Selasa, 21 Juni 2016

Sintak Model pembelajaran berdasarkan masalah

Indikator dan Aktivitas / Kegiatan Guru 1 Orientasi siswa kepada masalah Guru menginformasikan tujuan pembelajaran, mendeskripsikan hal-hal yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran, serta memotivasi siswa agar terlibat dalam pemecahan masalah yang sudah dipilih. 2 Mengorganisasikan siswa untuk belajar Guru membantu siswa dalam mengatur tugas-tugas yang berhubungan dengan masalah yang akan dipecahkan. 3 Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, mencari penjelasan dan solusi. 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, model, dan membantu mereka untuk berbagai tugas dengan kelompoknya. 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dalam proses-proses yang mereka gunakan.

Contoh : • Kelas : I • Tema/Subtema/Pembelajaran : Diriku/Aku Merawat Tubuhku/1 Fase ke-1 • Salah satu siswa memimpin doa pembukaan, • Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan bahasa anak, misalnya hari ini kita akan belajar mengenai merawat tubuh. • Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa, yaitu memecahkan masalah dengan cara berdiskusi Fase ke-2: Guru mengajukan pertanyaan pembuka: • Siapa di antara kalian yang mengetahui bagaimana cara merawat tubuh? Apa kegunaaan merawat tubuh? Siswa secara berkelompok diminta untuk berdiskusi cara merawat tubuh yang baik. • Hasil diskusi siswa tersebut disimpulkan secara klasikal. Fase ke- 3: • Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka akan mendapatkan informasi tentang cara merawat tubuh antara lain dengan mencuci tangan yang benar dari gambar dan membaca langkah-langkahnya dengan seksama. Mereka juga diminta untuk mempraktikkannya secara langsung. Fase ke-4: • Guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang cara membuat laporan mengenai membersihkan tangan yang benar yang diambil dari gambar tentang cara memcuci tangan yang benar yang telah diamati, dibaca, dan dipraktikkannya. • Siswa membuat laporan diskusi yang dibuat bersama pasangan diskusinya. Kesimpulan yang dibuat sebaiknya mencakup alasan pentingnya mencuci tangan yang benar. • Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Fase ke-5: • Setelah semua kelompok selesai mengomunikasikan hasil diskusi, guru memberikan penguatan tentang langkah-langkah yang benar dalam mencuci tangan agar terhindar dari kuman yang dapat menyebabkan penyakit.

Contoh • Kelas : IV • Tema/Subtema/Pembelajaran : Indahnya Kebersamaan/Keberagaman Budaya Bangsaku/1 Fase ke-1 • Salah satu siswa memimpin doa pembukaan, • Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan bahasa anak, misalnya hari ini kita akan belajar berbagai budaya yang dimiliki bangsa Indonesia. • Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa, yaitu memecahkan masalah dengan cara berdiskusi Fase ke-2: • Guru mengajukan pertanyaan pembuka: • Siapa di antara kalian yang berasal dari suku Sunda? Suku Jawa? Suku Minang? • Siswa secara berpasangan diminta untuk saling menginformasikan tentang asal suku mereka kepada teman di sebelahnya. • Hasil diskusi siswa tersebut disimpulkan secara klasikal. Fase ke- 3: • Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka akan mendapatkan beragam informasi tentang keragaman budaya Indonesia dari teks bacaan yang akan disiswai. Siswa kemudian diajak untuk mengamati gambar keragaman budaya yang ada di buku dan membaca teksnya dalam hati. Fase ke-4: • Guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang cara membuat laporan mengenai ragam budaya yang diambil dari bacaan tentang keragaman budaya yang telah dibacanya.39 Modul Pelatihan 2.1c • Siswa membuat laporan diskusi yang dibuat bersama pasangan diskusinya. Kesimpulan yang dibuat sebaiknya mencakup alasan pentingnya memahami keragaman budaya di Indonesia. • Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Fase ke-5: • Setelah semua kelompok selesai mengomunikasikan hasil diskusi, guru memberikan penguatan tentang strategi dalam menemukan isi cerita yang biasa dinamakan gagasan pokok/gagasan utama/ide utama/ide pokok/ pokok pikiran, dari suatu paragraf


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.” Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.” Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Dalam mengolah pembelajaran agar runtut tidak meloncat-loncat, maka diperlukan model pembelajaran yang perlu diterapkan di kegiatan inti. Model pembelajaran merupakan acuan sistematis yang digunakan dalam proses pembelajaran. Ciri-ciri model pembelajaran, yaitu fokus, memiliki sintak, sistem sosial, dan sistem pendukung. Model pembelajaran digunakan oleh guru agar pembelajaran lebih efisien dan efektif. Guru dapat memilih model model pembelajaran dari berbagai model yang ada. Model pembelajaran yang dipilih hendaknya membuat siswa aktif dan berpikir kritis. Contoh model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran tematik terpadu antara lain model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran berbasis penemuan, dan model pembelajaran berbasis masalah.

Model Pembelajaran Kooperatif, pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. 1. Pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri: • untuk memuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara bekerja sama • kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah • jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang heterogen ras, suku, budaya, dan jenis kelamin, maka diupayakan agar tiap kelompok terdapat keheterogenan tersebut. • penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan. 2.

