Jumat, 14 April 2017

53 Penyair dari Berbagai Kota Isi Lumbung Puisi Jilid V

Sebanyak 53 Penyair dari berbagai penjuru Tanah Air pada April 2017 ini mengisi Lumbung Puisi Jilid V. Lumbung Puisi yang pada jilid V ini mengetengahkan sex sebagai temanya itu berencana diterbitkan di Jogyakarta. Kegiatan yang digagas oleh penyair Rg Bagus warsono sejak 2013 ini diselenggarakan setiap tahun dan selalu mendapat sambutan dari berbagai pecinta sastra negeri ini. Berbagai tokoh penyair dari yang muda belia hingga yang sudah mancanegara turut serta dalam Lumbung Puisi ini.
Dalam ulasannya Rg Bagus Warsono memberikan gambaran warna narni puisi tentang sex ini berikut ulasannya:


Warna-warni Puisi
di Lumbung Puisi Jilid V
   Aneka warna puisi kita kali ini sungguh membuat geli dari yang malu-malu sampai transparan blak-blakan, adajuga yang dibungkus rapih tapi ada yang dibungkus tetapi tetap 'merangsang dibaca, kita simak puisi berjudul Onani ini Karya : Aang AK berjudul Onani:
//Setetes damai
Gagal meringkuk diam
Di pojok ruang
Mencabik-cabik diri sendiri
Mencari-cari pintu di mana//
Sajak pendek yang tentu penuh arti ini membuat tersenyum kita semua.
   Puisi juga merupakan ungkapan pengalaman kehidupan diri dan bathin diri penulisnya, apalagi puisi bertema sex. Tak akan dapat memberi jelas kalau tidak merasakannya dengan paca indera yakni melihat klejadiannya atau merasakan bagaimana, seperti apa sex itu. Hal ini merupakan tantangan yang sangat sulit bagi mereka yang masih belum merasakan (belum menikah) atau bagi sebagian orang yang memiliki pandangan bahwa sex adalah sesuatu yang sangat tabu untuk diungkapkan.
Mari kita simak beberpa puisi karya penyair kita di Lumbung Puisi jiliod V ini:
//.......................... Di laut tak bernama kita menjelma buih dan bara bergantian
Berenang ke segala warna
Harum nafas dari lubang hidung mengusir pengap dada
pengembara yang lincah lirih menari di lingkar puting
Di perbukitan, tebing dan lembah juga di gua yang bersembunyi
Dalam rimbun pepohonan
Di laut tak bernama
Kita menjelma sepasang sayap
Terbang ke setiap ruang bergetar dalam rimbun nikmat
Gua garbha telah menemukan penghuninya
Aroma narwastu telah menuntun kita
Ke arah cahaya yang paling terang// .
Bagi Seorang gadis Ni Made Rai Sri Antini , sex adalah sesuatu yang pasti akan ditemuinya bagi perempuan normal.
   Terlepas dari kandungan sastra dalam puisi dalam puisi modern justru ide mengetengahkan sesuatu yang unik menjadi trend para penyair modern. Pilihan kata mereka tak diabaikan tetapi penangkapan ide isi puisi sungguh sesuatu yang sangat mendominasi karya-karya puisi modern dewasa ini. Dalam Lumbung puisi jilid V yang bertema sex , ide-ide judul puisi muncul warna-warni sehingga merupakan suguhan antologi yang sangat enak dibaca. Penyair Nur Komar menulis terang-terangan lewat Perkasaku . Sebuah puisi pendek yang cukup manis :
//Burungku cuma satu
sejak Ibu mengandungku
Bukti keperkasaan
jangan sepelekan
Coba lihatlah sambil telanjang
buat pikiranmu sedikit panjang
Bulunya lebat dan indah
lima daya punya gairah
Ya, burungku tegak berdiri
kujaga biar tidak dikebiri
Oh, tempelkan sayang di gunduk dadamu
rasakan hangatnya merasuk dalam jiwamu//
   Mari kita simak penggalan puisi karya Novia Rika berjudul "Cinta yang Terbagi di Ranjang" : //........................./ayah mencari-cari celah
sisa kehangatan di dada ibu
yang telah terjamah dan terbagi-bagi
malam ini purnama mekar sempurna
dan keringat di leher ibu bagai kalung mutiara
menetes di dada ayah yang merindu
ibu jadi kekasihnya lagi
dan ia berbisik,
"tunjukkan cintamu sayang"//
   Kebahagiaan wanita adalah ketika melahirkan anak-anaknya, Kasih sayang itu membuatnya lupa bagaimana harus membagi cinta dengan sang suami. Bahkan harus membagi manakala sang suami mencari celah celah cinta itu. Novia Rika mencoba menceritakan ini dalam puisinya.
   Lagi sebuah puisi sex yang dikemas apik oleh Marthen Luther Reasoa dari Ambon berjudul “Perawan Bercinta”. Sedikit seperti kebanyakan puisi lain tetapi setelah membaca kita akan mengetahui maksudnya bahwa ini adalah sebuah pendidikan sekaligus peringatan bahwa bagi yang pertama mengalami.
//...................../Lalu kutelan ludah pelan-pelan
Nikmat ini masih terasa
Sebab ciuman hanya menyisahkan bekas yang panas ketika senja terlentang
dan membiarkan dirinya kutiduri

