1. Pembelajaran Tematik
Terpadu
Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah menyebutkan, bahwa “Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan
Standar Isi, maka prinsip pembelajaran yang digunakan dari pembelajaran parsial menujupembelajaran terpadu.” Hal itu dipertegas kembali dalam
Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
SD/MI menyebutkan, bahwa “Pelaksanaan
Kurikulum 2013 pada SD/MI dilakukan melalui pembelajaran dengan pendekatan tematik-terpadu dari Kelas I
sampai Kelas VI.”
Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu
Pembelajaran Tematik Terpadu dilaksanakan
dengan menggunakan prinsip pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu
menggunakan tema sebagai kegiatan pembelajaran yang memadukan beberapa mata
pelajaranuntukmemberikanpengalamanbermaknabagipesertadidik.
Keterpaduanpadatematikterpadumerupakanpenggabungkan
kompetensi-kompetensi dasar beberapa matapelajaran agar terkait satu dengan
yang lainnya, sehingga dapat saling memperkuat, menghindari terjadinya tumpang tindih,
dan menjaga keselarasan pembelajaran (interdisipliner).Selainitu,
keterpaduanpadatematikterpadujugadengancaramengaitkan
berbagai matapelajaran yang ada dengan permasalahan-permasalahan yang dijumpai
di sekitarnya sehingga pembelajaran menjadi kontekstual (transdisipliner).
Pembelajaran tematikterpadu relevan untuk mengakomodasi
perbedaan-perbedaan kualitatif lingkungan belajar, dan diharapkan mampu
menginspirasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar.Pembelajarantematikterpadu memiliki perbedaan
kualitatif (qualitatively different)
dengan model pembelajaran lain, karena sifatnya memandu peserta didik mencapai
kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher
levels of thinking) atau keterampilan berpikir dengan mengoptimasi
kecerdasan ganda (multiple thinking
skills), sebuah proses inovatif bagi pengembangnan dimensi sikap,
keterampilan, dan
pengetahuan.
Selanjutnyamengenai pembelajaran tematik terpadudapatdibacapadaPedoman Teknis Pembelajaran
dan Penilaian.
LK B.3.1 Mengembangkan Pembelajaran Tematik Terpadu
PetunjukPengisian
LK
1. Gunakan Buku Guru tema terpilih.
2. Tentukanpemetaankompetensidasardanindikator padasalahsatupembelajaranpadatemaatausubtematerpilih.
3. Isilahmuatanpelajaran, kompetensidasar,
danindikatorpadakolom LK yang tersediasebagaidasarpembuatanrancangankegiatan.
4. Tuliskantujuanpembelajaranberdasarkanindikatorberbagaimuatanpembelajaran
yang akandicapai.
5. Tuliskanrencanakegiatanpembelajaran yang
memadukanindikator-indikatorpadamuatanpelajaran yang sudahditentukan.
LK B.3.1
Tema :
…………………………………………………….
Subtema :
……………………………………………………
Pembelajaran: ……………………………………………………
MuatanPelajaran
|
KompetensiDasar
|
Indikator
|
TujuanPembelajaran
|
RencanaKegiatan
Pembelajaran
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2. Pendekatan Saintifik
Kurikulum 2013 menekankan penerapan
pendekatan scientific (meliputi: mengamati, menanya, mencoba, mengolah,
menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran) (Sudarwan,
2013).
Komponen-komponen
penting dalam mengajar menggunakan pendekatan
scientific (McCollum : 2009)
a. Menyajikan
pembelajaran yang dapat meningkatkan
rasa keingintahuan (Foster a sense of wonder),
b. Meningkatkan
keterampilan mengamati (Encourage observation),
c. Melakukan
analisis (Push for analysis) dan
d. Berkomunikasi
(Require communication)
Aspek-aspek
pada pendekatan scientific terintegrasi pada pendekatan keterampilan
proses dan metode ilmiah.
Keterampilan
proses sains merupakan seperangkat keterampilan yang digunakan para ilmuwan
dalam melakukan penyelidikan ilmiah
Keterampilan
proses perlu dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman langsung sebagai
pengalaman pembelajaran (Rustaman :2005)
Langkah-langkah metode ilmiah (Helmenstine,
2013)
a. melakukan
pengamatan,
b. menentukan
hipotesis,
c. merancang
eksperimen untuk menguji hipotesis,
d. menguji
hipotesis,
e. menerima
atau menolak hipotesis dan merevisi hipotesis atau membuat kesimpulan
Dari
beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan Saintifik adalah pembelajaran yang mendorong anak untuk melakukan
keterampilan-keterampilan ilmiah sesuai permendiknud 81 A tahun 2013 sebagai
berikut :
a.
Mengamati
b.
Menanya
c. Mengumpulkan Informasi
d. Mengasosiasikan/mengolahinformasi
/menalar
e.
