5.
Agung Wig Patidusa
Baluran Hangat
Semalam kaubalur hangat relung
Sekujur getar meliar
Toreh imaji
Menyebar
Kauluahkan asmara berujung cita
Aku bahagia bersamamu
Mesra indah
Menyala
Hari-hari 'kan lalui seia
Rangkaian asa renjana
Merantai jiwa
Sekata
Bertekuk pasrah kepada kuasa-Nya
Sungkur kita berserah
Merepih coba
Senada
Ya Allah ya Robbana
Naungkan kami pertolongan
Merengkuh nikmat-Mu
Berdua
Semarang, 22-3-2017
Agung Wig bernama asli Agung Wibowo lahir Semarang 21-06-1971.
Berprofesi sebagai seorang pedagang pasar yang menyukai literasi. Penggagas dan
pencipta puisi format baru Puisi Patidusa 4321 di jejaring sosial Facebook.
Keunikan puisi ini bisa "up-bottom read" tanpa menghilangkan makna.
6.
Agus
Sighro Budiono
Pergulatan Malam
lenguh dan peluh saling berkejaran
derit springbed tua menjadi melodi
mengiring gerak ritmis
dua tubuh mendekap mengelana rasa
urat menggelincang melontar hasrat
"tahan, jangan sudahi," katamu
kaupun melayang
menyemai benih di pergulatan malam.
jonegoro, 070317
Agus Sighro Budiono Lahir di bulan Agustus, 17, 1973. Menulis puisi, naskah
drama. Saat ini mengabdikan diri dengan membina teater sekolah. Puisinya
tergabung dalam beberapa kitab antologi Puisi bersama.
7.
Agustav Triono
Mimpi Semalam
Seorang bocah umur dua belasan nikmat
tidur berselimut embun
Padahal hari beranjak pagi namun mata tak
ingin dibuka
Tubuh merindu mimpi semalam gerimis yang
ritmis
Ibunya membangunkan menyipratnyipratkan
air ke wajahnya
Antara tidur terjaga sang anak mencaricari
rasa semalam
Benarkah hadir kembali?
Tapi kenapa di wajah bukan di tempat
semalam gerimis
Sang ibu kini mengguyurnya dengan
secangkir air
Anakpun bangun mendapati tubuhnya kuyup
air mengalir
Di celanalah yang paling basah
2017
Agustav Triono
Bila...
Bila mata mudamu bersitatap dengan lawan
jenismu yang kau suka
Lalu serseran rasamu maka tahanlah nikmati
saja serseranmu itu
Hingga hatimu berbungabunga
Jika kulitmu bersentuhan dengan pujaan
hatimu
Lalu berdebardebar dadamu Simpanlah lantas
tanam dalamdalam di jiwa
Tunggu sampai saatnya tumbuh
Saat engkau berbincang serius, bercanda
gurau dengan kekasihmu
Lalu dirimu tak mau beranjak segera
bahkan ingin nempel erat menyatu
Lantas anganmu melayanglayang
Seolah menjelma Kamajaya dan Kamaratih
Maka ijab qabul lah
Bila telah niat bulat
Bila telah gemuruh sungguh
Bila telah matang jiwa yakin hati
Lalu nunggu apa lagi?
Segeralah berlayar
Arungi liuk liku bahtera hidup!
2017
Agustav Triono, Lahir di Banyumas,26 Agustus 1980.
Bergiat di Teater TUBUH Purwokerto, PENA MAS Banyumas, Komunitas HTKP
Purwokerto dan Komunitas KATASAPA Purbalingga. Menulis puisi, cerpen, dan
naskah drama/teater. Karya-karyanya pernah termuat di beberapa media massa dan
dibuku antologi antara lain Balada Seorang Lengger (2011), Cindaga (2012),
Jejak Sajak (2012), Dari Sragen Memandang Indonesia (2012), Spring Fiesta
(2013), Puisi Menolak Korupsi 2a (2013), Tifa Nusantara (2013), Iwak Gendruwo (2014), Duka Gaza Duka Kita
(2014), Memo untuk Presiden (2014), Memo untuk Wakil Rakyat (2015), Puisi
Sakkarepmu (2016), dan Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia IV (2016), tinggal di
Banjarnegara.
8.
Af Dhal
Heran
Dik, kau kata sayangMangkanya kupinang cintaku
Padahal dulu, peluhku sama
Bau badanku begini jua
Kau peluk sayang cintamu
Bau kemelaratan
Kau betah saja kugandeng
Dan kau cium bibirku yang hitam
Dik, tak terbaukah nafasku
sebuta itu cintamu?
Baju ini terlusuh terbaik
Yang kupunya hanya
Sedangkan Kau kaya ada segala
Kuheran kenapa
Rembulan menjemput pungguk
Sekarang.
Malam pekat
Prov. Jambi. Penyair ini masih bersetatus pelajar Madrasah Aliyah Negeri Muara Bungo