok Huruf Sastra (PHS)
organisasi kampusnya. Dan buku antologi
tunggalnya “estetika dalam sandiwara”
(2013), “Hijrah Ke Rantau” (2016). Tinggal di Banjarmasin .
48.
Thomas Haryanto Soekiran
Saat Tersesat di Pori-pori
dan
memasuki poripori tubuhmu
adalah
pelangi dimalam hari
sangat
gelap tapi sungguh bercahaya
dan
memasuki poripori tubuhmu
adalah
titik pada panas terik
sangat
terang tapi sungguh merangsang
dan
memasuki poripori tubuhmu
kuda
liar berlarian kitari padang
berani
perang setiap yang menghadang
dan
memasuki poripori tubuhmu
sekejab
lupa pada kehidupan
meski
begitu suka mengulangulang
dan
memasuki poripori tubuhmu
hampir
setiap petang datang
mengejar
jiwajiwa telanjang
dan
memasuki poripori tubuhmu
banyak
harapan
hidup
berkelanjutan
padepokan
seni matahariku purworejo 2017
Thomas Haryanto Soekiran
Kejadian
Tengah Malam
seharian
mengolah tanah sampai senja lelah
keringat
jatuh kesemua arah hingga kering
bernafsu
menghidupi imajinasi
lelaki
sering terbutu buru meski banyak waktu
malam
terkapar terperdaya
hanya
lantaran desah gelisah
semua
berubah menjadi pelangi
semua
warna telanjang
bergejolak
menggelinjang
terhenyak
saat tiba dipuncak
malam
berjalan semakin dalam
padepokan
seni matahariku purworejo 2017
Thomas Haryanto Soekiran
Malam
Pertama
malam
pertama
udara
terasa berkeliaran berkelit
melumerkan
beragam imajiner
memanggang
bayangbayang telanjang
malam
pertama
jiwa
saling mengejar
menggelepar
terkapar sejajar
berlarian
kakikaki berpencar
malam
pertama
impian
berabadabad
baru
mampu mengurai abjad
itupun
hanya semalam
malam
pertama
sepanjang
hidup terjadi hanya sekali
tak
boleh terlewati
jangan
biarkan malam tanpa melati
Thomas Haryanto Soekiran, Lahir di
Purbalingga 25 Desember 1961 Banyumas Jateng, seorang seniman tari dan juga
penyair. Mengikuti banyak antologi
bersama baik regional maupun nasional oleh berbagai komunitas sastra baik
daerah maupun nasional sejak tahun 1988. 1984 Padepokan Seni Bagong Kussudiardjo
Yogyakarta, 1988 Sanggar Gelak Suka nya
Agus Melasz Jakarta. Puisinya juga pernah dimuat di media cetak. Saat
ini tinggal di Desa Bandung Kidul Kecamatan
Bayan Kabupaten Purworejo.
49.
Tosa Poetra
Musim Kawin
Bintang
tak begitu ceria
Purnama
pun sedikit sayu
Dingin
kian mencengkam
Katak-katak
menyanyi mengisi sunyi
Telurnya
berceceran di empang
Lagu
pengantin kian lantang
Ahai....
isriku tersenyum
lidahnya
mengintip di sudut bibir
Tak
perlu lagi aku belajar pada katak
Saatnya
tiba aku pun mengukir
Semestinya
sunyi digeser tangis bayi
Ahai...
Malam
semakin dingin
membuat
semakin ingin
Trenggalek
31Maret 2016