kita berlayar, melepas temali sadar
jauh dari dermaga yang gila
kepada keindahan getar
di antara pusar-pusar yang asyik melingkar

di atas gelombang kita masih bimbang
memikir perasaan yang hilang
barangkali itu tentang kecemasan
yang telah kita tambatkan//

sebuah potret penyesalan telah diketengahkan oleh Marthen Luther Reasoa, seorang penyair pandai mengungkap dan menjadi apa saja.
Membaca antologi ini semakin hangat rasanya, sehangat puisi-puisi penyair-penyair kita yang tentu berjiwa hangat pula. Banyak puisi perlu disorot dalam antologi ini, tetapi apresiasi pembaca lebih penting bagi seorang penyair. Dalam antologi ini suguhan sederet penyair akan memberi rasa sejati tentang sex.
   Antologi ini semakin cantik dan hangat dengan kehadiran penyair-penyair dari berbagai penjuru nusantara seperti : Abu Ma’mur MF, Ade Sri Hayati, Andi Surya, Agung Wig Patidusa, Agus Sighro Budiono, Agustav Triono, Af Dhal, Heran, Anggoro Suprapto, Artvelo Sugiarto,  Arya Setra,  Asep Dani, Bayu Aji Anwari, Dasuki Kosim, Djemi Tomuka,  Eddy Pramduane, Eko Saputra Poceratu, Eri Syofratmin, Gampang Prawoto, Harmany, Hasan Maulana A. G,  karya-karya mereka tidak saja enak dibaca tetapi juga sangat mempesona.
   Sajian puisi-puisi bertema sex mengangkat aneka peristiwa, tidak saja fenomena yang sering dijumpai tetapi juga memberi pengetahuan pada pembaca bahwa sex memerlukan pendidikan yang sangat penting dan bukan sesuatu yang tabu. Mari kita lihat puisi karya Slamet Unggul berjudul “Engkoulah Wanita Simpananku”
//..............Dalam menuju puncak hasrat kepuasan
Saling berbagi kenikmatan
Menggapai mimpi tidak tertidur
Menuju bulan
Bersama mengarungi samudra cinta berbuah dusta
Antara kita
Di sana
Engkau tetap wanita simpananku
Yang tersayang//.
   Selanjutnya penyair penyair Mohamad Amrin/Amrin Moha, Mohamad Iskandar, Muhammad   Daffa, Muhammad Lefand, Muakrim M Noer, Munadi Oke, Najibul Mahbub, memberi warna lain yang menambah hangatnya antologi ini.
Seperi yang lain,’ Permainan Lidah oleh Salimi Ahmad memiliki arti yang luas berikut petikannya
//Permainan lidahmu sudah seperti belitan ular sanca. Menari-nari di antara rongga mulut. Mengacaukan pikiranku. Laksana telah membawaku ikut berlari. Dan aku merasa lelah, menerobos tempat yang tak pernah kukenali. Tak pernah kusinggahi. Tapi kutahu betul, apa arti perayaan, yang berakhir di tengah malam./Kau lumat pikiranku dengan lidah dan mulutmu./Sekujur tubuhku kau siram dengan wewangian yang kau pungut entah dari buku apa, siapa penulisnya. Kau kutip wejangan bijak, seraya sambil berbisik mesra dengan satu desahan yang teramat muskil untuk kutolak. Tapi ketika kau sebut namanya, tak pernah kukenali dia pernah hidup di mana./.........//.
Di lain puisi Nunung Noor El Niel menggambarkan bagaimana keistimewaan perempuan dengan keahliannya membuat ‘sambel. Begini petikannya:
//............./dengan sambal buatanku, lidahmu 
akan terlipat-lipat oleh hasrat 
untuk mencicipi setiap ulekan sambalku
mungkin kau akan terpejam atau terbeliak
menahan setiap kepedasan 
pada rongga mulutmu hingga tak ada
sepatah katamu pun yang terucap

