Senin, 18 Juli 2016

Menuangkan Sejarah di atas Puisi

Menuangkan Sejarah di atas Puisi
Puisi juga adalah penerang sejarah yang punah. Pengarangnya ingin agar generasi selanjutnya memahami sejarah masa lalu di negerinya, di daerahnya, atau di desanya. Ia angkat kembali sepanjang ia ketahui agar dapat abadi. Tentu saja dalam bahasa penyair yang dituangkan dalam puisi.

Bahasa penyair adalah bahasa khas penyair itu. Rangkaian kalimat adalah rangkaian hati penyair yang bersih. Sejarah ketengahkan dalam puisi agar mudah dipahami generasi. Sebuah penyelamatan cerita lewat syair.

Anda pernah membaca Syekh Siti Jenar karya Saini KM? Maka jangan lewatkan membaca karya Tajuddinnoor Ganie . Sebuah karya membagi cerita bagi generasi ini. Bentuk syair itu yang menjadi beda. Agar generasi muda menjadi suka. Tentu ini menjadi istimewa manakala putera memahami masa lalu.

Berikut puisi Tajuddinnoor Ganie itu


Perang Banjar

1596
Cornelis de Houtman
seorang nakhoda Belanda
tiba di Banten mencari lada di pasar bebas
Tapi, gulden Belanda tak laku di Banten
Tak ada pedagang lada
yang mau berdagang dengan mereka
Cornelis de Houtman menjadi murka karenanya.
Kalau begitu, kita rampok saja lada mereka!
Malam, ketika bulan sabit
menyipit di langit Banten
Anak buah Cornelis de Houtman
menyerbu masuk ke sebuah kapal besar
yang sarat dengan muatan lada
Pemiliknya, seorang saudagar Banjar
tak bisa berbuat apa-apa
kecuali mengelus dada
menerima nasib yang buruk.
7 Juni 1607
Koopman Cillis Michelszoon
nakhoda Belanda yang lain
tanpa singgah di Banten
langsung datang ke Banjarmasin.
Aku, Koopman Cillis Michelszoon
datang ke mari sebagai pedagang
Aku orang Belanda
tapi bukan Cornelis de Houtman
Aku bukan perampok
Aku datang ke Banjarmasin
ingin berdagang dengan semangat
saling menguntungkan
Anak saudagar Banjar yang dulu
menjadi korban perampokan
Cornelis de Houtman
juga datang ke pelabuhan
menyambut mesra kedatangan
Koopman Cillis Michelszoon.
Selamat datang di Tanah Banjar
Kisah lama yang kusam
sudah lama aku lupakan”
Tapi, entah bagaimana cerita persisnya
Setelah mereka bersukaria
semalam suntuk bercandaria
Besok pagi terbetik berita
Koopman Cillis Michelszoon
dan semua awak kapalnya
tewas terbunuh bergelimpangan
sebagai korban pembunuhan.
1612
Subuh ketika bulan sabit
mengintip di langit Tanah Banjar
kapal perang Belanda tiba-tiba merapat
ke pulau Kembang, Dari kejauhan mereka
menembaki para pedagang
di pasar terapung muara Kuin
Para pedagang kocar-kacir dibuatnya.
1626
Lada yang panas membuat Belanda tak kenal jera
Kali ini mereka datang dengan kapal Doon
Aneh tapi nyata, niaga lada
kali ini berlangsung mulus
tak ada pistol meletus
tak ada mandau terhunus.
1634
Siang, ketika matahari
mengelupas kulit ari.
Coysbert van Loudestega
datang membawa armada Belanda
Kali ini mereka datang bukan untuk berdagang
tapi untuk mendiktekan kehendak berkuasa
atas monopoli perdagangan lada.
1635
Suksesi yang ricuh di Kerajaan Banjar
memberi peluang bagi masuknya
pengaruh Belanda dalam kancah politik
antarbangsawan Banjar
Ketika yang menang adalah raja Banjar
yang dibantu Belanda, maka terbukalah jalan
untuk menjajah Tanah Banjar.
Diplomasi hutang budi yang mencuat
dalam kemelut yang disulut intrik politik
pecah belah dan hancurkan
membuat raja Banjar yang dibantu Belanda
tak kuasa menolak apapun kehendak
yang didiktekan Belanda.
Mula-mula monopoli perdagangan lada
lalu erakan kerja paksa membangun jalan raya
dan yang paling celaka Belanda
akhirnya juga bisa mendiktekan suksesi.
1 November 1857
Sultan Adam yang mangkat
meninggalkan wasiat keramat
bahwa cucunya Pangeran Hidayatullah
harus dirajakan
Tapi Belanda tak pernah peduli pada
wasiat keramat dan kehendak rakyat.
3 November 1857
Residen Belanda dengan paksa
menobatkan raja boneka Pangeran Tamjid Dillah.
Pangeran Antasari, seorang bangsawan Banjar
tubuhnya gemetar menahan marah.
Ini penghinaan yang tiada tara
bagi kedaulatan Kerajaan Banjar
Orang Belanda sudah terlalu jauh
ikut campur dalam urusan pribadi tanah air kita
Suka atau tidak suka,
masalah suksesi adalah hak
yang paling pribadi dari seorang Raja Banjar
Pangeran Hidayatullah harus dirajakan
barang siapa berani melanggar wasiat itu
terkutuklah dia tujuh turunan.
Hai, rakyat Banjar yang cinta
dan setia pada tanah air tercinta
Ikutlah bersamaku dalam
barisan perang melawan penjajah Belanda
Kita bentuk barisan jihad fii sabilillah
Kita usir Belanda dari Tanah Banjar tercinta.
28 April 1859
Pecahlah Perang Banjar yang dahsyad itu
Seruan jihad Pangeran Antasari
bergema ke mana-mana
disambut di mana-mana
Bergema di Banua Ampat
disambut Temenggung Jalil
Bergema di Margasari
disambut Aling dan Sambang
Dari Margasari mereka berjalan kaki
menyerbu Gunung Jabuk
perkebunan karet milik Belanda.
Bergema di Amandit
disambut Temenggung Antaluddin
dan Panglima Cakrawati
Dari Amandit mereka
berjalan kaki menuju Tambai
menggempur habis pasukan Belanda
yang berjaga di sana.
Bergema di Tanah Laut
disambut Haji Buyasin dan Pembekal Bungur
Di sini mereka menyerbu masuk ke Benteng Tabonio.
Bergema di Tanah Barito
disambut Temenggung Surapati
Di Lontotur mereka berjaya
mencegat kapal Onrust Belanda
Semua awak kapalnya dibantai
dan kapalnya ditenggelamkan
ke dasar sungai Barito.
Bergema di Tanah Kahayan
disambut Mangkusari
Bergema di Tanah Kapuas
disambut Singapati
Perang Banjar
Perang yang dahsyad
Haram manyarah
Pantang mundur
Waja sampai ka puting
Perang Banjar
Perang yang dahsyad
Haram manyarah
Kukuh teguh hingga merdeka
Waja sampai ka putting
Banjarmasin, 5 Agustus 1995

Pandai Menjadi Puisi


Mari kita lihat penyair dengan imajenasi tinggi. Ia bisa menjadi apa saja seperti apa yang dilakukan chairil Anwar. Ia menjadikan dirinya sosok tokoh yang dicipta. Imajenasi yang tinggi membuatnya mampu dirinya masuk kedalam jiwa puisi itu. Sebuah puisi imajener.

Sebelumnya mari kita cermati Kepiawaian Chairil dalam Mencipta puisi. Demikian hebatnya Chairil menjadi Prajurit Jaga Malam, Chairil tak bicara rokok atau kopi penahan kantuk, tak bicara nyamuk , kelelawar ddan embun dini hari. Chairil pandai menjadi puisi, menjadi dirinya seorang prajurit jaga malam, menusuk pikiran si penjaga malam, dan bersembunyi di hati dalam dada prajurit jaga malam. Chairil memang jempolan. (rg bagus warsono 23-8-15)

berikut puisinya:

Prajurit Jaga Malam.
Chairi Anwar.

Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu!

Apa yang dilakukan Chairil itu penyair kita mampu menjadi diri puisi itu. Berikut sebuah puisi karya penyair kita yang mampu menjadikan puisi imajener. Dia adalah tak lain Cok Sawitri yang menulis tentang Namaku Dirah.

Berikut Cok Sawitri:
. Namaku Dirah

ketika wanita menjadi janda
mulailah sudah prasangka
melucuti kemurnian rahim
rumah-rumah menanam pandan di pintu-pintu
anak-anak menutup lubang pusar
lelaki menggosok-gosok kumisnya
namaku dirah
aku cangkul tubuhku
hujan telah mengirim hati dan jantung ke tanah
sedang harapan ada di luar kenyataan hidup
pagi itu aku bertanya pada diri: raja mana itu!
Kematian suamiku menjadi aniaya
kesendirian ini menjadi kamar hukuman
tetapi apa kesalahan anakku
namaku dirah
aku hanya seorang janda
sia-sia bila kukirim pertanyaan: apa salahku?kekuasaan telah menasibkan kekhawatiran
tembok-tembok tingii
penjaga-penjaga yang tak lagi miliki mata
siang malam membisukan
Siapa saja yang hendak bicara
apa pun namanya yang dipagari
berlapis-lapis benteng
berbulan-bulan pesta upacara
disuburkan sumpah dan janji kesetiaan
terusik bisikku: namaku dirah
tanah yang telah berakar-buah
siapa diterjang seribu anak panah
tubuh ramping berbalut kain putih itu
luruh tersangga batang pohon kepah
matanya memancarkan hati yang bebas
ketika tubuhnya merosot ke bawah
rumput-rumput menegak menyediakan dirinya
menanti kedatangan tubuh ibunya
namaku dirah
dengan darah usus di leher aku menari sepuas hati
kepedihan ini
kemarin di tengah malam
aku sejenak merasa takut
kandung telurku diserang usikan dingin
menisik bayang ayahmu
andai dia masih
kecengengan senantiasa
menawarkan riwayat luka
aku cangkul tubuhku
kerna namaku dirah
ribuan prajurit terpuruk
membelalak menyambut kematian
seperti tak percaya
kekuasaan tidak melindungi nyawanya
selembar kain putih
leher berkalung usus
rambut gimbal bau amis darah
sampaikan:
semua benteng memiliki celah
begitupun keangkuhan
tak kecuali kekuasaan retak
oleh lirik mataku
kerna namaku dirah
hanya seorang janda
bukan tubuh di atas tahta
di mana senjata adalah kaumnya
1997

Minggu, 17 Juli 2016

Puisi dengan Magnet Baca


   Bagaimana memilih dan membaca puisi dibanyak pilihan buku atau bacaan adalah selera pembaca. Tetapi kenapa di perpustakaan terdapat buku dengan catatan terbanyak dibaca. Kemudian di toko buku didapati buku laris, di percetakan terdapat buku berulang-ulang dicetak. Jika demikian ada selera umum yang sama pada pembaca, atau memang buku atau puisi itu memiliki magnet baca.

