Rabu, 17 Juli 2013

INDONESIA TIDAK MEMILIKI PLANING PEMBELAJARAN YANG MANTAP SEHINGGA KURIKULUM KITA SUDAH BERGANTI SEBELAS KALI SEMENJAK MERDEKA

Oleh : Agus Warsono 
Inilah negara dengan kemajuan dan reformasi berubahan yang tersendat  dan selalu dengan perubahan yang didasari ego pribadi pemimpin dan berujung proyek dan "uang". Padahal untuk meletakan dasar fondament anak bangsa diperlukan suatu ketetapan perundangan yang mantap. Bukankah dalam Undang-undang Dasar 1945 disebutkan "mencerdaskan kehidupan bangsa" mendasari apa yang disebut Kurikulum itu. 
Kiranya untuk mengejar ketertinggalan Indonesia akan ilmu pengetahuan dan teknologi mungkin tidak bisa diumpamakan sebuah nilai "7"  ke nilai "10" atau membuat SDM putra Indonesia dari pintar ke lebih pintar lagi, namun justru slalu dimulai dari angka "o" .  Adalah kurikulum kita yang slalu berganti  dan berganti pada siapa Menteri Pendidikan dipegang. Meski tidak semua menteri pendidikan slalu berbuat merubah kurikulum, namun rakyat memandang slalu jika ganti mentri ganti kurikulum.
Sebagai contoh tanyakan kepada sepuluh guru sekolah dasar, methoda apa yang terbaik dan cepat utuk anak usia 5-7 th bisa membaca? Maka hasilnya akan lebih dari lima guru SD mengatakan bahwa methoda yang baikuntuk pengajaran membaca anak adal metoda "mengeja". Metoda mengeja ini adalah methoda yang sangat berhasil membuktikan anak cepat dapat membaca huruf kata dan kalimat dan digunakan pertama kali pada Kurikulum Sekolah Dasar tahun 1975. Methoda ini terkenal dengan istilah methoda SAS.
Lalu kemudian tanyakan kepada 10 siswa tamatan SMA , dimana letak geografis  Indonesia pada dunia? Maka akan didapat kurang dari 5 orang slalu menjawab tidak tahu. Padahan ini dalam kurikulum 1975vadalah materi pelajaran SD. Dulu anak kelas VI SD akan bisa menjawab lantang bahwa Indonesia terletak di antara 6º LU – 11º LS dan 95º BT - 141º BT. Disinilah barangkali yang dimaksud diumpamakan nilai 7 ke nilai 10 itu, tetapi justru kita slalu mulai dari anka 0 (nol).
21 teukusyarifthayeb.jpg
Syarif Thayeb , Mentri Pendidikan dan Kebudayaan 1974-1978
29 daoedjoesoef.jpg
Daoed Yosoef , Mentri Pendidikan yang tidak merubah kurikulum 
Sejak Indonesia merdeka tercatat telah terjadi 11 kali perubahan kurikulum. Kurikulum yang pertama kali dipakai yakni tahun 1947 Kurikulum Rencana Pelajaran. Kemudian berganti menjadi Kurikulum Rencana Pendidikan Sekolah Dasar tahun 1964, Kurikulum Sekolah Dasar tahun 1968. Artinya pada zaman Orde Lama (Orla) atau zaman Presiden Soekarno berkuasa, terjadi 3 kali perubahan kurikulum.
Pada Orde Baru (Orba) atau zaman kekuasaan Presiden Soeharto, terjadi 5 kali pergantian kurikulum. Mulai dari Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) tahun 1973, Kurikulum Sekolah Dasar tahun 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994, dan Revisi Kurikulum 1994 pada tahun 1997.
Lalu pada zaman reformasi, jika Kurikulum 2013 diberlakukan artinya terjadi 3 kali perubahan kurikulum. Pertama, Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2004, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 dan terakhir Kurikulum 2013 yang akan diberlakukan

Rabu, 10 Juli 2013

Penerapan Kurikulum 2013 dalam tahun pelajaran 2013/2014

Tidak semua sekolah dalam tahun pelajaran 2013/2014 menerapkan kurikulum 2013. Penerapan kurikulum yang mulai bertahap yang dimulai untuk kelas I dan IV SD, kelas VII SMP, dan kelas X SMA/SMK, ini juga tidak untuk semua sekolah. 

