Sebanyak 53 Penyair dari berbagai penjuru Tanah Air pada April 2017 ini mengisi Lumbung Puisi Jilid V. Lumbung Puisi yang pada jilid V ini mengetengahkan sex sebagai temanya itu berencana diterbitkan di Jogyakarta. Kegiatan yang digagas oleh penyair Rg Bagus warsono sejak 2013 ini diselenggarakan setiap tahun dan selalu mendapat sambutan dari berbagai pecinta sastra negeri ini. Berbagai tokoh penyair dari yang muda belia hingga yang sudah mancanegara turut serta dalam Lumbung Puisi ini.
Dalam ulasannya Rg Bagus Warsono memberikan gambaran warna narni puisi tentang sex ini berikut ulasannya:
//...................../Lalu kutelan ludah pelan-pelan
Nikmat ini masih terasa
Sebab ciuman hanya menyisahkan bekas yang panas ketika senja terlentang
dan membiarkan dirinya kutiduri
kita berlayar, melepas temali sadar
jauh dari dermaga yang gila
kepada keindahan getar
di antara pusar-pusar yang asyik melingkar
di atas gelombang kita masih bimbang
memikir perasaan yang hilang
barangkali itu tentang kecemasan
yang telah kita tambatkan//
Berikut nama nama penyair dabn karyanya dalam Lumbung Puisi Jilid V ini :
Dalam ulasannya Rg Bagus Warsono memberikan gambaran warna narni puisi tentang sex ini berikut ulasannya:
Warna-warni
Puisi
di
Lumbung Puisi Jilid V
Aneka warna puisi
kita kali ini sungguh membuat geli dari yang malu-malu sampai transparan
blak-blakan, adajuga yang dibungkus rapih tapi ada yang dibungkus tetapi tetap
'merangsang dibaca, kita simak puisi berjudul Onani ini Karya : Aang AK berjudul
Onani:
//Setetes damai
Gagal meringkuk diam
Di pojok ruang
Mencabik-cabik diri sendiri
Mencari-cari pintu di mana//
Sajak pendek yang tentu penuh arti ini membuat tersenyum kita semua.
//Setetes damai
Gagal meringkuk diam
Di pojok ruang
Mencabik-cabik diri sendiri
Mencari-cari pintu di mana//
Sajak pendek yang tentu penuh arti ini membuat tersenyum kita semua.
Puisi juga
merupakan ungkapan pengalaman kehidupan diri dan bathin diri penulisnya,
apalagi puisi bertema sex. Tak akan dapat memberi jelas kalau tidak merasakannya
dengan paca indera yakni melihat klejadiannya atau merasakan bagaimana, seperti
apa sex itu. Hal ini merupakan tantangan yang sangat sulit bagi mereka yang
masih belum merasakan (belum menikah) atau bagi sebagian orang yang memiliki
pandangan bahwa sex adalah sesuatu yang sangat tabu untuk diungkapkan.
Mari kita simak beberpa puisi karya penyair kita di Lumbung Puisi jiliod V ini:
Mari kita simak beberpa puisi karya penyair kita di Lumbung Puisi jiliod V ini:
//..........................
Di laut tak bernama kita menjelma buih dan bara bergantian
Berenang ke segala warna
Harum nafas dari lubang hidung mengusir pengap dada
pengembara yang lincah lirih menari di lingkar puting
Di perbukitan, tebing dan lembah juga di gua yang bersembunyi
Dalam rimbun pepohonan
Di laut tak bernama
Kita menjelma sepasang sayap
Terbang ke setiap ruang bergetar dalam rimbun nikmat
Gua garbha telah menemukan penghuninya
Aroma narwastu telah menuntun kita
Ke arah cahaya yang paling terang// .
