9.Aditya Mahdi F:
Hai
Kepada seluruh mahkluk
Izinkan aku mengenalkan diriku yang terkutuk
Dengan rasa hormat yang buruk
Inilah aku, sang penakluk yang teruk
Corona
Aku tercipta dari tangan-tangan manusia
Tanpa adanya sosok ayah dan bunda
Tapi memiliki banyak saudara senyawa
Ketika musibah menimpa di suatu kota
Lalu muruah mereka berubah menjadi wabah
Dari ujung langit hingga dasar lembah
Tanpa peduli apa yang mereka sembah
Aku mengalir bebas dengan seleksi alam
Menjadi pemisah takdir, keras dan kejam
Perjalananku menjadi kisah kelam
Dari pagi hingga datangnya malam
Hai, manusia
Sejatinya aku tercipta oleh mereka
Tanpa rasa dengan asa
Dengan masa hingga nanti binasa
Aku kecil, satukan semua yang ada !
Politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Kurasuki mereka semua !
Tanpa mengenal suku, ras, dan agama.
tanpa akal pun aku bisa mengguncang dunia dan sejatinya aku diciptakan oleh akal
Tidak kekal, apalagi mulia, ku berjalan hingga mereka semua kesal
Wihara, candi, katedral, maupun istiklal
Aku tak terbendung dengan hal mistikal
Atas kuasa tuhan dan seleksi alam
Perjalananku akan kulanjutkan
Eksistensi ku akan sedikit bertahan
Dan ini dimulai dari kota Wuhan
Sekali lagi, hai kawan-kawan
Covid-19 siap melayani nyonya dan tuan
Selama tuhan mengizinkan
Aku akan terus berjalan
Depok, 20 Maret 2020
Hai
Kepada seluruh mahkluk
Izinkan aku mengenalkan diriku yang terkutuk
Dengan rasa hormat yang buruk
Inilah aku, sang penakluk yang teruk
Corona
Aku tercipta dari tangan-tangan manusia
Tanpa adanya sosok ayah dan bunda
Tapi memiliki banyak saudara senyawa
Ketika musibah menimpa di suatu kota
Lalu muruah mereka berubah menjadi wabah
Dari ujung langit hingga dasar lembah
Tanpa peduli apa yang mereka sembah
Aku mengalir bebas dengan seleksi alam
Menjadi pemisah takdir, keras dan kejam
Perjalananku menjadi kisah kelam
Dari pagi hingga datangnya malam
Hai, manusia
Sejatinya aku tercipta oleh mereka
Tanpa rasa dengan asa
Dengan masa hingga nanti binasa
Aku kecil, satukan semua yang ada !
Politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Kurasuki mereka semua !
Tanpa mengenal suku, ras, dan agama.
tanpa akal pun aku bisa mengguncang dunia dan sejatinya aku diciptakan oleh akal
Tidak kekal, apalagi mulia, ku berjalan hingga mereka semua kesal
Wihara, candi, katedral, maupun istiklal
Aku tak terbendung dengan hal mistikal
Atas kuasa tuhan dan seleksi alam
Perjalananku akan kulanjutkan
Eksistensi ku akan sedikit bertahan
Dan ini dimulai dari kota Wuhan
Sekali lagi, hai kawan-kawan
Covid-19 siap melayani nyonya dan tuan
Selama tuhan mengizinkan
Aku akan terus berjalan
Depok, 20 Maret 2020