Sabtu, 22 April 2017

Puisi-puisi Lumbung Puisi Jilid V, 5-8



5.
Agung Wig Patidusa

Baluran Hangat

Semalam kaubalur hangat relung
Sekujur getar meliar
Toreh imaji
Menyebar

Kauluahkan asmara berujung cita
Aku bahagia bersamamu
Mesra indah
Menyala

Hari-hari 'kan lalui seia
Rangkaian asa renjana
Merantai jiwa
Sekata

Bertekuk pasrah kepada kuasa-Nya
Sungkur kita berserah
Merepih coba
Senada

Ya Allah ya Robbana
Naungkan kami pertolongan
Merengkuh nikmat-Mu
Berdua

                                                     Semarang, 22-3-2017

Agung Wig bernama asli Agung Wibowo lahir Semarang 21-06-1971. Berprofesi sebagai seorang pedagang pasar yang menyukai literasi. Penggagas dan pencipta puisi format baru Puisi Patidusa 4321 di jejaring sosial Facebook. Keunikan puisi ini bisa "up-bottom read" tanpa menghilangkan makna.




























6.
Agus Sighro Budiono

Pergulatan Malam

lenguh dan peluh saling berkejaran
derit springbed tua menjadi melodi mengiring gerak ritmis
dua tubuh mendekap mengelana rasa
urat menggelincang melontar hasrat
"tahan, jangan sudahi," katamu
kaupun melayang
menyemai benih di pergulatan malam.

jonegoro,  070317



Agus Sighro Budiono Lahir di bulan Agustus, 17, 1973. Menulis puisi, naskah drama. Saat ini mengabdikan diri dengan membina teater sekolah. Puisinya tergabung dalam beberapa kitab antologi Puisi bersama.












7.
Agustav Triono

Mimpi Semalam

Seorang bocah umur dua belasan nikmat tidur berselimut embun
Padahal hari beranjak pagi namun mata tak ingin dibuka
Tubuh merindu mimpi semalam gerimis yang ritmis

Ibunya membangunkan menyipratnyipratkan air ke wajahnya
Antara tidur terjaga sang anak mencaricari rasa semalam
Benarkah hadir kembali?
Tapi kenapa di wajah bukan di tempat semalam gerimis

Sang ibu kini mengguyurnya dengan secangkir air
Anakpun bangun mendapati tubuhnya kuyup air mengalir

Di celanalah yang paling basah

2017






Agustav Triono

Bila...
Bila mata mudamu bersitatap dengan lawan jenismu yang kau suka
Lalu serseran rasamu maka tahanlah nikmati saja serseranmu itu
Hingga hatimu berbungabunga

Jika kulitmu bersentuhan dengan pujaan hatimu
Lalu berdebardebar dadamu Simpanlah lantas tanam dalamdalam di jiwa
Tunggu sampai saatnya tumbuh

Saat engkau berbincang serius, bercanda gurau dengan kekasihmu
Lalu dirimu tak mau beranjak segera
bahkan ingin nempel erat menyatu
Lantas anganmu melayanglayang
Seolah menjelma Kamajaya dan Kamaratih
Maka ijab qabul lah

Bila telah niat bulat
Bila telah gemuruh sungguh
Bila telah matang jiwa yakin hati
Lalu nunggu apa lagi?
Segeralah berlayar
Arungi liuk liku bahtera hidup!

2017



Agustav Triono, Lahir di Banyumas,26 Agustus 1980. Bergiat di Teater TUBUH Purwokerto, PENA MAS Banyumas, Komunitas HTKP Purwokerto dan Komunitas KATASAPA Purbalingga. Menulis puisi, cerpen, dan naskah drama/teater. Karya-karyanya pernah termuat di beberapa media massa dan dibuku antologi antara lain Balada Seorang Lengger (2011), Cindaga (2012), Jejak Sajak (2012), Dari Sragen Memandang Indonesia (2012), Spring Fiesta (2013), Puisi Menolak Korupsi 2a (2013), Tifa Nusantara (2013),  Iwak Gendruwo (2014), Duka Gaza Duka Kita (2014), Memo untuk Presiden (2014), Memo untuk Wakil Rakyat (2015), Puisi Sakkarepmu (2016), dan Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia IV (2016), tinggal di Banjarnegara.






















8.
Af Dhal
Heran
Dik, kau kata sayang
Mangkanya kupinang cintaku
Padahal dulu, peluhku sama
Bau badanku begini jua
Kau peluk sayang cintamu
Bau kemelaratan
Kau betah saja kugandeng
Dan kau cium bibirku yang hitam
Dik, tak terbaukah nafasku
sebuta itu cintamu?
Baju ini terlusuh terbaik
Yang kupunya hanya
Sedangkan Kau kaya ada segala
Kuheran kenapa
Rembulan menjemput pungguk
Sekarang.

Malam pekat

Afdhal Fikri,  lahir  di  Muara Bungo 11 januari 2000, tinggal di  jln Rambai , Kecamatan Bungo Dani , kelurahan Sei kerjan , Kab. Bungo
Prov. Jambi. Penyair ini masih bersetatus pelajar Madrasah Aliyah Negeri Muara Bungo