Selasa, 25 Juni 2019

Puisi 11-15 Tadarus Puisi Ramadhan 1440 H /2019

10.

Dyah Setyawati
Mukena Ibu

lirik mataku terpaku pada jemuran baju tetangga
mukena baru sambut Ramadhan
penuh renda sana-sini
embun mata netes
melihat robek mukena ibu
penuh tambalsulam jahitan tangan
ibu yang sahaja
bening airwudhu
menajam tawadhu
ramadhan ya ramadhan
semoga sampai ke gerbang kemenangan
ibu langitkan doa sembari natap wajah buah tubuhnya
aku cuma bisa menguntit angan
kapan mukena baru bisa terbeli
ibu seribu maafku
lantaran baru bisa menuang ingin
anganku
yang berkelebat
semoga celengan recehku cepat penuh
untuk mengganti mukenamu
bidadari lah kau dimataku ibu
Asahmanah 27/05/2019.






11.

Winar Ramelan

Gema Bulan Suci

Mendaras, menderas bagai hujan
Beningnya menembus arasy
Doa yang dilangitkan pada bulan suci
Sederas hujan yang tiba musimnya
Munajad ini ditujukan pada Engkau wahai yang dimuliakan
Sang maha pemilik kehidupan
Pemilik terang dan gelap
Yang tak henti mengulurkan tangan-tangan lembutnya
Pada bulan yang suci
Yang menghamparkan waktu
Untuk merenung dalam relung
Agar keinsyafan menaungi
Dari alpa dan goda













12.

Bayu Aji Anwari

Hamparan Syiri di Siang Ramadhan

Suara-suara dari dalam kegelapan
berdesak menuntut pemenuhan
atas apa yang ada di batok kepala
dari ujung ke ujung
diantara ubun-ubun dan kemaluan
Dia terus memaksa
terus dengan keinginan yang sama
Fikir ini muak, menatap dalil dan serapah
demikian pun bhatin,
ia marah hingga memerah darah
Tak terima menyaksikannya
bukan sepaket pasrah
seperti mereka yang berhati hamba
Engkau tertolak, kata nurani lembut
dari balik pintu yang hampir tertutup
Tunggulah hingga petang menyambut
dan menerimamu dengan senyuman
Jangan pernah lagi memaksa
sebab itu perbuatan sia-sia
dan engkau akan terus tertolak
Sadarilah,
agar waktu tak pergi menjauh
untuk membiarkanmu dalam kesendirian
Sebab ini bulan pensuciaan,
bulan dimana para hamba bermohon
mendapati fitrah dan keselamatan
Bulan percepatan dari semua urusan
serta waktu penentuan siapa sesungguhnya
pemilik taat dibenarkan
Bulan yang di sana hanya ada hamba dan Robbnya
Semarang, 29 Mei 2019































Bayu Aji Anwari

KUTEMUIMU WAHAI RAMADHAN

Dari hitungan kesembilan bulanmu
engkau hadir membawa kisah
tentang bukti hamba
hanya kepada Robb-nya semata
Begitulah ramadhan menyapa
mengabarkan tentang arti taqwa
dan ribuan keutamaan
hingga berkah yang berlimpah
Engkaulah bulan pemilik lailatul qadar
malam yang lebih utama
dari seribu bulan
: meski tak mudah untuk menemuinya
Sebab ramadhan bukan bulan biasa
ia bulan terpilih olehNYA
tempat ayatNYA pertama kali di turunkan
dalam sunyi yang tenang
dalam kebahagiaan yang membentang
dalam cahaya yang menjelang
Engkaulah wahai ramadhan
tempat hamba menggapai arsy
melesat cepat menemui sang Rahman
menyematkan taqwa
sebagai kesempurnaan kami
adalah hamba
Semarang, 27 Mei 2019





Bayu Aji Anwari

AKU KEHILANGANMU YA RAMADHAN

Sekarang ada titik bening
di sudut terluar mata
pandang hamba berkabut, meraba
waktu kian susut
Menjauh dari pandangku

Ia sang waktu menjelma bayang
melingkari ingatan indah diri hamba
tunduk pada rahman dan rakhiemNYA
dan ingatan itu pun,
penuh kudhu tadharuk menyebut asmaNYA

Selamat berpisah ramadhan,
engkau pergi menghadapNYA
dengan menggenggam rindu kami

Engkau datangi tempat
di mana kami akan kembali

Sampaikan doa dan harapan kami
: ya ramadhan

Sungguh kami ingin kembali
pada diri yang fitri
lepas segala fana
menuju keabadianMU

Semarang, 5 Juni 2019


13.

