Sabtu, 25 Juni 2016

Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti dan Sekolah Aman

Latar Belakang Dasar Hukum Tujuan Sasaran Penumbuhan Budi Pekerti A. Gerakan B. Penumbuhan C. Budi pekerti D. Non-kurikuler E. Nilai-nilai Dasar Kebangsaan dan Kemanusiaan F. Prinsip penerapan Penumbuhan G. Waktu Pelaksanaan Peran Pemangku Kepentingan A. Pemerintah B. Pemerintah Daerah C. Pemerintah Kabupaten/Kota D. Dewan Perwakilan Rakyat E. Sekolah F. Orangtua G. Lembaga Swadaya Masyarakat H. Media I. Dunia usaha J. Masyarakat Umum Pembiasaan Nilai-nilai Kebangsaan dan Kemanusiaan A. Menumbuhkembangkan Nilai-nilai Moral dan Spiritual B. Menumbuhkembangkan Nilai-nilai Kebangsaan dan Kebhinnekaan C. Mengembangkan Interaksi Positif Antara Peserta Didik dengan Guru dan Orang Tua D. Mengembangkan Interaksi Positif Antarpeserta Didik E. Merawat Diri dan Lingkungan Sekolah Panduan Budi Pekerti Panduan Budi Pekerti F. Mengembangkan Potensi Diri Peserta Didik Secara Utuh G. Pelibatan Orang Tua dan Masyarakat di Sekolah Pemantauan dan Evaluasi A. Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi B. Aspek-Aspek yang Dipantau dan Dievaluasi

Penumbuhan Budi Pekerti: A. Gerakan B. Penumbuhan C. Budi pekerti D. Non-kurikuler E. Nilai-nilai Dasar Kebangsaan dan Kemanusiaan F. Prinsip penerapan Penumbuhan G. Waktu Pelaksanaan

Peran Pemangku Kepentingan A. Pemerintah B. Pemerintah Daerah C. Pemerintah Kabupaten/Kota D. Dewan Perwakilan Rakyat E. Sekolah F. Orangtua G. Lembaga Swadaya Masyarakat H. Media I. Dunia usaha J. Masyarakat Umum

Pembiasaan Nilai-nilai Kebangsaan dan Kemanusiaan A. Menumbuhkembangkan Nilai-nilai Moral dan Spiritual B. Menumbuhkembangkan Nilai-nilai Kebangsaan dan Kebhinnekaan C. Mengembangkan Interaksi Positif Antara Peserta Didik dengan Guru dan Orang Tua D. Mengembangkan Interaksi Positif Antarpeserta Didik E. Merawat Diri dan Lingkungan Sekolah Panduan Budi Pekerti Panduan Budi Pekerti F. Mengembangkan Potensi Diri Peserta Didik Secara Utuh G. Pelibatan Orang Tua dan Masyarakat di Sekolah

Pemantauan dan Evaluasi A. Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi B. Aspek-Aspek yang Dipantau dan Dievaluasi

Kebijakan dan Dinamika Perkembangan Kurikulum

Pada abad ke-21 ini, kemampuan berliterasi peserta didik berkaitan erat dengan tuntutan keterampilan membaca yang berujung pada kemampuan memahami informasi secara analitis, kritis, dan reflektif. Berdasarkan hal itulah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS).

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH PENDIDIK DAN SATUAN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2014 TENTANG KRITERIA KELULUSAN PESERTA DIDIK DARI SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYELENGGARAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH/PENDIDIKAN KESETARAAN DAN UJIAN NASIONAL

Permendikbud 82/2015 Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR  111  TAHUN 2014 TENTANG BIMBINGAN DAN KONSELING PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2014 TENTANG MUATAN LOKAL KURIKULUM 2013

Penguatan Literasi dalam Pembelajaran

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH DASAR DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2016 Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar

Pengertian 1. Pengertian Literasi Pengertian Literasi Sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara. 2. Gerakan Literasi Sekolah GLS merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.

Tujuan 1. Tujuan Umum Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. 2. Tujuan Khusus a. Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah. b. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat. c. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan. d. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca

Sasaran Sasaran Panduan GLS adalah pendidik, kepala sekolah, dan tenaga kependidikan di SD.

Target Pencapaian Pelaksanaan GLS di SD GLS di SD menciptakan ekosistem pendidikan di SD yang literat. Ekosistem pendidikan yang literat adalah lingkungan yang: 1. menyenangkan dan ramah peserta didik, sehingga menumbuhkan semangat warganya dalam belajar; 2. semua warganya menunjukkan empati, peduli, dan menghargai sesama; 3. menumbuhkan semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan; 4. memampukan warganya cakap berkomunikasi dan dapat berkontribusi kepada lingkungan sosialnya; dan 5. mengakomodasi partisipasi seluruh warga sekolah dan lingkungan eksternal SD

Pelatihan Pendampingan Berbasis Sekolah

Pelatihan Pendampingan Berbasis Sekolah
Tim pengembang kurikulum adalah: Penulis KI, KD, Silabus, dan pedoman tematik/mapel Penulis pedoman penilaian Penulis buku teks tematik/pelajaran Levelnya adalah:  Instruktur Nasional(IN) danInstruktur Propinsi (IP)
Praktisi Pendidikan: Guru Kepala sekolah Pengawas Pegiat pendidikan Levelnya : IN, IP, IK (Instruktur Kabupaten) SS (Sekolah Sasaran)
Akademisi : Dosen LPTK (rekomendasi Puskurbuk) Widyaiswara P4TK Widyaiswara LPMP Levelnya adalah: IN, IP, IK
Manajemen 1. Direktorat            IN, IP 2. Puskurbuk    IN, IP 3. Puspendik      IN, IP 4. Dinas pendidikan IN, IP, IK, SS 5. LPMP             IN, IP, IK, SS
IN= Instruktur Nasional IP= Instruktur Provinsi IK= Instruktur Kabupaten/Kota SS = Sekolah Sasaran
Kegiatan On Contoh sekolah: Kegiatan On merupakan kehadiran guru pendamping (dari Induk Klaster/sekolah yang bersangkutan) di sekolah sasaran untuk memberikan bimbingan teknis pelaksanaan pembelajaran bagi guru mapel Kelas X. Proses bimbingan diberikan pada setiap guru mapel oleh guru pendamping mapel sejenis mengikuti jadwal pembelajaran yang sedang dilakukan guru di sekolah. Kegiatan On dilakukan selama 2 hari
Kegiatan In Contoh Sekolah: 1. Kegiatan In merupakan pertemuan anggota klaster membahas proses dan hasil kegiatan On (bimbingan teknis) 2. Pertemuan dilaksanakan di Induk Klaster atau SEKOLAH lain yang disepakati 3. Kegiatan dilaksanakan selama satu hari dengan peserta adalah kepala sekolah, waksek kurikulum, perwakilan guru, tim pendamping, dan pengawas dari anggota klaster 4. Pertemuan dipimpin oleh Kepala SEKOLAH Induk Klaster