Jika memang pilhan puisi terbanyak dibaca adalah selera, maka banyak faktor yang mempengaruhi selera itu, misalnya usia, kebiasaan, kemampuan intelektual dan daya seni seseorang. Di sini berarti kemungkinan sama seleranya mungkin ada namun tidaklah mungkin dalam satu kota memiliki selera yang sama apalagi banyak pilihan baca. Karena itu puisi dengan magnet baca lebih mampu memiliki pancaran baca tinggi ketimbang berkemungkinan 5 orang memiliki selera sama menyukai 1 puisi tertentu.

Lalu apakah puisi pendek atau panjang yang digemari, jawabnya adalah tidak mesti. Puisi pendek dengan dua bait misalnya atau puisi panjang bak paparan cerita dengan banyak bait yang tiap baitnya juga berisi baris lebih dari 4 baris sama-sama memiliki magnet baca. Kekuatan magnet baca itu tergantung dari kemasan sang penyair mengemas puisi itu. Dimulai dari judul, kalimat baris pertama atau bait pertama dan seterusnya yang memiliki kekuatan magnet baca unuk selanjutnya pembaca dapat mengapresiasi puisi itu.

Suguhan kata dan kalimat dengan rangkaian yang apik sebuah kemasan puisi yang dilahirkan dari tangan-tangan penyair apakah menggoda untuk dibaca atau tidak. Bukan pula dari kemunculan kata-kata baru yang kadang salah penempatan. Itulah kepiawaian seorang penyair dengan karya yang menggerigisi yang mampu menembus hati pembacanya. Bukti itu kita simak karya penyair Toto St Radik, judulnya Indonesia pada Sebuah Malam. Judul ini bukan kata baru pada saat puisi dibuat. Kata 'Indonesia, 'Sebuah, dan Malam adalah kata umum yang sering digunakan. Tetapi rangkaian kata itu menjadi kalimat baru ketika menjadi 'Indonesia pada Sbuah Malam. Orang pasti dengan cepat tahu seperti apa malam di Indonesia. Di kota apa di desa, di rumah apa di cafe. Tetapi ketika ini menjadi pusi maka daya magnet itu terpancar dan orang suka membacanya. Berikut puisi Toto St Radik itu :
Indonesia pada Sebuah Malam












Indonesia pada Sebuah Malam

Toto S Radik

indonesia — pada sebuah malam yang jauh
bulan separuh. burung alap-alap memekikkan seluruh
nyanyian kepedihan dan alamat-alamat kematian
sunyi pun tumbuh berkawan ketakutan
menjalar ke setiap rumah, mengetuk pintu-pintu
yang rapuh. dan angin seperti bersekutu
menghunjamkan dingin, tajam bagai tatapan
sepasang mata kucing hitam. kemudian hujan
jatuh, berputar-putar dalam tarian tanpa irama
menderas tak tertahan menuju jantung kegelapan
mengisyaratkan badai

indonesia — pada sebuah malam penuh hujan
bulan tersingkir seperti menegaskan kegelapan sihir
lolong anjing dari bukit-bukit jauh mengarungi
detik amarah yang bergelombang gaduh. bunga-bunga
berganti batu, dendang sayang berganti kibasan parang
semburan peluru dan kobaran api. darah pun tumpah
di setiap jengkal tanah. mengalir ribuan kilometer
bersama airmata yang diam-diam menyimpan kenangan
sejarah negeri hijau. sobekan bendera terbakar
di atas meja perjudian. mantera-mantera, doa-doa, kutukan
seribu kata saling tindih saling cakar di antara
percakapan-percakapan aneh penuh sandi

indonesia — pada sebuah malam huru-hara
aku menundukkan kepala di kamar berdebu
membaca baris demi baris sajak-sajakku yang berlepasan
dari penjara kertas: melangkah di jalan-jalan berbatu!

Serang, 31.12.1996







Sabtu, 16 Juli 2016

Bahasa Puisi

Bahasa puisi tentu bahasa penyairnya gaya dan betuk pola dan ragamnya adalah selera sebebas apa itu puisi. Ini berarti puisi memberikan kebebasan seseorang untuk menulis. Pendek kata terserah mau dibentuk apa, demikian kata Puisi berujar. Dari itu akhirnya muncul kebebasan menulis puisi namun sadar meski tak ada pakem yang baku, penyair slalu menjaga agar karya puisi itu dapat dinikmati dan memberi rasa aprsiasi pada pembaca.

Bahasa penyair bahasa diri yang juga dibaca orang lain. Sejauhmana tepatnya apresiasi dengan maksud yang dikandung penyair sejauh si pengapresiasi itu mampu 'membaca. Mari kita lihat puisi karya Marlin Dinamikanto. Penyair yang memiliki gaya eksentrik dalam karyanya ini harus diakui sebagai karya besar dan menggerigisi yang mampu menggugah penikmat sastra yang membacanya.

Karya yang baik itu terkadang muncul tidak dalam bentuk buku, tetapi juga koran dan majalah dan kini di banyak situs situs di internet. Begitu banyak koran tabloid majalah terbit di daerah dan tentu saja puisi ada didalamnya. Karya-karya pengisi rubrik sastra dan budaya di media di seluruh Tanah Air itu ditemukan banyak karya bagus dengan mutu yang tinggi. Kandungan sastra yang terkadang tak kalah dengan karya penyair sebelumnya.

Berikut puisi penyair Marlin Dinamikanto yang berjudul Pok Ameame Ibu :


Marlin Dinamikanto

pok ameame, Ibu

pok ameame, ibu
hanya kata yang kupunya
menyiram pusaramu jauh di sana
di pekatnya angan yang dingin
selalu melihatku seperti debu
padahal anakmu ini adalah angin
selalu ingin menyayup di matamu
pok ameame, ibu
kini belalang kupukupu
terbang liar, tersipu mengingatmu
di bening matamu indah berbinar
membuatku yang berlari selalu ingin kembali
dari trotoar yang tenggelam oleh lalat liar
sebab hatiku hatimu saling bertali
engkaulah daunan rindang bagi ke-enam anakmu
memberi teduh dari sergapan debu jalanan
yang membatas beranda luar liar
kau telah membesarkan belalang kupu-kupu
sejak di gendongan merangkak dan berkeliaran
tapi tak pernah membiar kami telantar
tapi maafkan anakmu ini ibu
tak punya doa selain puisi
tak pula mahir membaca rambu
kehidupan yang telihat basi
maafkan aku ibu
bila selama ini melihatku
seperti debu, padahal aku angin
ingin menyayup di matamu yang dingin
Tetilam 34, 13 Desember 2013

Karena Lahir dari Tangan Penyair

Mencipta Puisi itu untuk siapa. Sebuah pertanyaan menggelitik yang jawabannya adalah kata ganti orang. Untuk aku (sendiri) kau (seseorang) dan kalian ( semua) dan kami (semua termasuk penulisnya). Pada jawaban-jawaban pertanyaan itu melekat erat dengan maksud si penyairnya.
Jika puisi itu ditulis untuk sendiri , sekadar iseng misalnya , tetapi karya penyair tetap menjadi incaran publik jika penyair itu dibutuhkan sebagai figur publik. Jadi bahwa penyair menulis puisi untuk diri sendiri tetap saja menjadi incaran publik . Dengan kata lain puisi itu sebetulnya untuk diapresiasi semua.

Kemudian menulis puisi untuk seseorang, seolah istimewa, kekasih misalnya. Jika puisi itu lahir dari tangan penyair maka tetap saja puisi itu akan menjadi puisi untuk publik pembaca dimana saja.
Begitu juga mencipta puisi untuk orang banyak dan tidak untuk diri sendiri tetap saja menjadi untuk semuanya karena ketika penyair dalam posisi sebagai bagian anggota masyarakat ia akan merasa bahwa puisi yang sengaja diciptakan untuk orang lain juga memiliki makna bagi dirinya sendiri.

Demikian alangkah hebatnya puisi manfaat sebagai sebuah bacaan untuk siapa saja bahkan dirinya sendiri atau sebaliknya. Adalah Nia Samsihono seorang penyair yang mencatat sejarah hidupnya dalam bentuk puisi dengan sangat apik. Mula mungkin tak tahu nasib puisi itu. Juga diperuntukan untuk prasasti keluarganya. Namun puisi justru memiliki pancar luar biasa, puisi itu akhirnya menjadi terkenal dan orang ingin membacanya.

Berikut Nia Samsihono dalam Selembar Daun yang mengisahkan kematian putrinya :


Selembar Daun*)

Selembar daun melayang-layang jatuh,
Bumi luruh memeluknya penuh
Ada bisikan yang disampaikan
Membuat nyaman
Daun itu menyerahkan seluruh keindahannya
Tanah merengkuhnya penuh ketulusan
Ada selembar daun
Tergeletak pasrah
Dalam dekapan persada
Yang telah menghidupinya
Penuh cinta dan kesetiaan
Abadi
Jakarta, 21 Feb 2015
*) Puisi di atas didedikasikan untuk Alm Putrinya yang meninggal dunia 8 tahun lalu, akibat serangan demam berbarah (DB) dalam usia 20 tahun.

Demikian apabila puisi yang dilahirkan oleh seorang penyair , karya itu slalu memiliki kandungan sastra tinggi dan menjadi sorotan publik. Itulah tangan penyair.
(Rg Bagus Warsono, 16-07-2016)

Kamis, 14 Juli 2016

Gadis

Yang dinanti ternyata datang jua. Hanya menunggu dia lewat disamping rumahku. Gang kecil oleh suara vespamu seperti kodok minta hujan. Meski kau tak menengok, hafal betul wajahmu lucu. Tertutup helm astronot, Tak tahu kau kerja dimana, tapi jamku tepat kau lewat pagi dan siang. Tengoklah aku , dengan horden terbuka dibalik kaca jendela. Tuhan bilakah mampir dirumaku kecil. Kan kusiapkan air putih kau haus lelah. Dung dung dung dung. Itu vespa birunya. Secepat kau melewati rumahku. Tak menoleh sedikit walau aku tersenyum. Besok aku tunggu lagi kau lewat samping rumahku.

