27.
M sapto Yuwono
Selepas Ramadhan
Getaran rasa satu
Mengukur ibadah
Selembut hati
Gerakan rasa satu
Mengakar jiwa taqwa
Insani nurani jiwa
Gambaran rasa satu
Mengikat pesona bathin
Nalar raga suci
Gesekan rasa Saturday
Menjiwai jiwa patuh
Pada ingatan tubuh yang tumbuh
Selepas Ramadhan
Ukur hati
Simak jiwa
Samar insan
Ibadah tak luluh
Taqwa tak luntur
Muara Bungo, 4 Juni 2019
28. Syaiful B. Harun.
Kembali Dari Kembara
Pernah kita kembara bersama di sebuah dunia
Menapaki jalan berhutan tipis
Di balik kabut asap pagi yang telah lalu
: Ada yang terantuk di ujung gerimis
Jatuh di dahi tinggi lantas turun berurai air mata
Di mata itu kubaca tentang doa-doa
Tertera pada kitab-kitab tua
Terhenyak dalam genggaman di bibir mata
Sebagaimana mayapada :
Sebuah kisah mengukuhkan harap dan damba
Sempat kita titipkan di sebuah kereta senja
Sembari sesekali memandang ke luar kaca jendela
Melayangkan kenangan di masa kanak-kanak
Memanjat pohon mangga tetangga
Atau berlarian di tepi kubangan
Mengejar kerumunan kerbau berlarian
Mengingatmu, kini!
Aku seperti memasuki sebuah dunia :
Dengan lamur kuserahkaan kegelisahanku kepadamu
Menuliskan cinta platonik
Pada dawai-dawai kecapi dan kendang
Kerapkali regang-meregang
Membawa jantung terpacu kencang
Dan, berada di balik kabut asap senja hari ini
Sebatang pohon salam nan rimbun telah meranggas
Sekalipun kini memasuki musim penghujan
Aku tercenung tetapi terlihat juga biji-biji merah itu
Menghitam di atas tanah membasah
Tiadalah sempat kupikir sesuatu
Terhadap biji yang siap tumbuh itu
Sebab melintas unggas kecil dengan tanduk di kepalanya
Melompat-lompat pendek dan sesekali mematuki tanah gembur
Mencari serangga kecil yang lepas dari iring-iringan
Telah mengalihkan perhatianku
Membacamu, kini!
Pikiranku berkelebatan
Sesekali kupandang engkau seperti batang salam yang rimbun
Terkadang engkau kulihat pula bagaikan
Semut yang lepas dari iring-iringan
Sementara aroma tanah basah di sini
Dirindu peri-peri dari puri-puri yang tersembunyi
Seperti memanggili ke dalam perigi
Tetapi gemanya akan kembali ke dalam diri
Agar kita kembali dari kembara
Kembali ke sebuah rumah milik kita
Tempat berbagi kebahagiaan bersama
Kembali ke pangkuan bunda
Palembang, 01/06/2019
Arie Png Adadua
29.
Lela Hayati
Itikaf Ramadhan
Karpet hijau menghampar
Dzikir-dzikir bertutur
Duduk sila arah kiblat
Sepanjang malam doa serta taubat
Teraweh
Tadarus
Kitab-kitab
Air mata dosa
Khusu menikmati
Mendekap pada karimNYA
Malam sunyi
Pasrah malam mengeja
Mukena lekat
Sujud dekat
Ramadan menggeliat
Syair debu tercatat
Cahaya nan bekah
Larut kian muhasabah
Kabut hingga berembun
Kening subuh, adzan mengalun
Bandung, 03 Juni 2019
30.
Muhammad Jayadi
Yang Kutangkap di Ramadhan Ini
Semilir ias keindahan
menghembuskan pengertian dalam dada
pada wajah bulan mulia ini
kutatap bening nilai kasih ias Tuhan
karena masih kudapatkan pertemuan dengannya
ramadhan dalam lingkaran rahmat-Nya
Lalu, detik yang berlalu
berjalan dengan mengikut helaan nafas
kiranya adalah bagian kita menerapkan nilai-nilai
menabur kasih ias di jalan perjuangan
merobohkan segala keegoan dalam diri
karena ia adalah musuh terbesar dalam hidup ini
Setidaknya, itulah yang terbesit dalam batinku
bahwa kita harus lebih menyelami relung fikir dan zikir
menggandeng nilai-nilai dalam harmoni kehidupan
untuk menjadi lebih mengerti apa yang sebenarnya dikehendaki Tuhan pada diri kita
dalam kehidupan ini.