Peran Keluarga dalam Pembelajaran Siswa

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Orang tua adalah pendidik utama dan terpenting, namun juga yang paling tak tersiapkan. Pasalnya, mereka harus mencari sendiri informasi dan pengetahuan tentang bagaimana menumbuhkan dan mendukung pendidikan anak-anak mereka dalam kondisi positif. Selama ini, jika berbicara pendidikan maka fokus pembicaraan hanya kerap jatuh kepada siswa dan guru. Sementara orang tua seperti diabaikan dalam pendidikan. Padahal, orang tua memiliki peran sangat besar dalam pendidikan anak.
Keberhasilan pendidikan anak bergantung kepada keterlibatan keluarga. Banyak penelitian menunjukan bahwa keterlibatan orang tua di sekolah bermanfaat, antara lain: (1) bagi peserta didik mendukung prestasi akademik, meningkatkan kehadiran, kesadaran terhadap kehidupan yang sehat, dan meningkatkan perilaku positif; (2) bagi orang tua memperbaiki pandangan terhadap sekolah, meningkatkan kepuasan terhadap guru, dan mempererat hubungan dengan anak; dan (3) bagi sekolah memperbaiki iklim sekolah, meningkatkan kualitas sekolah, dan mengurangi masalah kedisiplinan .
Sekolah tidak dapat memberikan semua kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan peserta didiknya, sehingga diperlukan keterlibatan bermakna dari orang tua/keluarga dan anggota masyarakat. Anak-anak belajar dengan lebih baik jika lingkungan sekitarnya mendukung, yakni orang tua, guru, dan anggota keluarga lainnya serta masyarakat sekitar. Artinya, sekolah, keluarga, dan masyarakat merupakan pilar yang sangat penting untuk dapat menjamin pertumbuhan anak secara optimal. Untuk itu, perlu dibangun kemitraan di antara mereka. Kemitraan antara sekolah dengan keluarga dan masyarakat dalam membangun ekosistem pendidikan sejalan dengan pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter dengan berlandaskan gotong royong” visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu “Terbentuknya insan serta ekosistem . Oleh karena itu, diharapkan kemitraan pendidikan tersebut dapat berjalan dengan baik dan bermakna. Sebagai unsur dalam ekosistem yang terdekat dengan anak, keluarga mempunyai banyak kesempatan melalui interaksi dan komunikasi sehari-hari. Bentuk dan cara-cara interaksi dengan anak di dalam keluarga akan memengaruhi pertumbuhan karakter anak. Proses interaksi yang diterima anak dari keluarga inilah yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar untuk proses perkembangan selanjutnya di luar rumah, termasuk di sekolah dan masyarakat. Petunjuk teknis ini ditulis untuk memberikan panduan kepada satuan pendidikan dalam menjalin kemitraan dengan keluarga dan masyarakat.
B.Dasar Hukum 1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pembagian Urusan Pendidikan antara Pemerintah Pusat dengan Daerah; 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan; 4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; dan 6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
C. Tujuan Tujuan petunjuk teknis ini adalah memberikan panduan bagi kepala sekolah, guru, dan semua pemangku kepentingan dalam melaksanakan program kemitraan sekolah dengan keluarga dan masyarakat.
D.Sasaran 1. Kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya dalam melaksanakan kemitraan dengan keluarga dan masyarakat; 2. Komite sekolah sebagai mitra kerja satuan pendidikan dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program-program sekolah; 3. Organisasi mitra yang berkaitan dengan pelaksanaan program pendidikan keluarga; dan 4. Dinas Pendidikan Provinsi sebagai pembina teknis satuan pendidikan menengah dan pendidikan khusus. 5. Dinas pendidikan kabupaten/kota sebagai pembina teknis satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan non-formal. PAUD : Pendidikan Anak Usia Dini SD : Sekolah Dasar SMP : Sekolah Menengah Pertama SMA/K : Sekolah Menengah Atas/Kejuruan SKB : Sanggar Kegiatan Belajar LKP : Lembaga Kursus dan Pelatihan PKBM : Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

Selasa, 21 Juni 2016

Kompetensi , Materi, Pembelajaran dan Penilaian

Lingkup Lingkup Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik mencakup kompetensi sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan.

1. Sikap (Spiritual dan Sosial) Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada ranah sikap spiritual dan sikap sosial adalah sebagai berikut. Menerima nilai Kesediaan menerima suatu nilai dan memberikan perhatian terhadap nilai tersebut Menanggapi nilai Kesediaan menjawab suatu nilai dan ada rasa puas dalam membicarakan nilai tersebut Menghargai nilai Menganggap nilai tersebut baik; menyukai nilai tersebut; dan komitmen terhadap nilai tersebut Menghayati nilai Memasukkan nilai tersebut sebagai bagian dari sistem nilai dirinya Mengamalkan nilai Mengembangkan nilai tersebut sebagai ciri dirinya dalam berpikir, berkata, berkomunikasi, dan bertindak (karakter) (sumber: Olahan Krathwohl dkk.,1964)


Pengetahuan

Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada kemampuan berpikir adalah sebagai berikut:

Mengingat: mengemukakan kembali apa yang sudah dipelajari dari guru, buku, sumber lainnya sebagaimana aslinya, tanpa melakukan perubahan Pengetahuan hafalan: ketepatan, kecepatan, kebenaran pengetahuan yang diingat dan digunakan ketika menjawab pertanyaan tentang fakta, definisi konsep, prosedur, hukum, teori dari apa yang sudah dipelajari di kelas tanpa diubah/berubah

Memahami: Sudah ada proses pengolahan dari bentuk aslinya tetapi arti dari kata, istilah, tulisan, grafik, tabel, gambar, foto tidak berubah. Kemampuan mengolah pengetahuan yang dipelajari menjadi sesuatu yang baru seperti menggantikan suatu kata/istilah dengan kata/istilah lain yang sama maknanya; menulis kembali suatu kalimat/paragraf/tulisan dengan kalimat/paragraf/tulisan sendiri dengan tanpa mengubah artinya informasi aslinya; mengubah bentuk komunikasi dari bentuk kalimat ke bentuk grafik/tabel/visual atau sebaliknya; memberi tafsir suatu kalimat/paragraf/tulisan/data sesuai dengan kemampuan peserta didik; memperkirakan kemungkinan yang terjadi dari suatu informasi yang terkandung dalam suatu kalimat/paragraf/tulisan/data.

Menerapkan: Menggunakan informasi, konsep, prosedur, prinsip, hukum, teori yang sudah dipelajari untuk sesuatu yang baru/belum dipelajari Kemampuan menggunakan pengetahuan seperti konsep massa, cahaya, suara, listrik, hukum penawaran dan permintaan, hukum Boyle, hukum Archimedes, membagi/ mengali/menambah/mengurangi/menjum-lah, menghitung modal dan harga, hukum persamaan kuadrat, menentukan arah kiblat, menggunakan jangka, menghitung jarak tempat di peta, menerapkan prinsip kronologi dalam menentukan waktu suatu benda/peristiwa, dan sebagainya dalam mempelajari sesuatu yang belum pernah dipelajari sebelumnya.

Silabus

Dalam rangka pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu, pendidik perlu melakukan pengkajian terhadap silabus yang telah disiapkan sebelum mengembangkannya menjadi RPP yang akan digunakan dalam kegiatan di sekolah. Kegiatan pengkajian silabus bertujuan untuk mengetahui antara lain keterkaitan antara sub tema dengan kompetensi mata pelajaran yang akan dibelajarkan dan kegiatan pembelajaran yang dikembangkan. Melalui kegiatan pengkajian silabus ini diharapkan guru juga memperoleh beberapa informasi, antara lain: (1) ketersediaan tema dan sub tema, (2) penyebaran kompetensi dasar pada tema (pemetaan), dan (3) pengembangan indikator pada setiap tema (jaringan indikator pada tema).