Berenang ke segala warna
Harum nafas dari lubang hidung mengusir pengap dada
pengembara yang lincah lirih menari di lingkar puting
Di perbukitan, tebing dan lembah juga di gua yang bersembunyi
Dalam rimbun pepohonan
Di laut tak bernama
Kita menjelma sepasang sayap
Terbang ke setiap ruang bergetar dalam rimbun nikmat
Gua garbha telah menemukan penghuninya
Aroma narwastu telah menuntun kita
Ke arah cahaya yang paling terang// .
Bagi Seorang gadis Ni Made Rai
Sri Antini , sex adalah sesuatu yang pasti akan ditemuinya bagi perempuan normal.
Terlepas dari
kandungan sastra dalam puisi dalam puisi modern justru ide mengetengahkan
sesuatu yang unik menjadi trend para penyair modern. Pilihan kata mereka tak
diabaikan tetapi penangkapan ide isi puisi sungguh sesuatu yang sangat
mendominasi karya-karya puisi modern dewasa ini. Dalam Lumbung puisi jilid V
yang bertema sex , ide-ide judul puisi muncul warna-warni sehingga merupakan
suguhan antologi yang sangat enak dibaca. Penyair Nur Komar menulis
terang-terangan lewat Perkasaku . Sebuah puisi
pendek yang cukup manis :
//Burungku cuma satu
sejak Ibu mengandungku
Bukti keperkasaan
jangan sepelekan
Coba lihatlah sambil telanjang
buat pikiranmu sedikit panjang
Bulunya lebat dan indah
lima daya punya gairah
Ya, burungku tegak berdiri
kujaga biar tidak dikebiri
Oh, tempelkan sayang di gunduk dadamu
rasakan hangatnya merasuk dalam jiwamu//
//Burungku cuma satu
sejak Ibu mengandungku
Bukti keperkasaan
jangan sepelekan
Coba lihatlah sambil telanjang
buat pikiranmu sedikit panjang
Bulunya lebat dan indah
lima daya punya gairah
Ya, burungku tegak berdiri
kujaga biar tidak dikebiri
Oh, tempelkan sayang di gunduk dadamu
rasakan hangatnya merasuk dalam jiwamu//
Mari kita simak
penggalan puisi karya Novia Rika berjudul "Cinta yang Terbagi di
Ranjang" : //........................./ayah
mencari-cari celah
sisa kehangatan di dada ibu
yang telah terjamah dan terbagi-bagi
malam ini purnama mekar sempurna
dan keringat di leher ibu bagai kalung mutiara
menetes di dada ayah yang merindu
ibu jadi kekasihnya lagi
dan ia berbisik,
"tunjukkan cintamu sayang"//
sisa kehangatan di dada ibu
yang telah terjamah dan terbagi-bagi
malam ini purnama mekar sempurna
dan keringat di leher ibu bagai kalung mutiara
menetes di dada ayah yang merindu
ibu jadi kekasihnya lagi
dan ia berbisik,
"tunjukkan cintamu sayang"//
Kebahagiaan wanita adalah ketika melahirkan
anak-anaknya, Kasih sayang itu membuatnya lupa bagaimana harus membagi cinta
dengan sang suami. Bahkan harus membagi manakala sang suami mencari celah celah
cinta itu. Novia Rika mencoba menceritakan ini dalam puisinya.
Lagi sebuah puisi sex yang dikemas apik oleh
Marthen Luther Reasoa dari Ambon berjudul “Perawan Bercinta”. Sedikit seperti
kebanyakan puisi lain tetapi setelah membaca kita akan mengetahui maksudnya
bahwa ini adalah sebuah pendidikan sekaligus peringatan bahwa bagi yang pertama
mengalami.//...................../Lalu kutelan ludah pelan-pelan
Nikmat ini masih terasa
Sebab ciuman hanya menyisahkan bekas yang panas ketika senja terlentang
dan membiarkan dirinya kutiduri
kita berlayar, melepas temali sadar
jauh dari dermaga yang gila
kepada keindahan getar
di antara pusar-pusar yang asyik melingkar
di atas gelombang kita masih bimbang
memikir perasaan yang hilang
barangkali itu tentang kecemasan
yang telah kita tambatkan//
sebuah potret penyesalan
telah diketengahkan oleh Marthen Luther Reasoa, seorang penyair pandai
mengungkap dan menjadi apa saja.