Penerapan Kurikulum 2013 pada Juli mendatang baru ditetapkan untuk 6.325 sekolah yang tersebar di 295 kabupaten/ kota, sekolah lain yang berminat juga boleh melaksanakan kurikulum baru tersebut. Namun, pemerintah menetapkan sejumlah syarat bagi sekolah yang bukan sasaran jika berminat menerapkan Kurikulum 2013 pada tahun ajaran baru nanti.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh dalam surat edarannya kepada kepala dinas pendidikan provinsi/ kabupaten/kota di seluruh Indonesia, Rabu (5/6), menyatakan, sekolah yang tidak termasuk sekolah sasaran untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013 bisa menerapkan secara mandiri. Namun, pelaksanaannya harus di bawah koordinasi dinas pendidikan daerah.

Oleh karena itu, dinas pendidikan di daerah diminta mendaftarkan sekolah yang berminat menerapkan Kurikulum 2013 melalui laman http://kurikulum.kemdikbud.go.id paling lambat 14 Juni. Dalam pendaftaran, dinas pendidikan diminta memperhatikan soal ketersediaan guru, akreditasi, dan waktu persiapan yang memadai.

Sekolah yang melaksanakan Kurikulum 2013 secara mandiri menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Anggaran pengadaan buku siswa dan guru ditanggung pemerintah daerah. Demikian juga pelatihan guru secara mandiri bisa dilakukan dengan anggaran sendiri, tetapi tetap berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk penyediaan instruktur yang diperlukan.

Penerapan Kurikulum 2013 tahun ini dimulai untuk kelas I dan IV SD, kelas VII SMP, dan kelas X SMA/SMK.

Minggu, 23 Juni 2013

HARGA BBM NAIK, PAK GURU AYO KEMBALI BERSEPEDA


Kebijakan Pemerintah yang akan menaikan harga BBM apa pun alasannya akan berdampak terhadap rakyat Indonesiai tak terkecuali kaum guru Indonesia.
Beberapa kawan dapat dipastikan akan beralih menggunakan sepeda onthel untuk melaksanakan tugasnya, Keadaan demikian mengingatkan kaum guru di tahun 70-an.
Alasan yang lain adalah untuk memberikan suri tauladan kepada siswanya akan bahaya polusi udara, memberikan contoh bahwa bersepeda itu sehat, serta memberikan keteladanan bagi masyarakat yakni kepribadian guru yang rendah diri, hemat, dan kesederhanaan.
Meski guru kini telah mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik dari Pemerintah, serta pandangan masyarakat kepada guru semakin bermartabat, atas perjuangan PGRI, namun tidaklah berarti harus menyamakan kedudukan dengan profesi lain yang penghasilannya lebih tinggi, apalagi jika dibandingkan dengan penghasilan guru di negara lain, meski guru Indonesia mengalami peningkatan pendapatan tetapi masih jauh jika dibandingkan guru di Malaysia atau Jepang.
Kembali bersepeda bagi guru tentu disambut dengan suka cita. Apalagi kini mengendarai Sepeda Onthel bukan hal yang karena tidak ada sepeda motor, tetapi justru lebih bergengsi. Pasalnya sepefda onthel boleh jadi harganya lebih dari harga sepeda motor.
Guru bersepeda onthel akan tampak anggun bagi guru perempuan dan akan tampak bersahaja bagi guru laki-laki.
“Untunglah sepeda onthel saya masih ada mas,” begitu pengakuan seorang guru. Meski dari model lama (onthel) tetapi sangat bagus. Apalagi onthel yang dimiliki bermrk terkenal yang sudah pasi mahal harganya.
Bersepeda menjadi pilihan yang terbaik bagi kalangan guru.

Sudah jelas pasti naik

Senin, 17 Juni 2013

SILABUS Kurikulum2013 Kelas I Tema 2 : Kegemaranku

SILABUS
Kelas I
Tema 2 : Kegemaranku
Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah




KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TAHUN 2013
Pada Tema ini pembelajaran dilaksanakan 4 minggu

Kegiatan Minggu Pertama

1.      Membiasakan berdoa sebelum dan sesudah belajar sesuai dengan agama yang dianutnya

2.      Mendengarkan doa yang ucapkan oleh guru

3.      Peserta didik secara bersama-sama menyebut yel-yel semangat dengan lafal yang jelas kata-kata seperti rajin membaca dijawab secara bersama-sama bermanfaat sekali….! Rajin berolahraga jawab peserta didik secara bersama-sama sangat menyehatkan….! Dan seterusnya

4.      Peserta didik menceritakan tentang kegemarannya masing-masing kepada teman sebangkunya, kemudian menceritakannya kepada teman-teman di kelasnya

5.      Berdasarkan cerita peserta didik, kemudian peserta didik mendengarkan pengembangan dari guru mengenai alasan peserta didik menyukai hal tersebut, seberapa sering ia melakukannya, apa manfaat dari kegemarannya itu.