Kegiatan Pembelajaran 1. Peserta pelatihan dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri atas 3 – 4 orang. 2. Setiap kelompok membaca dokumen SKL, KI, KD yang terdapat dalam modul pelatihan dan atau dokumen Permendikbud terkait. 3. Lomba menyusun Puzzle KI-KD-Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK): a. Setiap kelompok mendapatkan satu paket/amplop berisi potongan-potongan kertas yang bertuliskan KI-KD-Indikator Pencapaian Kompetensi, lem kertas, serta satu lembar kertas plano/kertas karton. b. Setiap kelompok berlomba memasangkan KI-KD-Indikator Pencapaian Kompetensi yang terdapat pada potongan kertas, dengan cara menempelkan potongan-potongan kertas tersebut pada kertas plano/ kertas karton. c. Kelompok yang sudah menyelesaikan puzzle menyerukan kata “Hore….!” agar memotivasi kelompok lain yang belum selesai. d. Setiap kelompok bertukar hasil diskusi untuk saling mengoreksi e. Hasil diskusi yang telah dikoreksi kelompok lain, dikembalikan lagi ke kelompok semula f. Fasilitator memberikan penguatan materi 4. Setiap kelompok mengidentifikasi keterkaitan KI,KD, Indikator dengan SKL menggunakan Puzzle KI-KD-IPK yang telah dikoreksi 5. Setiap kelompok mendapatkan dokumen silabus pembelajaran (bisa juga lihat pada modul) dan mengamatinya. 6. Menggunakan LK yang disediakan, peserta mengidentifikasi kesesuaian antara kegiatan pembelajaran dengan KD yang terdapat dalam silabus (LK……) 7. Perwakilan kelompok mempresentasi hasil diskusi dan mendapat tanggapan kelompok lain. 8. Fasilitator memberikan penguatan 9. Peserta pelatihan secara berkelompok menganalisis keterpaduan kegiatan pembelajaran yang terdapat dalam silabus pembelajaran menggunakan LK…. 10. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan mendapat tanggapan dari kelompok lain

Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu

1. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran terpadu didefinisikan sebagai pembelajaran yang menghubungkan berbagai gagasan, konsep, keterampilan, sikap, dan nilai, baik antar mata pelajaran maupun dalam satu mata pelajaran. Pembelajaran tematik memberi penekanan pada pemilihan suatu tema yang spesifik yang sesuai dengan materi pelajaran, untuk mengajar satu atau beberapa konsep yang memadukan berbagai informasi.

2. Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu Pembelajaran tematik memiliki ciri khas sebagai berikut: a. Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar; b. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik; c. Kegiatan belajar dipilih yang bermakna dan berkesan bagi peserta didik sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama; d. Memberi penekanan pada keterampilan berpikir peserta didik; e. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui peserta didik dalam lingkungannya; dan f. Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain

3. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Tematik Terpadu Fungsi pembelajaran tematik terpadu adalah untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema serta dapat menambah semangat belajar karena materi yang dipelajari merupakan materi yang nyata (kontekstual) dan bermakna bagi peserta didik. Secara khusus tujuan pembelajaran tematik terpadu adalah: 1) mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu; 2) mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi muatan pelajaran dalam tema yang sama; 3) memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan; 4) mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengkaitkan berbagai muatan pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik; 5) lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, seperti bercerita, bertanya, menulis sekaligus mempelajari pelajaran yang lain; 6) lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan dalam konteks tema yang jelas; 7) guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan bahkan lebih dan atau pengayaan; dan 8) budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuh kembangkan dengan mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi

4. Ciri-Ciri Pembelajaran Tematik Terpadu Pembelajaran tematik terpadu memiliki ciri sebagai berikut: a. Berpusat pada anak. b. Memberikan pengalaman langsung pada anak. c. Pemisahan antarmuatan pelajaran tidak begitu jelas (menyatu dalam satu pemahaman dalam kegiatan). d. Menyajikan konsep dari berbagai pelajaran dalam satu proses pembelajaran (saling terkait antar muatan pelajaran yang satu dengan lainnya). e. Bersifat luwes (keterpaduan berbagai muatan pelajaran). f. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak (melalui penilaian proses dan hasil belajarnya).


Indikator . Pengertian Indikator Pencapaian Kompetensi

Pengertian Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator pencapaian kompetensi (IPK) merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. IPK dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Dalam mengembangkan IPK perlu mempertimbangkan : (a) tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam KD; (b) karakteristik mata pelajaran, siswa, dan sekolah; (c) potensi dan kebutuhan siswa, masyarakat, dan lingkungan/daerah. Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan indikator, yaitu: a. Indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai IPK yang terdapat dalam RPP. b. Indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang dikenal sebagai indikator soal

Fungsi Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) IPK memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam mengembangkan pencapaian kompetensi dasar. IPK berfungsi sebagai berikut : a. Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran Pengembangan materi pembelajaran harus sesuai dengan indikator yang dikembangkan. IPK yang dirumuskan secara cermat dapat memberikan arah dalam pengembangan materi pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, potensi dan kebutuhan siswa, sekolah, serta lingkungan. b. Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran Pengembangan desain pembelajaran hendaknya sesuai dengan IPK yang dikembangkan, karena IPK dapat memberikan gambaran kegiatan pembelajaran yang efektif untuk mencapai kompetensi. IPK yang menuntut kompetensi dominan pada aspek prosedural menunjukkan agar kegiatan pembelajaran dilakukan tidak dengan strategi ekspositori melainkan lebih tepat dengan strategi discovery-inquiry. c. Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar Bahan ajar perlu dikembangkan oleh guru guna menunjang pencapaian kompetensi siswa. Pemilihan bahan ajar yang efektif harus sesuai tuntutan IPK sehingga dapat meningkatkan pencapaian kompetensi secara maksimal. d. Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar Indikator menjadi pedoman dalam merancang, melaksanakan, serta mengevaluasi hasil belajar. Rancangan penilaian memberikan acuan dalam menentukan bentuk dan jenis penilaian, serta pengembangan indikator penilaian

Mekanisme Pengembangan Indikator Pencapaian Kompetensi Pengembangan IPK harus mengakomodasi kompetensi yang tercantum dalam KD.IPK dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja operasional. Rumusan IPK sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi. Dalam merumuskan indikator yang harus diperhatikan adalah: a. Setiap KD minimal terdiri atas dua indikator b. Menggunakan kata kerja operasioal yang sesuai c. indikator harus dapat diukur/diamati

D. Pedoman Pembelajaran Tematik Terpadu Anak pada usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret, mulai menunjukkan perilaku yang mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak, mulai berpikir secara operasional, mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan -aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat. Oleh karena itu, pembelajaran yang tepat adalah dengan mengaitkan konsep materi pelajaran dalam satu kesatuan yang berpusat pada tema adalah yang paling sesuai.


Analisis Dokumen SKL, KI-KD, Silabus

Standar Kompetensi Lulusan  (SKL) Standar Kompetensi Lulusan merupakan salah satu dari delapan Standar Nasional Pendidikan sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 35 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang akan menjadi acuan bagi pengembangan kurikulum dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Berdasarkan Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan, lulusan SD/MI/SDLB/Paket A adalah manusia yang memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan berikut ini:

Dimensi dan Kualifikasi Kemampuan di SD, MI dan Paket A Sikap : Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain. Pengetahuan : Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain. Keterampilan : Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya.