Aku tak salah lihat, berkaos putih dengan sendal jepit. Duduk menghadap pesawat tv diantara kerumunan orang-orang di warung kopi. Jelas itu suaramu walau bercampur sepuluh orang bareng tertawa. Ingin aku pura-pura beli obat nyamuk, tapi dirumah masih ada. Atau Mie instan barang berapa bungkus tapi Ibu tak menyuruh. Kenapa kaki semakin menjauh warung. haruskah aku menengok ke warung lagi untuk melihatmu.

Jika Ibu menyuruh mengantar makanan ke tetangga-tetangga, mau aku mengantar ke tetangga gang belakang rumah. Pasti ada vespa biru. Dirumah kos-kosan tengah itu. Tentu Ibu menghitung kepala keluarga, termasuk penghuni kos-kosan itu, semua dibagi. Mudah-mudahan memilih aku bukan Bibi yang mengantarkan. Ternyata kali ini tak ada pilihan lain Ibu menyuruhku mengantarkan makanan itu. Bagaimana jika aku ketemu dia. Tidak Bu, biar Bibi saja yang mengantarkan semuanya. Kenapa? kata Ibu. Jawabku aku takut anjing.

Dia menuju rumahku untuk bersilahturahmi dengan keluargaku di hari Lebaran ini. Apa yang kurang, ya, aku sudah pas berdandan.
Seperti vespamu itu , gaun muslimahku biru. Dia semakin dekat depan rumah , kemudian pintu. Tidak ! Aku dikamar berkaca diri terdengar dia berkata basa-basi. Dan menolak duduk meski kueh banyak, katanya masih banyak yang belum disalami. Ketika ibu menyebut namaku, kukunci kamar. Aku takut Si Vespa Biru duduk menanti. Ketika ia semakin jauh, Ibu memanggilku, dandan kok lama banget ! he he he.

(Gadis , oleh Rg Bagus Warsono)

Bobot karya puisi:

Kritikus/penulis untuk mengkritisi puisi sekaligus merekam jejak penyair adalah apabila ditemukannya karya yang ,menggerigisi . Sebuah karya yang memiliki salah satu atau lebih nilai bermutu tinggi yang monumental.Patokan mutu atas karya seseorang adalah alat untuk mengetengahkan seseorang penyair dimasukan dalam klasifikasi yang dikehendaki kritikus. Jadi karya banyak dan nama besar tidak menjadi jaminan melekat dengan klasifikasi yang digagas seorang kritikus karena pertanggungjawaban itu.

Kelahiran karya puisi bermutu yang 'menggerigisi dan monumental serta memiliki nilai sastra tinggi bukanlah peruntungan nasib penyair dari anggapan publik. Sesungguhnya kelahirian puisi yang bagus adalah olahan dari tingkatan seperti profesional, mahir, atau masih konvensional maupun tradisional. Ia (puisi) dilahirkan dari tangan-tangan itu dengan pengalaman, kreativitas, kebiasaan, dan sebagainya yang mempengaruhi diri penyair tersebut. Kemudian setelah puisi itu lahir kita boleh mengatakannya akan nasib peruntungan karya itu dan tentu terkait dengan penyairnya.
Dalam dunia cipta, ditemukan mirip, tiruan, jiplak, plagiat, sadur, terjemahan, atau 'ubah kata. Hal ini menjadi pemahaman mutlak seorang kritikus. Berbagai kasus bisa terjadi, tetapi juga bisa mungkin berbagai penemuan itu dikarenakan kebetulan atau saling tak mengenal. Tetapi perlu diketahui frase bahasa Indonesia dalam KBBI serta ditopang bahasa daerah dan bahasa asing sangatlah luas untuk pilihan kata puisi. Jadi wawasan baca pun tidak saja harus dimiliki kritikus sastra tetapi juga penyair harus rajin membaca.

Dalam tulisan ini penulis akan menyoroti berbagai karya terkini puisi- puisi penyair yang sempat terbaca dari berbagai situs baca. Juga silahkan Anda mengirimkan puisi 'terdasyat untuk dikritisi semampu penulis dalam wacana belajar ini. Resiko atas kritik puisi sebetulnya tahapan pacu positif bila dipahami secara positif. Tetapi seringkali banyak penyair menilai justru negatif. Sebaliknya gaya kritikus puisi juga menjadi alasan itu. Sebab banyak orang mengaku kritikus tanpa memahami etika penulisan sehingga sering terjadi perdebatan yang tak pantas dikalangan pelaku sastra.
Mari kita lihat karya Cecep Hari Cecep Hari Cecep Syamsul Hari dalam Perahu Berlayar Sampai Bintang yang berjudul :

Nawang Wulan

Dua puluh tahun kemudian
Nawang Wulan terlihat keluar dari keriuhan
Carrefour, mendorong kereta belanjaan
dan menuntun seorang anak umur sepuluh tahunan
Di depan kasa
dikeluarkannya kartu Visa
Rambutnya pendek sekali sekarang
dicat warna biru, hijau dan pirang
Tubuh yang dulu berhias sayap sepasang
telah berubah menjadi pertunjukan lemak 90 kilogram
Ia terlihat sangat riang dan dewasa
tambun dan mempesona
Seperti lukisan Lady Cajica
dalam kanvas Fernando Botero
Dulu aku Jaka Tarub lajang
si pencuri selendang
yang didera cinta
tak terampunkan
Nawang, kebahagiaan macam apa yang telah mengubahmu
dari dewi pencinta menjadi dewi kesuburan?
2005

Perhatikan diksi-diksi tersebut betapa penyair ini pandai memilih kata tepat dengan tema dan lokasi objek di sana-sini, tampak padat berisi, berhamburan reka apresiasi. Selamat buat Cecep Syasul Hari.
(rg bagus warsono , 14-07-16)

Senin, 11 Juli 2016

Tak Sekadar Produktifitas Tapi Membuahkan Karya Bermutu

Memilih penyair yang betul betul penyair utuk bahan tulisan seperti yang dilakukan kritikus sebelumnya adalah tidak semata penyair itu produktif tetapi yang diutamakan adalah karya yang memberikan arti bagi pembacanya sebagai karya yang belum ada sebelumnya, memiliki masa baca yang tak terbatas kapan saja tetap enak dibaca, dan memiliki keunggulan nilai sastra, serta mampu memberikan aksi pembaca atau dampak apresiasi pembaca setelah membaca karya tersebut, disamping itu ada yang mengiyakan bahwa karya tersebut layak bacaan sastra yang istimewa.

Produktifitas penyair memang merupakan masa pencarian jati diri. Ia adalah asahan yang membuat tajam nya pena. Serigkali seseorang melupakan tantangan atas tulisan apa yang akan ditulis padahal itu proses berkarya yang telah menjadi perpaduan antar pengalaman diri, pengalaman baca, pengalaman tulisan sebelumnya dan pengalaman kegagalan masa lalu.

Akhirnya faktor kreativitas diri menentukan produk seseorang (penyair) kreativitas untuk melahirkan karya 'baru (belum ada sebelumnya) , memiliki cita rasa sebuah karya sastra bermutu, diiyakan oleh orang lain (diakui), mampu membangkitkan apresiasi pembaca, dan bila perlu bersifat universal.


Berikut sebuah karya Herlina Priyambodo
"Menjadikanmu Separuh Jiwaku."
Menatap barisan mega dari balik kaca jendela burung besi yang melintas batas antar negara, laksana hamparan permadani empuk tempat bersenda para dewa dewi di negeri kahyangan. Begitu lembut, selembut getar yang kurasa saat menatap sempurnanya wajah Arjuna, seindah senyuman yang selalu memporakporandakan imajiku, hingga menghunjam tepat dijantung hatiku, membiarkan aku luluh dalam dekapan asmara, selembut rasa yang menyapaku perlahan dan tak ingin kutinggalkan. Hanya lidah yang tak pernah kelu, mengalunkan mantra mantra pada sang hyang maha cinta, membisikkan suara suara hati yang melantunkan ayat ayat kerinduan pada sang Arjuna. Izinkan aku membelai halusnya garis wajahmu dan menjadikanmu separuh jiwaku, Arjuna.

Dari judulnya saja seseorang langsung mengetahui maksudnya andai pembaca itu suka membaca. Puisi cinta ,puisi kekasih, puisi kisah cinta, puisi remaja, artinya banyak orang membuat seperti ini. Tetapi Herlina Priyambodo, tidaklah demikian seperti kebanyakan orang, ia membuat sesuatu yang baru yang belum pernah ditulis penyair sebelumnya. Sebuah asahan kreativitas pengalaman dan panduan karakter mumpuni dalam mengutarakan maksud. Selamat untuk Herlina Priyambodo (rg bagus warsono, 11-7-16)

Senin, 27 Juni 2016

Puisi-puisi H Shobir Poer di Lumbung Puisi IV

AKU BURUNG INGIN BICARA
                                                                                                          h. shobir poer


                        Aku burung ingin bicara:
                        di rumah miniatur rimbun, kami tinggal
                        mengalir gemericik air, temani senandung
                        di setiap pagi,siang, malam sambil mengepakkan sayap
                        ku menari bersamamu
                        kau dan aku, ciptaanMu yang saling berbagi
                        kau datang,  tengok kawankawan ku yang mengaum,
                        membagi makanan anakanakku yang  mencicit,
                        menderit, berkokok, menyiulkan suara indah ke telingamu
                     
                        di rumahku,  hutan belantara miniatur yang kau buat
                        aku sumringah betapa syukur ucap padamu
                        yang bertandang dan membagi cinta
                        dengan menaburkan senyum, tangan yang kau ulurkan
                        dan makanan makanan yang kau tebar di manamana

                        namun sayang, aku tak sanggung mematuk lagi
                        harimau terkatup mulutnya,  tak sanggup mengaum
                        kawankawanku mulai kehilangan cinta
                        rumah miniatur menjadi kandang neraka
                        banyak yang mati siasia


