Rabu, 11 September 2019

Mengenal Puisi-puisi Internasional : Barokah Nawawi

37.

Barokah Nawawi

Merdeka Kebablasan

Nenek bilang aku sungguh bahagia
Dilahirkan di zaman yang merdeka
Zaman di mana tak ada rintangan bagi siapa saja
Untuk menggapai apa yang menjadi cita-citanya.

Nenek bilang zaman ini sungguh menyenangkan
Kemajuan teknologi membuatnya tak lagi kecapaian
Hingga bisa menyisakan waktu untuk mengaji dan ibadah.

Nenek bilang nasib kakekku dulu kurang beruntung
Meskipun cerdas hanya bisa tamat Sekolah Rendah
Lantaran kakek buyutku hanya petani biasa saja
Bukan pejabat pamong praja atau bangsawan yang konon katanya berdarah biru.

Namun aku bangga dengan mereka
Pekerja keras yang gigih, jujur dan religius
Yang mampu mendidik ayahku hingga jadi sarjana
Dan guru teladan yang menjadi panutan para muridnya.

Ayah adalah segalanya bagiku
Kukagumi sosoknya yang gagah berwibawa namun hatinya sangat lembut dan penuh cinta
Peduli pada keluarga, masyarakat dan lingkungan
Tanpa membedakan status dan kekayaan.

Yang membuatku malu malah sahabatku sendiri
Generasi sekarang yang menjadi tumpuan bangsa
Kukira pejabat bersih ternyata banyak korupsi
Namun istrinya malah menepuk dada dan berteriak lantang :
“ Itu hanya fitnah ! “

Zaman sekarang memang sulit dimengerti
Seperti sahabatku yang kini menjadi aneh
Selepas dari penjara malah latah ikut menjadi caleg
Dan kini berhasil duduk di kursi empuk sebagai anggota Dewan yang terhormat.

Merdeka sekarang adalah merdeka yang kebablasan
Banyak wakil rakyat yang justru mengkhianati rakyat
Banyak penegak keadilan yang tidak tegak alias miring
Banyak hakim yang justru main mata dengan maling
Dan banyak lagi yang lain yang membuat kepala pusing tujuh keliling
Dan Ibu Pertiwi menangis sedih tanpa henti.
Semarang, Agustus 2019



Barokah lahir, di Tremas Pacitan, 18 Agustus 1954.
Bekerja di PT Telkom sejak tahun 1974 dan pensiun dini tahun 2002.
Antologi puisi tunggalnya Bunga bunga Semak, diterbitkan Pustaka Haikuku th 2017.
Antologi haiku bersama : Hati Rembulan – Pustaka Haikuku 2018. Antologi puisi bersama a.l : Mblekethek, Anak Cucu Pujangga – Lumbung Puisi 2019. Negeri Rindukan Damai, Dunia tanpa koma – Sastra kidung semilir 2019 , Negeri di atas awan – Rosebook 2018.