Tajuddin Noor Ganie
Sejak lama kicauan burung telah sirna di belukar fana airmata ini
Jejak kakinya tak lagi nyata di mana-mana
Nyanyiannya tinggal fiksi sebatas legenda saja
Pabrik kayu lapis yang dulu dibangun berlapis-lapis
Di tepi sungai itulah yang mengikis habis nafas–nafas emprit, pipit, gelatik, bahkan elang raja
Mereka lunglai tak berdaya di hadapan marabahaya
Dulu, pabrik kayu lapis yang berlapis-lapis itu memompakan racun ke udara terbuka setiap hari tanpa jeda dalam waktu yang lama melalui cerobong-cerobong asapnya yang digjaya
Sungguh, lumbung-lumbung racun itu
Telah menuba angkasa dengan semena-mena
Hingga menjadi wilayah berbahaya
KISAH TERHAPUSNYA JEJAK KAKI BURUNG
Sejak lama kicauan burung telah sirna di belukar fana airmata ini
Jejak kakinya tak lagi nyata di mana-mana
Nyanyiannya tinggal fiksi sebatas legenda saja
Pabrik kayu lapis yang dulu dibangun berlapis-lapis
Di tepi sungai itulah yang mengikis habis nafas–nafas emprit, pipit, gelatik, bahkan elang raja
Mereka lunglai tak berdaya di hadapan marabahaya
Dulu, pabrik kayu lapis yang berlapis-lapis itu memompakan racun ke udara terbuka setiap hari tanpa jeda dalam waktu yang lama melalui cerobong-cerobong asapnya yang digjaya
Sungguh, lumbung-lumbung racun itu
Telah menuba angkasa dengan semena-mena
Hingga menjadi wilayah berbahaya
Sejak lama jejak kaki burung-burung itu terhapus.
Tak lagi berbekas di dahan-dahan pepohonan yang juga merapuh karena menghirup tuba yang sama
Banjarmasin, 20 Januari 2014