Membaca antologi ini
semakin hangat rasanya, sehangat puisi-puisi penyair-penyair kita yang tentu
berjiwa hangat pula. Banyak puisi perlu disorot dalam antologi ini, tetapi
apresiasi pembaca lebih penting bagi seorang penyair. Dalam antologi ini
suguhan sederet penyair akan memberi rasa sejati tentang sex.
Antologi ini semakin cantik dan hangat
dengan kehadiran penyair-penyair dari berbagai penjuru nusantara seperti : Abu
Ma’mur MF, Ade Sri Hayati, Andi Surya, Agung Wig Patidusa, Agus Sighro
Budiono, Agustav Triono, Af Dhal, Heran,
Anggoro Suprapto, Artvelo Sugiarto, Arya Setra, Asep Dani, Bayu Aji Anwari, Dasuki Kosim, Djemi Tomuka, Eddy Pramduane, Eko Saputra Poceratu, Eri Syofratmin, Gampang Prawoto, Harmany, Hasan Maulana A. G, karya-karya mereka tidak saja enak dibaca
tetapi juga sangat mempesona.
Sajian puisi-puisi bertema sex mengangkat
aneka peristiwa, tidak saja fenomena yang sering dijumpai tetapi juga memberi
pengetahuan pada pembaca bahwa sex memerlukan pendidikan yang sangat penting
dan bukan sesuatu yang tabu. Mari kita lihat puisi karya Slamet Unggul berjudul
“Engkoulah Wanita Simpananku”
//..............Dalam
menuju puncak hasrat kepuasan
Saling berbagi
kenikmatan
Menggapai mimpi tidak
tertidur
Menuju bulan
Bersama mengarungi
samudra cinta berbuah dusta
Antara kita
Di sana
Engkau tetap wanita
simpananku
Yang tersayang//.
Selanjutnya penyair penyair Mohamad Amrin/Amrin
Moha, Mohamad Iskandar, Muhammad Daffa, Muhammad Lefand, Muakrim M Noer, Munadi Oke, Najibul Mahbub,
memberi warna lain yang menambah hangatnya antologi ini.
Seperi
yang lain,’ Permainan Lidah oleh Salimi Ahmad memiliki
arti yang luas berikut petikannya
//Permainan lidahmu sudah seperti belitan ular sanca. Menari-nari di antara
rongga mulut. Mengacaukan pikiranku. Laksana telah membawaku ikut berlari. Dan
aku merasa lelah, menerobos tempat yang tak pernah kukenali. Tak pernah
kusinggahi. Tapi kutahu betul, apa arti perayaan, yang berakhir di tengah
malam./Kau lumat pikiranku dengan lidah dan mulutmu./Sekujur tubuhku kau siram
dengan wewangian yang kau pungut entah dari buku apa, siapa penulisnya. Kau
kutip wejangan bijak, seraya sambil berbisik mesra dengan satu desahan yang
teramat muskil untuk kutolak. Tapi ketika kau sebut namanya, tak pernah
kukenali dia pernah hidup di mana./.........//.
Di
lain puisi Nunung Noor El Niel menggambarkan bagaimana keistimewaan perempuan
dengan keahliannya membuat ‘sambel. Begini petikannya:
//............./dengan
sambal buatanku, lidahmu
akan terlipat-lipat oleh
hasrat
untuk mencicipi setiap
ulekan sambalku
mungkin kau akan
terpejam atau terbeliak
menahan setiap
kepedasan
pada rongga mulutmu
hingga tak ada
sepatah katamu pun yang terucap
sebab sambalku tak
beraksara tapi bermakna
untuk makan siangmu yang
mungkin selalu
tertunda dan sia-sia //
Juga penyair-penyair Osratus, Rahmat Basuni, Riswo Mulyadi, Sami’an Adib, Sapin, Senandung Pusara/Eka Rs, Shonhaji Muhammad, Sokanindya Pratiwi Wening, Suhaeli, Supi El-Bala, Syahriannur
Khaidir, Syarif hidayatullah, Thomas Haryanto Soekiran, Tosa Poetra, Wadhie
Maharief, Wardjito Soeharso, Winar Ramelan.