6.      Mendengarkan cerita yang berhubungan  dengan kegemaran, kemudian peserta didik mengenali perilaku  terpuji dari cerita tersebut
1.      Dari pengamatan gambar di atas peserta didik mewarnai gambar yang berhubungan dengan kegemaran tokoh dalam cerita tersebut, kemudian gambar tersebut ditempel di mading kelas (sebaiknya bukan hanya gambar yang bagus-bagus ssaja)

2.      Di dalam kelompok peserta didik menyebutkan tentang  perilaku disiplin di rumah dan sekolah, serta saling bercerita tentang kegemaran yang dilakukan sehari-hari  dengan bahasa yang santun

3.      Melalui pengamatan gambar peserta didik menceritakan perilaku-perilaku yang harus dilakukan di sekolah untuk menunjukkan sikap disiplin

4.      Peserta didik menceritakan tentang makanan kegemaran yang dijual di kantin atau sekitar sekolah.

5.      Peserta didik menceritakan tentang makanan kegemaran yang dibawa dari rumah untuk bekal di sekolah

6.      Menunjukkan sikap disiplin pada waktu belajar, istirahat, dan bermain di sekolah dan di rumah, dengan mengucapkan sapaan, terima kasih, dan mengucapkan maaf.
7.      Mengamati lingkungan sekolah (kantin sekolah) untuk mengetahui jajanan yang sehat dan memilih jajanan yang sehat.

8.      Menceritakan perilaku jujur yang sebaiknya ditunjukkan ketika terlambat tiba di sekolah, ketika tidak membuat PR, atau ketinggalan buku di rumah,1.      Peserta didik mendengarkan puisi yang berhubungan dengan kegemaran, kemudian peserta didik mengenali perilaku terpuji dari puisi tersebut
2.      Mengenali salah satu  perilaku bertanggungjawab yaitu memelihara tanaman, kemudian mengenali dampak dari perilaku tersebut bagi diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

3.      Menunjukkan tanggung jawab dengan melakukan kegiatan  merawat dan memelihara tanaman yang ada di dekat kelasnya dan di lingkungan sekolahnya
Penilaian
1.      Tertulis
2.      Lisan
3.      Unjuk kerja
4.      portofolio

Minggu Kedua

  1. Membiasakan berdoa sebelum dan sesudah belajar sesuai dengan agama yang dianutnya

  1. Mendengarkan doa yang ucapkan oleh guru

  1. Peserta didik secara bersama-sama menyebut yel-yel semangat dengan lafal yang jelas kata-kata seperti rajin belajar  dijawab secara bersama-sama pasti pintar….! Rajin bernyanyi jawab peserta didik secara bersama-sama sangat menyenangkan ….! Dan seterusnya

Peserta didik mendengarkan  cerita tentang  tokoh dengan satu kegemarannya, kemudian peserta didik menceritakan dengan bahasanya sendiri mengenai tokoh, dan hal-hal yang berkaitan dengan kegemaran




  1. tokoh tersebut berdasarkan  cerita

  1. Di dalam kelompok peserta didik memilih gerakan yang paling disukainya dari gerakan-gerakan  dasar jalan,  berlari, dan melompat.  

  1. Peserta didik diminta untuk memikirkan gerakan binatang yang memiliki kemiripan dengan gerakan jalan, berlari dan melompat, kemudian mempraktikkannya.

  1. Di dalam kelompok peserta didik saling bercerita tentang  manfaat  peduli terhadap sesama,  dan bertanya jawab tentang manfaat berteman dengan semua orang.

