1.
Aang A.K
Pertemuan
kau
hanya bertukar kabar denganku tentang kertas
dan
tinta bisu. tapi, semburat yang terbias oleh mata bulanmu
telah
menabuh genderang asmara di sulur-sulur sukma
membuncahkan
gejolak asing. tumbuh ilalang liar
menasbihkan
rindu dalam rasa gamang. kesendirian itu
terancam
sudah
kau
yang melangkah segemulai dayang-dayang hujan
kau
paksa lindap bawah sadarku menjadi diari tentangmu
menerbangkan
angan. nafas tertawan.ladang-ladang kemarau pun
tersiram
sudah.
kau
tebar paku-paku di sepanjang lorong waktu
di
setiap jalan yang kutuju, yang membuatku berhenti
dan
harus mendorong kendara jiwa kembali datang padamu
menambal
sesuatu yang bocor. sambil berbagi
cerita tentang kertas
dan
tinta bisu. bertadarus dalam hidup yang kian samar
yang
kian makar.
Aang A.K
Onani
Setetes
damai
Gagal
meringkuk diam
Di
pojok ruang
Mencabik-cabik
diri sendiri
Mencari-cari
pintu di mana
Aang A.K, sehari-hari beraktivitas sebagai
salah seorang karyawan bank swasta di Jakarta dan juga seorang pemadat jalan di
ibukota negara.
2.
Abu Ma’mur MF
Panduan Bercinta ala Santri
mengulang
percintaan sakral abah yai adam bu nyai hawa menikmati tiap jengkal ladang
menanam bijih berunsur getar dan makna melampaui diksi dan bahasa-bahasa
sebab
percintaan adalah kerjap ilahiyah maka mulailah dengan menghadirkanNya dalam
kepala, dada, menyebar ke tiap pori-pori di sekujur diri. biarkan air suci
mengalir bersama percikan-percikan doa melenyapkan daki jiwa
“bismillahi
allohumma jannibnas syaithona
wa
jannibisyaithona maa rozaqtana“*
bercakap-cakap
dengan bahasa mawar membangkitkan nuansa perlahan dan mengilaukan mestika, lalu
segala yang melekat di badan disingkapkan hingga tiada aral
bersenyawa
dalam satu selimut adalah sejenis kemuliaan pembeda antara manusia dengan
binatang yang tak kenal susunan benang apalagi rajutan peradaban
gemetar
gerak sakral berpendaran, segalanya menyatu dalam puncak rasa melampaui kekata
dan definisi kebahagiaan membuncah dalam
ruang dada juga doa-doa cahaya
Brebes,
2017
Abu Ma’mur MF
Seni Bercinta ala Tao
(1)
perihal
utama dalam hidup adalah kehidupan
menjalani
dengan pemahaman menjadi kunci
merawat
kesehatan menjadi jalan keniscayaan
dan
keseimbangan memancarkan keselarasan
jing (esensi), chi
(energi), shen (spririt) dalam
jagad
mikrokosmos bersinergi menggerakkan
kehidupan
diri, bertaut dengan makrokosmos
(2)
bercinta
bukan melulu menaklukkan lenguh demi lenguh
bercinta
tak sekedar petualangan menuntaskan debur
bercinta
tak pula hanya menyelesaikan lahar di atas kasur
bercinta:
gerak transendental selaraskan energi bumi-langit
dualitas
yin-yang bersenyawa. chi ching* menyebar ke seluruh
atom-atom
tubuh. hormon cinta berpendaran
memancarkan
kesunyian yang mencerahkan
(3)
kenikmatan
dan pencapaian bukan lantaran ukuran
teknik
dan pemahaman yang menyatu adalah penentu
(4)
membersihkan
comberan di kepala dan dada menjadi langkah
pertama.
selanjutnya menumbuhkan bijih api perlahan-lahan.
perlahan-lahan.
meremas kaki dan tangan memicu nyala tungku
terus
merambat ke atas sampai liuk gemulai menghadirkan tanda
(5)
bidadari
bumi menggelinjang sampai ke awan terbaca melalui
lima
tanda: pertama, wajah merona. maka saatnya pria
memainkan
tongkat giok di sekitar area rahasia.
kedua, sepasang gunung
menggelembung, dan bulir-bulir embun
rembes
di sekitar hidung. pria mesti perlahan membenamkan
sesuatu
ke dalam gerbang permata. ketiga, ada kemarau menerpa
bibir
dan tenggorokan, sukar menelan. pria, mainkan ritme dalam
memainkan
batang giok, antara tangguh menyelamkan dan
menarik
sepenuh kelembutan. keempat, ada air dan kilap
di
gerbang permata. inilah saatnya menuju puncak nirwana.
mainkan.
mainkan. ciptakan orkestrasi paling menghanyutkan.
kelima,
gerbang
permata menjadi rawa-rawa. ritual paling
spiritual
telah purna. sudah waktunya batang giok diambil
dan
diletakkan dalam peti seperti semula.