sebab sambalku tak beraksara tapi bermakna
untuk makan siangmu yang mungkin selalu 
tertunda dan sia-sia //
   Juga penyair-penyair Osratus, Rahmat Basuni, Riswo Mulyadi, Sami’an Adib, Sapin, Senandung Pusara/Eka Rs, Shonhaji Muhammad, Sokanindya Pratiwi Wening, Suhaeli, Supi El-Bala, Syahriannur Khaidir, Syarif hidayatullah, Thomas Haryanto Soekiran, Tosa Poetra, Wadhie Maharief, Wardjito Soeharso, Winar Ramelan.
Aklhirnya sampai pada penghujung puisi yang ditutup dengan puisi
tentang "Puting Ibu" karya
Zaeni Boli
//Apa yang lebih sutra
Tubuh tubuh telanjang
Atau berita di Televisi
Warna koran warna warni
Puting Ibu digigit bocah
Yang tak pernah bisa mengeja Indonesia Raya//.
   Tentu saja penulis tidak dapat mengulas  dan menyoroti puisi-puisi di antologi ini satu-per satu, pendek kata warna-warni puisi yang diketengahkan dalam antologi ini sungguh memberi kesan tersendiri bahwa Lumbung Puisi adalah lumbungnya puisi penyair Indonesia.
(*Rg Bagus Warsono, penyair dan kurator sastra tinggal di Indramayu)

Berikut nama nama penyair dabn karyanya dalam Lumbung Puisi Jilid V ini :


1. Aang A.K, Pertemuan.........................................
    Aang A.K, Onani.................................................
2. Abu Ma’mur MF, Panduan Bercinta ala Santri..
     Abu Ma’mur MF, Seni Bercinta ala Tao............
3. Ade Sri Hayati, Aku Rindu Pekat Malam
4. Andi Surya, Aku Secarik Kertas Putih...............
     Andi Surya, Gini ini Gitu itu..............................
5. Agung Wig Patidusa, Baluran Hangat...............
6. Agus Sighro Budiono, Pergulatan Malam.........
7. Agustav Triono, Mimpi Semalam......................
    Agustav Triono, Bila .........................................
8. Af Dhal, Heran...................................................
9. Anggoro Suprapto,Di Dinginnya Malam.........
    Anggoro Suprapto, Tugas Suci..........................
10. Artvelo Sugiarto , Sanggama...........................
11. Arya Setra, Peluh Malam Bidadari..................
12. Asep Dani , Sayang, Mari Bermain.................
      Asep Dani, Benih Kenikmatan........................
13. Bayu Aji Anwari, Cerita di Ruang malam........
14. Dasuki Kosim, Hatimu Bagai Batu..................
15. Djemi Tomuka, Selalu Kami.............................
16. Eddy Pramduane, Batang Terendam..............
17. Eko Saputra Poceratu,Bibir Merahmu............
      Eko Saputra Poceratu, Buka Bajumu..............
18. Eri Syifratmin, Mandi Kucing........................
19. Gampang Prawoto,Lingsir Kata......................
      Gampang Prawoto, Permainan Purba Tanpa
      Helai Benang....................................................
20. Harmany, Kalliste............................................
       Harmany, Derai Derai......................................
20. Hasan Maulana A. G, Perempuan malam......
      Hasan Maulana A. G, Disebuah rumah
       makan remang-remang...................................
21. Hasan Maulana A. G, Bi Rok Mini...................
22. Marthen Luther Reasoa, Perawan yang
       Bercinta............................................................
       Marthen Luther Reasoa,Malam dan Kasur.....
       Marthen Luther Reasoa, Seranjang dengan
       Angin................................................................
23. Mohamad Amrin (Amrin Moha), Malam
       Laknat..............................................................
       Mohamad Amrin (Amrin Moha), Bapak
       rakus.................................................................
24. Mohamad Iskandar, Malam Pertama.............
       Mohamad iskandar,Lipatan...........................
25.Muhammad   Daffa, Detak waktu.....................
      Muhammad   Daffa, Beranda Kupu-kupu........
      Muhammad   Daffa, Memandang Hujan..........
26. Muhammad Lefand,Kekasih II.......................
27. Muakrim M Noer, Anin....................................
       Muakrim M Noer, Panen Huldi Bersama
       Elova.................................................................
       Muakrim M Noer, Bersetubuh Kudus.............