                                                                                              Tangsel, 17 April 2016

















                           NIKMAT

                                                                                                        h. shobir poer

   
                           Kita ini siapa, ketika merasa sanggup dirikan istana margasatwa
                           Kita ini siapa, ketika sanggup kumpulkan pundipundi kemewahan
                           Kita ini siapa, ketika sanggup menjerat hewanhewan itu tak lagi bebas
                           Kita ini siapa, ketika hewanhewan itu bisa membuat kau menari,
                           dirikan rumahrumah tinggal yang megah, dan terbang dengan
                           kuda besi ke beberapa Negara, berbelanja saja ke negeri seberang

                           aku dengar bagimu tak apalah dan tak masalah:

                           dengan kuda besi terbang ke manamana,
                           ke pulau Sumbawa dan Flores, kau bernyanyi bersama komodo,
                           tekukur, perkutut, gagak, kepodang, merpati hijau juga ayam

                           dengan kuda besi terbang, kau ke Tanjung Puting- kau menari bersama
                           orang hutan, beruang madu, babi hutan, siamang, landak, rusa
                           dan macan tutul

                           dengan kuda besi terbang, Way Kambas – di pantai Timur Lampung itu
                           kau berjoget bersama gajahgajah, badakbadak, dan harimau

                           dengan kuda besi terbang, kau ke gunung Lauser- di antara Aceh dan
                           Sumatra Utara, kau berpesta bersama kera, siamang, macan tutul,
                           harimau, burungburung dan gajahgajah

                           dengan kuda besi terbang, kau tiba di Wasur Papua, lalu berleha-leha
                           bersama cendrawasih, buaya air, kausari, kesturi, dan kanguru

                           sungguh, semua itu orang tak bisa menikmatinya
                           maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
                         


                                                                                                            Tangsel,  30 Mei 2016







                   
                       TIDURLAH
                   
                                                                                                oleh:  h. shobir poer


                      di balik semburat wajahmu yang ramah
                       di balik teduhmu dan kata yang begitu lembut
                       di balik matahari  kau sembunyikan kata
                       di balik bulan menari kau curi hatiku
                       aku, membaca sudah isi cahya matamu
                       hewanhewan itu selalu ingin dimanja
                       tidur, mandi dan bermain bersama

                       taman margasatwa yang indah hanya rumah semata
                       kalian semua butuhkan sentuhan hati dan jiwa
                       bersapa dari hati ke hati, mengadukan keluh kesah
                       mengadukan mimpi yang gundah, karena pohonpohonya tumbang,
                       diambuk badai dan banjir, juga tangantangan yang jahil

                       di gelap dan temaram ini, yakinkan
                       kini tak perlu resah lagi, tidurmu hangat dan bermimpi indah
                       tidurlah.

                                                                                                 Tangsel, 18 juni 2016

 Biodata

Tempat/Tgl Lahir : Cilacap, 22 September 1967                          

H. SHOBIR POER  (Drs. H.S. Purwanto,MPd) – Lulusan IKIP Jakarta (UNJ),1992. Jur. Bahasa dan Sastra Indonesia. Lulus S2 di UHAMKA,2005.   Tulisan artikel dimuat di Republika, Harian Terbit,, Suara Karya, Sabili dll.       Karyanya terkumpul dalam antologi     Trotoar (1996), Batas Diam Matahari (1996),  Amsal Sebuah Patung (1997),   Resonansi Indonesia (2000), Jakarta Dalam Puisi Mukhtahir(2000),   Nyanyian Integrasi Bangsa (2001),    5,9 Skala Richter (2006), Penyair Kontemporer Indonesia (2007),    KSI Catatan Perjalanan (2008),   Antologi Penyair Nusantara 3 (Malaysia, 2009),  Nusantara IV(Brunei,2010), Akulah Musi ( DKSumsel,2011),   Mengalir Di OASE (SMPS,KSI,2010),    Mengalir di Oase 1,volume dvd (Dewan Kesenian Tangerang Selatan dan Sarang Matahari,2011, Bunga Rampai Problematika BhsIndonesia( FBS UNJ,2011), Dalam Pelukan Sang Guru (DKTS,KSI, 2012), Sekuntum Jejak (DisbudparTangerang,2012), Dari Bumi Yang sama (Kudus-2013),  Bunga Rampai DVD Baca Puisi (Dwn Kesenian Tangsel, 2014), Menetas di Kaki Monas (disporbudpar DKI Jkt-2014),  Embus Pecah (Disporbudpar DKI Jkt-2014), Jalan bersama (Rumah AsNoor-2015).


 Puisi pribadinya   Mata Hati (1992),   Kado Puisi (1997),   Kota yang Luka Negeri yang Perih(2000), Membuka Pintu Langit (2000), MemujamU di tahta Langit (SMPS-2013).     Ia salah satu pendiri KSI Jkt(Pusat),   Sekjen Dewan Kesenian Tangsel (2010-2015),    Pembina KSI Cabang Tangsel.   Pernah sebagai Ketua Teater Guru   se- Jabodetabek binaan Pusat Bahasa Jakarta thn. 2001-2006.  Berteater dan Menyutradarai sejak 1988- 2014.  Aktif di musikalisasi puisi dan menulis cerpen, naskah drama.  Sekarang sebagai Ketua Umum Dewan Kesenian Tangerang Selatan 2015-2020.  Ia sekarang tinggal di Perumahan Puri Serpong 1 Rt 06/02 Blok F 1/18- Setu, Tangerang Selatan.         Ia juga Dosen/Guru Bahasa dan Sastra Indonessia.
           

Sabtu, 25 Juni 2016

Kumpulan Lagu Anak-anak untuk Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar

Dua Mata Saya
Ciptaan Pak Kasur

Dua mata saya
Hidung saya satu
Dua kaki saya Pakai sepatu baru
Dua tangan saya Yang kiri dan kanan
Satu mulut saya Tidak berhenti makan








Balonku ada lima

A.T.Mahmud ( Abdulah Totong Mahmud )

Balonku ada lima
Rupa-rupa warnanya
hijau, kuning, kelabu
Merah muda dan biru

Meletus balon hijau DOR
Hatiku sangat kacau
Balonku tinggal empat
Kupegang erat-erat










Bangun Pagi

Satu dua, tiga empat
Lima Enam, tujuh delapan
siapa rajin kesekolah
cari ilmu sampai dapat

sungguh senang
amat senang
bangun pagi pagi
sungguh senang






Bangun Tidur
Penggubah:Pak Kasur

Bangun tidur kuterus mandi
Tidak lupa menggosok gigi
Habis Mandi kutolong ibu
Membersihkan tempat tidurku









Bintang Kecil
Penggubah:Daljono.

Bintang kecil, di langit yang tinggi
Amat banyak, menghias angkasa
Aku ingin, terbang dan menari
jauh tinggi ke tempat kau berada







Bintang Kejora

Kupandang langit penuh bintang bertaburan
Berkelap kelip seumpama intan berlian
Tampak sebuah lebih terang cahayanya
Itulah bintangku Bintang Kejora yang indah s'lalu








Kesayangan

Penggubah: "NN"
Burung kakaktua
hinggap di jendela
nenek sudah tua
giginya tinggal dua
Trek-dung ... trek-dung ...
Trek-dung tra-la-la
Trek-dung ... trek-dung ...
Trek-dung tra-la-la
Trek-dung ... trek-dung ...
Trek-dung tra-la-la
nene sudah tua


Burung Kutilang

dipucuk pohon cemara
burung kutilang berbunyi
bersiul, siul sepanjang hari
dengan tak jemu jemu
mengangguk angguk sambil berseru
trilili lili lilili

sambil berlompat lompatan
paruhnya slalu terbuka
digeleng gelengkan kepalanya
menentang langit biru
tandanya suka ia berseru
trilili lili lilili



Burung Unta

Ada sebangsa burung
yang tidak bisa terbang
Tubuhnya sangat jangkung
seperti naik engrang
Panjanglah kakinya
Panjanglah lehernya
Datang dari Afrika
Itulah burung unta








Cicak-cicak di Dinding
Penggubah: NN

cicak-cicak di dinding
diam diam merayap
datang seekor nyamuk
hap ... lalu ditangkap










Dua Mata Saya
Penggubah:Pak Kasur

dua mata saya
hidung saya satu
dua kaki saya pakai sepatu baru
dua telinga saya yang kiri dan kanan
satu mulut saya tidak berhenti makan












Gelang Sipaku Gelang

Penggubah: NN
gelang sipaku gelang gelang si ramai ramai
mari pulang marilah pulang marilah pulang bersama-sama
mari pulang marilah pulang marilah pulang bersama-sama
Sayonara sayonara Sampai berjumpa lagi
Sayonara sayonara Sampai berjumpa lagi
Buat apa susah Buat apa susah Susah itu tak ada gunanya
buat apa susah buat apa susah susah itu tak ada gunanya.









Ibu Kita Kartini
Penggubah: WR Supratman
Bag (1)
Ibu kita Kartini, putri sejati
Putri Indonesia, harum namanya
Ibu kita Kartini, pendekar bangsa
Pendekar kaumnya untuk merdeka
Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia
Bag (2)
Ibu kita Kartini, putri jauhari
Putri yang berjasa, se-Indonesia
Ibu kita Kartini, putri yang suci
Putri yang merdeka cita-citanya
Wahai ibu kita kartini
putri yang mulia
sungguh besar cita-citanya bagi indonesia
Bag (3)
Ibu kita Kartini, pendekar putri
Pendekar kaum ibu Tanah Airku
Ibu kita Kartini, penyuluh budi
Penyuluh kaumnya kar'na cintanya
Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya bagi Indonesia
















Ibu Pertiwi

kulihat ibu pertiwi
sedang bersusah hati
air mata nya berlinang
mas intanmu terkenang
hutan gunung sawah lautan
simpanan kekayaan
kini ibu sedang susah
merintih dan berdoa
kulihat ibu pertiwi
kami datang berbakti
lihatlah putra-putrimu
menggembirakan ibu
ibu kami tetap cinta
putramu yang setia
menjaga harta pusaka
untuk nusa dan bangsa





Kapal Api

Lihatlah sebuah titik jauh di tengah laut,
s'makin lama s'makin jelas
bentuk rupanya
Itulah kapal api yang sedang berlayar,
asapnya yang putih mengepul di udara












Kasih Ibu
Kasih ibu,
kepada beta
tak terhingga sepanjang masa

Hanya memberi,
tak harap kembali,
Bagai sang surya, menyinari dunia.