A. Kompetensi Inti Kompetensi Inti Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dimiliki seorang peserta didik SD/MI pada setiap tingkat kelas. Kompetensi Inti dirancang untuk setiap kelas/usia tertentu. Melalui Kompetensi Inti, sinkronisasi horisontal berbagai Kompetensi Dasar antar mata pelajaran pada kelas yang sama dapat dijaga. Selain itu sinkronisasi vertikal berbagai Kompetensi Dasar pada mata pelajaran yang sama pada kelas yang berbeda dapat dijaga pula

Rumusan Kompetensi Inti menggunakan notasi sebagai berikut: 1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk Kompetensi Inti sikap spiritual; 2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk Kompetensi Inti sikap sosial; 3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk Kompetensi Inti pengetahuan; dan 4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk Kompetensi Inti keterampilan.

B. Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti. Rumusan Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi Dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokan kompetensi inti sebagai berikut. 1. Kelompok 1: Kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI1; 2. Kelompok 2: Kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI2; 3. Kelompok 3: Kelompok Kompetensi Dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI3; 4. Kelompok 4: kelompok Kompetensi Dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI4. Penjabaran lengkap mengenai kompetensi dasar per jenjang kelas dan per muatan pelajaran dapat dilihat pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang terkait tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.


Analisis materi dan Buku Teks Pembelajaran

Buku yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran adalah Buku Guru dan Buku Siswa. Buku tersebut terdiri atas tema-tema yang sudah ditentukan sesuai dengan jenjang kelas di SD. Berikut adalah Daftar Tema setiap kelas

Setiap tema terdiri atas subtema yang banyak subtemanya bergantung pada jenjang kelas, yaitu Kelas 1 terdiri atas 4 subtema, Kelas 2 terdiri atas 4 subtema, Kelas 3, 4, 5, dan 6 terdiri atas 3 subtema ditambah tugas proyek. Setiap subtema diasumsikan diselesaikan dalam proses pembelajaran selama 1 minggu. Setiap satu subtema terdiri atas 6 pembelajaran yang diasumsikan diselesaikan dalam proses pembelajaran sehari. Buku Guru dan Buku Siswa saling berkaitan sesuai dengan jenjang kelas dan temanya. Buku tersebut disusun berdasarkan pemetaan kompetensi dasar dan indikator yang dibuat selama satu tahun. Hal itu dimaksudkan untuk menjaga urutan materi dan ketercapaian setiap kompetensi dasar. Berikut adalah sistematika setiap buku. Pemetaan kompetensi dasar yang terdapat di Buku Guru adalah pemetaan kompetensi dasar setiap subtema. Pemetaan kompetensi dasar tersebut dijabarkan lagi menjadi pemetaan kompetensi dasar setiap pembelajaran. Berdasarkan pemetaan kompetensi dasar dan indikator tersebut, materi di dalam buku diuraikan. Ruang lingkup pembelajaran setiap subtema terdapat di dalam Buku Guru.
Ruang lingkup pembelajaran setiap subtema terdapat di dalam Buku Guru. Ruang lingkup tersebut dijabarkan dari pemetaan kompetensi dasar dalam subtema.
Pemetaan kompetensi dasar dalam subtema tersebut dijabarkan lagi menjadi pemetaan kompetensi dasar dan indikator dalam pembelajaran.

Kompetensi dasar dan indikator yang terdapat di dalam Buku Guru tersebut dijabarkan menjadi materi di dalam Buku Siswa. Contoh: Bahasa Indonesia KD 3.1 Menemutunjukkan gagasan pokok dan gagasan pendukung yang diperoleh dari teks lisan, teks tulis, dan visual. Indikator: 3.1.1 Mengidentifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung setiap paragraf dari teks tulis. KD. 4.1 Menata informasi yang didapat dari teks berdasarkan keterhubungan antargagasan ke dalam kerangka tulis. Indikator: 4.1.1 Menyajikan gagasan utama dan gagasan pendukung setiap paragraf dari teks tertulis dalam bentuk peta pikiran.

Kegiatan Pembelajaran 1. Peserta pelatihan dibagi menjadi beberapa kelompok. 2. Setiap kelompok membaca dan mencermati Buku Guru dan Buku Siswa (satu kelompok mendapat tugas satu subtema). 3. Peserta pelatihan membuka Buku Guru yang memuat halaman pemetaan kompetensi dasar subtema. 4. Peserta pelatihan membaca kompetensi dasar yang ada pada pemetaan tersebut dan mencocokkan dengan ruang lingkup pembelajaran. 5. Peserta pelatihan membuka Buku Guru yang memuat pemetaan kompetensi dasar dan indikator. 6. Peserta pelatihan membuka Buku Siswa yang sesuai tema, subtema, pembelajaran dengan Buku Guru. 7. Peserta pelatihan membaca KD dan Indikator mata pelajaran yang terdapat pada Buku Guru, kemudian dibandingkan dengan Buku Siswa. 8. Peserta pelatihan secara berkelompok menandai teks di Buku Siswa yang sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang terdapat pada buku guru.

Tugas-tugas Beserta Lembar Kerja Tugas: Menandai teks pada Buku Siswa yang sesuai dengan KD dan indikator mata pelajaran yang terdapat pada Buku Guru. LK 2.1b Analisis Materi dalam Buku Teks Pelajaran Petunjuk Pengisian LK 1. Tulislah Kelas, Tema dan Subtema yang digunakan sebagai bahan pelatihan pada tempat tersedia. 2. Tulislah pembelajaran yang diamati pada tabel yang tersedia! 3. Bukalah Buku Guru pada halaman yang memuat pemetaan kompetensi dasar dan indikator! 4. Tulislah nomor KD dan indikator mata pelajaran yang terdapat pada pemetaan tersebut! 5. Bukalah Buku Siswa pada pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran pada Buku Guru. 6. Bacalah materi pembelajaran pada Buku Siswa yang sudah ditentukan. 7. Berilah tanda pada Buku Siswa yang menunjukkan kesesuaian kompetensi dasar dan indikator yang tercantum pada Buku Guru. 8. Tulislah halaman yang ditandai itu pada tabel LK 2.1b
Penilaian dan Rubrik Penilaian: Unjuk Kerja Rubrik Penilaian Menandai Bagian-Bagian Di Buku Siswa yang Sesuai dengan KD dan Indikator pada Buku Guru

Sintak Model pembelajaran berdasarkan masalah

Indikator dan Aktivitas / Kegiatan Guru 1 Orientasi siswa kepada masalah Guru menginformasikan tujuan pembelajaran, mendeskripsikan hal-hal yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran, serta memotivasi siswa agar terlibat dalam pemecahan masalah yang sudah dipilih. 2 Mengorganisasikan siswa untuk belajar Guru membantu siswa dalam mengatur tugas-tugas yang berhubungan dengan masalah yang akan dipecahkan. 3 Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, mencari penjelasan dan solusi. 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, model, dan membantu mereka untuk berbagai tugas dengan kelompoknya. 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dalam proses-proses yang mereka gunakan.

