Selasa, 25 Juni 2019

Puisi 16-21 Tadarus Puisi Ramadhan 1440 H (2019)

16.

Siti Khodijah Nasution

Salam Perpisahan

Aku akan pergi
mungkin kembali
atau bisa jadi
engkau masih yang sama
Tak pernah mengasihiku
Tamu luah maghfirah
Beruntai ampunan
Akulah ramadan
Betulkah dirimu rindu?
Malam lalilatulqodar
Dapatkah menghidu
Malam seribu bulan
dari pendoa yang baru menyadari
aku sudah akan sampaikan salam perpisahan
Ramadan
Baru kusadari
engkau akan pergi
masih banyak yang tertinggal
Kiranya kasihi aku
Kekasihku
Jakarta 21 Ramadan 1440H







Siti Khodijah Nasution

Malam Agung

Berkumandang takbir
Aku menangis
Betapa lumpur
Masih
Melekat

Berkumandang takbir
Tak sesiapa
Berbaju debu
Semakin
Kecil

Berkumandang takbir
Padanya saja
Lurus
Di malam agung
Aku mengharu
Jakarta, 30 Ramadan 1440 H












Siti Khodijah Nasution

Jalan Pencarinya

Inikah tanda
Ketukan pintu terkuak
Didatangkan anak bermata sayu
Lapar terpancar


Inikah tanda
Jalan pencarinya
Rupa-rupa larat
Hampir jatuh
Mengutuk


Inikah tanda
Di titik nadir
Dihadapkan rumahnya
Aku bertahmid
Aku bertasbih
Aku bertakbir
Memeluknya dalam sujud
Tak terbangun lagi
Jakarta, 4 Juni 2019








17.

Suyitno Ethex

Malam Seribu Bulan

Bulan
Malam seribu bulan
Hanya semalam
Malam itu sebuah malam
Tak ada di malam lain
Selain di bulan ramadan
Malam yang penuh keistimewaan
Malam yang penuh kerahmatan
Bagi yang beriman
Malam itu selalu ditunggu
Malam itu selalu diharap
Malam itu selalu dirindu
Malam itu ingin didekap
Bulan
Malam seribu bulan
Hanya semalam
Di bulan ramadan
2752019










18.

Syahriannur Khaidir

Tentang Hikmah

Dia menyapaku dalam dahaga demokrasi
Saat dalil centil politik berkumandang
Lalu benang kusut coba menekuk persada
Melilitkan petaka cinta karena coba
Kikuk karena pilah pilih wajah bertuah
Sentimentil prokontra adalah kesadaran dinamika
Ditiupkannya keindahan hijabi kesabaran
Aku terdiam dalam seteguk hikmah
Ramadhan membusungkan berkah
Torehan pasrah menuju fitrah

Sampang,  22 Mei 2019

















Syahriannur Khaidir

Daulat-Mu

Jika kemenangan itu
Hanya pembelotan atas haus dan lapar
Takkan usailah sesalku
Dalam syair cinta berselendang
Takbir Tahlil dan Tahmid
Sambil tersipu kukan merayu
Di pintupintu Ramadhan
Atas segala daulat-Mu

Sampang, 20 Mei 2019



















19.
Asro al Murthawy

Saat Ramadhan Pamit
Malam beku
detak jam melambat
ada yang begitu lekat mendekat
kaukah itu Ramadhan, mengapa tersedu sebalik pintu?
Tiada jawab. Hanya gigil raga serupa gempa
bertambah kuat

malam kian pekat
udara tak juga bergerak
seperti menunggu sesuatu
Tapi siapakah yang barusan lewat
mengedipkan cahaya lampu
membungkam gonggong anjing di kejauhan
mendiamkan riuh kokok ayam dinihari
membalutkan sepi yang kelewat sangat

malam diam
tapi sesuara siapa berbisik pelan di telinga
terdengar karib, mungkin seorang sahabat
“aku mau pergi,  jauh dan lama “

Kita pernah saling menyempurnakan rasa
berbagi setengah belah jiwa. Maka bacalah kembali
sajak-sajak yang pernah kita daraskan bersama
pada riuh masa pada hening waktu
“tunggulah, mungkin aku kan kembali
padamu pada hitungan ke tigaratus limapuluh lima
pertemuan  bulan dan matahari”
Imaji 1440 H
Asro al Murthawy

Di Atas Lembar Juz Amma
melesat dari ayat ke ayat
berkelindan  antara huruf dan mahroj
edari tetiap harakat fatah kasrah dzumah
milyaran cahaya mungkin melesap
berdenyaran meruang di kepala
aku tergeragap
lembar jiwa tak juga tersibak


selalu saja aku gagal menerjemahkan tanda
sesat di labirin logika. Kata-kata gagap
terpilin tak mampu tereja meski sepatah
tak alif tak nun tak wau
menajam mengirisi ulu hati
~ iqra bismi robbikalladziii…........~

terhampar dari juz ke juz
lembar demi lembar membentang kisah
tahun alif yang purba hingga nun di masa depan
berpusar bagai topan mengapung di lelangit dada
aku tergugu
belum terbaca tuntas alifbataku
Imaji 1440 H








20.
Suhendi RI
Wahdatul Wujud

Dari sebelum menjadi ada
Sampai segalanya ada
Dia dahulu ada
Dari sebelum terjadi
Sampai sesuatu jadi lalu menjadi
Dia telah ada, kekal dan abadi
Meniadakan yang ada
Menjadi tidak ada
Dia kuasa atas segala-galanya
Meniadakan yang tidak ada
Menjadikan sesuatu ada
Dia kuasa atas segala-galanya
Dialah awal
Dari sebelum terciptanya awal
Dialah akhir
Dari sesudah semuanya berakhir
Cikarang, 09 April 2019













Suhendi RI


Di Ambang Kepunahan

Kidung Subakhir terlantun tartil
Di tanah nusantara
Bumi berzikir, semesta bertasbih
Gunung-gunung bersujud, samudera bersholawat
Kita, sang pengendara waktu
Terpukau menatap gerbang timur
Melupakan sosok wahdatul wujud
Kunfayakun, kita mengingat-Nya
Membaca doa qunut nazilah
Mendirikan tiang agama di tengah malam
Memohon pengampunan dan kasih sayang-Nya

Cikarang, 17 Oktober 2018
















 Suhendi RI
Sabda Tanah

Sejenak memaknai kata asal
Dari sebuah nyanyian kehidupan
Masihkah lekat dalam palung ingatan
Risalah rusuk sang adam
Sebelum tinggalkan tanah pertama
Memasuki tanah kedua, kompas rusak
Jalan sunyi kehilangan arah jejak
Ada dan tiada-Mu, kembali pulang di kesunyian
Oh Tuhan, di rimba keterasingan
Jiwa jiwa terdahulu menanti kepastian
Dari kebangkitan tanah ketiga
Sambil berdendang senandung kekelaman
Rangkulah kami dalam kasihMu
Cikarang, 23 Maret 2019

















21.

Cuk Ardi

Ramadhan

tiada sasih lebih indah
selain bulan nan suci
digandakan seribu berkah
di setiap ketulusan hati

tiada saat teramat nikmat
dari bulan penuh ampunan
ditumpahkan seluruh rahmat
didetak detik yang berjalan

tiada waktu selalu dirindu
selain bulan seribu bulan
kala cahayanya telah berlalu
berharap bertemu kemudian

310519