Kebunku
Penggubah: Ibu Sud
Lihat kebunku
penuh dengan bunga
ada yang putih,
dan ada yang merah
setiap hari
kusiram semua
mawar melati,
semuanya indah!













Keranjang Sampah

Jika kumakan pisang
tidak dengan kulitnya
Kulit kulempar k'ranjang
Keranjang sampah namanya
Keranjang sampah namanya














Ke Pasar Ikan

Hari Minggu, hari Minggu ke Pasar Ikan
dengan ayah dengan ibu beserta paman
Kulihat ikan di dalam kolam
berbisik-bisik memberi salam














Kring Kring...
 (1)
Kring-kring-kring ada sepeda
Sepedaku roda tiga
Kudapat dari ayah
karena rajin belajar
(2)
Tok-tok-tok ada sepatu
Sepatuku kulit lembu
Kudapat dari ibu
karena rajin membantu













Kunang-Kunang

Penggubah: A.T Mahmud
(1)
Kunang-kunang, hendak ke mana
Kelap-kelip indah sekali
Gemerlap, bersinar
seperti bintang di malam hari
(2)
Kunang-kunang, terbang ke sini
Ke tempatku singgah dahulu
Kemari, kemari
Hinggaplah di telapak tanganku










Kupu-Kupu

Kupu-kupu yang lucu
kemana engkau terbang
hilir mudik mencari
bunga-bunga yang kembang
berayun ayun
pada tangkai yang lemah
tidakkah sayapmu
merasa lelah

kupu-kupu yang elok
bolehkah saya serta
mencium bunga-bunga
yang semerbak baunya
sambil bersenda
semua kauhampiri
bolehkah kuturut
bersama pergi



Kucingku

Penggubah: Pak Kasur
Kucingku belang tiga
sungguh manis rupanya
Meong meong bunyinya
Karena lapar perutnya
Kucingku belang tiga
sungguh manis rupanya
Meong meong bunyinya
Karena lapar perutnya
Kucingku belang tiga
sungguh manis rupanya
Meong meong bunyinya
Karena lapar perutnya
Meong meong bunyinya
Karena lapar perutnya






kakak:
Adik siapa itu
punya empat mata
mungkin mencari kamu
lekaslah sedia
adik:
idih, idih, aku tidak takut itu paman dullah pakai kacamata kakak: adik siapa itu yang berkaki tiga mungkin mencari kamu lekaslah sedia adik: idih, idih, aku tidak takut itu paman dullah membawa tongkatnya

jangan buang kulit pisang sembarangan
disana t'lah ada keranjang kotoran
bila adik yang baru pandai berjalan
terinjak kulit pisang di kaki kanan
adik jatuh menangis mengerang erang
sebab salah sipembuang kulit pisang






Kereta Baru

Penggubah: Pak Kasur
Lihat ibu keretaku yang baru
cukup besar buat ayah dan ibu
roda empat buatanku sendiri
dari kulit buah jeruk bali















Layang-layang

Penggubah: Pak Kasur
Kuambil buluh sebatang
Kupotong sama panjang
Kuraut dan kutimbang dengan benang
Kujadikan layang-layang
Bermain berlari
Bermain layang-layang
Berlari kubawa ke tanah lapang
Hatiku riang dan senang









Mengantar Ibu
Penggubah:Pak Kasur
(1)
Jika ku sudah besar nanti
Ku pergi dengan ibu
Ibu boleh pilih sendiri
Kemana yang dituju
(2)
Ibu bisa pilih Jogya, Bandung atau Semarang
Aku yang beli karcisnya
Karcis Kapal Terbang









Mobilku

(1)
Dodoli dodoli pret
suara mobilku
Rodanya dari karet
Warnanya biru
(2)
Dodoli dodoli pret
nyetir sendiri
Disetop pak polisi
Kuharus b'renti








Naik Becak
saya mau tamasya
berkeliling keliling kota
hendak melihat-lihat keramaian yang ada
saya panggilkan becak
kereta tak berkuda
becak, becak, tolong bawa saya

saya duduk sendiri sambil mengangkat kaki
melihat dengan aksi
ke kanan dan ke kiri
lihat becakku lari
bagai takkan berhenti
becak, becak, jalan hati-hati







Naik Delman

Pada Hari Minggu kuturut ayah ke kota
naik delman istimewa kududuk di muka
Kududuk di samping pak kusir yang sedang bekerja
mengendalikan kuda supaya baik jalanya, Hei!
tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk
tuk tik tak tik tuk tik tak suara sepatu kuda













Naik Gunung

Naik - naik, ke puncak gunung
tinggi - tinggi sekali
Naik - naik, ke puncak gunung
tinggi - tinggi sekali
Kiri - kanan kulihat saja
banyak pohon cemara
Kiri - kanan kulihat saja
banyak pohon cemara









Naik Kereta Api
Naik kereta api ... tut ... tut ... tut
Siapa hendak turut
Ke Bandung ... Surabaya
Bolehlah naik dengan percuma
Ayo kawanku lekas naik
Keretaku tak berhenti lama
Lekas kretaku jalan ...tut...tut...tut
Banyak penumpang turut
K'retaku sudah penat
Karena beban terlalu berat
Di sinilah ada stasiun
Penumpang semua turun






Nenek Moyangku
Seorang Pelaut

nenek moyangku orang pelaut
gemar mengarung luas samudra
menerjang ombak tiada takut
menempuh badai sudah biasa

angin bertiup layar terkembang
ombak berdebur di tepi pantai
pemuda b'rani bangkit sekarang
ke laut kita beramai-ramai

...
belalai gajah panjang
bulu kucingku belang
Tuhan maha penyayang
anak-anak disayang
........................
Nina bobo oh nina bobo
Kalau tidak bobo digigit nyamuk
Nina bobo oh nina bobo
Kalau tidak bobo digigit nyamuk

-> sering ditambahkan:

Tidurlah sayang, adikku manis...
atau
Bobo lah bobo adikku sayang...
Kalau tidak bobo digigit nyamuk
Nina bobo oh nina bobo
Kalau tidak bobo digigit nyamuk










Pelangi
Pelangi pelangi
alangkah indahmu
Merah, kuning, hijau
di langit yang biru

Pelukismu Agung, siapa gerangan
Pelangi, pelangi, ciptaan Tu P[sunting]
han!
Aku anak sehat[sunting]
Aku adalah anak yang sehat. mempunyai otot selalu berjuang. lawan orang jahat,pasti kita menang. kalau kita menang,dapat berkah allah.
Pok Ame-ame[sunting]
Pok ame ame
Belalang kupu kupu
Siang makan nasi
Kalau malam minum susu
S[sunting]
Satu satu aku sayang ibu[sunting]
satu satu aku sayang ibu dua dua juga sayang ayah tiga tiga sayang adik kakak satu dua tiga sayang semuanya

Selamat Ulang Tahun

Selamat Ulang tahun
Kami ucapkan
Selamat Panjang umur
Kita 'kan doakan
Selamat Sejahtera
Sehat sentosa
Selamat panjang umur
dan bahagia!







Si Kancil Nakal

Si Kancil anak nakal
Suka mencuri timun
Ayo lekas dikurung
Jangan diberi ampun











Soleram

Soleram soleram
Soleram anak yang manis
Anak manis janganlah dicium, sayang,
Kalau dicium merahlah pipinya
Anak manis janganlah dicium, sayang,
Kalau dicium merahlah pipinya
Satu dua tiga dan empat
Lima enam tujuh delapan
Kalau tuan punya kawan baru, sayang,
Kawan lama, dilupakan jangan





Taman Kanak-Kanak

Taman yang paling indah
hanya taman kami
Taman yang paling indah
hanya taman kami
Tempat bermain
berteman banyak
itulah taman kami
taman kanak-kanak








Tari Topeng


Tari topeng bergembira
siapa suka boleh coba
diiringi lagu riang
tepuk tangan sama-sama
tari topeng bergembira













Topi Saya Bundar



Topi saya bundar.
Bundar topi saya.

Kalau tidak bundar,
bukan topi saya!









Tukang Kayu

Katakan padaku hei tukang kayu
bagaimana caranya
memotong kayu
Lihat, lihat anakku
beginilah caranya
memotong kayu













Tukang Pos

Aku tukang pos rajin sekali
Surat kubawa naik sepeda
siapa saja aku layani
tidak kupilih miskin dan kaya
Kring ... kring ... pos!
Surat Sutini harus kuantar
Untuk Komara mesti kubawa
Ke sana kini roda kuputar
Kabar yang baik orang gembira
Kring ... kring ... kring ... kring ... pos!






Ulang Tahun
Panjang umurnya .. panjang umurnya
Panjang umurnya ... serta mulia
Serta mulia ... serta mulia

Panjang umurnya .. panjang umurnya
Panjang umurnya ... serta mulia
Serta mulia ... serta mulia

Selamat ulang tahun kami ucapkan
Selamat panjang umur kita kan doakan
Selamat sejahtera sehat sentosa
Selamat panjang umur dan bahagia

Selamat ulang tahun kami ucapkan
Selamat panjang umur kita kan doakan
Selamat sejahtera sehat sentosa
Selamat panjang umur dan bahagia
Selamat panjang umur dan baha

Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti dan Sekolah Aman

Latar Belakang Dasar Hukum Tujuan Sasaran Penumbuhan Budi Pekerti A. Gerakan B. Penumbuhan C. Budi pekerti D. Non-kurikuler E. Nilai-nilai Dasar Kebangsaan dan Kemanusiaan F. Prinsip penerapan Penumbuhan G. Waktu Pelaksanaan Peran Pemangku Kepentingan A. Pemerintah B. Pemerintah Daerah C. Pemerintah Kabupaten/Kota D. Dewan Perwakilan Rakyat E. Sekolah F. Orangtua G. Lembaga Swadaya Masyarakat H. Media I. Dunia usaha J. Masyarakat Umum Pembiasaan Nilai-nilai Kebangsaan dan Kemanusiaan A. Menumbuhkembangkan Nilai-nilai Moral dan Spiritual B. Menumbuhkembangkan Nilai-nilai Kebangsaan dan Kebhinnekaan C. Mengembangkan Interaksi Positif Antara Peserta Didik dengan Guru dan Orang Tua D. Mengembangkan Interaksi Positif Antarpeserta Didik E. Merawat Diri dan Lingkungan Sekolah Panduan Budi Pekerti Panduan Budi Pekerti F. Mengembangkan Potensi Diri Peserta Didik Secara Utuh G. Pelibatan Orang Tua dan Masyarakat di Sekolah Pemantauan dan Evaluasi A. Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi B. Aspek-Aspek yang Dipantau dan Dievaluasi

