24.Pensil Kajoe
Virus Genit
Namamu indah,
terbayang cantik rupawan wajah seorang perempuan
dengan tubuh gemulai bak gitar spanyol
kubayangkan senyum mengembang di depanku
kupanggili namamu, Corona sayang
ya sayang
oh sayang
duhai sayang
Ah sayang, sayang
bayanganku rancu
aku keliru
aku malu
Corona bukan nama perempuan berdada bola
meski namanya kini mendunia
di televisi
di radio
di koran
di warung kopi
di angkringan
di pematang sawah
semua membahas corona
lalu ada yang berseloroh
"Jenengku ana neng konora?"
Corona, si virus genit yang sangat menggoda
orang-orang terpedaya
satu persatu jatuh bertekuk lutut
di kerling mata dan senyum nakalmu.
Tumiyang, 15032020
Pensil Kajoe, lahir dan dibesarkan di Banyumas, 27 Januari. Puisi serta cerpennya sudah bertebaran di berbagai koran di tanah air. Tulisan pertamanya berupa resensi buku: Remaja Doyan Nonton, Why Not? dimuat di Suara Merdeka tahun 2003, rubrik opini: Remaja Tanpa Narkoba (Radar Banyumas, 2004). Selain itu, laki-laki berkacamata minus ini telah membukukan tulisannya ke dalam 16 buku tunggal dan lebih dari 20 buku antologi bersama. Saat ini, Kang Pensil begitu sapaan akrabnya menjadi penulis rubrik Banyumasan di Majalah Djaka Lodang, Yogyakarta.
Virus Genit
Namamu indah,
terbayang cantik rupawan wajah seorang perempuan
dengan tubuh gemulai bak gitar spanyol
kubayangkan senyum mengembang di depanku
kupanggili namamu, Corona sayang
ya sayang
oh sayang
duhai sayang
Ah sayang, sayang
bayanganku rancu
aku keliru
aku malu
Corona bukan nama perempuan berdada bola
meski namanya kini mendunia
di televisi
di radio
di koran
di warung kopi
di angkringan
di pematang sawah
semua membahas corona
lalu ada yang berseloroh
"Jenengku ana neng konora?"
Corona, si virus genit yang sangat menggoda
orang-orang terpedaya
satu persatu jatuh bertekuk lutut
di kerling mata dan senyum nakalmu.
Tumiyang, 15032020
Pensil Kajoe, lahir dan dibesarkan di Banyumas, 27 Januari. Puisi serta cerpennya sudah bertebaran di berbagai koran di tanah air. Tulisan pertamanya berupa resensi buku: Remaja Doyan Nonton, Why Not? dimuat di Suara Merdeka tahun 2003, rubrik opini: Remaja Tanpa Narkoba (Radar Banyumas, 2004). Selain itu, laki-laki berkacamata minus ini telah membukukan tulisannya ke dalam 16 buku tunggal dan lebih dari 20 buku antologi bersama. Saat ini, Kang Pensil begitu sapaan akrabnya menjadi penulis rubrik Banyumasan di Majalah Djaka Lodang, Yogyakarta.