Aklhirnya
sampai pada penghujung puisi yang ditutup dengan puisi
tentang "Puting Ibu" karya Zaeni Boli
//Apa yang lebih sutra
Tubuh tubuh telanjang
Atau berita di Televisi
Warna koran warna warni
Puting Ibu digigit bocah
Yang tak pernah bisa mengeja Indonesia Raya//.
tentang "Puting Ibu" karya Zaeni Boli
//Apa yang lebih sutra
Tubuh tubuh telanjang
Atau berita di Televisi
Warna koran warna warni
Puting Ibu digigit bocah
Yang tak pernah bisa mengeja Indonesia Raya//.
Tentu saja penulis tidak dapat mengulas dan menyoroti puisi-puisi di antologi ini
satu-per satu, pendek kata warna-warni puisi yang diketengahkan dalam antologi
ini sungguh memberi kesan tersendiri bahwa Lumbung Puisi adalah lumbungnya
puisi penyair Indonesia.
(*Rg Bagus Warsono,
penyair dan kurator sastra tinggal di Indramayu)
Berikut nama nama penyair dabn karyanya dalam Lumbung Puisi Jilid V ini :
1. Aang A.K, Pertemuan.........................................
Aang A.K, Onani.................................................
2.
Abu Ma’mur MF, Panduan Bercinta ala Santri..
Abu
Ma’mur MF, Seni Bercinta ala Tao............
3.
Ade Sri Hayati, Aku Rindu Pekat Malam
4.
Andi Surya, Aku Secarik Kertas Putih...............
Andi Surya, Gini ini Gitu itu..............................
5. Agung Wig
Patidusa, Baluran
Hangat...............
6. Agus Sighro Budiono, Pergulatan
Malam.........
7. Agustav Triono, Mimpi Semalam......................
Agustav Triono, Bila .........................................
8.
Af Dhal, Heran...................................................
9.
Anggoro Suprapto,Di Dinginnya Malam.........
Anggoro Suprapto, Tugas Suci..........................
10. Artvelo Sugiarto , Sanggama...........................
11. Arya Setra, Peluh Malam
Bidadari..................
12. Asep Dani , Sayang, Mari Bermain.................
Asep Dani, Benih Kenikmatan........................
13.
Bayu Aji Anwari, Cerita di Ruang malam........
14. Dasuki Kosim, Hatimu Bagai
Batu..................
15.
Djemi Tomuka, Selalu Kami.............................
16. Eddy Pramduane, Batang
Terendam..............
17. Eko Saputra Poceratu,Bibir
Merahmu............
Eko Saputra Poceratu, Buka Bajumu..............
18. Eri Syifratmin, Mandi
Kucing........................
19. Gampang Prawoto,Lingsir
Kata......................
Gampang Prawoto, Permainan Purba
Tanpa
Helai Benang....................................................
20. Harmany, Kalliste............................................
Harmany, Derai Derai......................................
20.
Hasan Maulana A. G, Perempuan malam......
Hasan Maulana A. G, Disebuah rumah
makan remang-remang...................................
21.
Hasan Maulana A. G, Bi Rok Mini...................
22.
Marthen Luther Reasoa, Perawan yang
Bercinta............................................................
Marthen Luther Reasoa,Malam dan Kasur.....
Marthen Luther Reasoa, Seranjang dengan
Angin................................................................
23.
Mohamad Amrin (Amrin Moha), Malam
Laknat..............................................................
Mohamad
Amrin (Amrin Moha), Bapak
rakus.................................................................
