30.
Ni Made Rai Sri Artini
Laut Tak Bernama
Di laut tak bernama
Kita sesap segala rasa tanpa kata-kata
Hanya desah ruah
Di ranjang puisi-puisi lahir menggelinjang
Daftar mimpi yang kau tulis di bantal
Menunggu untuk dilunasi
Dalam temaram lampu, kita satu
Menyatukan mozaik mimpi dan ampas-ampas lelah menjadi
nyala
Di laut tak bernama kita menjelma buih dan bara
bergantian
Berenang ke segala warna
Harum nafas dari lubang hidung mengusir pengap dada
pengembara yang lincah lirih menari di lingkar puting
Di perbukitan, tebing dan lembah juga di gua yang
bersembunyi
Dalam rimbun pepohonan
Di laut tak bernama
Kita menjelma sepasang sayap
Terbang ke setiap ruang bergetar dalam rimbun nikmat
Gua garbha telah menemukan penghuninya
Aroma narwastu telah menuntun kita
Ke arah cahaya yang paling terang
(Tegaljaya, 27 Maret 2017)
Ni Made
Rai Sri Artini
Puasa
Setelah setahun berpuasa,
Malam itu di bawah temaram lampu kau datang
Kata-kata mati
Pikiranmu pikiranku berloncatan diantara nafas yang
memburu
Detak jam makin larut
Bibir kita menyatu dalam kulum yang lapar
Tanda jeda kau ciptakan lewat sentuhan
Cukup lama kau berpuasa
Namun kau tak lupa cara berkelana
Juga cara menciptakan lengkingan dan tarian liar
Menuntaskan dahaga setelah setahun tak mencecap
Belantara keramat
Apa yang kita damba sekarang ?
Telah kita daki bersama gunung puisi yang tak
terbahasakan
Di bawah temaram lampu
Huruf-huruf bisu dihanyutkan asin keringat
Desahan panjang pecah menjadi serpihan tawa
Di bawah temaram lampu
Kita berbuka puasa bersama
(Tegaljaya, 28 Maret 2017)
Ni Made Rai Sri Artini , lahir di Denpasar Bali, 17
Nofember 1978, mengikuti berbagai antologi bersama nasional, perempuan penyair ini tinggal di Dalung
Kec.Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali.
31.
Novia Rika
Cinta yang Terbagi di Ranjang
bayi-bayi lahir menyemak dari rahim
lalu tumbuh dan merindu dekap erat
di relung dada ibunya yang hangat
malam-malam terlewati bagai panah
dua puluh empat purnama meliuk lincah
pada cinta yang terbagi-bagi di ranjang
anak-anak tumbuh pesat
dari setimang lengan hingga sedekap dada
dan garis-garis batas di ranjang kian
tersingkir
ibu mendekap anak di atas dadanya yang
hangat
dan setiap malam sang ayah gelisah
menunggu isapan susu mengering diam
mata anak dan ibunya terpejam di bawah
bulan
ayah mencari-cari celah
sisa kehangatan di dada ibu
yang telah terjamah dan terbagi-bagi
malam ini purnama mekar sempurna
dan keringat di leher ibu bagai kalung
mutiara
menetes di dada ayah yang merindu
ibu jadi kekasihnya lagi
dan ia berbisik,
"tunjukkan cintamu sayang"
Akasia, 14 Maret 2017
Novia Rika, mengikuti berbagai antologi bersama
nasional , perempuan penyair kelahiran Jakarta dan tinggal di Jakarta.
32.