Penumbuhan Budi Pekerti: A. Gerakan B. Penumbuhan C. Budi pekerti D. Non-kurikuler E. Nilai-nilai Dasar Kebangsaan dan Kemanusiaan F. Prinsip penerapan Penumbuhan G. Waktu Pelaksanaan

Peran Pemangku Kepentingan A. Pemerintah B. Pemerintah Daerah C. Pemerintah Kabupaten/Kota D. Dewan Perwakilan Rakyat E. Sekolah F. Orangtua G. Lembaga Swadaya Masyarakat H. Media I. Dunia usaha J. Masyarakat Umum

Pembiasaan Nilai-nilai Kebangsaan dan Kemanusiaan A. Menumbuhkembangkan Nilai-nilai Moral dan Spiritual B. Menumbuhkembangkan Nilai-nilai Kebangsaan dan Kebhinnekaan C. Mengembangkan Interaksi Positif Antara Peserta Didik dengan Guru dan Orang Tua D. Mengembangkan Interaksi Positif Antarpeserta Didik E. Merawat Diri dan Lingkungan Sekolah Panduan Budi Pekerti Panduan Budi Pekerti F. Mengembangkan Potensi Diri Peserta Didik Secara Utuh G. Pelibatan Orang Tua dan Masyarakat di Sekolah

Pemantauan dan Evaluasi A. Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi B. Aspek-Aspek yang Dipantau dan Dievaluasi

Kebijakan dan Dinamika Perkembangan Kurikulum

Pada abad ke-21 ini, kemampuan berliterasi peserta didik berkaitan erat dengan tuntutan keterampilan membaca yang berujung pada kemampuan memahami informasi secara analitis, kritis, dan reflektif. Berdasarkan hal itulah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS).

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH PENDIDIK DAN SATUAN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2014 TENTANG KRITERIA KELULUSAN PESERTA DIDIK DARI SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYELENGGARAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH/PENDIDIKAN KESETARAAN DAN UJIAN NASIONAL

Permendikbud 82/2015 Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR  111  TAHUN 2014 TENTANG BIMBINGAN DAN KONSELING PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2014 TENTANG MUATAN LOKAL KURIKULUM 2013

Penguatan Literasi dalam Pembelajaran

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH DASAR DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2016 Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar

Pengertian 1. Pengertian Literasi Pengertian Literasi Sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara. 2. Gerakan Literasi Sekolah GLS merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.

Tujuan 1. Tujuan Umum Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. 2. Tujuan Khusus a. Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah. b. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat. c. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan. d. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca

Sasaran Sasaran Panduan GLS adalah pendidik, kepala sekolah, dan tenaga kependidikan di SD.

Target Pencapaian Pelaksanaan GLS di SD GLS di SD menciptakan ekosistem pendidikan di SD yang literat. Ekosistem pendidikan yang literat adalah lingkungan yang: 1. menyenangkan dan ramah peserta didik, sehingga menumbuhkan semangat warganya dalam belajar; 2. semua warganya menunjukkan empati, peduli, dan menghargai sesama; 3. menumbuhkan semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan; 4. memampukan warganya cakap berkomunikasi dan dapat berkontribusi kepada lingkungan sosialnya; dan 5. mengakomodasi partisipasi seluruh warga sekolah dan lingkungan eksternal SD

Pelatihan Pendampingan Berbasis Sekolah

Pelatihan Pendampingan Berbasis Sekolah
Tim pengembang kurikulum adalah: Penulis KI, KD, Silabus, dan pedoman tematik/mapel Penulis pedoman penilaian Penulis buku teks tematik/pelajaran Levelnya adalah:  Instruktur Nasional(IN) danInstruktur Propinsi (IP)
Praktisi Pendidikan: Guru Kepala sekolah Pengawas Pegiat pendidikan Levelnya : IN, IP, IK (Instruktur Kabupaten) SS (Sekolah Sasaran)
Akademisi : Dosen LPTK (rekomendasi Puskurbuk) Widyaiswara P4TK Widyaiswara LPMP Levelnya adalah: IN, IP, IK
Manajemen 1. Direktorat            IN, IP 2. Puskurbuk    IN, IP 3. Puspendik      IN, IP 4. Dinas pendidikan IN, IP, IK, SS 5. LPMP             IN, IP, IK, SS
IN= Instruktur Nasional IP= Instruktur Provinsi IK= Instruktur Kabupaten/Kota SS = Sekolah Sasaran
Kegiatan On Contoh sekolah: Kegiatan On merupakan kehadiran guru pendamping (dari Induk Klaster/sekolah yang bersangkutan) di sekolah sasaran untuk memberikan bimbingan teknis pelaksanaan pembelajaran bagi guru mapel Kelas X. Proses bimbingan diberikan pada setiap guru mapel oleh guru pendamping mapel sejenis mengikuti jadwal pembelajaran yang sedang dilakukan guru di sekolah. Kegiatan On dilakukan selama 2 hari
Kegiatan In Contoh Sekolah: 1. Kegiatan In merupakan pertemuan anggota klaster membahas proses dan hasil kegiatan On (bimbingan teknis) 2. Pertemuan dilaksanakan di Induk Klaster atau SEKOLAH lain yang disepakati 3. Kegiatan dilaksanakan selama satu hari dengan peserta adalah kepala sekolah, waksek kurikulum, perwakilan guru, tim pendamping, dan pengawas dari anggota klaster 4. Pertemuan dipimpin oleh Kepala SEKOLAH Induk Klaster

Peran Keluarga dalam Pembelajaran Siswa

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Orang tua adalah pendidik utama dan terpenting, namun juga yang paling tak tersiapkan. Pasalnya, mereka harus mencari sendiri informasi dan pengetahuan tentang bagaimana menumbuhkan dan mendukung pendidikan anak-anak mereka dalam kondisi positif. Selama ini, jika berbicara pendidikan maka fokus pembicaraan hanya kerap jatuh kepada siswa dan guru. Sementara orang tua seperti diabaikan dalam pendidikan. Padahal, orang tua memiliki peran sangat besar dalam pendidikan anak.
Keberhasilan pendidikan anak bergantung kepada keterlibatan keluarga. Banyak penelitian menunjukan bahwa keterlibatan orang tua di sekolah bermanfaat, antara lain: (1) bagi peserta didik mendukung prestasi akademik, meningkatkan kehadiran, kesadaran terhadap kehidupan yang sehat, dan meningkatkan perilaku positif; (2) bagi orang tua memperbaiki pandangan terhadap sekolah, meningkatkan kepuasan terhadap guru, dan mempererat hubungan dengan anak; dan (3) bagi sekolah memperbaiki iklim sekolah, meningkatkan kualitas sekolah, dan mengurangi masalah kedisiplinan .
Sekolah tidak dapat memberikan semua kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan peserta didiknya, sehingga diperlukan keterlibatan bermakna dari orang tua/keluarga dan anggota masyarakat. Anak-anak belajar dengan lebih baik jika lingkungan sekitarnya mendukung, yakni orang tua, guru, dan anggota keluarga lainnya serta masyarakat sekitar. Artinya, sekolah, keluarga, dan masyarakat merupakan pilar yang sangat penting untuk dapat menjamin pertumbuhan anak secara optimal. Untuk itu, perlu dibangun kemitraan di antara mereka. Kemitraan antara sekolah dengan keluarga dan masyarakat dalam membangun ekosistem pendidikan sejalan dengan pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter dengan berlandaskan gotong royong” visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu “Terbentuknya insan serta ekosistem . Oleh karena itu, diharapkan kemitraan pendidikan tersebut dapat berjalan dengan baik dan bermakna. Sebagai unsur dalam ekosistem yang terdekat dengan anak, keluarga mempunyai banyak kesempatan melalui interaksi dan komunikasi sehari-hari. Bentuk dan cara-cara interaksi dengan anak di dalam keluarga akan memengaruhi pertumbuhan karakter anak. Proses interaksi yang diterima anak dari keluarga inilah yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar untuk proses perkembangan selanjutnya di luar rumah, termasuk di sekolah dan masyarakat. Petunjuk teknis ini ditulis untuk memberikan panduan kepada satuan pendidikan dalam menjalin kemitraan dengan keluarga dan masyarakat.
B.Dasar Hukum 1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pembagian Urusan Pendidikan antara Pemerintah Pusat dengan Daerah; 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan; 4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; dan 6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
C. Tujuan Tujuan petunjuk teknis ini adalah memberikan panduan bagi kepala sekolah, guru, dan semua pemangku kepentingan dalam melaksanakan program kemitraan sekolah dengan keluarga dan masyarakat.
D.Sasaran 1. Kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya dalam melaksanakan kemitraan dengan keluarga dan masyarakat; 2. Komite sekolah sebagai mitra kerja satuan pendidikan dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program-program sekolah; 3. Organisasi mitra yang berkaitan dengan pelaksanaan program pendidikan keluarga; dan 4. Dinas Pendidikan Provinsi sebagai pembina teknis satuan pendidikan menengah dan pendidikan khusus. 5. Dinas pendidikan kabupaten/kota sebagai pembina teknis satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan non-formal. PAUD : Pendidikan Anak Usia Dini SD : Sekolah Dasar SMP : Sekolah Menengah Pertama SMA/K : Sekolah Menengah Atas/Kejuruan SKB : Sanggar Kegiatan Belajar LKP : Lembaga Kursus dan Pelatihan PKBM : Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

Selasa, 21 Juni 2016

Kompetensi , Materi, Pembelajaran dan Penilaian

Lingkup Lingkup Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik mencakup kompetensi sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan.