Mengomunikasikan.
a. Mengamati
Dalamkegiatanmengamati, guru
membukasecaraluasdanbervariasikesempatanpesertadidikuntukmelakukanpengamatanmelaluikegiatan:
melihat, menyimak, mendengar, danmembaca. Guru
memfasilitasipesertadidikuntukmelakukanpengamatan,
melatihmerekauntukmemperhatikan (melihat, membaca, mendengar, meraba,
merasakan, mencium aroma) hal yang pentingdarisuatubendaatauobjek.
b. Menanya
Dalamkegiatanmengamati, guru
membukakesempatansecaraluaskepadapesertadidikuntukbertanyamengenaiapa yang
sudahdilihat, disimak, dibacaataudilihat. Guru
perlumembimbingpesertadidikuntukdapatmengajukanpertanyaan-pertanyaantentang
yang hasilpengamatanobjek yang konkritsampaikepada yang abstrakberkenaandenganfakta,
konsep, prosedur, ataupunhal lain yang lebihabstrak. Pertanyaan yang bersifatfaktualsampaikepadapertanyaan
yang bersifathipotetik.
Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah
pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta
didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat
dikembangkan. Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang
lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang
ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.
c. Mengumpul kaninformasi/eksperimen
Tindaklanjutdaribertanyaadalahmenggalidanmengumpulkaninformasidariberbagaisumbermelaluiberbagaicara.Untukitupesertadidikdapatmembacabuku
yang lebihbanyak, memperhatikanfenomenaatauobjek yang lebihteliti,
ataubahkanmelakukaneksperimen.Dari kegiatantersebutterkumpulsejumlahinformasi.Anakperludibiasakanuntukmenghubung-hubungkanantarainformasisatudengan
yang lain, untukmengambilkesimpulan. Anakperludihadapkandengansekumpulanfakta
yang memilikiunsurkesamaan agar ditemukanpolanya.
d. Mengasosiasikan/mengolahinformasi
/menalar
Informasitersebutmenjadidasarbagikegiatanberikutnyayaitumemrosesinformasiuntukmenemukanketerkaitansatuinformasidenganinformasilainnya,
menemukanpoladariketerkaitaninformasidanbahkanmengambilberbagaikesimpulandaripola
yang ditemukan.
Kegiatanmengolahinformasi yang
sudahdikumpulkanbaikterbatasdarihasilkegiatanmengumpulkan/eksperimenmaupunhasildarikegiatanmengamatidankegiatanmengumpulkaninformasi.
Pengolahaninformasi yang
dikumpulkandari yang bersifatmenambahkeluasandankedalamansampaikepadapengolahaninformasi
yang bersifatmencarisolusidariberbagaisumber yang memilikipendapat yang
berbedasampaikepada yang bertentangan.
e. Mengomunikasikan
Kegiatanberikutnyaadalahmenuliskanataumenceritakanapa
yang ditemukandalamkegiatanmencariinformasi, mengasosiasikan, danmenemukanpola.
Hasiltersebutdisampaikan di kelasdandinilaioleh guru
sebagaihasilbelajarpesertadidikataukelompokpesertadidiktersebut.Pesertadidikperludibiasakanuntukmengemukakandanmengomunikasikan ide, pengalaman, danhasilbelajarnyakepada
orang lain (temanatau guru bahkan orang luar).
Pendekatan saintifik ini biasanya
tampak jelas ketika siswa terlibat dalam model pembelajaran tertentu, yaitu (1)
Project Based Learning, (2) Problem Based Learning, dan (3) Discovery Learning.
LK B.3.2
Pendekatan Saintifik
Petunjuk Pengisian LK
1. Cermatirencanakegiatanpembelajarantematikterpadu yang
sudahdibuat.
2. Lengkapilahrencanapembelajarantematiktersebut dengankegiatanmengamati,
menanya, menggaliinformasi/mencoba, menalar, danmengkomunikasikan.
3. Tuliskan proses kegiatanpembelajarantematikterpadu
yang menggunakanpendekatansaintifiktersebutpadakolom yang tersedia.
LK B.3.2
Tema :…………………………………………
Subtema :………………………………………..
Pembelajaran :……………………………………....
RencanaKegiatanPembelajaranTematikTerpadu
|
Uraian
Proses KegiatanPembelajaranTematikTerpadudenganPendekatanSaintifik
|
|
|
3. Penilaian Autentik
Pengertian
Penilaian Autentik
Dalam
American Library Association, penilaian autentik didefinisikan sebagai
proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap
peserta didik pada aktivitas yang relevan dalam pembelajaran. Dalam Newton
Public School, penilaian autentik diartikan sebagai penilaian atas produk
dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik.
Wiggins (1993) mendefinisikan penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas
kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan
dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan
membahas artikel, berkolaborasi dengan
antar sesama melalui debat, dan sebagainya.
Penilaianpadapembelajarantematikterpadumenggunakanpenilaianautentik.
Guru melakukanpenilaianautentikselama proses pembelajaran. Penilaianautentikharusmampumenggambarkansikap, keterampilan,
danpengetahuanpesertadidik. Di dalampenilaianautentikterjadipenilaianlangsunguntukkegiatan-kegiatan,
sepertimelaksanakanpercobaan.Penilaianautentikjugadiperlukanpadasaatpesertadidikmelaksanakantugasprojek.Kinerjaharusdinilaipadasaatkegiatantersebutberlangsung