Sabtu, 11 Juni 2016

Rumahku di Tepi Rel Kereta Api , oleh Rg Bagus Warsono ,

I.  Pengantar Penulis

   Kereta Api adalah sahabat rakyat Indonesia sejak doeloe sampai sekarang. Ia yang setiap hari mengantar jutaan rakyat Indonesia ke suatu tujuan. Takada stasiun terakhir karena esok akan kembali ke stasiun menunggumu.
   Anak-anak kita perlu mahami kereta api agar mereka mengetahui pentingnya alat transportasi ini. Siapa saja , Bapak , Ibu, Paman , Bibi atau saudara pernah naik kereta api. Dan tentunya kelak semua anak-anak kita. Diantar keretamu yang gagah perkasa.
   Sengaja penulis berikan dengan sajian puisi-puisi agar dapat dengan mudah dimengrti mereka, disamping makna ilmu pengetahuan generasi muda dan kegemaran membaca.
   Semoga buku ini bermanfaat bagi semua.

Salam Kereta Api, tut tut tut.

Penulis
II. Pengantar Antologi


   Rumahku di Tepi Rel Kereta Api, sebuah antologi puisi yang kaya makna filosofi diketengahkan oleh penyair kita Rg Bagus Warsono sebuah antologi yang memiliki kekhasan tersendiri. Penyair ini mengambil objek sepur sebagai bahan muatan antologi yang memang telah lama akrab bagi masyarakat Indonesia.

   Puisi-puisi Rumahku di Tepi Rel Kereta Api memberikan suguhan puisi yang dapat dinikmati bagi generasi muda khususnya juga semua yng mencintai sastra.

   Ternyata di ‘wilayah sepur terdapat banyak aneka peristiwa dengan pilihan kata yang menarik bagi puisi yang slalu mencari yang terbaru. Rg Bagus Warsono ternyata mampu memotret sepur-sepur Indonesia sebagai inspirasi terciptanya puisi.           Gambaran puisi kini dan masa lalu dirangkum dalam antologi yang mampu berkomunikasi dengan pembacanya.

   Naik kereta api kadang menjadi kerinduan, menyusuri desa-desa, lembah, hutan dan melintas sungai. Lalu singgah di stasiun dan melihat kota-kota kecil yang kini makin ramai. Namun demikian sepur tak pernah macet karena memiliki jalannya sendiri.

   Sepur itu istimewa , di persimpangan jalan raya atau jalan desa ia diberi hak melaju tampa hambatan sedang kendaraan lain di jalan raya atau jalan desa dipalang pintu. Jembatannya pun milik sendiri yang hanya khusus sepur.
55. Sang Perwira Datang


Rg Bagus Warsono


Sang Perwira Datang

Slamat pagi tuan tiba di Stasiun terakhir
Tlah ku kenal siapa yang datang
Pendekar perjalanan
Slalu tegar di jalan yang tak terputus.
Kedung Banteng, 11-12-2016








56. Lambang Negeriku Kaya


Rg Bagus Warsono

Lambang Negeriku Kaya

Sepur bukan besi tua tak berguna
Mesin kuat peninggalan bangsa
Kita bangga bangsa merdeka
Sepur milik kita
Rel panjang sepanjang pulau, sekeliling pantai

Kedung Banteng, 11-12-2016













57. Biarkan Berlalu




Biarkan Berlalu

Biarkan kereta berlalu melewati stasiun
Kau menuggu apa
Sedang kereta tlah banyak berlalu
Kita dikereta terakhir
Tiketku berbunyi demikian

Kedung Banteng, 11-12-2016









58. Kakak Tua yang Gagah





Rg Bagus Warsono

Kakak Tua yang Gagah

Kereta besar dan kuat
Kereta hebat di zamannya
Kakek nenek kita
Merasakan di zamannya
Sebagai kenangan prasasti bangsa
Kedung Banteng, 11-12-2016




59. Memori Rakyat

Rg Bagus Warsono
Sepur Indonesia
Sejak zaman Belanda
Melintas sejarah
Kenangan masa
Rakyat Indonesia di zaman susah
Di masa penjajah
Dimasa berjuang
Dimasa merdeka
Kedung Banteng, 11-12-2016






60. Kakak Beradik di Hanggar Induk

Rg Bagus Warsono


Kakak Beradik di Hanggar Induk

Ada sepur di hangar induk menanti
Slalu berdua kemana pergi
tak terpisahkan
 jauh di rel satu
menelusuri lembah dan kembali
sore kembali beda rel di hangar induk

Kedung Banteng, 11-12-2016





61.  Terima kasih Kereta Pendorong

Rg Bagus Warsono
Terima kasih Kereta Pendorong

Ada kereta pendorong  tugasnya bolak –balik rel pinggir
Tak ada perinah kemana ia pergi
Hanya bolak-balik rel pinggir yang pendek
Hari naas teman kereta
Kereta pendorong slalu setia
Mendorong kereta sampai dituju
Berangkat selamat pulang selamat
Terima kasih kereta pendorong

Kedung Banteng, 11-12-2016