Sabtu, 22 April 2017

Lumbung Puisi Jilid V , 30-33



30.
Ni Made Rai Sri Artini

Laut Tak Bernama

Di laut tak bernama
Kita sesap segala rasa tanpa kata-kata
Hanya desah ruah
Di ranjang puisi-puisi lahir menggelinjang
Daftar mimpi yang kau tulis di bantal
Menunggu untuk dilunasi
Dalam temaram lampu, kita satu
Menyatukan mozaik mimpi dan ampas-ampas lelah menjadi nyala
Di laut tak bernama kita menjelma buih dan bara bergantian
Berenang ke segala warna
Harum nafas dari lubang hidung mengusir pengap dada
pengembara yang lincah lirih menari di lingkar puting
Di perbukitan, tebing dan lembah juga di gua yang bersembunyi
Dalam rimbun pepohonan
Di laut tak bernama
Kita menjelma sepasang sayap
Terbang ke setiap ruang bergetar dalam rimbun nikmat
Gua garbha telah menemukan penghuninya
Aroma narwastu telah menuntun kita
Ke arah cahaya yang paling terang
 (Tegaljaya, 27 Maret 2017)

 Ni Made Rai Sri Artini

Puasa

Setelah setahun berpuasa,
Malam itu di bawah temaram lampu kau datang
Kata-kata mati
Pikiranmu pikiranku berloncatan diantara nafas yang memburu
Detak jam makin larut
Bibir kita menyatu dalam kulum yang lapar
Tanda jeda kau ciptakan lewat sentuhan
Cukup lama kau berpuasa
Namun kau tak lupa cara berkelana
Juga cara menciptakan lengkingan dan tarian liar
Menuntaskan dahaga setelah setahun tak mencecap
Belantara keramat
Apa yang kita damba sekarang ?
Telah kita daki bersama gunung puisi yang tak terbahasakan
Di bawah temaram lampu
Huruf-huruf bisu dihanyutkan asin keringat
Desahan panjang pecah menjadi serpihan tawa
Di bawah temaram lampu
Kita berbuka puasa bersama
 (Tegaljaya, 28 Maret 2017)


Ni Made Rai Sri Artini , lahir di Denpasar Bali, 17 Nofember 1978, mengikuti berbagai antologi bersama nasional,  perempuan penyair ini tinggal di Dalung Kec.Kuta Utara,  Kabupaten Badung, Bali.

31.
Novia Rika

Cinta yang Terbagi di Ranjang
bayi-bayi lahir menyemak dari rahim
lalu tumbuh dan merindu dekap erat
di relung dada ibunya yang hangat
malam-malam terlewati bagai panah
dua puluh empat purnama meliuk lincah
pada cinta yang terbagi-bagi di ranjang

anak-anak tumbuh pesat 
dari setimang lengan hingga sedekap dada
dan garis-garis batas di ranjang kian tersingkir
ibu mendekap anak di atas dadanya yang hangat
dan setiap malam sang ayah gelisah
menunggu isapan susu mengering diam
mata anak dan ibunya terpejam di bawah bulan

ayah mencari-cari celah
sisa kehangatan di dada ibu
yang telah terjamah dan terbagi-bagi
malam ini purnama mekar sempurna
dan keringat di leher ibu bagai kalung mutiara
menetes di dada ayah yang merindu
ibu jadi kekasihnya lagi
dan ia berbisik,
"tunjukkan cintamu sayang"
Akasia, 14 Maret 2017

Novia Rika, mengikuti berbagai antologi bersama nasional , perempuan penyair kelahiran Jakarta dan tinggal di Jakarta.
32.
Nunung Noor El Niel

Goyang Dangdut

coba kau ingat-ingat irama dangdut itu
meliukkan setiap lekuk pinggulku
kedua ujung jari telunjuk kita pun menggelitik udara
menggelinjangkan suasana pada setiap langkah
melewati dunia yang nyata untuk tidak selalu terjaga
membuat hidup menjadi lebih sederhana

tabuhkan gendang, tiupkan seruling
dalam setiap hentakan dan ayunkan badan
biarkan pinggang malam dirangkul kelam
masih banyak impian untuk dicumbu
sebelum bulan kesiangan
menjadi pungguk di hari memabukkan
jika kau memang seorang pejantan
bukan sebagai pecundang
Denpasar Maret 2017










Nunung Noor El Niel


Telur dan Ayam

sebutir telur telah kau tegakkan di atas meja
dengan warna pelangi yang kau curi dari 
impian kanak-kanak yang sedang bernyanyi
di antara api unggun yang menghangatkan doa

kau pun mendengar ayam berkokok tiga kali,
mencoba menyangkal matahari yang membuka 
kubur di kedua telapak tanganmu yang terbuka,
sehingga seekor merpati berputar di atas kepala

dan kau pun tak juga percaya setelah 
kau memungut seluruh riba
dari keyakinan yang kau sangsikan
kemudian menggantung di pohon ara

kini kau pun menjadi seorang murid yang terus
menuliskan aksara-aksara puisi tentang
sebutir telur yang telah kau tegakkan di atas meja
dengan sebuah pertengkaran yang tak selesai

:"mana lebih dulu, telur atau ayam?"