Contoh : • Kelas : I • Tema/Subtema/Pembelajaran : Diriku/Aku Merawat Tubuhku/1 Fase ke-1 • Salah satu siswa memimpin doa pembukaan, • Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan bahasa anak, misalnya hari ini kita akan belajar mengenai merawat tubuh. • Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa, yaitu memecahkan masalah dengan cara berdiskusi Fase ke-2: Guru mengajukan pertanyaan pembuka: • Siapa di antara kalian yang mengetahui bagaimana cara merawat tubuh? Apa kegunaaan merawat tubuh? Siswa secara berkelompok diminta untuk berdiskusi cara merawat tubuh yang baik. • Hasil diskusi siswa tersebut disimpulkan secara klasikal. Fase ke- 3: • Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka akan mendapatkan informasi tentang cara merawat tubuh antara lain dengan mencuci tangan yang benar dari gambar dan membaca langkah-langkahnya dengan seksama. Mereka juga diminta untuk mempraktikkannya secara langsung. Fase ke-4: • Guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang cara membuat laporan mengenai membersihkan tangan yang benar yang diambil dari gambar tentang cara memcuci tangan yang benar yang telah diamati, dibaca, dan dipraktikkannya. • Siswa membuat laporan diskusi yang dibuat bersama pasangan diskusinya. Kesimpulan yang dibuat sebaiknya mencakup alasan pentingnya mencuci tangan yang benar. • Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Fase ke-5: • Setelah semua kelompok selesai mengomunikasikan hasil diskusi, guru memberikan penguatan tentang langkah-langkah yang benar dalam mencuci tangan agar terhindar dari kuman yang dapat menyebabkan penyakit.

Contoh • Kelas : IV • Tema/Subtema/Pembelajaran : Indahnya Kebersamaan/Keberagaman Budaya Bangsaku/1 Fase ke-1 • Salah satu siswa memimpin doa pembukaan, • Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan bahasa anak, misalnya hari ini kita akan belajar berbagai budaya yang dimiliki bangsa Indonesia. • Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa, yaitu memecahkan masalah dengan cara berdiskusi Fase ke-2: • Guru mengajukan pertanyaan pembuka: • Siapa di antara kalian yang berasal dari suku Sunda? Suku Jawa? Suku Minang? • Siswa secara berpasangan diminta untuk saling menginformasikan tentang asal suku mereka kepada teman di sebelahnya. • Hasil diskusi siswa tersebut disimpulkan secara klasikal. Fase ke- 3: • Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka akan mendapatkan beragam informasi tentang keragaman budaya Indonesia dari teks bacaan yang akan disiswai. Siswa kemudian diajak untuk mengamati gambar keragaman budaya yang ada di buku dan membaca teksnya dalam hati. Fase ke-4: • Guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang cara membuat laporan mengenai ragam budaya yang diambil dari bacaan tentang keragaman budaya yang telah dibacanya.39 Modul Pelatihan 2.1c • Siswa membuat laporan diskusi yang dibuat bersama pasangan diskusinya. Kesimpulan yang dibuat sebaiknya mencakup alasan pentingnya memahami keragaman budaya di Indonesia. • Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Fase ke-5: • Setelah semua kelompok selesai mengomunikasikan hasil diskusi, guru memberikan penguatan tentang strategi dalam menemukan isi cerita yang biasa dinamakan gagasan pokok/gagasan utama/ide utama/ide pokok/ pokok pikiran, dari suatu paragraf


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.” Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.” Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Dalam mengolah pembelajaran agar runtut tidak meloncat-loncat, maka diperlukan model pembelajaran yang perlu diterapkan di kegiatan inti. Model pembelajaran merupakan acuan sistematis yang digunakan dalam proses pembelajaran. Ciri-ciri model pembelajaran, yaitu fokus, memiliki sintak, sistem sosial, dan sistem pendukung. Model pembelajaran digunakan oleh guru agar pembelajaran lebih efisien dan efektif. Guru dapat memilih model model pembelajaran dari berbagai model yang ada. Model pembelajaran yang dipilih hendaknya membuat siswa aktif dan berpikir kritis. Contoh model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran tematik terpadu antara lain model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran berbasis penemuan, dan model pembelajaran berbasis masalah.

Model Pembelajaran Kooperatif, pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. 1. Pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri: • untuk memuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara bekerja sama • kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah • jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang heterogen ras, suku, budaya, dan jenis kelamin, maka diupayakan agar tiap kelompok terdapat keheterogenan tersebut. • penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan. 2.

Model Pembelajaran Berbasis Penemuan (Discovery Learning) Model Discovery Learning mengacu kepada teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang diharapkan siswa mengorganisasi dan membangun konsep berdasar penemuannya sendiri. Dalam menerapkan model pembelajaran Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented (berpusat pada guru) menjadi student oriented ( berpusat pada siswa

Model Pembelajaran Berbasis Masalah (problem-based learning/PBL) Konsep pembelajaran PBL yang membantu guru menciptakan lingkungan pembelajaran yang dimulai dengan masalah yang penting dan relevan (bersangkut-paut) bagi peserta didik, dan memungkinkan peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang lebih realistik (nyata) Pembelajaran Berbasis Masalah melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran yang aktif, kolaboratif, berpusat kepada peserta didik, yang mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan belajar mandiri yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan dan karier, dalam lingkungan yang bertambah kompleks sekarang ini. Pembelajaran Berbasis Masalah dapat pula dimulai dengan melakukan kerja kelompok antar peserta didik. peserta didik menyelidiki sendiri, menemukan permasalahan, kemudian menyelesaikan masalahnya di bawah petunjuk fasilitator (guru).

Ciri-ciri Pembelajaran Berbasis Masalah • Strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran artinya dalam pembelajaran ini tidak mengharapkan peserta didik hanya sekedar mendengarkan, mencatat kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui strategi pembelajaran berbasis masalah peserta didik aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan akhirnya menyimpulkannya. • Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Strategi pembelajaran berbasis masalah menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah tidak mungkin ada proses pembelajaran. • Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris, sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.


Program Tahunan (Prota) dan Program Semester (Promes) dan Pemetaan KD

Program Tahunan (Prota) Program Tahunan merupakan rencana penetapan alokasi waktu satu tahun pembelajaran. Program tahunan berdasarkan kurikulum 2013 merupakan program umum tematik terpadu untuk setiap kelas yang dikembangkan oleh guru. Program tahunan tersebut sebagai rencana umum pelaksanaan pembelajaran muatan pelajaran setelah diketahui kepastian jumlah jam pelajaran efektif dalam satu tahun. Program tahunan perlu dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun pelajaran, karena merupakan pedoman bagi pengembangan program-program berikutnya, yakni Program Semester, Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Langkah-langkah perancangan Program Tahunan: 1. Menelaah jumlah tema dan subtema pada suatu kelas. 2. Menandai hari-hari libur, permulaan tahun pelajaran, minggu efektif. Hari-hari libur meliputi: • Jeda tengah semester • Jeda antar semester • Libur akhir tahun pelajaran • Hari libur keagamaan • Hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional • Hari libur khusus (kegiatan khusus satuan pendidikan) 3. Menghitung jumlah Minggu Belajar Efektif (MBE) dalam satu tahun. 4. Mendistribusikan alokasi waktu Minggu Belajar Efektif (MBE) ke dalam subtema.

Dalam menyusun Program Tahunan, komponen yang harus ada sebagai berikut: • Identitas (muatan pelajaran, kelas, tahun pelajaran) • Format isian ( tema, sub tema, dan alokasi waktu).

