Sabtu, 22 April 2017

Puisi-puisi Lumbung Puisi Jilid V , 42-45



42.
Slamet Unggul
Engkoulah Wanita Simpananku
Sekian malam meruntuh kepastian
Menyelusuri hari tiap jengkal lekuk tubuhmu
Mengundang selera menumpas malu
Wajahmu tetap di depan nafsuku
Wahai bidadari surga duniaku
Ingatkah apa janjimu?
Atau hanya sekedar minum madu kasih sementara?
Engkaulah wanita simpananku
Pemuas nafsuku
Akulah laki-laki simpananmu
Pemuas nafsumu
Hingga kini, tak berubah
Dalam menuju puncak hasrat kepuasan
Saling berbagi kenikmatan
Menggapai mimpi tidak tertidur
Menuju bulan
Bersama mengarungi samudra cinta berbuah dusta
Antara kita
Di sana
Engkau tetap wanita simpananku
Yang tersayang
Semarang, 04012017


Slamet Unggul , lahir di Semarang 4 Desember 1967, Penyair ini tinggal di Purwoyoso Ngaliyan Semarang.

43.
Sokanindya Pratiwi Wening
Jahanam
hasratku menggelegak
saat kupandangi tubuh molek
berbalut kulit putih
mulus bak pualam

ada yang tegak
ingin menjulang setinggi tiang bendera
mengibarkan konak
oh..., tak peduli
walau selesai hujan
ia layu, loyo, dan lunglai

hm....
kesumatku sampai
tubuh molek berbalut kulit halus itu ada dalam kuasaku
sekarang!
kudengar ia merengek
bahkan mengerang
aku makin garang

merasa perkasa
esok dan esoknya lagi
terus kuulangi
aku makin lapar
kian halus
tiap kali tubuh molek
berbalut kulit putih halus
bak pualam itu
pasrah dalam keperkasaanku

tak susah kiranya
membuatnya menyerah

hingga akhirnya aku bosan juga
tubuh molek berbalut kulit putih mulus itu bak batang pisang saja
setelah selangkangannya mengeluarkan anak dua
jangan tanya surat nikah
karena semuanya secara sukarela
suka sama suka

ah, andai saja
tubuh molek berbalut kulit halus mulus itu
disertai isi kepala yang memadai
tak kudengar mulutnya menyemburkan sumpah serapah
padaku, yang mengaku perkasa...!

Krueng Geukueh, 31/03/2017

Sokanindya Pratiwi Wening, nama aslinya Duma Fitrie Sitompul, lahir di Pematang Siantar, 21 Februari 1964, memasuki fakultas Sastra USU jurusan Linguistik, puisi-puisinya turut dalam berbagai antologi bersama nasional, perempuan penyair ini tinggal di Aceh Utara.


44.
Suhaeli
Paket Teknologi di Pagi Hari

di abad 21 ini negeri kami menerima berbagai paket
teknologi dari bill gates, martin cooper, steve job,
larry page, mark zuckerberg sampai jan koum
mereka bercerita bagaimana canggihnya
microsoft word si perangkat lunak yang mampu
menyimpan dan mengolah data itu berkejaran
di sekolah dan kantor-kantor

tak lama berselang kami dikagetkan dengan
kabel angin yang kerap mengirim suara dan kata
ke telinga dan biji mata kami
seperti mimpi kamipun terperanjat oleh sebuah
kotak kecil yang seringkali bernyanyi sendiri
dari kamar tidur sampai ke kamar mandi

belum lagi sadar oleh paket yang masih membuat
kami terpengarah tiba-tiba seseorang datang
menawarkan paket lain bertulisan apple
demi allah kami kira itu buah apple dari
perkebunan canggih dengan serat selembut kapas
yang mampu memperbaiki jaringan sel syaraf
kami yang rusak. Tidak
sebaliknya seluruh fungsi sel syaraf dan alam sadar
kami dibawa terbang oleh syaraf apple bernama
android itu, kami seolah menemu dunia lain
yang mampu memperpendek jarak pembicaraan
negara-negara lain atau rahasia segala sejarah
raja-raja atau para wanita yang pernah
menikam jantung dunia

semalaman tidur kami dihiasi berbagai mimpi aneh
seorang perempuan berkain satin datang
mencukur kumis kami lalu bergerak ke bawah
menawarkan celana dalam hangat dan nyaman
disitu kami melihat ada kaus kaki menawarkan
kamar tidur dan kolam renang

keesokan paginya kami terperangah menyaksikan
berita ditelevisi, anak-anak dengan mata tertutup
kehilangan jalan ke depan setelah menjadi korban
keganasan predator yang tak mampu mengendalikan
libido setelah hormon testosteron itu masuk
keperedaran darah melalui beberapa jaringan
dalam tubuhnya sementara selama ini dia buta kalau
hormonnya itu menstimulasi aktivitas seks
sekundernya, dan dia juga buta tentang
maskulinisasi yang mengacu pada perkembangan
abnormal karakteristik seksualnya

tapi semua itu bukan kesalahan tukang pos
yang mengantarkan paket tekhnologi pagi itu
dan kami juga tidak menyesali kedatangan mbah
google yang kerap menyambangi pikiran
dan imajinasi kami