Model Pembelajaran Berbasis Penemuan (Discovery Learning) Model Discovery Learning mengacu kepada teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang diharapkan siswa mengorganisasi dan membangun konsep berdasar penemuannya sendiri. Dalam menerapkan model pembelajaran Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented (berpusat pada guru) menjadi student oriented ( berpusat pada siswa

Model Pembelajaran Berbasis Masalah (problem-based learning/PBL) Konsep pembelajaran PBL yang membantu guru menciptakan lingkungan pembelajaran yang dimulai dengan masalah yang penting dan relevan (bersangkut-paut) bagi peserta didik, dan memungkinkan peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang lebih realistik (nyata) Pembelajaran Berbasis Masalah melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran yang aktif, kolaboratif, berpusat kepada peserta didik, yang mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan belajar mandiri yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan dan karier, dalam lingkungan yang bertambah kompleks sekarang ini. Pembelajaran Berbasis Masalah dapat pula dimulai dengan melakukan kerja kelompok antar peserta didik. peserta didik menyelidiki sendiri, menemukan permasalahan, kemudian menyelesaikan masalahnya di bawah petunjuk fasilitator (guru).

Ciri-ciri Pembelajaran Berbasis Masalah • Strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran artinya dalam pembelajaran ini tidak mengharapkan peserta didik hanya sekedar mendengarkan, mencatat kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui strategi pembelajaran berbasis masalah peserta didik aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan akhirnya menyimpulkannya. • Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Strategi pembelajaran berbasis masalah menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah tidak mungkin ada proses pembelajaran. • Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris, sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.


Program Tahunan (Prota) dan Program Semester (Promes) dan Pemetaan KD

Program Tahunan (Prota) Program Tahunan merupakan rencana penetapan alokasi waktu satu tahun pembelajaran. Program tahunan berdasarkan kurikulum 2013 merupakan program umum tematik terpadu untuk setiap kelas yang dikembangkan oleh guru. Program tahunan tersebut sebagai rencana umum pelaksanaan pembelajaran muatan pelajaran setelah diketahui kepastian jumlah jam pelajaran efektif dalam satu tahun. Program tahunan perlu dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun pelajaran, karena merupakan pedoman bagi pengembangan program-program berikutnya, yakni Program Semester, Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Langkah-langkah perancangan Program Tahunan: 1. Menelaah jumlah tema dan subtema pada suatu kelas. 2. Menandai hari-hari libur, permulaan tahun pelajaran, minggu efektif. Hari-hari libur meliputi: • Jeda tengah semester • Jeda antar semester • Libur akhir tahun pelajaran • Hari libur keagamaan • Hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional • Hari libur khusus (kegiatan khusus satuan pendidikan) 3. Menghitung jumlah Minggu Belajar Efektif (MBE) dalam satu tahun. 4. Mendistribusikan alokasi waktu Minggu Belajar Efektif (MBE) ke dalam subtema.

Dalam menyusun Program Tahunan, komponen yang harus ada sebagai berikut: • Identitas (muatan pelajaran, kelas, tahun pelajaran) • Format isian ( tema, sub tema, dan alokasi waktu).

Program Semester (Prosem) Program semester merupakan penjabaran dari program tahunan sehingga program tersebut tidak bisa disusun sebelum tersusun program tahunan

Dalam perkembangan dan pengkajian penyusunan Program Tahunan, terdapat beragam alternatif format program tahunan. Dengan demikian guru memiliki kebebasan dalam menentukan format program tahunan.

Langkah-langkah perancangan program semester: 1. Menelaah kalender pendidikan dan ciri khas satuan pendidikan berdasarkan kebutuhan tingkat satuan pendidikan. 2. Menandai hari-hari libur, permulaan tahun pelajaran, minggu pembelajaran efektif, dan waktu pembelajaran efektif (per minggu). Hari-hari libur meliputi: • Jeda tengah semester • Jeda antar semester • Libur akhir tahun pelajaran • Hari libur keagamaan • Hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional • Hari libur khusus 3. Menghitung jumlah Hari Belajar Efektif (HBE) dan Jam Belajar Efektif (JBE) setiap bulan dan semester dalam satu tahun. 4. Mendistribusikan alokasi waktu yang disediakan untuk suatu subtema serta mempertimbangkan waktu untuk ulangan serta review materi.


Program semester berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut. Pada umumnya program semester ini berisikan: • Identitas (satuan pendidikan, mata pelajaran, kelas/semester, tahun pelajaran) • Format isian (tema, sub tema, pembelajaran ke alokasi waktu, dan bulan yang terinci per minggu, dan keterangan yang diisi kapan pelaksanaan pembelajaran berlangsung.

Secara sederhana teknik pengisian program semester sama seperti program tahunan. Beberapa komponen yang sudah ada dalam program tahunan tinggal memindah saja (tema dan subtema). Seperti program tahunan, program semester juga banyak alternatifnya.


Selesai Terimakasih

Selamat Mencoba

Psiko Edukatif

Pengantar Bimbingan Psiko-Edukatif

Setiap peserta didik memiliki potensi untuk berkembang secara optimal

Setiap peserta didik adalah “unik” (prinsip perbedaan individu) kecerdasan, bakat, minat, kepribadian, kondisi fisik, latar belakang keluarga, lingkungan tempat tinggal, agama, tradisi, adat, dan budaya

Bimbingan psiko-edukatif merupakan upaya pemenuhan variasi kebutuhan pengembangan potensi peserta didik secara utuh dan optimal



Tujuan Bimbingan Psiko-Edukatif Tujuan umum Membantu peserta didik agar dapat mencapai kematangan, kemandirian, dan tugas-tugas perkembangannya yang mencakup aspek pribadi, sosial, dan belajar secara utuh dan optimal

Membantu dan melayani peserta didik agar mampu mengenali dan memahami diri sendiri. Mengenali lingkungan fisik dan sosial dalam beradaptasi serta penyesuaian pribadi. Membantu peserta didik agar berhasil menjalani masa peralihan dari lingkungan keluarga ke lingkungan sekolah. Mengembangkan potensi peserta didik yang memiliki keunggulan di berbagai bidang. Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran Membantu peserta didik mengatasi permasalahan pembelajaran baik di sekolah maupun di rumah pada tingkat yang belum membutuhkan layanan konselor atau profesi lain.