28. Munadi Oke, Mencari Nikmat Tersisa.............
       Munadi Oke, Syair Martabak...........................
29.Najibul Mahbub,Panggil Aku Pelacur ..............
      Najibul Mahbub, Salome..................................
30. Ni Made Rai Sri Artini,Laut Tak
      Bernama...........................................................
      Ni Made Rai Sri Artini,Puasa...........................
31. Novia Rika,Cinta yang Terbagi di
       Ranjang ..........................................................
32. Nunung Noor El Niel,Goyang Dangdut..........
       Nunung Noor El Niel, Telur dan Ayam..........
       Nunung Noor El Niel,Perempuan
       Penyambal.......................................................
33. Nur Komar, Jatuh Cinta .................................
       Nur Komar, Yasmin..........................................
       Nur Komar,Perkasaku....................................
34. Osratus, Istriku Minta di Atas, Aku
       Protes dengan Gemas ....................................
35. Rachmad Basuni , Petani Padi.......................
       Rachmad Basuni ,Aku Gundikmu.....................
36. Riswo Mulyadi, Tinta Tumpah.........................
37. Salimi Ahmad,Permainan Lidah.......................
38. Sami’an Adib, Pada Suatu Waktu.....................
       Sami’an Adib, Orkestra Zikir Cinta..................
39. Sapin , Si Hitam Lekat ...................................
       Sapin, Hasratku salah.......................................
       Sapin , Si Hitam Lekat ...................................
40. Eka Rs/Senandung Pusara, Oh Yes.................
       Senandung Pusara/Eka Rs,Gemulai Durjana..
41. Shonhaji Muhammad,Pesan sang kekasih........
42. Slamet Unggul, Engkoulah Wanita
      Simpananku.........................................................
43. Sokanindya Pratiwi Wening,Jahanam................
44. Suhaeli, Paket Teknologi di Pagi Hari.............
45. Supi El-Bala, Ku rindu genangan air
       di perutmu........................................................
       Supi El-Bala,Balada Rangda Bengsrat............
46. Syahriannur Khaidir, Malam Gagap................
      Syahriannur Khaidir, Tarian Temaram...........
      Syahriannur Khaidir,Maumu juga mauku......
47. Syarif hidayatullah,Filsafat Kamar Tidur.......
48. Thomas Haryanto Soekiran, Saat Tersesat
       di Pori-pori ...................................................
       Thomas Haryanto Soekiran, Kejadian
       TengahMalam................................................
       Thomas Haryanto Soekiran, Malam
        Pertama........................................................
49. Tosa Poetra,Musim Kawin................................
50. Wadhie Maharief, Sajak Rindu.........................
       Wadhie Maharief, Sajak Gulang Guling...........
      Wadhie Maharief, Di Kasur Empuk.................
51. Wardjito Soeharso, Seksologi Kelamin................
       Wardjito Soeharso,Between Sewot and So Wet...
52. Winar Ramelan, Lingga Yoni ...........................
       Winar Ramelan,Bila ini Tanda Cinta................
       Winar Ramelan,Mencari Titimangsa.............
       Winar Ramelan,Mari Kita Telanjang ..............
53. Zaeni Boli,Persetubuhan kita...........................
       Zaeni Boli,Inner...............................................
       Zaeni Boli,Puting Ibu.......................................