Halong-Kalsel, 2 Juni 2019
31.
Sukma Putra Permana
Doa Lebaran Dari Panti Asuhan
Terima kasih, Tuhan… Ramadhan tahun ini Kau beri kami kekuatan. Berpuasa penuh satu bulan. Tahan haus dan lapar dengan kesabaran.
Terima kasih, Tuhan… Idul Fitri kali ini Kau anugrahi kami kegembiraan. Hadiah sarung, celana, dan baju lebaran. Serta sepasang sepatu sandal idaman. Yang dikumpulkan dari tangan para dermawan.
Terima kasih, Tuhan… Kau karuniai kami kebahagiaan. Berhari raya berkumpul bersama. Walau Kakak, Abang, dan Adik-adik taka ada pertalian darah. Tapi kami semua penuh rasa persaudaraan. Menikmati lezatnya ketupat opor, sayur, dan rendang. Sumbangan dari sebuah Restoran Padang.
Tapi… maafkan kami, Tuhan… Bolehkah kami punya satu lagi permohonan? Yaitu, mesra dan hangatnya pelukan. Dari Ayah-Ibu yang selalu kami dambakan. Namun bertahun-tahun tak pernah kami rasakan. Sejak hari pertama kami ditelantarkan…
Ramadhan 1440 / Juni 2019
Sukma Putra Permana
Kopiah Butut Mbah Dolah
Hampir sembilan tahun sudah. Kopiah butut menutup kepala mbah Dolah. Kini teronggok ia di sudut. Bersama tumpukan sampah. Perlahan terbakar api yang disulut. Taka da yang peduli pada jasanya. Menemani merawat musholla. Tak lupa lantunkan merdu ajakan sholat. Untuk siapa saja yang tergerak hatinya.
Kopiah hitam lusuh. Habis terbakar menjadi bara kemudian musnah. Bersama barang-barang tua lainnya. Dan hanya tersisa ingatan serta doa. Untuk mbah Dolah merbot musholla. Yang tutup usia di bulan puasa. Pada hari keduapuluh tiga.
Selamat jalan, mbah Dolah. Semoga kau damai dan bahagia di alam baka…
Ramadhan 1440 / Juni 2019
M sapto Yuwono
Selepas Ramadhan
Getaran rasa satu
Mengukur ibadah
Selembut hati
Gerakan rasa satu
Mengakar jiwa taqwa
Insani nurani jiwa
Gambaran rasa satu
Mengikat pesona bathin
Nalar raga suci
Gesekan rasa Saturday
Menjiwai jiwa patuh
Pada ingatan tubuh yang tumbuh
Selepas Ramadhan
Ukur hati
Simak jiwa
Samar insan
Ibadah tak luluh
Taqwa tak luntur
Muara Bungo, 4 Juni 2019
28. Syaiful B. Harun.
Kembali Dari Kembara
Pernah kita kembara bersama di sebuah dunia
Menapaki jalan berhutan tipis
Di balik kabut asap pagi yang telah lalu
: Ada yang terantuk di ujung gerimis
Jatuh di dahi tinggi lantas turun berurai air mata
Di mata itu kubaca tentang doa-doa
Tertera pada kitab-kitab tua
Terhenyak dalam genggaman di bibir mata
Sebagaimana mayapada :
Sebuah kisah mengukuhkan harap dan damba
Sempat kita titipkan di sebuah kereta senja
Sembari sesekali memandang ke luar kaca jendela
Melayangkan kenangan di masa kanak-kanak
Memanjat pohon mangga tetangga
Atau berlarian di tepi kubangan
Mengejar kerumunan kerbau berlarian
Mengingatmu, kini!
Aku seperti memasuki sebuah dunia :
Dengan lamur kuserahkaan kegelisahanku kepadamu
Menuliskan cinta platonik
Pada dawai-dawai kecapi dan kendang
Kerapkali regang-meregang
Membawa jantung terpacu kencang
Dan, berada di balik kabut asap senja hari ini
Sebatang pohon salam nan rimbun telah meranggas
Sekalipun kini memasuki musim penghujan
Aku tercenung tetapi terlihat juga biji-biji merah itu
Menghitam di atas tanah membasah
Tiadalah sempat kupikir sesuatu
Terhadap biji yang siap tumbuh itu
Sebab melintas unggas kecil dengan tanduk di kepalanya
Melompat-lompat pendek dan sesekali mematuki tanah gembur
Mencari serangga kecil yang lepas dari iring-iringan
Telah mengalihkan perhatianku
Membacamu, kini!
