Senin, 22 Agustus 2011

ANGGARAN PENDIDIKAN NASIONAL 50 % TIDAK TEPAT SASARAN

Demikian pemantauan MIngguan Potlot setelah kebijakan tahun 2005 Anggaran Pendidikan Nasional yang besarnya 20 % dari APBN itu separuhnya tidak tepat sasaran. Beberapa post yang tidak tepat sasaran itu diantaranya, Sarana-prasarana sekolah bertumpuk hanya pada sekolah-sekolah berpredikat Standar Nasional (SN) , dan Sekolah Berstandar Internasional (SBI. Begitu juga pada DAK (fisik bangunan) Perpustakaan, Peningkatan mutu guru tidak menyeluruh, Tunjangan profesional, Bea siswa miskin (BSM), serta sosialisasi berkenaan dengan program.
Kecenderungan pemberian bantuan hanya diperuntukan bagi sekolah ("Sekolah model") seperti SN dan SBI dirasakan terdapat kesenjangan diantara sekolah yang berstandar Nasional/Internasional dengan sekolah biasa-biasa saja. Begitu pula dalam hal kesejahteraan terdapat tunjangan pada sekolah-sekolah berpredikat seperti itu.
Dana Alokasi Khusus tampak sangat tidak tepat sasarn mengingat banyak fisik bangunan perpustakaan yang terbengkelai tanpa digunakan oleh sekolah mengingat bangunan itu tak layak pakai.
Peningkatan mutu guru baik melalui program sertifikasi maupun pendidikan dan pelatihan sangat tidak menyentuh pada peningkatan mutu siswa. Diklat hanyalah alat untuk menghambur-hamburkan anggran saja.
Tunjangan profesional bvagi guru yang telah lulus sertifikasi hanyalah pemborosan, pada kenyataannya tunjangan ini tidak berdampak positiof kepada pengajaran guru penerima sertiofikasi.