Buatlah rancangan layanan  untuk memberi bantuan penyelesaian masalah yang dihadapi peserta didik sebagai berikut: Robby, usia 11 tahun, peserta didik kelas 5 di SD Merdeka. Berdasarkan pengamatan guru kelas, Robby mengalami peningkatan prestasi belajar hampir di semua mata pelajaran semester satu kelas lima. Perubahan perilaku yang tampak adalah antusias tehadap  pelajaran semakin tinggi, Sayang terlihat beberapa kali terlibat perkelahian dengan teman sekelas maupun kelas lain. Penampilan sehari-hari juga kurang tertib dengan berpakaian tidak rapi,  Cuek dan beberapa kali terlambat datang ke sekolah

Terima Kasih Selesai

Berfikir Tingkat Tinggi

Deskripsi: Berkaitan dengan prinsip pengembangan RPP, ada satu hal yang tidak kalah pentingnya dalam membuat sebuah perencanaan pembelajaraan yaitu berfikir tingkat tinggi. Keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS), adalah kemampuan berpikir dan bernalar untuk menjawab pertanyaanpertanyaan yang rumit dan atau memecahkan suatu kasus atau masalah. Tanggung jawab bagi semua guru untuk melatih semua peserta didiknya dengan latihan berpikir tingkat tinggi karena hanya kemampuan berpikir tingkat tinggi yang dapat dipakainya untuk menjalani hidupnya setelah menyelesaikan pendidikan. Berpikir tingkat rendah hanyalah bermanfaat untuk menjawab soal ulangan atau ujian yang belum tentu dapat dipergunakan dalam kehidupan nyata setelah sekolah. Berpikir tingkat tinggi tidak hanya di pendidikan lanjutan. Sejak kelas 1 sekolah dasar, seorang peserta didik dapat dilatih berpikir tinggi. Pertanyaan 3+5 = … melatih peserta didik berpikir tingkat rendah, sedangkan pertanyaan 8 = … + … melatih peserta didik berpikir tingkat tinggi. Dengan demikian, permasalahan yang sama bila disampaikan dengan cara berbeda dapat berubah dari latihan berpikir tingkat rendah menjadi latihan berpikir tingkat tinggi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh-contoh berikut.

Inspirasi Pembelajaran Melalui Tayangan Video

Mengamati film pembelajaran film STAD

Isi :


Kelebihan:



Kekurangan :


Diskusikan dengan kelompok.


Penyusunan RPP

RPP merupakan rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci mengacu pada silabus, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru. RPP mencakup: (1) identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan kelas/semester; (2) alokasi waktu; (3) KI, KD, indikator pencapaian kompetensi; (4) materi pembelajaran; (5) kegiatan pembelajaran; (6) penilaian; dan (7) media/alat, bahan, dan sumber belajar. Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau berkelompok (di KKG) di sekolah/madrasah dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi oleh kepala sekolah/madrasah.

Komponen dan Sistematika RPP Komponen-komponen RPP secara operasional diwujudkan dalam bentuk format berikut ini. (Menyesuaikan dengan permen terbaru) Catatan: Komponen RPP tersebut di atas bersifat minimal, artinya setiap satuan guruan diberikan peluang untuk menambah komponen lain, selama komponen tersebut memberikan kemudahan dalam pelaksanaan pembelajaran

Langkah Penyusunan RPP a. Mengkaji silabus tematik meliputi: (1) KI dan KD; (2) materi pembelajaran; (3) proses pembelajaran; (4) penilaian pembelajaran; (5) alokasi waktu; dan (6) sumber belajar. b. Merumuskan indikator pencapaian KD pada KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4. c. Mengembangkan materi pembelajaran. Materi Pembelajaran dapat berasal dari buku teks pelajaran (buku siswa) dan buku panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial. d. Menjabarkan kegiatan pembelajaran yang ada pada silabus dalam bentuk yang lebih operasional berupa pendekatan saintifik disesuaikan dengan kondisi siswa dan satuan guruan termasuk penggunaan media, alat, bahan, dan sumber belajar. e. Menentukan alokasi waktu untuk setiap pertemuan berdasarkan alokasi waktu pada silabus. Selanjutnya dibagi ke dalam kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. f. Mengembangkan penilaian pembelajaran dengan cara menentukan lingkup, teknik, dan instrumen penilaian, serta membuat pedoman penskoran. g. Menentukan strategi pembelajaran remedial segera setelah dilakukan penilaian. h. Menentukan Media, Alat, Bahan, dan Sumber Belajar disesuaikan dengan yang telah ditetapkan dalam langkah penjabaran proses pembelajaran.
a. Setiap RPP harus secara utuh memuat kompetensi dasar sikap spiritual (KD dari KI-1), sosial (KD dari KI-2), pengetahuan (KD dari KI-3), dan keterampilan (KD dari KI-4). b. Satu RPP dilaksanakan dalam satu kali pertemuan (satu hari). c. Memperhatikan perbedaan individu siswa RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan siswa. d. Berpusat pada siswa. Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada siswa untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar, menggunakan pengembangan model-model pembelajaran. e. Berbasis konteks. Proses pembelajaran yang menjadikan lingkungan sekitarnya sebagai sumber belajar. f. Berorientasi kekinian. Pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan nilai-nilai kehidupan masa kini. g. Mengembangkan kemandirian belajar. Pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk belajar secara mandiri. h. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran. RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedial. i. Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi dan/atau antarmuatan. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI, KD, indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran,