Pikiranku berkelebatan
Sesekali kupandang engkau seperti batang salam yang rimbun
Terkadang engkau kulihat pula bagaikan
Semut yang lepas dari iring-iringan
Sementara aroma tanah basah di sini
Dirindu peri-peri dari puri-puri yang tersembunyi
Seperti memanggili ke dalam perigi
Tetapi gemanya akan kembali ke dalam diri
Agar kita kembali dari kembara
Kembali ke sebuah rumah milik kita
Tempat berbagi kebahagiaan bersama
Kembali ke pangkuan bunda
Palembang, 01/06/2019
Arie Png Adadua
29.
Lela Hayati
Itikaf Ramadhan
Karpet hijau menghampar
Dzikir-dzikir bertutur
Duduk sila arah kiblat
Sepanjang malam doa serta taubat
Teraweh
Tadarus
Kitab-kitab
Air mata dosa
Khusu menikmati
Mendekap pada karimNYA
Malam sunyi
Pasrah malam mengeja
Mukena lekat
Sujud dekat
Ramadan menggeliat
Syair debu tercatat
Cahaya nan bekah
Larut kian muhasabah
Kabut hingga berembun
Kening subuh, adzan mengalun
Bandung, 03 Juni 2019
30.
Muhammad Jayadi
Yang Kutangkap di Ramadhan Ini
Semilir ias keindahan
menghembuskan pengertian dalam dada
pada wajah bulan mulia ini
kutatap bening nilai kasih ias Tuhan
karena masih kudapatkan pertemuan dengannya
ramadhan dalam lingkaran rahmat-Nya
Lalu, detik yang berlalu
berjalan dengan mengikut helaan nafas
kiranya adalah bagian kita menerapkan nilai-nilai
menabur kasih ias di jalan perjuangan
merobohkan segala keegoan dalam diri
karena ia adalah musuh terbesar dalam hidup ini
Setidaknya, itulah yang terbesit dalam batinku
bahwa kita harus lebih menyelami relung fikir dan zikir
menggandeng nilai-nilai dalam harmoni kehidupan
untuk menjadi lebih mengerti apa yang sebenarnya dikehendaki Tuhan pada diri kita
dalam kehidupan ini.
Halong-Kalsel, 2 Juni 2019
31.
Sukma Putra Permana
Doa Lebaran Dari Panti Asuhan
Terima kasih, Tuhan… Ramadhan tahun ini Kau beri kami kekuatan. Berpuasa penuh satu bulan. Tahan haus dan lapar dengan kesabaran.
Terima kasih, Tuhan… Idul Fitri kali ini Kau anugrahi kami kegembiraan. Hadiah sarung, celana, dan baju lebaran. Serta sepasang sepatu sandal idaman. Yang dikumpulkan dari tangan para dermawan.
Terima kasih, Tuhan… Kau karuniai kami kebahagiaan. Berhari raya berkumpul bersama. Walau Kakak, Abang, dan Adik-adik taka ada pertalian darah. Tapi kami semua penuh rasa persaudaraan. Menikmati lezatnya ketupat opor, sayur, dan rendang. Sumbangan dari sebuah Restoran Padang.
Tapi… maafkan kami, Tuhan… Bolehkah kami punya satu lagi permohonan? Yaitu, mesra dan hangatnya pelukan. Dari Ayah-Ibu yang selalu kami dambakan. Namun bertahun-tahun tak pernah kami rasakan. Sejak hari pertama kami ditelantarkan…
Ramadhan 1440 / Juni 2019
Sukma Putra Permana
Kopiah Butut Mbah Dolah
Hampir sembilan tahun sudah. Kopiah butut menutup kepala mbah Dolah. Kini teronggok ia di sudut. Bersama tumpukan sampah. Perlahan terbakar api yang disulut. Taka da yang peduli pada jasanya. Menemani merawat musholla. Tak lupa lantunkan merdu ajakan sholat. Untuk siapa saja yang tergerak hatinya.
Kopiah hitam lusuh. Habis terbakar menjadi bara kemudian musnah. Bersama barang-barang tua lainnya. Dan hanya tersisa ingatan serta doa. Untuk mbah Dolah merbot musholla. Yang tutup usia di bulan puasa. Pada hari keduapuluh tiga.
Selamat jalan, mbah Dolah. Semoga kau damai dan bahagia di alam baka…
Ramadhan 1440 / Juni 2019