  1. Peserta didik secara bergiliran mengamati benda-benda yang ada di sekitar dan menentukan bahan alam untuk lipat gunting, dan tempel yang disukainya (bahan alam misalnya berbagai jenis dedaunan, kelopak bunga, pelepah pisang, ranting-ranting dan sebagainya)

  1. Peserta didik memilih karya apa yang akan di buat berdasarkan pilihan-pilihan yang diberikan guru.

  1. Peserta didik membuat karya dari bahan alam dengan teknik gunting dan tempel

  1.  Peserta didik menceritakan secara bergantian mengenai perilaku membantu ibu di rumah.

  1. Peserta didik menceritakan tentang kegiatan kegemarannya dalam perilaku membantu ibu di rumah

  1. Di dalam kelompok peserta didik menceritakan tentang perilaku percaya diri ketika membantu ibu di rumah dan mempraktekkannya.


  1. Melalui bermain peran peserta didik mempraktekkan aktivitas positif untuk belajar  secara disiplin, misalnya dengan mengumpulkan tugas tepat waktu.

Penilaian
1.      Tertulis
2.      Lisan
3.      Unjuk kerja
4.      portofolio


Minggu Ketiga
  1. Membiasakan berdoa sebelum dan sesudah belajar sesuai dengan agama yang dianutnya

  1. Mendengarkan doa yang ucapkan oleh guru
  2. Peserta didik bernyanyi bersama lagu “Garuda Pancasila”
  3. Peserta didik mengamati gambar Garuda Pancasila dan mendiskusikan bersama guru mengenai bagian-bagian dari gambar tersebut.

  1. Peserta didik di dalam kelompok menyusun gambar bagian-bagian lambang Garuda Pancasila , kemudian secara bergiliran wakil dari kelompok menunjuk bulu sayap, bulu ekor, dan bulu leher pada burung garuda

  1. Peserta didik dalam kelompok  secara bergiliran menjelaskan bagian-bagian  tubuh pada lambang Garuda pancasila, serta peserta didik menjelaskan arti gambar bintang, rantai, pohon beringin, kepala banteng, padi dan kapas


  1. Peserta didik secara bergiliran  melafalkan kalimat yang tertulis pada pita burung garuda

  1. Secara individu peserta didik menjiplak huruf tulisan yang ada dalam pita burung garuda serta membaca  kalimat Bhinneka Tunggal Ika dengan tata cara membaca yang baik dan benar

  1. Mendengarkan cerita dari guru mengenai arti kata Bhinneka Tunggal Ika

  1. Menunjukkan empat  pasang orang dengan pakaian daerah di Indonesia


  1. Melalui permainan memasangkan gambar pakaian laki dan perempuan serta gambar pakaian daerah berdasarkan tabel yang telah disediakan  
  2. Bertanya jawab dengan teman sekitarnya mengenai suku darimana mereka  berasal
  3. Menceritakan tentang  suku teman disebelahnya
  4. Menjelaskan beberapa suku  teman-teman yang ada dalam kelasnya
  5. Peserta didik dipimpin guru mempraktekkan pola irama rata, kemudian  membedakan pola irama rata
  6. Peserta didik secara bersama-sama mempraktekkan pola irama rata dengan lagu
  7. Peserta didik mengamati gambar alat musik  ritmis yang berasal dari Indonesia berjumlah tiga buah kemudian menyebutkannya
  8. Menyebutkan alat musik  ritmis sesuai dengan gambar yang ditunjukkan guru

  1. Peserta didik mempraktekkan cara membaca dengan posisi duduk yang benar, memegang teks bacaan yang tepat, membalikkan halaman buku dengan benar

  1. Secara individu peserta didik membilang sampai 20 dan menunjuk  bilangan secara urut,
  2. Para siswa memegang kartu angka bertuliskan angka 1 – 20.  Secara berkelompok peserta didik bermain mencari pasangan sesuai dengan perintah guru

  1. Peserta didik bermain  pasangan bilangan sampai 20 (misalnya meminta sepasang siswa masing-masing menyebut angka yang kalau dijumlah jumlahnya 9, atau 18; Anak diminta berpasang-pasangan dengan memegang kartu angka yang bertuliskan 1-10, setelah itu mereka diminta menjumlahkan angka-angka tersebut)
Penilaian
1.      Tertulis
2.      Lisan
3.      Unjuk kerja
4.      portofolio

Minggu Keempat
  1. Membiasakan berdoa sebelum dan sesudah belajar sesuai dengan agama yang dianutnya