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK
KELAS I SEMESTER 1
TEMA : KEBERSIHAN, KESEHATAN, KEAMANAN
ALOKASI WAKTU 3 MINGGU

No.

I. KOMPETENSI DASAR
II. INDIKATOR
III. LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN
IV. METODE, SUMBER, MEDIA PEMBELAJARAN
V. PENILAIAN
A. KEGIATAN AWAL
B. KEGIATAN Inti
C. KEGIATAN AKHIR

A. METODE
B. SUMBER
C. MEDIA

1. PKN
2.2 Melaksanakan tata tertib di rumah di sekolah

2. BAHASA INDONESIA
1.3 Menyebutkan tokoh-tokoh dalam cerita
4.4 Melengkapi kalimat yang belum selesai berdasarkan gambar
4.5 Menyalin pulsi anak sederhana dengan huruf lepas


3. MATEMATIKA
6.1 Mengenai segitiga, segiempat, dan Iingkaran
6.2 Mengelompok kan bangun datar menurut bentuknya


4. ILMU PENGETAHUAN ALAM .
2.2 Membedakan Iingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat


5. ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
1.4 Menunjukkan sikap hidup rukun dalam kemajemukan keluarga
1. PKN
• Melaksanakan tata tertib di rumah
• Menyebutkan kegiatan yang dilakukan di rumah pada siang hari
• Menyebutkan kegiatan yang dilakukan di rumah pada malam hari


2. BAHASA INDONESIA
• Menyebutkan tokoh-tokoh dalam cerita yang didengar
• Menyebutkan watak tokoh dalam cerita
• Menceritakan kembali cerita yang didengar
• Membuat kalimat sesuai tokoh cerita
• Menyusun gambar sesuai dengan urutan cerita
• Melengkapi kalimat yang belumselesai berdasarkan gambar
• Menulis kalimat yang betum setesai berdasarkan gambar
• Menulis puisi sederhana dengan menggunakan huruf lepas


3. MATEMATIKA
• Menyebutkan benda-benda yang secara Geometris berbentuk segitiga
• Menyebutkan benda-benda yang secara geometris berbentuk persegi
• Menyebutkan benda-benda yang secara geometris berbentuk persegi panjang
• Menyebutkan benda-benda yang secara Geometris berbentuk Iingkaran
• Membedakan benda-benda yang secara geometris berbentuk bangun datar
• Mengelompokkan bangun datar menurut beniuknya
• Menjiplak berbagai bentuk bangun datar menurut bentuknya





4. ILMU PENGETAHUAN ALAM
• Menyebutkan ciri-ciri Iingkungan sehat di rumah
• Menyébutkan ciri-ciri Iingkungan sehat di sekolah
• Menyebutkan ciri-ciri Iingkungan tidak sehat
• Merawat tanaman di iingkungan sekitar
• Merawat Iingkungan di sekitar


5. ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
• Menyanyikan tagu “Kasih Ibu”
• Menjelaskan kasih sayang orang tua kepada anak
• Menjelaskan kasih sayang anak terhadap orang tua (ayah dan ibu)
• Menceritakan kasih sayang anak terhadap sesama (fakir miskin, yatim piatu, dli)
• Menjelaskan manfaat kasih sayang antar anggota keluanga
• Menjeiaskan akibat bila tidak ada kasih sayang antar anggota keluarga
1. Doa bersama
2. Absensi siswa
3. Appersepsi : Menyanyikan lagu “Lingkaran Kecil”

1. Melaksanakan tata tertib di rumah
2. Menyebutkan kegiatan yang dilakukan di rumah pada siang hari
3. Menyebutkan kegiatan yang dilakukan di rumah pada malam hari
4. Membaca dongeng dan buku
5. Meñgungkapkan kembali isi cerita
6. Ményebutkan tokoh-tokoh dalam cerita yang didengar atau dibaca
7. Menyebutkan watak tokoh dalam cerita
8. Membuat kalimat sesuai tokoh cerita
9. Menyusun gambar sesuai dengan urutan cerita
10. Melengkapi kalimat yang belurn selesal berdasarkan gam bar
11. Menulis kalimat yang belum selesai berdasarkan gam bar
12. Menulis puisi sederhana dengan menggunakan huruf lepas
13. Menunjukkan benda yang berbentuk segitiga
14. Menunjukkan benda yang berbentuk persegi
15. Menu njukkan benda yang berbentuk Iingkaran
16. Membedakan benda-benda yang berbentuk segitiga, segiempat, dan Iingkaran
17. Mengelompokkan benda-benda yang berbentuk segitiga, segiempat, dan lingkaran
18. Mengidentifikasi benda yang berbentuk segitiga, segiempat, dan lingkaran
19. Membedakan benda-benda yang secara geometris berbentuk bangun datar
20, Mengelompokkan bangun datar menurut bentuknya
21. Menjlptak berbagai bentuk bangun datar menurut bentuknya
22. Menyebutkan ciri-ciri Iingkungan sehat di rumah
23. Menyebutkan ciri-ciri Iingkungan sehat di sekolah
24. Menyebutkan ciri-ciri Iingkungan tidak sehat
25. Merawat tanaman di lingkungan sekitar
26. Merawat Iingkungan di sekitar
27. Menyanyikan lagu “Kasih Ibu”
28. Menjélaskan kasih sayang orang tua kepada anak
29. Menjelaskan kasih sayang anak terhadap orang tua (ayah dan ibu)
30. Menceritakan kasih sayang anak terhadap sesama (fakir miskin, yatim piatu, dil)
31. Menjelaskan manfaatkasih sayang antar anggota keluanga
32. Menjelaskan akibat bfla tidak ada kasih sayang antar anggota keluarga
(Langkah-Jangkah kegiatan disesuaikan dengan jadwal pelajaran masing¬ masing sekoIah)