Denpasar Maret 2017





Nunung Noor El Niel

Perempuan Penyambal

marilah makan siang bersamaku

akan kubuatkan sambal

dari setiap goyangan pinggulku
kau akan dapat merasakan 
betapa seksinya rasa pedasku
hingga dapat mengulek perasaanmu

aku dapat menambahkan sedikit terasi
sebagai penyedapnya
jika kau memang tak cukup alergi
mungkin juga aku menambahkan jeruk limau
agar kau dapat merasakan asam dan segarnya

dengan sambal buatanku, lidahmu 
akan terlipat-lipat oleh hasrat 
untuk mencicipi setiap ulekan sambalku
mungkin kau akan terpejam atau terbeliak
menahan setiap kepedasan 
pada rongga mulutmu hingga tak ada
sepatah katamu pun yang terucap

sebab sambalku tak beraksara tapi bermakna
untuk makan siangmu yang mungkin selalu 
tertunda dan sia-sia
Denpasar Maret 2017


Nunung  Noor El Niel, lahir :  Jakarta , 26 September
Pekerjaan         :  Ticketing, Buku  Puisi    :  Solitude (2012)  , Perempuan Gerhana (2013), KISAS (2014), Perempuan dari Tujuh Musim (2016) , Antologi Puisi :   Pinangan th 2012-2013, Metamorfosis, Cemara Cinta,  Habis Gelap terbitlah  Sajak ,“Kidung Rindu Pelangi Sukma”, Antologi Indopos :Bersepeda ke Bulan 2013 &“NUN”2014 , Nyanyian Para Pencinta 2015, antologi MAKTA (memo anti kekerasan terhadap anak)&MAT Puisi Menolak Korupsi 2016, Sakarepmu 2016, Antologi Palagan Sastra 2016 , Antologi”Puisi   . Penyair Kopi Dunia” 2016.
























33.
Nur Komar
Jatuh Cinta
Ma, aku sedang jatuh cinta
benak dipenuhi sesosok gadis jelita
Mungkin dia sederhana
namun membuatku terpesona
Gadis itu bagai kuda Sumbawa
liar, binal, bagiku sangat istimewa
Kubayangkan dibawah nyiur
dalam embus angin berkesiur
Kami saling bercengkrama
bercumbu, lalu bersenggama
Begitu buas kami berpagut
sampai habis tenaga terenggut
Kuda liarku yang binal
siang malamku dibuai khayal
Mama, ini sangat mendera
rasanya kepingin kawin segera
Isi kepala muncrat berhamburan
o, keringat deras bercucuran
Berlaksa hasrat dalam denyut
bisa gila aku terhanyut
Ma, bagaimana sesungguhnya rasa bercinta
; onani, nikmat dosa paling dusta
Jepara, 28-01-2017


Nur Komar
Yasmin
; Yasmin
Tubuhmu sangat menggoda
aku tidak mengada-ada
Semakin lama memandang
dadaku terasa terguncang
Di kamar ini cuma kita berdua
maka, jangan biarkan waktu terbuang sia-sia
Menghampirimu yang terdiam
lalu menciummu dalam-dalam
Kau hanya pasrah
semakin aku bergairah
Mari nikmati percumbuan
sebelum kita bersebadan
Menjalar tanganku liar meraba
kau seperti kena tuba
Memutar tubuh selayak berdansa
tanpa busana kita leluasa
Sambil berdiri atur posisi
sudah saatnya lakukan penetrasi
Dengan pelan kutekan
kau seperti menahan
Lagi, dan lagi
berulang kutekan lagi
Desismu kian menjadi-jadi
dan, merebaklah wangi
Ah, parfum baruku
wangimu mencairkan beku
Jepara, 13-03-2017
Nur Komar
Perkasaku
Burungku cuma satu
sejak Ibu mengandungku
Bukti keperkasaan
jangan sepelekan
Coba lihatlah sambil telanjang
buat pikiranmu sedikit panjang
Bulunya lebat dan indah
lima daya punya gairah
Ya, burungku tegak berdiri
kujaga biar tidak dikebiri
Oh, tempelkan sayang di gunduk dadamu
rasakan hangatnya merasuk dalam jiwamu
Jepara, 11-01-2017




Nur Komar, penyair ini lahir di Jepara, 01 Agustus 1977, saat ini bekerja freelance dan buka warung kopi. Nama lainnya Aberijlain Gomar Samsara. Pernah tergabung dalam antologi bersama "Kitab Karmina Indonesia 2015, Klungkung: Tanah Ta, Tanah Cinta 2016, Puisi Membaca Jepara.