24. Mohamad Iskandar, Malam Pertama.............
Mohamad iskandar,Lipatan...........................
25.Muhammad Daffa, Detak waktu.....................
Muhammad Daffa, Beranda
Kupu-kupu........
Muhammad Daffa, Memandang Hujan..........
26.
Muhammad Lefand,Kekasih II.......................
27. Muakrim M Noer, Anin....................................
Muakrim M Noer, Panen Huldi Bersama
Elova.................................................................
Muakrim M
Noer, Bersetubuh Kudus.............
28. Munadi Oke, Mencari Nikmat Tersisa.............
Munadi Oke, Syair Martabak...........................
29.Najibul
Mahbub,Panggil Aku Pelacur ..............
Najibul
Mahbub, Salome..................................
30. Ni Made Rai Sri Artini,Laut Tak
Bernama...........................................................
Ni
Made Rai Sri Artini,Puasa...........................
31. Novia Rika,Cinta yang Terbagi di
Ranjang ..........................................................
32.
Nunung Noor El Niel,Goyang Dangdut..........
Nunung Noor El Niel, Telur dan Ayam..........
Nunung Noor El Niel,Perempuan
Penyambal.......................................................
33. Nur Komar, Jatuh
Cinta .................................
Nur Komar, Yasmin..........................................
Nur Komar,Perkasaku....................................
34. Osratus, Istriku Minta
di Atas, Aku
Protes dengan Gemas ....................................
35. Rachmad Basuni ,
Petani Padi.......................
Rachmad Basuni ,Aku
Gundikmu.....................
36.
Riswo Mulyadi, Tinta Tumpah.........................
37.
Salimi Ahmad,Permainan Lidah.......................
38.
Sami’an Adib, Pada Suatu Waktu.....................
Sami’an Adib, Orkestra Zikir Cinta..................
39. Sapin , Si Hitam Lekat ...................................
Sapin, Hasratku salah.......................................
Sapin , Si Hitam Lekat ...................................
40.
Eka Rs/Senandung Pusara, Oh Yes.................
Senandung
Pusara/Eka Rs,Gemulai Durjana..
41.
Shonhaji Muhammad,Pesan sang kekasih........
42.
Slamet Unggul, Engkoulah
Wanita
Simpananku.........................................................
43. Sokanindya Pratiwi Wening,Jahanam................
44.
Suhaeli, Paket Teknologi di Pagi Hari.............
45.
Supi El-Bala, Ku rindu genangan air
di perutmu........................................................
Supi El-Bala,Balada Rangda Bengsrat............
46.
Syahriannur Khaidir, Malam Gagap................
Syahriannur Khaidir, Tarian Temaram...........
Syahriannur Khaidir,Maumu juga mauku......
47. Syarif hidayatullah,Filsafat Kamar Tidur.......
48.
Thomas Haryanto Soekiran, Saat Tersesat
di Pori-pori ...................................................
Thomas Haryanto Soekiran, Kejadian
TengahMalam................................................
Thomas Haryanto Soekiran, Malam
Pertama........................................................
49.
Tosa Poetra,Musim Kawin................................
50.
Wadhie Maharief, Sajak Rindu.........................
Wadhie
Maharief, Sajak Gulang Guling...........
Wadhie Maharief, Di Kasur Empuk.................
51.
Wardjito Soeharso, Seksologi
Kelamin................
Wardjito Soeharso,Between Sewot and So Wet...
52. Winar Ramelan, Lingga Yoni ...........................
Wardjito Soeharso,Between Sewot and So Wet...
52. Winar Ramelan, Lingga Yoni ...........................
Winar Ramelan,Bila ini Tanda Cinta................
Winar Ramelan,Mencari
Titimangsa.............
Winar
Ramelan,Mari Kita Telanjang ..............
53.
Zaeni Boli,Persetubuhan kita...........................
Zaeni Boli,Inner...............................................
Zaeni Boli,Puting Ibu.......................................