1. Siswa melaksanakan tugas portofolio
2. Pelajaran ditutup dengan lagu “Kasih Ibu”


1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Game
4. Tanya Jawab   
5. Tugas

1. Buku Tematik Kelas I
(Terdiri dari PKN, B. Indonesia, Matematika, IPA, IPS)
2. Pengembangan Guru
1. Kartu bilangan
2. Kartu huruf
3. Kantu kata
4. Gambar-gambar yang relevan
1. Lisan
2. Tertulis
3. Perbuatan
4. Portofolio











Review Hasil Praktek

Aspek Yang Diamati amati Keterpaduan Manajemen kelas Materi Penilaian autentik Dll

Sebutkan Hal-Hal Yang Positif Dari Hasil Praktik Hal-Hal Yang Positif

Hal-hal Yang perlu ditingkatkan/ diperbaiki




Paktik Pengolahan dan Pelapoan Penilaian Hasil Belajar

Teknik Penilaian di SD Penilaian di SD dilakukan dalam berbagai teknik untuk semua kompetensi dasar yang dikategorikan dalam tiga aspek, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan

Penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian antarteman, jurnal selama proses pembelajaran berlangsung, dan tidak hanya di dalam kelas. a.  Observasi Merupakan  teknik  penilaian  yang  dilakukan  secara  berkesinambungan  dengan menggunakan  indera,  baik  secara  langsung  maupun  tidak  langsung  dengan menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Hal ini dilakukan saat pembelajaran maupun di luar pembelajaran. b.  Penilaian Diri Penilaian Diri adalah teknik penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan sendiri sebelum ulangan oleh peserta didik secara reflektif. Penilaian diri merupakan   teknik   penilaian   dengan   cara   meminta   peserta   didik   untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri. c.  Penilaian Antarteman atau penilaian teman sejawat Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik. Penilaian ini dilakukan secara berkala setelah proses pembelajaran. d.  Jurnal Catatan Guru atau jurnal pendidik Jurnal Pendidik  adalah instrumen penilaian yang  digunakan untuk  menghimpun catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang berkesinambungan dari hasil observasi.

2.  Penilaian Aspek Pengetahuan Aspek  Pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut: a. Tes tulis Tes tulis adalah tes yang soal dan jawabannya tertulis berupa pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. b. Tes Lisan Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara lisan dan peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara lisan juga, sehingga menumbuhkan sikap berani berpendapat. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf. c. Penugasan Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya.

3.  Penilaian Aspek Keterampilan Aspek  keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut: a. Penilaian Kinerja b. Penilaian Projek c. Penilaian Portofolio

Sabtu, 11 Juni 2016

Rumahku di Tepi Rel Kereta Api , oleh Rg Bagus Warsono ,

I.  Pengantar Penulis

   Kereta Api adalah sahabat rakyat Indonesia sejak doeloe sampai sekarang. Ia yang setiap hari mengantar jutaan rakyat Indonesia ke suatu tujuan. Takada stasiun terakhir karena esok akan kembali ke stasiun menunggumu.
   Anak-anak kita perlu mahami kereta api agar mereka mengetahui pentingnya alat transportasi ini. Siapa saja , Bapak , Ibu, Paman , Bibi atau saudara pernah naik kereta api. Dan tentunya kelak semua anak-anak kita. Diantar keretamu yang gagah perkasa.
   Sengaja penulis berikan dengan sajian puisi-puisi agar dapat dengan mudah dimengrti mereka, disamping makna ilmu pengetahuan generasi muda dan kegemaran membaca.
   Semoga buku ini bermanfaat bagi semua.

Salam Kereta Api, tut tut tut.

Penulis
II. Pengantar Antologi


   Rumahku di Tepi Rel Kereta Api, sebuah antologi puisi yang kaya makna filosofi diketengahkan oleh penyair kita Rg Bagus Warsono sebuah antologi yang memiliki kekhasan tersendiri. Penyair ini mengambil objek sepur sebagai bahan muatan antologi yang memang telah lama akrab bagi masyarakat Indonesia.

   Puisi-puisi Rumahku di Tepi Rel Kereta Api memberikan suguhan puisi yang dapat dinikmati bagi generasi muda khususnya juga semua yng mencintai sastra.

