Sabtu, 17 Juni 2017

53. Charmad: Tarawih di Tepi Jalan

53. Charmad

Tarawih di Tepi Jalan

Semburat jingga di ujung puasa
Menyapanya di depan masjid
Tekun menanti bintang menari
Mendendangkan bait-bait tarawih
Namun, ia tak beranjak
Hanya menanti di tepi jalan
Sembari menyalami tangan-tangan rizki
Menempa rupiah di laci
Gema keagungan menyapa
Ia tetap di tepi jalan
Masih tetap bersalaman
Sembari berdendang lantunkan pujian
Tarawihpun meneriakkan syairnya
Ia tarawih, dengan tatapannya
Bersama laci, bersama tetes minyak
Ya, masih di tepi jalan
Desir dadannya berbisik
Bermunajat pada sang Khaliq
Mohon ampunan, mohonkan jalan
Kelak tarawihnya di Masjidil Haram
Mas
 Hebatnya di antologi Tadarus Puisi Ramadhan ini ada karya dari seorang penjual Batagor bernama Carmad. Ternyata Kang Carmad bukan sembarang pedagang gerobak dorong tetapi dia bisa bersyair berpuisi, mari kita simak puisinya , sangat bagus !
RgBagus Warsono Sisi Ramadhan dalam kaca mata seorang pedagang yang juga muslim berada diantara dua kewajiban yakni kewajiban sebagai umat muslim dan kewajiban yang juga tak dapat ditinggalkan sebagai kepala keluarga yang harus mencari nafkah. Hanya Allah yang mengetahui hambanya. Pada bait terakhir ia memasrahkan diri pada Yang Maha Kuasa dan terbesit keinginan yang juga doa. Semoga terkabul.