1.Sutan Iwan Soekri Munaf
Ramadhan Bertanya
Ramadhan bertanya ke setiap kalbu, apakah ritual berlapar untuk dahaga nafsu atau kembali mendekatiMu?
Ramadhan bertanya ke setiap jejak, sejauh manakah langkah bergerak untuk membunuh nafsu atau menikmati kesejukanMu?
Ramadhan bertanya ke setiap pikir, bagaimanakah merenangi siang dan menyelami malam hanya untuk merasakan fakir atau merasakan renyahnya dzikir menyebut namaMu?
Ramadhan bertanya ke setiap hari, sampai kapankah bermanja dengan bulan atau bercinta hanya denganMu?
31 Mei 2017
RgBagus Warsono Gaya Sutan Iwan Soekri membalik, bukan kita yang bagaimana menghadapi dan melaksanakan Ramadhan, tetapi Ramadhan seolah-olah bertanya pada diri kita. gaya puisi yang sangat menarik. Di masalah lain, misalnya 'pernikahan , bukan pengantennya yang bertanya untuk apa menikah , tetapi pernikahan yang bertanya. Gaya ini sungguh sangat menarik terutama memberi pesan dengan cara yang halus namun menyentuh . Sutan Iwan Soekri memang jempolan
Sutan Iwan Soekri Munaf, lahir di Medan, 4 Desember 1957.
Senang menulis sajak, cerpen, novel dan esei.
Kini tinggal di Kota Bekasi
Senang menulis sajak, cerpen, novel dan esei.
Kini tinggal di Kota Bekasi