Program Semester (Prosem) Program semester merupakan penjabaran dari program tahunan sehingga program tersebut tidak bisa disusun sebelum tersusun program tahunan

Dalam perkembangan dan pengkajian penyusunan Program Tahunan, terdapat beragam alternatif format program tahunan. Dengan demikian guru memiliki kebebasan dalam menentukan format program tahunan.

Langkah-langkah perancangan program semester: 1. Menelaah kalender pendidikan dan ciri khas satuan pendidikan berdasarkan kebutuhan tingkat satuan pendidikan. 2. Menandai hari-hari libur, permulaan tahun pelajaran, minggu pembelajaran efektif, dan waktu pembelajaran efektif (per minggu). Hari-hari libur meliputi: • Jeda tengah semester • Jeda antar semester • Libur akhir tahun pelajaran • Hari libur keagamaan • Hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional • Hari libur khusus 3. Menghitung jumlah Hari Belajar Efektif (HBE) dan Jam Belajar Efektif (JBE) setiap bulan dan semester dalam satu tahun. 4. Mendistribusikan alokasi waktu yang disediakan untuk suatu subtema serta mempertimbangkan waktu untuk ulangan serta review materi.


Program semester berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut. Pada umumnya program semester ini berisikan: • Identitas (satuan pendidikan, mata pelajaran, kelas/semester, tahun pelajaran) • Format isian (tema, sub tema, pembelajaran ke alokasi waktu, dan bulan yang terinci per minggu, dan keterangan yang diisi kapan pelaksanaan pembelajaran berlangsung.

Secara sederhana teknik pengisian program semester sama seperti program tahunan. Beberapa komponen yang sudah ada dalam program tahunan tinggal memindah saja (tema dan subtema). Seperti program tahunan, program semester juga banyak alternatifnya.


Selesai Terimakasih

Selamat Mencoba

Psiko Edukatif

Pengantar Bimbingan Psiko-Edukatif

Setiap peserta didik memiliki potensi untuk berkembang secara optimal

Setiap peserta didik adalah “unik” (prinsip perbedaan individu) kecerdasan, bakat, minat, kepribadian, kondisi fisik, latar belakang keluarga, lingkungan tempat tinggal, agama, tradisi, adat, dan budaya

Bimbingan psiko-edukatif merupakan upaya pemenuhan variasi kebutuhan pengembangan potensi peserta didik secara utuh dan optimal



Tujuan Bimbingan Psiko-Edukatif Tujuan umum Membantu peserta didik agar dapat mencapai kematangan, kemandirian, dan tugas-tugas perkembangannya yang mencakup aspek pribadi, sosial, dan belajar secara utuh dan optimal

Membantu dan melayani peserta didik agar mampu mengenali dan memahami diri sendiri. Mengenali lingkungan fisik dan sosial dalam beradaptasi serta penyesuaian pribadi. Membantu peserta didik agar berhasil menjalani masa peralihan dari lingkungan keluarga ke lingkungan sekolah. Mengembangkan potensi peserta didik yang memiliki keunggulan di berbagai bidang. Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran Membantu peserta didik mengatasi permasalahan pembelajaran baik di sekolah maupun di rumah pada tingkat yang belum membutuhkan layanan konselor atau profesi lain.

Buatlah rancangan layanan  untuk memberi bantuan penyelesaian masalah yang dihadapi peserta didik sebagai berikut: Robby, usia 11 tahun, peserta didik kelas 5 di SD Merdeka. Berdasarkan pengamatan guru kelas, Robby mengalami peningkatan prestasi belajar hampir di semua mata pelajaran semester satu kelas lima. Perubahan perilaku yang tampak adalah antusias tehadap  pelajaran semakin tinggi, Sayang terlihat beberapa kali terlibat perkelahian dengan teman sekelas maupun kelas lain. Penampilan sehari-hari juga kurang tertib dengan berpakaian tidak rapi,  Cuek dan beberapa kali terlambat datang ke sekolah

Terima Kasih Selesai

Berfikir Tingkat Tinggi

Deskripsi: Berkaitan dengan prinsip pengembangan RPP, ada satu hal yang tidak kalah pentingnya dalam membuat sebuah perencanaan pembelajaraan yaitu berfikir tingkat tinggi. Keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS), adalah kemampuan berpikir dan bernalar untuk menjawab pertanyaanpertanyaan yang rumit dan atau memecahkan suatu kasus atau masalah. Tanggung jawab bagi semua guru untuk melatih semua peserta didiknya dengan latihan berpikir tingkat tinggi karena hanya kemampuan berpikir tingkat tinggi yang dapat dipakainya untuk menjalani hidupnya setelah menyelesaikan pendidikan. Berpikir tingkat rendah hanyalah bermanfaat untuk menjawab soal ulangan atau ujian yang belum tentu dapat dipergunakan dalam kehidupan nyata setelah sekolah. Berpikir tingkat tinggi tidak hanya di pendidikan lanjutan. Sejak kelas 1 sekolah dasar, seorang peserta didik dapat dilatih berpikir tinggi. Pertanyaan 3+5 = … melatih peserta didik berpikir tingkat rendah, sedangkan pertanyaan 8 = … + … melatih peserta didik berpikir tingkat tinggi. Dengan demikian, permasalahan yang sama bila disampaikan dengan cara berbeda dapat berubah dari latihan berpikir tingkat rendah menjadi latihan berpikir tingkat tinggi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh-contoh berikut.

Inspirasi Pembelajaran Melalui Tayangan Video

Mengamati film pembelajaran film STAD

Isi :


Kelebihan:



Kekurangan :


Diskusikan dengan kelompok.


Penyusunan RPP

RPP merupakan rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci mengacu pada silabus, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru. RPP mencakup: (1) identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan kelas/semester; (2) alokasi waktu; (3) KI, KD, indikator pencapaian kompetensi; (4) materi pembelajaran; (5) kegiatan pembelajaran; (6) penilaian; dan (7) media/alat, bahan, dan sumber belajar. Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau berkelompok (di KKG) di sekolah/madrasah dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi oleh kepala sekolah/madrasah.

Komponen dan Sistematika RPP Komponen-komponen RPP secara operasional diwujudkan dalam bentuk format berikut ini. (Menyesuaikan dengan permen terbaru) Catatan: Komponen RPP tersebut di atas bersifat minimal, artinya setiap satuan guruan diberikan peluang untuk menambah komponen lain, selama komponen tersebut memberikan kemudahan dalam pelaksanaan pembelajaran