   Ternyata di ‘wilayah sepur terdapat banyak aneka peristiwa dengan pilihan kata yang menarik bagi puisi yang slalu mencari yang terbaru. Rg Bagus Warsono ternyata mampu memotret sepur-sepur Indonesia sebagai inspirasi terciptanya puisi.           Gambaran puisi kini dan masa lalu dirangkum dalam antologi yang mampu berkomunikasi dengan pembacanya.

   Naik kereta api kadang menjadi kerinduan, menyusuri desa-desa, lembah, hutan dan melintas sungai. Lalu singgah di stasiun dan melihat kota-kota kecil yang kini makin ramai. Namun demikian sepur tak pernah macet karena memiliki jalannya sendiri.

   Sepur itu istimewa , di persimpangan jalan raya atau jalan desa ia diberi hak melaju tampa hambatan sedang kendaraan lain di jalan raya atau jalan desa dipalang pintu. Jembatannya pun milik sendiri yang hanya khusus sepur.
55. Sang Perwira Datang


Rg Bagus Warsono


Sang Perwira Datang

Slamat pagi tuan tiba di Stasiun terakhir
Tlah ku kenal siapa yang datang
Pendekar perjalanan
Slalu tegar di jalan yang tak terputus.
Kedung Banteng, 11-12-2016








56. Lambang Negeriku Kaya


Rg Bagus Warsono

Lambang Negeriku Kaya

Sepur bukan besi tua tak berguna
Mesin kuat peninggalan bangsa
Kita bangga bangsa merdeka
Sepur milik kita
Rel panjang sepanjang pulau, sekeliling pantai

Kedung Banteng, 11-12-2016













57. Biarkan Berlalu




Biarkan Berlalu

Biarkan kereta berlalu melewati stasiun
Kau menuggu apa
Sedang kereta tlah banyak berlalu
Kita dikereta terakhir
Tiketku berbunyi demikian

Kedung Banteng, 11-12-2016









58. Kakak Tua yang Gagah





Rg Bagus Warsono

Kakak Tua yang Gagah

Kereta besar dan kuat
Kereta hebat di zamannya
Kakek nenek kita
Merasakan di zamannya
Sebagai kenangan prasasti bangsa
Kedung Banteng, 11-12-2016




59. Memori Rakyat

Rg Bagus Warsono
Sepur Indonesia
Sejak zaman Belanda
Melintas sejarah
Kenangan masa
Rakyat Indonesia di zaman susah
Di masa penjajah
Dimasa berjuang
Dimasa merdeka
Kedung Banteng, 11-12-2016






60. Kakak Beradik di Hanggar Induk

Rg Bagus Warsono


Kakak Beradik di Hanggar Induk

Ada sepur di hangar induk menanti
Slalu berdua kemana pergi
tak terpisahkan
 jauh di rel satu
menelusuri lembah dan kembali
sore kembali beda rel di hangar induk

Kedung Banteng, 11-12-2016





61.  Terima kasih Kereta Pendorong

Rg Bagus Warsono
Terima kasih Kereta Pendorong

Ada kereta pendorong  tugasnya bolak –balik rel pinggir
Tak ada perinah kemana ia pergi
Hanya bolak-balik rel pinggir yang pendek
Hari naas teman kereta
Kereta pendorong slalu setia
Mendorong kereta sampai dituju
Berangkat selamat pulang selamat
Terima kasih kereta pendorong

Kedung Banteng, 11-12-2016



Minggu, 29 Mei 2016

Kata Acep Zamzam Noor , Membaca Memo Anti Terorisme , Seperti Sebuah Gurau




Mari perhatikan penggalan bait puisi karya Acep Zamzam Noor di antologi bersama 250 penyair Memo Anti Terorisme
Seperti Sebuah Gurau
….Tetapi entah kenapa aku merasa sungkan menanyakan dimana sebenarnya tempat tinggalmu, sudah berapa anakmu dan bagaimana kesehatanmu. Etah kenapa pula aku segan menanyakan pekerjaanmu. Setelah jatuhnya rejim lama itu. Ah, asanya aku pun tak pernah mempersoalkan apakah penyair ringkih sepertiku masih suka turun ke jalan traya, masih rajin memprotes penuasa atau malah sibuk jatuh cinta. Dalam hati aku erjanji akan mengingat semua ucapanmu yang lucu-lucu. Sebagai gurau yang Indah.
Acep Zamzam Noor

Selintas tampak tak cock dalam tema terosisme , tetapi mungkin juga pas dan tepat . Judulnya saja meyakinkan bahwa ia hendak mengatakan apakah seperti sebuah guyon. Puisi memang penuh arti , tafsir dan apresiasi yang membingungkan. Baitnya bicara menanyakan persoalan dan kaitannya dengan dirinya. Demikian kadang penyair memberi teka-teki namun juga sulit dipecahkan. Demikian juga terhadap penyair lain seperti Gol A Gong. Pendek kata mungkin juga menampung semua yang serba gurau dari peristiwa yang sangat tragis seperti terorisme itu.

Kita lihat lagi puisi penyair Gol A Gong berjudul 'Ode Negeri
....
Mari belajar menghitung nasib
nasib disimpan dalam aib
aib di televisi jadi ajaib
ajaib semua serupa tabib/...

Tentu masih guraan, tapi dari karya-karya Acep Zamzam Noor II dan Gol A gong menyimpan makna yang pancen nyata di zaman ini.
Gaya dua penyair b'eken kita tampaknya perlu dipelajari agar menjadi tahu bagi pecinta sastra.