Ketanggungan,
2017
ABU MA'MUR MF, seorang
petani puisi dan pecandu kopi serta buku. Lahir di Tegal dan bermukim di
Brebes. Puisi-puisi dan tulisannya tersebar di Horison, Suara Merdeka, Wawasan, Muslimah, Sabili, Perkawinan dan
Keluarga, Kabar Pesisir, dsb. Sejumlah puisinya juga termuat dalam Bunga
Rampai di antaranya: Persetubuhan
Kata-kata (Taman Budaya Jawa Tengah, 2009), Ngranggeh Katuranggan (Yayasan Pustaka, 2009), Munajat Sesayat Doa (FLP Riau,
2011), Antologi Puisi 107 Penyair
Indonesia dan Malaysia (Lesbumi, 2012), Balada Asu (Yayasan Pustaka, 2012), Dialog Taneyan Lanjang (Majlis Sastra Madura, 2013), Ganti Lakon Sintren Dadi Ratu (Kampung
Seni Kota Tegal, 2014), Puisi Menolak
Korupsi Jilid 4: Ensiklopegila Koruptor (Forum Sastra Surakarta, 2015), Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia Jilid III
(Sibuku Media, Yogyakarta, 2015), Memo
Anti Terorisme (Forum Sastra Surakarta, 2016), Pasie Karam (Antologi Puisi Temu Penyair Nusantara pada Pekan
Kebudayaan Aceh 2016) Lumbung Puisi
Sastrawan Indonesia Jilid IV (Sibuku Media, Yogyakarta, 2016), Yogya dalam Nafasku (Antologi Puisi
pada Seminar Internasional Sastra Antarbangsa, Balai Bahasa DIY, 2016), Kumpulan Puisi Kopi 1.550 MDPL (The Gayo Institute, Aceh,
2016) Antologi Puisi dari Negeri Poci
7 (Kosa Kata Kita, Jakarta, 2017).Pernah meraih juara 1 lomba baca puisi
tingkat provinsi (2008) dan juara 1 lomba cipta puisi tingkat nasional (2016).
Kini aktif di Dewan Kesenian Kabupaten Brebes.
3.
Ade Sri Hayati
Aku Rindu Pekat malam
aku
rindu pekat malam yang ramai,
rindu
sekali sayang,
bahkan
keluhmu adalah keluh yang bisa aku sentuh dari jarak ribuat meter.
namun
sayang,
kini
tuhan memisahkan pola mu dengan pikirmu. kekatamu masih ingat pada persis jam
satu malam telah lelap
"jangan
pernah menunggu hujan"
aku
pun menggaruk kepala dengan teriak ku dalam jiwa "
tidak,
aku
hanya cukup menunggu embun yang akan menetes dalam pagi,
dan
akan keluar dengan bercumbu padanya".
Ade Sri Hayati, S.Pd. kelahiran 17 November 1994. alamat Juntikebon gang sukun
rt/07/r01 kecamatan Juntinyuat, kabupaten Indramayu. kini tercatat sebagai
salah satu mahasiswa pascasarjana Unswagati Cirebon
4.
Andi Surya
Aku Secarik Kertas Putih
seorang gadis yang pernah khilaf di pergaulan bebas
Aku
secarik kertas putih
masih
bersih
belum
ada sedih
pun
juga kasih
Lalu
aku kenal pena
tegak
gagah rupanya
elok
mempesona
aku
jadi jatuh cinta
Ini
kisahku bersama sang pena
kita
saling mendukung
mengukir
kisah
menulis
cerita bersama
dia
goreskan tinta padaku
meski
sakit namun ini tak pahit
terasa
tertekan namun selalu kutahan
biarkan
semua ini terjadi
karena
aku sudah jatuh cinta
lalu
pena menggoresku keras
amat
keras
sakit
tiada ampun
bukan
kepalang
melayang-layang
aku
robek seketika
Kini
aku secarik kertas putih yang bolong
Pena
enggan setia
aku
kini terlengkuk kasar
seperti
bola
terlempar,
terhempas ke pembuangan
terabaikan
oleh pena
aku
jadi secarik kertas lusuh yang terbuang
aku
hanya sempat khilaf
terbuai
nikmat goresan pena
ternyata
dusta
hanya
sementara
sekarang
aku anggap aku ini secarik kertas yang telah hina
Kereta
Jayabaya, Jakarta - Surabaya. 28012017
Andi Surya
Gini ini Gitu itu
ini
yang belum tahu untuk itu
hampir
salah jadi gini (perut membesar)
hampir
juga dibuat gitu
ngawur
asal siap mabur
ini
udah siap-siap sendiri
padahal
buat jadi gitu
bukan
asal gini
bukan
aahh
tapi
sah
baru
bisa gini gitu
kalau
belum
jangan
gegabah
beginian
tidak asal digituin
Blitar, 20
Maret 2017
Andi Surya , aslinya Gregorius Andi penyair
kelahiran Blitar 10 Januari 1998, aktif menulis puisi dan tinggal di Ciomas
Bogor.