1. Sikap (Spiritual dan Sosial) Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada ranah sikap spiritual dan sikap sosial adalah sebagai berikut. Menerima nilai Kesediaan menerima suatu nilai dan memberikan perhatian terhadap nilai tersebut Menanggapi nilai Kesediaan menjawab suatu nilai dan ada rasa puas dalam membicarakan nilai tersebut Menghargai nilai Menganggap nilai tersebut baik; menyukai nilai tersebut; dan komitmen terhadap nilai tersebut Menghayati nilai Memasukkan nilai tersebut sebagai bagian dari sistem nilai dirinya Mengamalkan nilai Mengembangkan nilai tersebut sebagai ciri dirinya dalam berpikir, berkata, berkomunikasi, dan bertindak (karakter) (sumber: Olahan Krathwohl dkk.,1964)


Pengetahuan

Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada kemampuan berpikir adalah sebagai berikut:

Mengingat: mengemukakan kembali apa yang sudah dipelajari dari guru, buku, sumber lainnya sebagaimana aslinya, tanpa melakukan perubahan Pengetahuan hafalan: ketepatan, kecepatan, kebenaran pengetahuan yang diingat dan digunakan ketika menjawab pertanyaan tentang fakta, definisi konsep, prosedur, hukum, teori dari apa yang sudah dipelajari di kelas tanpa diubah/berubah

Memahami: Sudah ada proses pengolahan dari bentuk aslinya tetapi arti dari kata, istilah, tulisan, grafik, tabel, gambar, foto tidak berubah. Kemampuan mengolah pengetahuan yang dipelajari menjadi sesuatu yang baru seperti menggantikan suatu kata/istilah dengan kata/istilah lain yang sama maknanya; menulis kembali suatu kalimat/paragraf/tulisan dengan kalimat/paragraf/tulisan sendiri dengan tanpa mengubah artinya informasi aslinya; mengubah bentuk komunikasi dari bentuk kalimat ke bentuk grafik/tabel/visual atau sebaliknya; memberi tafsir suatu kalimat/paragraf/tulisan/data sesuai dengan kemampuan peserta didik; memperkirakan kemungkinan yang terjadi dari suatu informasi yang terkandung dalam suatu kalimat/paragraf/tulisan/data.

Menerapkan: Menggunakan informasi, konsep, prosedur, prinsip, hukum, teori yang sudah dipelajari untuk sesuatu yang baru/belum dipelajari Kemampuan menggunakan pengetahuan seperti konsep massa, cahaya, suara, listrik, hukum penawaran dan permintaan, hukum Boyle, hukum Archimedes, membagi/ mengali/menambah/mengurangi/menjum-lah, menghitung modal dan harga, hukum persamaan kuadrat, menentukan arah kiblat, menggunakan jangka, menghitung jarak tempat di peta, menerapkan prinsip kronologi dalam menentukan waktu suatu benda/peristiwa, dan sebagainya dalam mempelajari sesuatu yang belum pernah dipelajari sebelumnya.

Silabus

Dalam rangka pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu, pendidik perlu melakukan pengkajian terhadap silabus yang telah disiapkan sebelum mengembangkannya menjadi RPP yang akan digunakan dalam kegiatan di sekolah. Kegiatan pengkajian silabus bertujuan untuk mengetahui antara lain keterkaitan antara sub tema dengan kompetensi mata pelajaran yang akan dibelajarkan dan kegiatan pembelajaran yang dikembangkan. Melalui kegiatan pengkajian silabus ini diharapkan guru juga memperoleh beberapa informasi, antara lain: (1) ketersediaan tema dan sub tema, (2) penyebaran kompetensi dasar pada tema (pemetaan), dan (3) pengembangan indikator pada setiap tema (jaringan indikator pada tema).


Kegiatan Pembelajaran 1. Peserta pelatihan dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri atas 3 – 4 orang. 2. Setiap kelompok membaca dokumen SKL, KI, KD yang terdapat dalam modul pelatihan dan atau dokumen Permendikbud terkait. 3. Lomba menyusun Puzzle KI-KD-Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK): a. Setiap kelompok mendapatkan satu paket/amplop berisi potongan-potongan kertas yang bertuliskan KI-KD-Indikator Pencapaian Kompetensi, lem kertas, serta satu lembar kertas plano/kertas karton. b. Setiap kelompok berlomba memasangkan KI-KD-Indikator Pencapaian Kompetensi yang terdapat pada potongan kertas, dengan cara menempelkan potongan-potongan kertas tersebut pada kertas plano/ kertas karton. c. Kelompok yang sudah menyelesaikan puzzle menyerukan kata “Hore….!” agar memotivasi kelompok lain yang belum selesai. d. Setiap kelompok bertukar hasil diskusi untuk saling mengoreksi e. Hasil diskusi yang telah dikoreksi kelompok lain, dikembalikan lagi ke kelompok semula f. Fasilitator memberikan penguatan materi 4. Setiap kelompok mengidentifikasi keterkaitan KI,KD, Indikator dengan SKL menggunakan Puzzle KI-KD-IPK yang telah dikoreksi 5. Setiap kelompok mendapatkan dokumen silabus pembelajaran (bisa juga lihat pada modul) dan mengamatinya. 6. Menggunakan LK yang disediakan, peserta mengidentifikasi kesesuaian antara kegiatan pembelajaran dengan KD yang terdapat dalam silabus (LK……) 7. Perwakilan kelompok mempresentasi hasil diskusi dan mendapat tanggapan kelompok lain. 8. Fasilitator memberikan penguatan 9. Peserta pelatihan secara berkelompok menganalisis keterpaduan kegiatan pembelajaran yang terdapat dalam silabus pembelajaran menggunakan LK…. 10. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan mendapat tanggapan dari kelompok lain

Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu

1. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran terpadu didefinisikan sebagai pembelajaran yang menghubungkan berbagai gagasan, konsep, keterampilan, sikap, dan nilai, baik antar mata pelajaran maupun dalam satu mata pelajaran. Pembelajaran tematik memberi penekanan pada pemilihan suatu tema yang spesifik yang sesuai dengan materi pelajaran, untuk mengajar satu atau beberapa konsep yang memadukan berbagai informasi.

2. Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu Pembelajaran tematik memiliki ciri khas sebagai berikut: a. Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar; b. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik; c. Kegiatan belajar dipilih yang bermakna dan berkesan bagi peserta didik sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama; d. Memberi penekanan pada keterampilan berpikir peserta didik; e. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui peserta didik dalam lingkungannya; dan f. Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain

3. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Tematik Terpadu Fungsi pembelajaran tematik terpadu adalah untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema serta dapat menambah semangat belajar karena materi yang dipelajari merupakan materi yang nyata (kontekstual) dan bermakna bagi peserta didik. Secara khusus tujuan pembelajaran tematik terpadu adalah: 1) mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu; 2) mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi muatan pelajaran dalam tema yang sama; 3) memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan; 4) mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengkaitkan berbagai muatan pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik; 5) lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, seperti bercerita, bertanya, menulis sekaligus mempelajari pelajaran yang lain; 6) lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan dalam konteks tema yang jelas; 7) guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan bahkan lebih dan atau pengayaan; dan 8) budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuh kembangkan dengan mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi

4. Ciri-Ciri Pembelajaran Tematik Terpadu Pembelajaran tematik terpadu memiliki ciri sebagai berikut: a. Berpusat pada anak. b. Memberikan pengalaman langsung pada anak. c. Pemisahan antarmuatan pelajaran tidak begitu jelas (menyatu dalam satu pemahaman dalam kegiatan). d. Menyajikan konsep dari berbagai pelajaran dalam satu proses pembelajaran (saling terkait antar muatan pelajaran yang satu dengan lainnya). e. Bersifat luwes (keterpaduan berbagai muatan pelajaran). f. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak (melalui penilaian proses dan hasil belajarnya).


Indikator . Pengertian Indikator Pencapaian Kompetensi

Pengertian Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator pencapaian kompetensi (IPK) merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. IPK dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Dalam mengembangkan IPK perlu mempertimbangkan : (a) tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam KD; (b) karakteristik mata pelajaran, siswa, dan sekolah; (c) potensi dan kebutuhan siswa, masyarakat, dan lingkungan/daerah. Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan indikator, yaitu: a. Indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai IPK yang terdapat dalam RPP. b. Indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang dikenal sebagai indikator soal

Fungsi Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) IPK memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam mengembangkan pencapaian kompetensi dasar. IPK berfungsi sebagai berikut : a. Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran Pengembangan materi pembelajaran harus sesuai dengan indikator yang dikembangkan. IPK yang dirumuskan secara cermat dapat memberikan arah dalam pengembangan materi pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, potensi dan kebutuhan siswa, sekolah, serta lingkungan. b. Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran Pengembangan desain pembelajaran hendaknya sesuai dengan IPK yang dikembangkan, karena IPK dapat memberikan gambaran kegiatan pembelajaran yang efektif untuk mencapai kompetensi. IPK yang menuntut kompetensi dominan pada aspek prosedural menunjukkan agar kegiatan pembelajaran dilakukan tidak dengan strategi ekspositori melainkan lebih tepat dengan strategi discovery-inquiry. c. Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar Bahan ajar perlu dikembangkan oleh guru guna menunjang pencapaian kompetensi siswa. Pemilihan bahan ajar yang efektif harus sesuai tuntutan IPK sehingga dapat meningkatkan pencapaian kompetensi secara maksimal. d. Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar Indikator menjadi pedoman dalam merancang, melaksanakan, serta mengevaluasi hasil belajar. Rancangan penilaian memberikan acuan dalam menentukan bentuk dan jenis penilaian, serta pengembangan indikator penilaian

Mekanisme Pengembangan Indikator Pencapaian Kompetensi Pengembangan IPK harus mengakomodasi kompetensi yang tercantum dalam KD.IPK dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja operasional. Rumusan IPK sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi. Dalam merumuskan indikator yang harus diperhatikan adalah: a. Setiap KD minimal terdiri atas dua indikator b. Menggunakan kata kerja operasioal yang sesuai c. indikator harus dapat diukur/diamati

D. Pedoman Pembelajaran Tematik Terpadu Anak pada usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret, mulai menunjukkan perilaku yang mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak, mulai berpikir secara operasional, mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan -aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat. Oleh karena itu, pembelajaran yang tepat adalah dengan mengaitkan konsep materi pelajaran dalam satu kesatuan yang berpusat pada tema adalah yang paling sesuai.


Analisis Dokumen SKL, KI-KD, Silabus

Standar Kompetensi Lulusan  (SKL) Standar Kompetensi Lulusan merupakan salah satu dari delapan Standar Nasional Pendidikan sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 35 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang akan menjadi acuan bagi pengembangan kurikulum dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Berdasarkan Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan, lulusan SD/MI/SDLB/Paket A adalah manusia yang memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan berikut ini:

Dimensi dan Kualifikasi Kemampuan di SD, MI dan Paket A Sikap : Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain. Pengetahuan : Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain. Keterampilan : Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya.