Kita lihat lagi puisi karya Akhmad Nurhadi Moekri yang berjudul Siapa Bilang Surga untuk Teroris. Tampaknya Nurhadi juga membuat lelucon menarik,
...
enak saja mati
ketemu bidadari
tapi istrimu janda
dibelenggu cadar dan sepi...
Sampai disini Nurhadi mampu memberi gurau intelek yang menawan sebelum baitnya dilanjutkan.

...
didera lapar
lapar anak yatimmu
telanjang anak yatimmu
sakit anak yatimmu
sementara kau kenyang di surga
cekikikan dengan bidadari
berbusana raja
dipenuhi permata.
Jandamu kering ...

Tak kalah menariknya adalah Andrias Edison, Bom Bali Bom
Puisi ini jelas enak dibaca dan akan manarik, tentu sambil gurau pula.
Bom bali bom
bom bali bom
bom bali bom
Demi surga yang engkau harapkan
orang-orang yang engkau tikam di gela malam
menjerit lewat para janda, para yatim dan para duda dan orang-rang tercinta
suaranya menggelegak menjadi ribuan halilintar
merobek lapisan langit , beribu ribu langit
menggetarkan singga sana Tuhan , lalu bom balibom lagi selama 3 x sebuah puisi asyik yang bikin hati teriris sekaligus riang.


Puisi yang menarik lainnya adalah Go Jek karya wahyu Subakdiono.
Ia pandai mengambil isu, gejek yang lagi tenar di Jakarta itu.
berikut cuplikannya:
Go Jek
.....
Ketika meneror memekak sunyi Jakarta.
dan eroris itu tertawa lalu sirna
Aku hanya seorang Go Jek
Kepedulian adalah nadi, saat lepas kugandeng sampai
maka, hasrat ini selesai
aku hanya seorang gojek , bukan malaikat
bukan pula apa dan siapa.

Gurauan kecil sepintas gojek dan teroris tiada hubungan tetapi demkian penyair pandai menyimpan rasa. Jadi betul kata Acep Zamzam Noor II, Seperti sebuah Gurau.

Rg Bagus Warsono, 27-05-16




Rabu, 25 Mei 2016

SDN 2 Padarek Kecamatan /Kabupaten Kuningan Kembangkan potensi Tradisional. Siswanya Sanggup Membuat Nyiru dalam 30 Menit

 SDN 2 Padarek yang terletak di desa Padarek Kec./Kab. Kuningan kini semakin berbenah diri semenjak dipimpin oleh Kepala Sekolah, Suandi, SPd. Berbagai potensi sekolah yang dimiliki SD yang berada di desa Padarek yang terkenal dengan penghadil petai Kuningan ini. Potensi alam yang dimiliki seperti keadaan sekolah yang hijau serta lingkungan sekolah yang asri ini dipersiapkan sebagai Sekolah Berbudaya Lingkungan di Kabupaten Kuningan. Potensi lainnya berupa warisan tradisi di daerah ini yang dulu terkenal sebagai daerah anyaman bambu dan pencak silat cimande.
 Warisan budaya daerah berupa ketrampilan anyaman bambu ini akan dikembangkan oleh SDN 2 Padarek dengan memproduk berbagai jenis anyaman. Kini Siswa SDN 2 Padarek ada yang telah mampu membuat anyaman nyiru (tampah) dalam ukuran kecil. Ketrampilan siswa SDN Padarek ini akan membuat kagum siapa saja yang datang di SD ini.



Potensi lain dari SDN 2 Padarek ini adalah seni bela diri Cimande yang telah sejak lama diajarkan sebagai tradisi di sekolah ini dan akan dijadikan sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Menurut Agus Susanto pelatih cimande di SDN 2 Padarek , kegiatan ini memang selama ini tidak dipopulerkan karena bersifat bela diri, namun setelah didukung berbagai pihak dan termasuk dalam olah raga maka bisa saja dikembangkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Pencak silat Cimande dari kuningan memang termasuk salah satu warisan asli para sesepuh kuningan yang dulu sangat terkenal, kini keberadaannya semakin langka. Dan beruntuk di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Kuningan terdapat guru sekolah dasar yang mewarisi ilmu bela diri ini. Kepala SDN 2 Padarek sangat mendukung dan selalu memberikan motifasi berbagai aktifitas serta kreatifitas guru dan siswa sekolah yang dipimpinnya.
(rg bagus, 25-5-16)

Dokar Kuningan Makin Terdesak dan Nyaris Punah

 Dokar (Delman} di Kabupaten Kuningan Jawa Barat dikhawatirkan punah dan keberadaannya kini makin terdesak. Demikian lambang Kabupaten di Timur Jawa Barat ini bakal mengalami kehilangan apa yang dijadikan masyarakat dan publik sebagai kota yang terkenal dengan sebutan "Kecil-kecil Kuda Kuningan" ini. Kemajuan pembangunan kabupaten Kuningan yang sangat pesat serta peningkatan daya beli masyarakat kabupaten Kuningan menjadikan alat transportasi berkembang menggunakan sepeda motor dan mobil mulai memasyarakat dan terbanyak digunakan. Sedang transportasi umum yang menggunakan tenaga kuda semakin dijauhi.
Keadaan ini sangat terasa bagi para kusir dokar di Kuningan yang mengeluh dan sangat sedikit sekali pengguna jasa alat transportasi tradisional ini.

