Dokar (Delman} di Kabupaten Kuningan Jawa Barat dikhawatirkan punah dan keberadaannya kini makin terdesak. Demikian lambang Kabupaten di Timur Jawa Barat ini bakal mengalami kehilangan apa yang dijadikan masyarakat dan publik sebagai kota yang terkenal dengan sebutan "Kecil-kecil Kuda Kuningan" ini. Kemajuan pembangunan kabupaten Kuningan yang sangat pesat serta peningkatan daya beli masyarakat kabupaten Kuningan menjadikan alat transportasi berkembang menggunakan sepeda motor dan mobil mulai memasyarakat dan terbanyak digunakan. Sedang transportasi umum yang menggunakan tenaga kuda semakin dijauhi.
Keadaan ini sangat terasa bagi para kusir dokar di Kuningan yang mengeluh dan sangat sedikit sekali pengguna jasa alat transportasi tradisional ini.
Meski Pemda Kuningan masih memberikan keleluasaan bagi operasi jasa angkutan umum seperti delman ini, tetapi pada perkembangannya semakin terdesak oleh kendaraan bermotor lain bahkan kadang sulit leluasa untuk menjalankan dokar di jalan yang banyak dilalui mobil;
Dokar kuningan adalah perlambang kabupaten kuningan dengan kuda yang khas dan berciri kecil dan menarik perhatian ini. Adanya dokar adalah sumber pendapatan bagi beberapa profesi masyarakat seperti peternak kuda, penyabit rumput, pemilik ladang, serta jual beli kuda yang dulu sangat ramai di masyarakat ini disamping profesi pemilik (majikan) dokar serta profesi kusir dokar. Keadaan semakin terdesaknya dokar di kuningan akan berdampak pada penyangga dan pendukung profesi ini. Bahkan pada masa lalu ada profesi lain seperti pembuat/pengrajin sepatu kuda dan pengrajin dokar yang produk dari kabupaten ini dikenal sampai di Solo dan Yogyakarta.
Akankah kelak dokar kuningan akan kuat bertahan sebagai alat transportasi masyarakat di kabupaten Kuningan atau akan punah tergantung dari kepedulian masyarakat dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan. Menurut Bapak Suandi (Otong) , tokoh masyarakat dari Awilarangan, mengharapkan agar dokar kuningan yang menjadi lambang kabupaten kuningan ini tetap lestari dan tetap menjadi lambang kabupaten kuningan dengan salah satu usulannya agar dokar diberikan trayek khusus seperti di objek wisata agar dokar kuningan bisa hidup. (Kuningan 25-05-2016 Rg Bagus warsono)
Keadaan ini sangat terasa bagi para kusir dokar di Kuningan yang mengeluh dan sangat sedikit sekali pengguna jasa alat transportasi tradisional ini.
Meski Pemda Kuningan masih memberikan keleluasaan bagi operasi jasa angkutan umum seperti delman ini, tetapi pada perkembangannya semakin terdesak oleh kendaraan bermotor lain bahkan kadang sulit leluasa untuk menjalankan dokar di jalan yang banyak dilalui mobil;
Dokar kuningan adalah perlambang kabupaten kuningan dengan kuda yang khas dan berciri kecil dan menarik perhatian ini. Adanya dokar adalah sumber pendapatan bagi beberapa profesi masyarakat seperti peternak kuda, penyabit rumput, pemilik ladang, serta jual beli kuda yang dulu sangat ramai di masyarakat ini disamping profesi pemilik (majikan) dokar serta profesi kusir dokar. Keadaan semakin terdesaknya dokar di kuningan akan berdampak pada penyangga dan pendukung profesi ini. Bahkan pada masa lalu ada profesi lain seperti pembuat/pengrajin sepatu kuda dan pengrajin dokar yang produk dari kabupaten ini dikenal sampai di Solo dan Yogyakarta.
Akankah kelak dokar kuningan akan kuat bertahan sebagai alat transportasi masyarakat di kabupaten Kuningan atau akan punah tergantung dari kepedulian masyarakat dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan. Menurut Bapak Suandi (Otong) , tokoh masyarakat dari Awilarangan, mengharapkan agar dokar kuningan yang menjadi lambang kabupaten kuningan ini tetap lestari dan tetap menjadi lambang kabupaten kuningan dengan salah satu usulannya agar dokar diberikan trayek khusus seperti di objek wisata agar dokar kuningan bisa hidup. (Kuningan 25-05-2016 Rg Bagus warsono)