Jumat, 17 Oktober 2014

Pembelajaran di Kurikulum 2013

1.   Pembelajaran Tematik Terpadu
Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah menyebutkan, bahwa “Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi, maka prinsip pembelajaran yang digunakan dari pembelajaran parsial menujupembelajaran terpadu.” Hal itu dipertegas kembali dalam Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI menyebutkan, bahwa “Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SD/MI dilakukan melalui pembelajaran dengan pendekatan tematik-terpadu dari Kelas I sampai Kelas VI.”

Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu
Pembelajaran Tematik Terpadu dilaksanakan dengan menggunakan prinsip pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu menggunakan tema sebagai kegiatan pembelajaran yang memadukan beberapa mata pelajaranuntukmemberikanpengalamanbermaknabagipesertadidik.
Keterpaduanpadatematikterpadumerupakanpenggabungkan kompetensi-kompetensi dasar beberapa matapelajaran agar terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dapat saling memperkuat, menghindari terjadinya tumpang tindih, dan menjaga keselarasan pembelajaran (interdisipliner).Selainitu, keterpaduanpadatematikterpadujugadengancaramengaitkan berbagai matapelajaran yang ada dengan permasalahan-permasalahan yang dijumpai di sekitarnya sehingga pembelajaran menjadi kontekstual (transdisipliner).
Pembelajaran tematikterpadu relevan untuk mengakomodasi perbedaan-perbedaan kualitatif lingkungan belajar, dan diharapkan mampu menginspirasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar.Pembelajarantematikterpadu memiliki perbedaan kualitatif (qualitatively different) dengan model pembelajaran lain, karena sifatnya memandu peserta didik mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher levels of thinking) atau keterampilan berpikir dengan mengoptimasi kecerdasan ganda (multiple thinking skills), sebuah proses inovatif bagi pengembangnan dimensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Selanjutnyamengenai pembelajaran tematik terpadudapatdibacapadaPedoman Teknis Pembelajaran dan Penilaian.

LK B.3.1 Mengembangkan Pembelajaran Tematik Terpadu
PetunjukPengisian LK
1.    Gunakan Buku Guru tema terpilih.
2.    Tentukanpemetaankompetensidasardanindikator  padasalahsatupembelajaranpadatemaatausubtematerpilih.
3.    Isilahmuatanpelajaran, kompetensidasar, danindikatorpadakolom LK yang tersediasebagaidasarpembuatanrancangankegiatan.
4.    Tuliskantujuanpembelajaranberdasarkanindikatorberbagaimuatanpembelajaran yang akandicapai.
5.    Tuliskanrencanakegiatanpembelajaran yang memadukanindikator-indikatorpadamuatanpelajaran yang sudahditentukan.




LK B.3.1
Tema            : …………………………………………………….
Subtema       : ……………………………………………………
Pembelajaran: ……………………………………………………
MuatanPelajaran
KompetensiDasar
Indikator
TujuanPembelajaran
RencanaKegiatan
Pembelajaran

































2.   Pendekatan Saintifik
Kurikulum 2013 menekankan penerapan pendekatan scientific (meliputi: mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran) (Sudarwan, 2013).
Komponen-komponen penting  dalam mengajar menggunakan pendekatan scientific (McCollum : 2009)
a.    Menyajikan pembelajaran yang dapat  meningkatkan rasa keingintahuan (Foster a sense of wonder),
b.    Meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage observation),
c.    Melakukan analisis (Push for analysis) dan
d.    Berkomunikasi (Require communication)
Aspek-aspek pada pendekatan scientific terintegrasi pada pendekatan keterampilan proses dan metode ilmiah.
Keterampilan proses sains merupakan seperangkat keterampilan yang digunakan para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah
Keterampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman langsung sebagai pengalaman pembelajaran (Rustaman :2005)
Langkah-langkah metode ilmiah (Helmenstine, 2013)
a.    melakukan pengamatan,
b.    menentukan hipotesis,
c.    merancang eksperimen untuk menguji hipotesis,
d.    menguji hipotesis,
e.    menerima atau menolak hipotesis dan merevisi hipotesis atau membuat kesimpulan
Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan Saintifik adalah pembelajaran  yang mendorong  anak untuk melakukan keterampilan-keterampilan ilmiah sesuai permendiknud 81 A tahun 2013 sebagai berikut :

a.   Mengamati
b.   Menanya
      c. Mengumpulkan Informasi
d. Mengasosiasikan/mengolahinformasi /menalar
e. Mengomunikasikan.