Wanto Tirta

Belajar Lapar

betapa mahalnya lapar
harus ditebus sehari penuh
mulai terbit fajar sampai adzam maghrib tiba
bagaimana tahu indahnya lapar
sehingga perlu satu bulan untuk belajar
lapar dan haus menjadi pelajaran perjalanan menuju manusia pilihan dari jutaan manusia yang ada
dalam lapar dan haus
mengalir nikmat empati dan iman yang kuat
untuk semakin cinta kepadaNya


















Wanto Tirta

Bulan

ingin menulisi bulan yang malam ini bundar
adakah cara agar terbaca
juga tersimpan
betapa ingin melakukannya
kurasa malam tak diam
apalagi angin
terus saja bergerak
mengisi ruang-ruang kehidupan
bulan
kutatap kau dengan nyala api pengharapan
dengan cahayamu
makin meneguhkan hati
untuk tetap sabar menanti
pada titian illahi
31052019















Wanto Tirta

Catatan Sore

Sore ini di wajahmu terlihat mendung
Bergayut dari bibir yang ranum
Akankah hujan mengusap rinduku
Angin lewat
Menggugah diam
Sapa kata pada puasa
Di jelang senja
Mendung masih tertahan
Semoga lapar dahaga masih sempat menanti magrib
Saat buka puasa tiba
31052019



















Wanto Tirta

Bismillahirrahmanirrahim
Ngaturaken Sugeng Riyadi

Sedaya lepat kula nyuwun pangapura,...
Iwak teri pepete sing dawa
Iwak cucut iwak segara
Idul Fitri dina istimewa
Ana luput jaluk ngapura
Tuku lenga goreng sega
Sega sepiring lambang beras
Inyong donga kanggo Rika
Lebaran siki sehat waras
Gorengi pang-pang gurih lan enak
Enak renyah dedole murah
Rejeki gampang urip kepenak
Akeh berkah lebaran bungah
Semangat Idul Fitri
_Taqabbalallahu minna wa minkum ja'alana minal aidin wal fa’izin_
Kami sekeluarga mohon maaf lahir batin












14.

Sarwo Darmono

Tengah Wengi Ing Wulan Suci

Sumiliring bayu ing tengah wengi . Rasaning anyes adem jroning ati . Tengah wengi kang sepi . Sepi sepen sepining sepi . Para titah wis mapan ing Jagating ngimpi .
Kang ana hamung suaraning kidung kalam Ilahi . Kalam Ilahi winaca ing tengah wengi . Wancine wulan suci . Wulan kang kebak berkah Ilahi . Berkah kang para titah upadhi . Kanggo sangune bali . Bali nang alam abadi .
Tengah wengi tansah Hamemuji . Tengah wengi tansah nyawiji mring Gusti . Kanthi rasa jruning ati . Kanthi nggraita jatidiri . Kanthi Pasrah diripribadi .
Duh.. gusti Allah kang maha Suci . Nyata nyata kawula tanpa dhaya . Tanpa bisa apa apa . Kebak salah lali lan dosa . Sareng rawuhe sasi pasa . Sasi kebak Pangapura .
Kawula pasrah jiwa raga .
Nyuwun pangapura . Wonten ngarsa padhuka .

Lumajang Jumat Kliwon 10 Mei 2019 .








Sarwo Darmono

Apa Bisa Bali nang Asale

Campuhe rah bangtih . Nuwuhke rasa sejati . Nuwuhke wiji dadi . Wiji dadi kang den anti anti . Wiji dadi mijil kodrating Gusti . Wiji dadi mijil wujud jalma . Jalma kang suci . Tan ana reget jiwa raga .

Jalma suci gesang ing jagad rina wengi . Katut ombyaking kahanan . Dina dina den tapak i . Sasi sasi den lakoni . Mangsa ganti mangsa tansah mbudidaya . Mbudidhaya ngupaya boga . Mrih lestarining raga . Raga mapaning sukma .
Kagawa kahanan kang ana . J alma kang aran suci . Ilang sucine Luntur lebur . kena ombyaking rina wengi . Jalma kang asal suci . Titiwanci bakal bali . Bali marang Ilahi . Apa iya,bali kanthi suci . Apa bisa mbalik asal suci . Kabeh durung mesti . Gumantung lakuning diri pribadi .
Ing jagat rina wengi .
Lumajang Kemis pon 18 April 2019 .












15.

Heru Mugiarso

Malam Lailatul Qodar

Malam lailatul qadar diamdiam belusukan
Menyambangi gubukgubuk karton
Di bawah jembatan layang
Dilihatnya seorang duafa dengan perut lapar
Namun tetap ikhlas menadahkan tangan berdoa
Tentu Tuhan sangat mendengar doadoanya
Walau tidak langsung menjatuhkan amplop THR di hadapannya
Karena keberkahan, kita tahu, tak diukur oleh lembarlembar kertas bergambar pahlawan Indonesia

2019