A. Kompetensi Inti Kompetensi Inti Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dimiliki seorang peserta didik SD/MI pada setiap tingkat kelas. Kompetensi Inti dirancang untuk setiap kelas/usia tertentu. Melalui Kompetensi Inti, sinkronisasi horisontal berbagai Kompetensi Dasar antar mata pelajaran pada kelas yang sama dapat dijaga. Selain itu sinkronisasi vertikal berbagai Kompetensi Dasar pada mata pelajaran yang sama pada kelas yang berbeda dapat dijaga pula

Rumusan Kompetensi Inti menggunakan notasi sebagai berikut: 1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk Kompetensi Inti sikap spiritual; 2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk Kompetensi Inti sikap sosial; 3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk Kompetensi Inti pengetahuan; dan 4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk Kompetensi Inti keterampilan.

B. Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti. Rumusan Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi Dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokan kompetensi inti sebagai berikut. 1. Kelompok 1: Kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI1; 2. Kelompok 2: Kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI2; 3. Kelompok 3: Kelompok Kompetensi Dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI3; 4. Kelompok 4: kelompok Kompetensi Dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI4. Penjabaran lengkap mengenai kompetensi dasar per jenjang kelas dan per muatan pelajaran dapat dilihat pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang terkait tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.


Analisis materi dan Buku Teks Pembelajaran

Buku yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran adalah Buku Guru dan Buku Siswa. Buku tersebut terdiri atas tema-tema yang sudah ditentukan sesuai dengan jenjang kelas di SD. Berikut adalah Daftar Tema setiap kelas

Setiap tema terdiri atas subtema yang banyak subtemanya bergantung pada jenjang kelas, yaitu Kelas 1 terdiri atas 4 subtema, Kelas 2 terdiri atas 4 subtema, Kelas 3, 4, 5, dan 6 terdiri atas 3 subtema ditambah tugas proyek. Setiap subtema diasumsikan diselesaikan dalam proses pembelajaran selama 1 minggu. Setiap satu subtema terdiri atas 6 pembelajaran yang diasumsikan diselesaikan dalam proses pembelajaran sehari. Buku Guru dan Buku Siswa saling berkaitan sesuai dengan jenjang kelas dan temanya. Buku tersebut disusun berdasarkan pemetaan kompetensi dasar dan indikator yang dibuat selama satu tahun. Hal itu dimaksudkan untuk menjaga urutan materi dan ketercapaian setiap kompetensi dasar. Berikut adalah sistematika setiap buku. Pemetaan kompetensi dasar yang terdapat di Buku Guru adalah pemetaan kompetensi dasar setiap subtema. Pemetaan kompetensi dasar tersebut dijabarkan lagi menjadi pemetaan kompetensi dasar setiap pembelajaran. Berdasarkan pemetaan kompetensi dasar dan indikator tersebut, materi di dalam buku diuraikan. Ruang lingkup pembelajaran setiap subtema terdapat di dalam Buku Guru.
Ruang lingkup pembelajaran setiap subtema terdapat di dalam Buku Guru. Ruang lingkup tersebut dijabarkan dari pemetaan kompetensi dasar dalam subtema.
Pemetaan kompetensi dasar dalam subtema tersebut dijabarkan lagi menjadi pemetaan kompetensi dasar dan indikator dalam pembelajaran.

Kompetensi dasar dan indikator yang terdapat di dalam Buku Guru tersebut dijabarkan menjadi materi di dalam Buku Siswa. Contoh: Bahasa Indonesia KD 3.1 Menemutunjukkan gagasan pokok dan gagasan pendukung yang diperoleh dari teks lisan, teks tulis, dan visual. Indikator: 3.1.1 Mengidentifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung setiap paragraf dari teks tulis. KD. 4.1 Menata informasi yang didapat dari teks berdasarkan keterhubungan antargagasan ke dalam kerangka tulis. Indikator: 4.1.1 Menyajikan gagasan utama dan gagasan pendukung setiap paragraf dari teks tertulis dalam bentuk peta pikiran.

Kegiatan Pembelajaran 1. Peserta pelatihan dibagi menjadi beberapa kelompok. 2. Setiap kelompok membaca dan mencermati Buku Guru dan Buku Siswa (satu kelompok mendapat tugas satu subtema). 3. Peserta pelatihan membuka Buku Guru yang memuat halaman pemetaan kompetensi dasar subtema. 4. Peserta pelatihan membaca kompetensi dasar yang ada pada pemetaan tersebut dan mencocokkan dengan ruang lingkup pembelajaran. 5. Peserta pelatihan membuka Buku Guru yang memuat pemetaan kompetensi dasar dan indikator. 6. Peserta pelatihan membuka Buku Siswa yang sesuai tema, subtema, pembelajaran dengan Buku Guru. 7. Peserta pelatihan membaca KD dan Indikator mata pelajaran yang terdapat pada Buku Guru, kemudian dibandingkan dengan Buku Siswa. 8. Peserta pelatihan secara berkelompok menandai teks di Buku Siswa yang sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang terdapat pada buku guru.

Tugas-tugas Beserta Lembar Kerja Tugas: Menandai teks pada Buku Siswa yang sesuai dengan KD dan indikator mata pelajaran yang terdapat pada Buku Guru. LK 2.1b Analisis Materi dalam Buku Teks Pelajaran Petunjuk Pengisian LK 1. Tulislah Kelas, Tema dan Subtema yang digunakan sebagai bahan pelatihan pada tempat tersedia. 2. Tulislah pembelajaran yang diamati pada tabel yang tersedia! 3. Bukalah Buku Guru pada halaman yang memuat pemetaan kompetensi dasar dan indikator! 4. Tulislah nomor KD dan indikator mata pelajaran yang terdapat pada pemetaan tersebut! 5. Bukalah Buku Siswa pada pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran pada Buku Guru. 6. Bacalah materi pembelajaran pada Buku Siswa yang sudah ditentukan. 7. Berilah tanda pada Buku Siswa yang menunjukkan kesesuaian kompetensi dasar dan indikator yang tercantum pada Buku Guru. 8. Tulislah halaman yang ditandai itu pada tabel LK 2.1b
Penilaian dan Rubrik Penilaian: Unjuk Kerja Rubrik Penilaian Menandai Bagian-Bagian Di Buku Siswa yang Sesuai dengan KD dan Indikator pada Buku Guru

Sintak Model pembelajaran berdasarkan masalah

Indikator dan Aktivitas / Kegiatan Guru 1 Orientasi siswa kepada masalah Guru menginformasikan tujuan pembelajaran, mendeskripsikan hal-hal yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran, serta memotivasi siswa agar terlibat dalam pemecahan masalah yang sudah dipilih. 2 Mengorganisasikan siswa untuk belajar Guru membantu siswa dalam mengatur tugas-tugas yang berhubungan dengan masalah yang akan dipecahkan. 3 Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, mencari penjelasan dan solusi. 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, model, dan membantu mereka untuk berbagai tugas dengan kelompoknya. 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dalam proses-proses yang mereka gunakan.

Contoh : • Kelas : I • Tema/Subtema/Pembelajaran : Diriku/Aku Merawat Tubuhku/1 Fase ke-1 • Salah satu siswa memimpin doa pembukaan, • Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan bahasa anak, misalnya hari ini kita akan belajar mengenai merawat tubuh. • Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa, yaitu memecahkan masalah dengan cara berdiskusi Fase ke-2: Guru mengajukan pertanyaan pembuka: • Siapa di antara kalian yang mengetahui bagaimana cara merawat tubuh? Apa kegunaaan merawat tubuh? Siswa secara berkelompok diminta untuk berdiskusi cara merawat tubuh yang baik. • Hasil diskusi siswa tersebut disimpulkan secara klasikal. Fase ke- 3: • Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka akan mendapatkan informasi tentang cara merawat tubuh antara lain dengan mencuci tangan yang benar dari gambar dan membaca langkah-langkahnya dengan seksama. Mereka juga diminta untuk mempraktikkannya secara langsung. Fase ke-4: • Guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang cara membuat laporan mengenai membersihkan tangan yang benar yang diambil dari gambar tentang cara memcuci tangan yang benar yang telah diamati, dibaca, dan dipraktikkannya. • Siswa membuat laporan diskusi yang dibuat bersama pasangan diskusinya. Kesimpulan yang dibuat sebaiknya mencakup alasan pentingnya mencuci tangan yang benar. • Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Fase ke-5: • Setelah semua kelompok selesai mengomunikasikan hasil diskusi, guru memberikan penguatan tentang langkah-langkah yang benar dalam mencuci tangan agar terhindar dari kuman yang dapat menyebabkan penyakit.

Contoh • Kelas : IV • Tema/Subtema/Pembelajaran : Indahnya Kebersamaan/Keberagaman Budaya Bangsaku/1 Fase ke-1 • Salah satu siswa memimpin doa pembukaan, • Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan bahasa anak, misalnya hari ini kita akan belajar berbagai budaya yang dimiliki bangsa Indonesia. • Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa, yaitu memecahkan masalah dengan cara berdiskusi Fase ke-2: • Guru mengajukan pertanyaan pembuka: • Siapa di antara kalian yang berasal dari suku Sunda? Suku Jawa? Suku Minang? • Siswa secara berpasangan diminta untuk saling menginformasikan tentang asal suku mereka kepada teman di sebelahnya. • Hasil diskusi siswa tersebut disimpulkan secara klasikal. Fase ke- 3: • Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka akan mendapatkan beragam informasi tentang keragaman budaya Indonesia dari teks bacaan yang akan disiswai. Siswa kemudian diajak untuk mengamati gambar keragaman budaya yang ada di buku dan membaca teksnya dalam hati. Fase ke-4: • Guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang cara membuat laporan mengenai ragam budaya yang diambil dari bacaan tentang keragaman budaya yang telah dibacanya.39 Modul Pelatihan 2.1c • Siswa membuat laporan diskusi yang dibuat bersama pasangan diskusinya. Kesimpulan yang dibuat sebaiknya mencakup alasan pentingnya memahami keragaman budaya di Indonesia. • Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Fase ke-5: • Setelah semua kelompok selesai mengomunikasikan hasil diskusi, guru memberikan penguatan tentang strategi dalam menemukan isi cerita yang biasa dinamakan gagasan pokok/gagasan utama/ide utama/ide pokok/ pokok pikiran, dari suatu paragraf