a. Mengamati
Dalamkegiatanmengamati, guru membukasecaraluasdanbervariasikesempatanpesertadidikuntukmelakukanpengamatanmelaluikegiatan: melihat, menyimak, mendengar, danmembaca. Guru memfasilitasipesertadidikuntukmelakukanpengamatan, melatihmerekauntukmemperhatikan (melihat, membaca, mendengar, meraba, merasakan, mencium aroma) hal yang pentingdarisuatubendaatauobjek.
b. Menanya
Dalamkegiatanmengamati, guru membukakesempatansecaraluaskepadapesertadidikuntukbertanyamengenaiapa yang sudahdilihat, disimak, dibacaataudilihat. Guru perlumembimbingpesertadidikuntukdapatmengajukanpertanyaan-pertanyaantentang yang hasilpengamatanobjek yang konkritsampaikepada yang abstrakberkenaandenganfakta, konsep, prosedur, ataupunhal lain yang lebihabstrak. Pertanyaan yang bersifatfaktualsampaikepadapertanyaan yang bersifathipotetik.
Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.

c. Mengumpul kaninformasi/eksperimen
Tindaklanjutdaribertanyaadalahmenggalidanmengumpulkaninformasidariberbagaisumbermelaluiberbagaicara.Untukitupesertadidikdapatmembacabuku yang lebihbanyak, memperhatikanfenomenaatauobjek yang lebihteliti, ataubahkanmelakukaneksperimen.Dari kegiatantersebutterkumpulsejumlahinformasi.Anakperludibiasakanuntukmenghubung-hubungkanantarainformasisatudengan yang lain, untukmengambilkesimpulan. Anakperludihadapkandengansekumpulanfakta yang memilikiunsurkesamaan agar  ditemukanpolanya.
d. Mengasosiasikan/mengolahinformasi /menalar
Informasitersebutmenjadidasarbagikegiatanberikutnyayaitumemrosesinformasiuntukmenemukanketerkaitansatuinformasidenganinformasilainnya, menemukanpoladariketerkaitaninformasidanbahkanmengambilberbagaikesimpulandaripola yang ditemukan.
Kegiatanmengolahinformasi yang sudahdikumpulkanbaikterbatasdarihasilkegiatanmengumpulkan/eksperimenmaupunhasildarikegiatanmengamatidankegiatanmengumpulkaninformasi.
Pengolahaninformasi yang dikumpulkandari yang bersifatmenambahkeluasandankedalamansampaikepadapengolahaninformasi yang bersifatmencarisolusidariberbagaisumber yang memilikipendapat yang berbedasampaikepada yang bertentangan.

e. Mengomunikasikan
Kegiatanberikutnyaadalahmenuliskanataumenceritakanapa yang ditemukandalamkegiatanmencariinformasi, mengasosiasikan, danmenemukanpola. Hasiltersebutdisampaikan di kelasdandinilaioleh guru sebagaihasilbelajarpesertadidikataukelompokpesertadidiktersebut.Pesertadidikperludibiasakanuntukmengemukakandanmengomunikasikan  ide, pengalaman, danhasilbelajarnyakepada orang lain (temanatau guru bahkan orang luar).
          Pendekatan saintifik ini biasanya tampak jelas ketika siswa terlibat dalam model pembelajaran tertentu, yaitu (1) Project Based Learning, (2) Problem Based Learning, dan (3) Discovery Learning.

LK B.3.2 Pendekatan Saintifik
Petunjuk Pengisian LK
1.    Cermatirencanakegiatanpembelajarantematikterpadu yang sudahdibuat.
2.    Lengkapilahrencanapembelajarantematiktersebut dengankegiatanmengamati, menanya, menggaliinformasi/mencoba, menalar, danmengkomunikasikan.
3.    Tuliskan proses kegiatanpembelajarantematikterpadu yang menggunakanpendekatansaintifiktersebutpadakolom yang tersedia.




LK B.3.2
Tema                    :…………………………………………
Subtema               :………………………………………..
Pembelajaran        :……………………………………....
RencanaKegiatanPembelajaranTematikTerpadu
Uraian Proses KegiatanPembelajaranTematikTerpadudenganPendekatanSaintifik







































3.   Penilaian Autentik
Pengertian Penilaian Autentik
Dalam American Library Association, penilaian autentik didefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktivitas yang relevan dalam pembelajaran. Dalam Newton Public School, penilaian autentik diartikan sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik. Wiggins (1993) mendefinisikan penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel,  berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat, dan sebagainya.
Penilaianpadapembelajarantematikterpadumenggunakanpenilaianautentik. Guru melakukanpenilaianautentikselama proses pembelajaran.  Penilaianautentikharusmampumenggambarkansikap, keterampilan, danpengetahuanpesertadidik. Di dalampenilaianautentikterjadipenilaianlangsunguntukkegiatan-kegiatan, sepertimelaksanakanpercobaan.Penilaianautentikjugadiperlukanpadasaatpesertadidikmelaksanakantugasprojek.Kinerjaharusdinilaipadasaatkegiatantersebutberlangsung