Nunung Noor El Niel
Goyang Dangdut
coba
kau ingat-ingat irama dangdut itu
meliukkan
setiap lekuk pinggulku
kedua
ujung jari telunjuk kita pun menggelitik udara
menggelinjangkan
suasana pada setiap langkah
melewati
dunia yang nyata untuk tidak selalu terjaga
membuat
hidup menjadi lebih sederhana
tabuhkan
gendang, tiupkan seruling
dalam
setiap hentakan dan ayunkan badan
biarkan
pinggang malam dirangkul kelam
masih
banyak impian untuk dicumbu
sebelum
bulan kesiangan
menjadi
pungguk di hari memabukkan
jika
kau memang seorang pejantan
bukan
sebagai pecundang
Denpasar
Maret 2017
Nunung Noor El Niel
Telur dan Ayam
sebutir
telur telah kau tegakkan di atas meja
dengan
warna pelangi yang kau curi dari
impian
kanak-kanak yang sedang bernyanyi
di
antara api unggun yang menghangatkan doa
kau
pun mendengar ayam berkokok tiga kali,
mencoba
menyangkal matahari yang membuka
kubur
di kedua telapak tanganmu yang terbuka,
sehingga
seekor merpati berputar di atas kepala
dan
kau pun tak juga percaya setelah
kau
memungut seluruh riba
dari
keyakinan yang kau sangsikan
kemudian
menggantung di pohon ara
kini
kau pun menjadi seorang murid yang terus
menuliskan
aksara-aksara puisi tentang
sebutir
telur yang telah kau tegakkan di atas meja
dengan
sebuah pertengkaran yang tak selesai
:"mana
lebih dulu, telur atau ayam?"
Denpasar
Maret 2017
Nunung Noor El Niel
Perempuan Penyambal
marilah
makan siang bersamaku
akan
kubuatkan sambal
dari
setiap goyangan pinggulku
kau
akan dapat merasakan
betapa
seksinya rasa pedasku
hingga
dapat mengulek perasaanmu
aku
dapat menambahkan sedikit terasi
sebagai
penyedapnya
jika
kau memang tak cukup alergi
mungkin
juga aku menambahkan jeruk limau
agar
kau dapat merasakan asam dan segarnya
dengan
sambal buatanku, lidahmu
akan
terlipat-lipat oleh hasrat
untuk
mencicipi setiap ulekan sambalku
mungkin
kau akan terpejam atau terbeliak
menahan
setiap kepedasan
pada
rongga mulutmu hingga tak ada
sepatah
katamu pun yang terucap
sebab
sambalku tak beraksara tapi bermakna
untuk
makan siangmu yang mungkin selalu
tertunda
dan sia-sia
Denpasar
Maret 2017
Nunung Noor El Niel, lahir : Jakarta , 26
September
Pekerjaan :
Ticketing, Buku Puisi :
Solitude (2012) , Perempuan
Gerhana (2013), KISAS (2014), Perempuan dari Tujuh Musim (2016) , Antologi
Puisi : Pinangan th 2012-2013,
Metamorfosis, Cemara Cinta, Habis Gelap
terbitlah Sajak ,“Kidung Rindu Pelangi
Sukma”, Antologi Indopos :Bersepeda ke Bulan 2013 &“NUN”2014 , Nyanyian
Para Pencinta 2015, antologi MAKTA (memo anti kekerasan terhadap anak)&MAT
Puisi Menolak Korupsi 2016, Sakarepmu 2016, Antologi Palagan Sastra 2016 ,
Antologi”Puisi . Penyair Kopi Dunia”
2016.
33.