 Meski Pemda Kuningan masih memberikan keleluasaan bagi operasi jasa angkutan umum seperti delman ini, tetapi pada perkembangannya semakin terdesak oleh kendaraan bermotor lain bahkan kadang sulit leluasa untuk menjalankan dokar di jalan yang banyak dilalui mobil;
Dokar kuningan adalah perlambang kabupaten kuningan dengan kuda yang khas dan berciri kecil dan menarik perhatian ini. Adanya dokar adalah sumber pendapatan bagi beberapa profesi masyarakat seperti peternak kuda, penyabit rumput, pemilik ladang, serta jual beli kuda yang dulu sangat ramai di masyarakat ini disamping profesi pemilik (majikan) dokar serta profesi kusir dokar. Keadaan semakin terdesaknya dokar di kuningan akan berdampak pada penyangga dan pendukung profesi ini. Bahkan pada masa lalu ada profesi lain seperti pembuat/pengrajin  sepatu kuda dan pengrajin dokar yang produk dari kabupaten ini dikenal sampai di Solo dan Yogyakarta.

Akankah kelak dokar kuningan akan kuat bertahan sebagai alat transportasi masyarakat di kabupaten Kuningan atau akan punah tergantung dari kepedulian masyarakat dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan. Menurut Bapak Suandi (Otong) , tokoh masyarakat dari Awilarangan, mengharapkan agar dokar kuningan yang menjadi lambang kabupaten kuningan ini tetap lestari dan tetap menjadi lambang kabupaten kuningan dengan salah satu usulannya agar dokar diberikan trayek khusus seperti di objek wisata agar dokar kuningan bisa hidup. (Kuningan 25-05-2016 Rg Bagus warsono)

Senin, 23 Mei 2016

SDN 2 Ciporang Kec./Kabupaten Kuningan Semakin Maju

SDN 2 Ciporang kecamatan Kuningan kabupaten Kuningan kini semakin maju dan siap bersaing dengan sekolah lain dibidang mutu pendidikan. Dibawah kepemimpinan Kepala SD Ciporang, Adang Sutisna, SPd. yang baru beberapa bulan memimpin di sekolah ini kini tengah menata diri sebagai sekolah yang siap menjadi sekolah terdepan di Kabupaten Kuningan. Sangat beralasan karena sekolah ini terletak di jantung kota Kuningan Jawa Barat yakni di jalan utama RE Martadinata Kuningan.
Dimualai dengan kedisiplinan yang diterapkan bagi guru dan siswa, yang diterapkan di sekolah ini menjadi modal utama untuk dapat maju diberbagai bidang. Potensi yang dimiliki disamping semangat warga sekolah juga modal beberapa prestasi yang pernah diarai SDN 2 Ciporang baik prestasi tingkat kecamatan maupun tingkat kabupaten.
SDN 2 Ciporang yang berada lokasi  strategis serta lokasi yang luas dan ketenangan dalam belajar sangat mendukung bagi peningkatan mutu siswa di sekolah ini. Berbekal kemampuan serta dorongan dari berbagai ihak seperti dari masyarakat, orang tua siswa serta Dinas Pendidikan Kabupaten Kuningan dalam tahun pembelajaran 2016/2017 sekolah ini siap berkompetisi baik dibidang edukatif maupun ekstrakurikuler.


Jumat, 13 Mei 2016

Patungan Kenang-kenangan

Di negeri Dishanalah murid-murid sekolah dasar diajari menabung. Pak dan Bu Guru mengajari hidup hemat pada Si Kecil. Paribahasanya pun diajarkan: "Berakit-rakit kehulu, berenang-renang ketepian", " Sedikit-demi sedikit , lama-lama jadi bukit", dan "Hemat pangkal kaya". Paribahasa biasanya menjadi kenyataan setelah dilaksanakan (terjadi) karena itulah Si Kecil rela mengurangi uang jajannya untuk menabung di Bapak Ibu Guru.
Di negeri Dishanalah guru banyak kebutuhan, gajinya dipotong pijaman rumah, mobil, dan pakaian. Lembur tak ada, tunjangan profesi akan keluar setelah menunggu hutang guru bertumpuk. Kebutuhan mendadak pun segera ditangulangi.
Ada pinjaman "lunak" , selunak "bandeng tanpa duri" yakni tabungan murid-muridnya. Aman tidak pakai persyaratan juga tak berbunga . Karena yang mengepul tabungan juga Bapakdan Ibu Guru.
Akhir tahun Si Kecil menghitung banyak tabungan. Katanya betul Pak dan Bu Guru mengatakan peribahasa itu, Aku dapat banyak katanya.
Namun Pak dan Bu Guru bingung!, Program tabungan berhasil tapi uang tabungan siswa berkurang , Hah. Tadi yang dipinjam Pak dan Bu Guru itu jumlahnya banyak dan kebanyakan. Dikembalikan pun dari mana uangnya? karena sudah tak lagi miliki kesempatan untuk dapat peroleh pinjaman.
Dasar guru pinter. Akhirnya ngarang patungan. Karena patungan harus ada barangnya untuk membeli apa dan itu juga harus dibeli, maka patungan kali ini dikarang lagi yakni patungan "kenang-kenangan buat Pak dan Bu Guru "
Ternyata enak juga Bandeng tampa duri itu. Si Kecil pun bertanya pada Ibunya di rumah, "Kok pribahasa itu menjadi "...barsakit-sakit kemudian."
(RgBagus warsono, 13-05-16)