Indramayu, 2017


Larry page                          : pendiri google
Martin coope                    : penemu handphone
Bill gates                              : penemu Microsoft word
Jan koum                             : pendiri whats app
Mark zuckerbe

Suhaeli , Lahir di Indramayu, 3 Maret 1956. Menyukai seni, praktisi pendidikan tinggal di Indramayu. Menempuh pendidikan hingga S3 (2011),  Dikenal sebagai  tokoh pendidikan di Indramayu, tinggal di Singaraja Indramayu.

























45.
Supi El-Bala

Ku rindu genangan air di perutmu
Kecipak mulutmu membangkitkan kejugalan
Dua musim hujan telah kulewati
Tapi entahlah hujan bersamamu
Menyimpan banyak catatan kepenasaran
Malam ini gemuruh itu mengawani mataku
Terasa ekor matamu mematai rebahku
Sepi di tepi hening di kelambu
Rerintik rintih menyiprat ke jantung
Melengkung...
Dan bangkit menghapit tubuh
Ringkihkan malam
Dan kubanganmu tetap menjadi rindu
Rindu di saat hujan turun malam

Kresek, 25/01/2017














Supi El-Bala
Balada Rangda Bengsrat*

Siang itu seperti kilat menerjang hari
Kendang telinga pengak...
Lamaran pemuda yang tak kukenal
Diterima sang rama tanpa tanda tanya
“Aku tak kenal, bagaimana aku cinta, Ayahanda?”
Jeritan itu hanya bisa membelah dada dan mengiris hatiku...
Begitu hari pelaminanku diketuk palu.

Hiruk pikuk selang seling orang menyalamiku
Mengucapkan selamat kiamat atas seluruh hidupku.
Dan malam Jahanam itu mulai temaram....
Dengan sigap kulepas semua dandanan pelaminan
5 menit.
Kakiku sudah di atas jendela berlari mengejar angin utara
Ku susuri jalan desa memasuki jalan berkendara
124 menit.
Aku telah sampai di pinggir pantai memasuki rumah reyot bergeribik lusuh.
Dan sosok renta yang dulu menjadi tempat keluh kesah lagi-lagi menjadi angel
Simbok. Ya simbok pengasuh kanakku.
Sosok ringkih yang dilupakan keluarga besar.
Entahlah... Dia langsung memeluk dan menangis menumpahkan kerinduan
Seperti menemukana gendongannya yang lama hilang.
Di sanalah babak lamaku kembali menjadi buaian.
60 hari aku mendiami gubuk itu.
Entah suamiku, lupa ayah-bundaku, hilang kekasihku,
MELUPAKAN teman-teman yang komporiku untuk menjadi pemberontak memenuhi ego cinta!
Aku Heppy di pinggir pantai. Itu saja !

Saat bundaku dengan tersedu datang mengadu
Dengan segala janji itu ini
Aku kembali ke rumah besar itu menaiki teras-terasnya yg kaku
Kekasihku telah menikah pilihan bapaknya !
Suamiku yang tak sempat menikmati malam pertamaku sudah bahagia dengan istrinya.
Sementara aku berstatus Janda.
Kata Sastrawan Sunda: “Aku Rangda Bengsrat !”
Hanya satu yang diketahui orang yang jelalatan di pinggir jalan
Yang ku dengar “ada Jahe, Jahe... Janda Herang** !”
Mereka buta atas kejadian malam saat mereka tertawa,
Saat bicara asyiknya belah duren. Atau malam berdarah perawan. Di tenda biru pelaminan.
Mungkin hembusan isue suami yang sakit hati.
Jadilah aku wanita tak dicerai berstatus janda masih perawan!

Diam membisu di pertengahan malam
Saat darah perawan ku tercecer di atas sprei
Lelaki duda beranak banyak.
Bersama lelaki yang dulu mengisi hati, yang baru ditinggal istrinya ke alam baka...













Supi El-Bala diberi nama oleh Bapak-Emak, Supiyatna, Lahir dan Tinggal di Tangerang sejak 1976, bekerja di Pokjawas Kemenag Kab. Tangerang Prov. Banten. Pernah menulis lepas di beberapa harian Tangerang. Pernah ikut menulis puisi di antologi: Komunitas Memo Penyair: MAKTA (Memo Anti Kekerasan Terhadap Anak), Lumbung Puisi Jilid IV Penyair Indonesia: Margasatwa Indonesia, Antologi Penyair Nusantara: Puisi Peduli Hutan, Puisi Penyair Indonesia: 6,5 SR Luka Pidie Jaya.