Nur Komar
Jatuh
Cinta
Ma, aku sedang jatuh cinta
benak dipenuhi sesosok gadis jelita
Mungkin dia sederhana
namun membuatku terpesona
Gadis itu bagai kuda Sumbawa
liar, binal, bagiku sangat istimewa
Kubayangkan dibawah nyiur
dalam embus angin berkesiur
Kami saling bercengkrama
bercumbu, lalu bersenggama
Begitu buas kami berpagut
sampai habis tenaga terenggut
Kuda liarku yang binal
siang malamku dibuai khayal
Mama, ini sangat mendera
rasanya kepingin kawin segera
Isi kepala muncrat berhamburan
o, keringat deras bercucuran
Berlaksa hasrat dalam denyut
bisa gila aku terhanyut
Ma, bagaimana sesungguhnya rasa bercinta
; onani, nikmat dosa paling dusta
benak dipenuhi sesosok gadis jelita
Mungkin dia sederhana
namun membuatku terpesona
Gadis itu bagai kuda Sumbawa
liar, binal, bagiku sangat istimewa
Kubayangkan dibawah nyiur
dalam embus angin berkesiur
Kami saling bercengkrama
bercumbu, lalu bersenggama
Begitu buas kami berpagut
sampai habis tenaga terenggut
Kuda liarku yang binal
siang malamku dibuai khayal
Mama, ini sangat mendera
rasanya kepingin kawin segera
Isi kepala muncrat berhamburan
o, keringat deras bercucuran
Berlaksa hasrat dalam denyut
bisa gila aku terhanyut
Ma, bagaimana sesungguhnya rasa bercinta
; onani, nikmat dosa paling dusta
Jepara, 28-01-2017
Nur Komar
Yasmin
; Yasmin
Tubuhmu sangat menggoda
aku tidak mengada-ada
Semakin lama memandang
dadaku terasa terguncang
Di kamar ini cuma kita berdua
maka, jangan biarkan waktu terbuang sia-sia
Menghampirimu yang terdiam
lalu menciummu dalam-dalam
Kau hanya pasrah
semakin aku bergairah
Mari nikmati percumbuan
sebelum kita bersebadan
Menjalar tanganku liar meraba
kau seperti kena tuba
Memutar tubuh selayak berdansa
tanpa busana kita leluasa
Sambil berdiri atur posisi
sudah saatnya lakukan penetrasi
Dengan pelan kutekan
kau seperti menahan
Lagi, dan lagi
berulang kutekan lagi
Desismu kian menjadi-jadi
dan, merebaklah wangi
Ah, parfum baruku
wangimu mencairkan beku
Tubuhmu sangat menggoda
aku tidak mengada-ada
Semakin lama memandang
dadaku terasa terguncang
Di kamar ini cuma kita berdua
maka, jangan biarkan waktu terbuang sia-sia
Menghampirimu yang terdiam
lalu menciummu dalam-dalam
Kau hanya pasrah
semakin aku bergairah
Mari nikmati percumbuan
sebelum kita bersebadan
Menjalar tanganku liar meraba
kau seperti kena tuba
Memutar tubuh selayak berdansa
tanpa busana kita leluasa
Sambil berdiri atur posisi
sudah saatnya lakukan penetrasi
Dengan pelan kutekan
kau seperti menahan
Lagi, dan lagi
berulang kutekan lagi
Desismu kian menjadi-jadi
dan, merebaklah wangi
Ah, parfum baruku
wangimu mencairkan beku
Jepara, 13-03-2017
Nur Komar
Perkasaku
Burungku cuma satu
sejak Ibu mengandungku
Bukti keperkasaan
jangan sepelekan
Coba lihatlah sambil telanjang
buat pikiranmu sedikit panjang
Bulunya lebat dan indah
lima daya punya gairah
Ya, burungku tegak berdiri
kujaga biar tidak dikebiri
Oh, tempelkan sayang di gunduk dadamu
rasakan hangatnya merasuk dalam jiwamu
sejak Ibu mengandungku
Bukti keperkasaan
jangan sepelekan
Coba lihatlah sambil telanjang
buat pikiranmu sedikit panjang
Bulunya lebat dan indah
lima daya punya gairah
Ya, burungku tegak berdiri
kujaga biar tidak dikebiri
Oh, tempelkan sayang di gunduk dadamu
rasakan hangatnya merasuk dalam jiwamu
Jepara, 11-01-2017
Nur Komar, penyair ini lahir di
Jepara, 01 Agustus 1977, saat ini bekerja freelance dan buka warung kopi. Nama
lainnya Aberijlain Gomar Samsara. Pernah tergabung dalam antologi bersama
"Kitab Karmina Indonesia 2015, Klungkung: Tanah Ta, Tanah Cinta 2016,
Puisi Membaca Jepara.