Langkah Penyusunan RPP a. Mengkaji silabus tematik meliputi: (1) KI dan KD; (2) materi pembelajaran; (3) proses pembelajaran; (4) penilaian pembelajaran; (5) alokasi waktu; dan (6) sumber belajar. b. Merumuskan indikator pencapaian KD pada KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4. c. Mengembangkan materi pembelajaran. Materi Pembelajaran dapat berasal dari buku teks pelajaran (buku siswa) dan buku panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial. d. Menjabarkan kegiatan pembelajaran yang ada pada silabus dalam bentuk yang lebih operasional berupa pendekatan saintifik disesuaikan dengan kondisi siswa dan satuan guruan termasuk penggunaan media, alat, bahan, dan sumber belajar. e. Menentukan alokasi waktu untuk setiap pertemuan berdasarkan alokasi waktu pada silabus. Selanjutnya dibagi ke dalam kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. f. Mengembangkan penilaian pembelajaran dengan cara menentukan lingkup, teknik, dan instrumen penilaian, serta membuat pedoman penskoran. g. Menentukan strategi pembelajaran remedial segera setelah dilakukan penilaian. h. Menentukan Media, Alat, Bahan, dan Sumber Belajar disesuaikan dengan yang telah ditetapkan dalam langkah penjabaran proses pembelajaran.
a. Setiap RPP harus secara utuh memuat kompetensi dasar sikap spiritual (KD dari KI-1), sosial (KD dari KI-2), pengetahuan (KD dari KI-3), dan keterampilan (KD dari KI-4). b. Satu RPP dilaksanakan dalam satu kali pertemuan (satu hari). c. Memperhatikan perbedaan individu siswa RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan siswa. d. Berpusat pada siswa. Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada siswa untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar, menggunakan pengembangan model-model pembelajaran. e. Berbasis konteks. Proses pembelajaran yang menjadikan lingkungan sekitarnya sebagai sumber belajar. f. Berorientasi kekinian. Pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan nilai-nilai kehidupan masa kini. g. Mengembangkan kemandirian belajar. Pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk belajar secara mandiri. h. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran. RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedial. i. Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi dan/atau antarmuatan. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI, KD, indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran,

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK
KELAS I SEMESTER 1
TEMA : KEBERSIHAN, KESEHATAN, KEAMANAN
ALOKASI WAKTU 3 MINGGU

No.

I. KOMPETENSI DASAR
II. INDIKATOR
III. LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN
IV. METODE, SUMBER, MEDIA PEMBELAJARAN
V. PENILAIAN
A. KEGIATAN AWAL
B. KEGIATAN Inti
C. KEGIATAN AKHIR

A. METODE
B. SUMBER
C. MEDIA

1. PKN
2.2 Melaksanakan tata tertib di rumah di sekolah

2. BAHASA INDONESIA
1.3 Menyebutkan tokoh-tokoh dalam cerita
4.4 Melengkapi kalimat yang belum selesai berdasarkan gambar
4.5 Menyalin pulsi anak sederhana dengan huruf lepas


3. MATEMATIKA
6.1 Mengenai segitiga, segiempat, dan Iingkaran
6.2 Mengelompok kan bangun datar menurut bentuknya


4. ILMU PENGETAHUAN ALAM .
2.2 Membedakan Iingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat


5. ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
1.4 Menunjukkan sikap hidup rukun dalam kemajemukan keluarga
1. PKN
• Melaksanakan tata tertib di rumah
• Menyebutkan kegiatan yang dilakukan di rumah pada siang hari
• Menyebutkan kegiatan yang dilakukan di rumah pada malam hari


2. BAHASA INDONESIA
• Menyebutkan tokoh-tokoh dalam cerita yang didengar
• Menyebutkan watak tokoh dalam cerita
• Menceritakan kembali cerita yang didengar
• Membuat kalimat sesuai tokoh cerita
• Menyusun gambar sesuai dengan urutan cerita
• Melengkapi kalimat yang belumselesai berdasarkan gambar
• Menulis kalimat yang betum setesai berdasarkan gambar
• Menulis puisi sederhana dengan menggunakan huruf lepas


3. MATEMATIKA
• Menyebutkan benda-benda yang secara Geometris berbentuk segitiga
• Menyebutkan benda-benda yang secara geometris berbentuk persegi
• Menyebutkan benda-benda yang secara geometris berbentuk persegi panjang
• Menyebutkan benda-benda yang secara Geometris berbentuk Iingkaran
• Membedakan benda-benda yang secara geometris berbentuk bangun datar
• Mengelompokkan bangun datar menurut beniuknya
• Menjiplak berbagai bentuk bangun datar menurut bentuknya





4. ILMU PENGETAHUAN ALAM
• Menyebutkan ciri-ciri Iingkungan sehat di rumah
• Menyébutkan ciri-ciri Iingkungan sehat di sekolah
• Menyebutkan ciri-ciri Iingkungan tidak sehat
• Merawat tanaman di iingkungan sekitar
• Merawat Iingkungan di sekitar


5. ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
• Menyanyikan tagu “Kasih Ibu”
• Menjelaskan kasih sayang orang tua kepada anak
• Menjelaskan kasih sayang anak terhadap orang tua (ayah dan ibu)
• Menceritakan kasih sayang anak terhadap sesama (fakir miskin, yatim piatu, dli)
• Menjelaskan manfaat kasih sayang antar anggota keluanga
• Menjeiaskan akibat bila tidak ada kasih sayang antar anggota keluarga
1. Doa bersama
2. Absensi siswa
3. Appersepsi : Menyanyikan lagu “Lingkaran Kecil”

1. Melaksanakan tata tertib di rumah
2. Menyebutkan kegiatan yang dilakukan di rumah pada siang hari
3. Menyebutkan kegiatan yang dilakukan di rumah pada malam hari
4. Membaca dongeng dan buku
5. Meñgungkapkan kembali isi cerita
6. Ményebutkan tokoh-tokoh dalam cerita yang didengar atau dibaca
7. Menyebutkan watak tokoh dalam cerita
8. Membuat kalimat sesuai tokoh cerita
9. Menyusun gambar sesuai dengan urutan cerita
10. Melengkapi kalimat yang belurn selesal berdasarkan gam bar
11. Menulis kalimat yang belum selesai berdasarkan gam bar
12. Menulis puisi sederhana dengan menggunakan huruf lepas
13. Menunjukkan benda yang berbentuk segitiga
14. Menunjukkan benda yang berbentuk persegi
15. Menu njukkan benda yang berbentuk Iingkaran
16. Membedakan benda-benda yang berbentuk segitiga, segiempat, dan Iingkaran
17. Mengelompokkan benda-benda yang berbentuk segitiga, segiempat, dan lingkaran
18. Mengidentifikasi benda yang berbentuk segitiga, segiempat, dan lingkaran
19. Membedakan benda-benda yang secara geometris berbentuk bangun datar
20, Mengelompokkan bangun datar menurut bentuknya
21. Menjlptak berbagai bentuk bangun datar menurut bentuknya
22. Menyebutkan ciri-ciri Iingkungan sehat di rumah
23. Menyebutkan ciri-ciri Iingkungan sehat di sekolah
24. Menyebutkan ciri-ciri Iingkungan tidak sehat
25. Merawat tanaman di lingkungan sekitar
26. Merawat Iingkungan di sekitar
27. Menyanyikan lagu “Kasih Ibu”
28. Menjélaskan kasih sayang orang tua kepada anak
29. Menjelaskan kasih sayang anak terhadap orang tua (ayah dan ibu)
30. Menceritakan kasih sayang anak terhadap sesama (fakir miskin, yatim piatu, dil)
31. Menjelaskan manfaatkasih sayang antar anggota keluanga
32. Menjelaskan akibat bfla tidak ada kasih sayang antar anggota keluarga
(Langkah-Jangkah kegiatan disesuaikan dengan jadwal pelajaran masing¬ masing sekoIah)

1. Siswa melaksanakan tugas portofolio
2. Pelajaran ditutup dengan lagu “Kasih Ibu”


1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Game
4. Tanya Jawab   
5. Tugas