  1. Mendengarkan doa yang ucapkan oleh guru
  2. Peserta didik menceritakan lagu anak-anak kegemarannya dan membahas mengenai satu atau dua lagu yang disebutkan oleh peserta didik
  3. Peserta didik secara bersama-sama membaca syair lagu yang berhubungan dengan lagu kegemaran
  4. Peserta didik memilih lagu kegemarannya dan menyanyikan lagu tersebut.
  5. Peserta didik menyanyikan lagi dengan diiringi pola  irama ritmis
  6. Peserta didik secara individu mempraktekkan teknik menulis dari mulai posisi duduk, memegang alat tulis, memilih tempat menulis dengan cahaya yang terang
  7. Peserta didik menjiplak huruf-huruf dan kata-kata sederhana dari lembar kerja, berkaitan dengan bacaan kegemaran sebelumnya
  8. Peserta didik melakukan gerakan manipulasi untuk menunjukkan kerja sama, seperti ketika guru berbicara garis lurus peserta didik melompat dan seterusnya
  9. Peserta didik memilih karya menempel kertas dari 3 pilihan yang diberikan oleh guru, dan menceritakan alasan pemilihannya.
  10. Peserta didik melihat berbagai warna dan menceritakannya  untuk menentukan hasil karya, kemudian peserta didik menentukan karya  melipat menggunting dan menempel
  11. Peserta didik membuat hasil karya melipat, memotong dan menempel dari bahan kertas berwarna
  12. Peserta didik memberi bingkai dari hasil karyanya
  13. Peserta didik bermain  pengurangan, dengan cara: Guru menyebutkan angka tertentu yang merupakan hasil pengurangan, kemudian anak diminta menyebutkan angka-angka  yang dapat menjadi kemungkinan. Misalnya, guru menyebutkan 3, kemudian anak  menyebut 7 dan 4, atau 9 dan 6, atau 12 dan 9.
  14. Peserta didik diberikan kartu bertuliskan angka 1-20 kemudian mereka berpasang-pasangan dan mengurangi bilangan yang lebih besar dengan yang lebih kecil. Melalui lembar kerja peserta didik menuliskan hasilnya.
Penilaian
1.      Tertulis
2.      Lisan
3.      Unjuk kerja
4.      portofolio

1.      Siswa menunjuk gambar dan  melakukan  tanya jawab tentang tempat ibadah yang ada di sekitarnya dengan artikulasi yang tepat.

Silabus Kurikulum 2013 Kelas 1 Tema 1 : Diri Sendiri : Jujur, Tertib Dan Bersih Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah

SILABUS
Kelas I
Tema 1 : Diri Sendiri : Jujur, Tertib Dan Bersih
Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah




KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TAHUN 2012


DIRI SENDIRI: jujur, tertib dan bersih

(4 minggu)

KD PPKn
·   Menerima keberagaman karakteristik individu (agama, suku, fisik, psikis) sebagai anugerah Tuhan (KI-1)
·   Menunjukkan perilaku baik (jujur, disiplin, tanggung-jawab, santun, peduli/kasih sayang, dan percaya diri) dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru sebagai perwujudan nilai dan moral Pancasila (KI-2)
·   Mengenali keberagaman karakteristik individu melalui pengamatan di rumah dan sekolah (KI-3)
·   Mengetahui tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan sekolah (KI-3,KD-2)
·   Menyajikan kebersamaan dalam keberagaman karakteristik individu di rumah dan sekolah melalui permainan
BAHASA INDONESIA
· Mendengarkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik untuk berdoa (sesuai agama yang dianutnya) di sekolah dan di rumah. (KI-1,KD-2)
· Membacakan doa dengan pengucapan yang baik (KI-1,KD-3)
· Menunjukkan perilaku yang baik dan sopan dalam mendengarkan dan berbicara pada saat memperkenalkan identitas diri, bercakap-cakap dengan keluarga, guru, dan teman (KI-2,KD-1)
· Menyapa dan menyampaikan ucapan selamat, terima kasih atau permohonan maaf sesuai dengan konteksnya  (KI-2,KD-2)
· Berkomunikasi secara lisan dengan orang lain dengan menggunakan informasi tentang data diri, bagian tubuh  dan kebutuhan tubuh, lingkungan dan pola hidup sehat,   lingkungan sekitar , buah, tanaman, dan masakan (KI-4,KD-1)
· Berbicara spontan tentang diri (KI-4,KD-3)
· Mengamati tentang diri, makhluk hidup dan benda di sekitar dan menceritakan kepada orang lain (KI-4,KD-5)
· Menerapkan cara membaca (permulaan) dengan cara yang benar (cara duduk, jarak mata dan buku, cara memegang buku, cara membalik halaman buku, memilih tempat dengan cahaya yang  terang) (KI-4,KD-8)
· Menerapkan cara menulis (permulaan) dengan benar (cara duduk, cara memegang pensil, cara meletakkan buku, jarak mata dan buku, dan memilih tempat dengan cahaya yang terang) (KI-4,KD-9)
Matematika
·    Menunjukkan perilaku rapi dengan menata benda-benda di sekitar ruang kelas berdasarkan dimensi (bangun datar, bangun ruang), beratnya, atau urutan kelompok terkecil sampai terbesar dengan rapi (KI-2, KD-1)
·    Mengenal bangun datar dan bangun ruang menggunakan   benda-benda yang ada di sekitar rumah, sekolah, atau tempat bermain (KI-3, KD-2)
·    Membentuk berbagai bangun datar dengan menggunakan papan berpaku atau media lainnya (KI-4, KD-4)
·    Mengenal bilangan asli sampai 99 dengan menggunakan benda-benda yang ada di sekitar rumah, sekolah, atau tempat bermain (KI 3, KD 1)
PENDI\DIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN

·        Mengetahui bagian-bagian tubuh manusia dan kegunaannya
·        Mengetahui dampak jangka pendek Mempraktikkan aktivitas fisik
·        Mengetahui dan mampu memilih jajanan sehat
·        Mengetahui cara menjaga  kebersihan diri yang meliputi kebersihan badan, kuku, kulit, gigi, dan rambut  dan pakaian

·        Mempraktikkan pola gerak dasar lokomotor yang dilandasi konsep gerak  (konsep : tubuh, ruang, hubungan, dan usaha) dalam berbagai bentuk   permainan sederhana dan atau tradisional
·        empraktikkan pola gerak dasar non-lokomotor  yang dilandasi konsep gerak dalam berbagai bentuk permainan sederhana dan atau permainan tradisional (

·        Mempraktikkan pola gerak dasar manipulatif yang dilandasi konsep gerak dalam berbagai bentuk permainan sederhana dan atau permainan tradisional
·        Mempraktikkan aktivitas jasmani untuk meningkatkan keseimbangan dan kelincahan tubuh melalui permainan sederhana
SENI, BUDAYA, DAN DESAIN
·      Merasakan keindahan alam dan karya seni sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan (KI-1, KD-1)
·      Menunjukkan percaya diri untuk mengekspresikan diri dalam berkarya, bernyanyi, dan menari (KI-2, KD-1)
·      Menunjukkan rasa ingin tahu untuk mengenal alam di lingkungan sekitar sebagai ide untuk berkarya (KI-2, KD-2)
·      Mengenal  pola irama lagu bervariasi dengan alat musik ritmis  (KI-3, KD-2)
·      Mengenal gambar ekspresi (KI-3,KD-1)
·      Menyanyikan lagu anak-anak dan memperagakan tepuk birama dengan gerak (KI-4, KD-5)
·      Menggambar ekspresi dengan mengolah garis, warna, dan bentuk berdasarkan pengamatan di lingkungan sekitar (KI-4, KD-1)