1. Buku Tematik Kelas I
(Terdiri dari PKN, B. Indonesia, Matematika, IPA, IPS)
2. Pengembangan Guru
1. Kartu bilangan
2. Kartu huruf
3. Kantu kata
4. Gambar-gambar yang relevan
1. Lisan
2. Tertulis
3. Perbuatan
4. Portofolio











Review Hasil Praktek

Aspek Yang Diamati amati Keterpaduan Manajemen kelas Materi Penilaian autentik Dll

Sebutkan Hal-Hal Yang Positif Dari Hasil Praktik Hal-Hal Yang Positif

Hal-hal Yang perlu ditingkatkan/ diperbaiki




Paktik Pengolahan dan Pelapoan Penilaian Hasil Belajar

Teknik Penilaian di SD Penilaian di SD dilakukan dalam berbagai teknik untuk semua kompetensi dasar yang dikategorikan dalam tiga aspek, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan

Penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian antarteman, jurnal selama proses pembelajaran berlangsung, dan tidak hanya di dalam kelas. a.  Observasi Merupakan  teknik  penilaian  yang  dilakukan  secara  berkesinambungan  dengan menggunakan  indera,  baik  secara  langsung  maupun  tidak  langsung  dengan menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Hal ini dilakukan saat pembelajaran maupun di luar pembelajaran. b.  Penilaian Diri Penilaian Diri adalah teknik penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan sendiri sebelum ulangan oleh peserta didik secara reflektif. Penilaian diri merupakan   teknik   penilaian   dengan   cara   meminta   peserta   didik   untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri. c.  Penilaian Antarteman atau penilaian teman sejawat Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik. Penilaian ini dilakukan secara berkala setelah proses pembelajaran. d.  Jurnal Catatan Guru atau jurnal pendidik Jurnal Pendidik  adalah instrumen penilaian yang  digunakan untuk  menghimpun catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang berkesinambungan dari hasil observasi.

2.  Penilaian Aspek Pengetahuan Aspek  Pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut: a. Tes tulis Tes tulis adalah tes yang soal dan jawabannya tertulis berupa pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. b. Tes Lisan Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara lisan dan peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara lisan juga, sehingga menumbuhkan sikap berani berpendapat. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf. c. Penugasan Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya.

3.  Penilaian Aspek Keterampilan Aspek  keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut: a. Penilaian Kinerja b. Penilaian Projek c. Penilaian Portofolio

Sabtu, 11 Juni 2016

Rumahku di Tepi Rel Kereta Api , oleh Rg Bagus Warsono ,

I.  Pengantar Penulis

   Kereta Api adalah sahabat rakyat Indonesia sejak doeloe sampai sekarang. Ia yang setiap hari mengantar jutaan rakyat Indonesia ke suatu tujuan. Takada stasiun terakhir karena esok akan kembali ke stasiun menunggumu.
   Anak-anak kita perlu mahami kereta api agar mereka mengetahui pentingnya alat transportasi ini. Siapa saja , Bapak , Ibu, Paman , Bibi atau saudara pernah naik kereta api. Dan tentunya kelak semua anak-anak kita. Diantar keretamu yang gagah perkasa.
   Sengaja penulis berikan dengan sajian puisi-puisi agar dapat dengan mudah dimengrti mereka, disamping makna ilmu pengetahuan generasi muda dan kegemaran membaca.
   Semoga buku ini bermanfaat bagi semua.

Salam Kereta Api, tut tut tut.

Penulis
II. Pengantar Antologi


   Rumahku di Tepi Rel Kereta Api, sebuah antologi puisi yang kaya makna filosofi diketengahkan oleh penyair kita Rg Bagus Warsono sebuah antologi yang memiliki kekhasan tersendiri. Penyair ini mengambil objek sepur sebagai bahan muatan antologi yang memang telah lama akrab bagi masyarakat Indonesia.

   Puisi-puisi Rumahku di Tepi Rel Kereta Api memberikan suguhan puisi yang dapat dinikmati bagi generasi muda khususnya juga semua yng mencintai sastra.

   Ternyata di ‘wilayah sepur terdapat banyak aneka peristiwa dengan pilihan kata yang menarik bagi puisi yang slalu mencari yang terbaru. Rg Bagus Warsono ternyata mampu memotret sepur-sepur Indonesia sebagai inspirasi terciptanya puisi.           Gambaran puisi kini dan masa lalu dirangkum dalam antologi yang mampu berkomunikasi dengan pembacanya.

   Naik kereta api kadang menjadi kerinduan, menyusuri desa-desa, lembah, hutan dan melintas sungai. Lalu singgah di stasiun dan melihat kota-kota kecil yang kini makin ramai. Namun demikian sepur tak pernah macet karena memiliki jalannya sendiri.

   Sepur itu istimewa , di persimpangan jalan raya atau jalan desa ia diberi hak melaju tampa hambatan sedang kendaraan lain di jalan raya atau jalan desa dipalang pintu. Jembatannya pun milik sendiri yang hanya khusus sepur.
55. Sang Perwira Datang


Rg Bagus Warsono


Sang Perwira Datang

Slamat pagi tuan tiba di Stasiun terakhir
Tlah ku kenal siapa yang datang
Pendekar perjalanan
Slalu tegar di jalan yang tak terputus.
Kedung Banteng, 11-12-2016








56. Lambang Negeriku Kaya


Rg Bagus Warsono

Lambang Negeriku Kaya

Sepur bukan besi tua tak berguna
Mesin kuat peninggalan bangsa
Kita bangga bangsa merdeka
Sepur milik kita
Rel panjang sepanjang pulau, sekeliling pantai

Kedung Banteng, 11-12-2016













57. Biarkan Berlalu




Biarkan Berlalu

Biarkan kereta berlalu melewati stasiun
Kau menuggu apa
Sedang kereta tlah banyak berlalu
Kita dikereta terakhir
Tiketku berbunyi demikian

Kedung Banteng, 11-12-2016









58. Kakak Tua yang Gagah





Rg Bagus Warsono

Kakak Tua yang Gagah

Kereta besar dan kuat
Kereta hebat di zamannya
Kakek nenek kita
Merasakan di zamannya
Sebagai kenangan prasasti bangsa
Kedung Banteng, 11-12-2016




59. Memori Rakyat

Rg Bagus Warsono
Sepur Indonesia
Sejak zaman Belanda
Melintas sejarah
Kenangan masa
Rakyat Indonesia di zaman susah
Di masa penjajah
Dimasa berjuang
Dimasa merdeka
Kedung Banteng, 11-12-2016






60. Kakak Beradik di Hanggar Induk

Rg Bagus Warsono


Kakak Beradik di Hanggar Induk

Ada sepur di hangar induk menanti
Slalu berdua kemana pergi
tak terpisahkan
 jauh di rel satu
menelusuri lembah dan kembali
sore kembali beda rel di hangar induk

Kedung Banteng, 11-12-2016





61.  Terima kasih Kereta Pendorong

Rg Bagus Warsono
Terima kasih Kereta Pendorong

Ada kereta pendorong  tugasnya bolak –balik rel pinggir
Tak ada perinah kemana ia pergi
Hanya bolak-balik rel pinggir yang pendek
Hari naas teman kereta
Kereta pendorong slalu setia
Mendorong kereta sampai dituju
Berangkat selamat pulang selamat
Terima kasih kereta pendorong

Kedung Banteng, 11-12-2016