Kurikulum 2013 untukSD berbasis Tematik

Kurikulum 2013 sebagai bagian dari investasi peningkatan mutu pendidikan. Tentu tidak bisa bertentangan dengan peraturan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh karna itu, SKL menjadi rajukan ketika kurikulum 2013 ditetapkan. Termasuk tujuh standar nasional pendidikan lainnya. Demikian juga dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) tetap menjadi kurikulum 2013. Satuan pendidikan tetap mempunyai kewenangan untuk mengembangkan kurikulum sendiri yang sesuai dengan satuan pendidikan tersebut. Di samping itu, kurikulum 2013 tetap merupakan kurikulum berbasis kompetensi.
Namun demikian, sebagai mana dinyatakan pada UU nomor 20 tahun 2003 tantang system pendidikan nasional pasal 38, kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan dasar dan menengah ditetapkan oleh pemerintah. Satuan pendidikan tetap harus merajuk pada kerangka dasar dan struktur kurikulum jika harus mengembangkan kurikulum sendiri. Ketentuan untuk merajuk pada kerangka dasar dan struktur kurikulum merupakan bagian dari quality assurance.
Kurikulum 2013 merupakan investasi peningkatan mutu yang strategis, namun sasaran besar baik dari segi siswa yang akan menjadi subjek dari kurikulum 2013, maupun guru yang jadi actor utama dalam impelmentasinya, sehingga pelaksanaan secara serentak dengan sasaran semua satuan pendidikan secara nasional menjadi hal yang sulit untuk dilaksanakan. Wakil Presiden dalam sambutanya dalam pembukaan rembuknas kementrian pendidikan dan kebudayaan tahun 2013, menyatakan bahwa implementasi kurikulum 2013 perlu dilaksanakan segera secara bertahap dan jangan molor karena yang rugi generasi muda. Begitu molor pasti ada korban, sebagai generasi muda tidak bisa menerima manfaat kurikulum baru.
Dalam pelaksanaan kurikulum 2013 akan dilaksanakan secara terbatas dan berjenjang. Untuk SD akan dilaksanakan pada I dan IV, sedangkan pada tingkat SMP dilaksanakan VII, dan di SMA dilaksanakan di kelas IX jika pada tahun ajaran 2013/14 kurikulum 2013 dilaksanakan pada kelas-kelas tersebut, maka pada tahun ajaran 2014/15 secara berjenjang dilaksanakan pada kelas-kelas berikutnya. Misalnya di SD dapat dilaksakan pada kelas II dan V, sedangkan di SMP dapat dilaksanakan pada kelas X.
Keberhasilan pelaksanaan kurikulum 2013 tidak hanya pada ketepatan dan comperehensiveness perumusan SKL dan kerangka dasar, serta struktur kurikulum, tetapi dari kepemimpinan kepala sekolah pada tingkat satuan pendidikan dan kepemimpinan guru pada tingkat kelas. Kepemimpinan kepala sekolah mempunyai peran penting memfasilitasi gurudalam melaksanakan proses belajar mengajar di kelas. Sedangkan kepemimpinan guru di tingkat kelas jelas menjadi bagian yang tidak bisa terpisahkan dengan keberhasilan dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Guru merupakan actor terdepan dalam melaksanakan kurikulum 2013 yang berhadapan dengan peserta didik.
Peran penting guru antara lain :
  1. Kemampuan menjabarkan topik-topik bahasan pada mata pelajaran menjadi informasi yang menarik dan mudah dipahami oleh peserta didik
  2. Kemampuan untuk mengidentifikasi tingkat dan area kesulitan peserta didik dan kemampuan untuk membantunya keluar dari kesulitan tersebut, dan
  3. Kemampuanmelakukan evaluasi guru dapat menentukan strategi untuk menentukan metode pembelajaran yang lebih tepat dan kecepatan dalam memberikan informasi berupa pengetahuan kepada peserta didik
Kurikulum 2013 memang merupakan instrument peningkatan mutu pendidikan. Para guru dan kepala sekolah menjadi pendukung utama agar kurikulum 2013 dapat secara signifikan meningkatkan mutu pendidikan dasar dan menengah.
Enam mata pelajaran berbasis tematik
            Mata pelajaran untuk anak SD yang semula berjumlah 10 mata pelajaran dipadatkan  menjadi enam mata pelajaran, yaitu:
  1. Agama
  2. PPKN
  3. Matematika
  4. Bahasa Indonesia
  5. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
  6. Seni Budaya
Sementara empat mata pelajaran yang dulu berdiri sendiri, yaitu:
  1. IPA
  2. IPS
  3. Muatan local, dan
  4. Pengembangan diri
Diintegrasikan dengan enam mata pelajaran lainya,

Tematik Integratif pada kurikulum 2013

Kurikulum SD/MI menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan. Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia.
Dalam pembelajaran tematik integratif, tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Untuk kelas I, II, dan III, keduanya merupakan pemberi makna yang substansial terhadap mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni-Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Di sinilah Kompetensi Dasar dari Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain memiliki peran penting sebagai pengikat dan pengembang Kompetensi Dasar mata pelajaran lainnya. Dari sudut pandang psikologis, peserta didik belum mampu berpikir abstrak untuk memahami konten mata pelajaran yang terpisah kecuali kelas IV, V, dan VI sudah mulai mampu berpikir abstrak. Pandangan psikologi perkembangan dan Gestalt memberi dasar yang kuat untuk integrasi Kompetensi Dasar yang diorganisasikan dalam pembelajaran tematik. Dari sudut pandang transdisciplinarity maka pengotakan konten kurikulum secara terpisah ketat tidak memberikan keuntungan bagi kemampuan berpikir selanjutnya.