Senin, 18 Mei 2020

35.Sutarno Sk Jam-00,

35.Sutarno Sk
Jam-00,

adalah tanda waktu di leptop
yang setia menemani
setiap malam
menjelang pagi
Terdengar suara nafas
itidur nyenyak
menambah syahdu
bagaikan musik malam
Dia tidur lelap
disamping meja kerja,
kusempatkan melirik wajahnya
seolah tersenyum
iklas tidur selalu sendiri
Terasa mataku lembab
ingin menetes,
segera aku hampiri
mendekap
membasahi wajahnya
dengan air mata haruku
Dia pun halus memeluk
berbisik lirih
menentramkan hati,
jaga jarak jangan lupa
sabuni muka,tangan dan kaki
Aku senyum tipis sendiri
sejenak kuperhatikan
masih terpejam
kemudian kembali ke leptop
yang hanya selalu ditemani
oleh irama merdu dari yutub
dan perkusi lirih
suara tidur nafas istriku selalu.
, Kalibata-mei-2020.
Sutarno Sk II
KORBAN

Boleh tepuk dada
boleh bangga
terbahak-bahak
merasa menang
Meski kami sekarat
kau betot nyawa
nenek kakek - ibu bapak
istri suami - anak saudara,
relawan - kau belum menang
Tak bisa habisi kami
punya senjata sakti
sabun tak kan habis
menjaga jarak diri
cepatlah pergi
belok kanan dan kiri
Meski nama covid 19
jelmaan korona
baliklah kemajikan
pelindung kami yang Esa
pembela kami maha kuasa
pulanglah ke asal
tak mungkin sanggup melawan
Kami sedang ber-ramadhan
berdialog dengan Tuhan
menjalankan perintah puasa
enyahlah kalian
sebelum alam murka membakar
jangan kembali datang
pelindung kami segala Maha
kami umat terkasih
Allah SubhanaWattaallah.
Sutarno Sk.- Kalibata-mei-2020.

34.Tri Astoto Kodarie: MENYAKSIKAN SUNYI JIWA

34.Tri Astoto Kodarie:


MENYAKSIKAN SUNYI JIWA

Berguru pada tangan yang mengetuk malam menyalami sunyi rumah
menyaksikan kerinduan yang menghilir ke dalam ingatan
debar dari bisik jarum jam menghunjam tubuh
mencari kenangan di ujung sunyi yang menua
merapuh dijahit waktu

Terasa ada yang samar di sudut-sudut ruang
kusam daun-daun jendela serupa cermin mengabur
menyentuh kursi-kursi tanpa sandaran

Lama menunggu di temaram kerinduan
seperti penanggalan tak berjejak
kadang ada tanya: di mana persis menuju jalan pulang
hanya kidung membeku tanpa kata-kata
sebab telah lama rindu tak tumbuh di dada

Marilah sebentar menepi di ujung sunyi, karena yang ada kini
hanya tanda-tanda memaknai usia dengan temaram cahaya
bayang-bayang telah lama rebah di ujung malam
sunyi tak lagi mau mengantarkan menuju istirah
seperti ingatan rumah di bentangan sajadah.
Parepare, 2020







Tri Astoto Kodarie

MENUJU NUN

Berulangkali jiwa tertegun
terasa tak pernah sampai pada nun

Tubuh terbalut usia
menggaris merah di cakrawala

Kenapa renta selalu disebut
sementara mata mulai mengabut

Juga dulu selalu merindukan rumah
sambil membaca sunyi di ujung lelah

Seperti kisah kedatangan subuh
di atas sprei kusut penuh peluh

Bukan tak ingin sampai nun
sebab sunyi tak pernah menuntun

Semacam kehati-hatian yang setia
mengeja antara ada dan tiada.
Parepare, 2020

Tri Astoto Kodarie lahir di Jakarta, 29 Maret 1961. Buku puisi dan esainya yang sudah terbit, yaitu: Nyanyian Ibunda, Sukma Yang Berlayar, Hujan Meminang Badai, Merajut Waktu Menuai Harapan, Sekumpulan Pantun,: Aku, Kau dan Rembulan, Merangkai Kata Menjadi Api, Kitab Laut. Puisi-puisinya dimuat di beberapa media, berbagai antologi dan diundang di berbagai kegiatan sastra.
Alamat: Jl. Atletik No. 22 PAREPARE  91111, Sul Sel
HP. 08124240423  E-mail : astotosaja@yahoo.co.id

33.Muhammad Rizky Ad'ha, Sebuah Elegi

33.Muhammad Rizky Ad'ha,

Sebuah Elegi

Baru saja aku terbangun dari perantauan mimpi.
Tak kutemukan yang menyejukkan relung hati
Sekarang aku menghardik diri, berteriak sampai puas di padang nestapa
Tak sampai disitu, kenangan lama terukir lagi
Mencabik lembah yang kudaki dengan kesucian
Begitu mudahnya hamparan jiwa tersapu oleh kemunafikan
Untuk sekedar menyelami kesenangan semu belaka

Aku bingung, mengapa untaian kata berubah haluan
Seorang laki-laki bimbang dipergumulan ombak
Terhempas dari teguhnya dinding hati
Meratapi setiap langkah kakinya yang sesat
Lalu ia ingin kembali untuk pergi ke masa lampau
Menjemput mimpi-mimpi kecilnya yang tertinggal
Kemudian ia berkata , aku ingin kembali ke masa itu,
dan selalu dalam lindungan Cahaya-Mu














Sandaran(ku)

Dalam kesendirian senja aku teringat Dia
Meluapkan kegelisahan hati bersama-Nya
Berkeluh kesah akan hari dulu, kini, dan esok
Selalu berada di tempat-Nya, bukan dengan yang lain
Di temani hamparan sajadah, aku merangkai kata untuk-Nya
Hingga raga ini kembali jatuh tersungkur di hadapan-Nya

Kegelisahanku peralahan mulai turun
Setiap kali aku bertemu dengan-Nya
Penawar batin yang terluka,
Pengusir sepi di kala hati sedang rapuh,
Dan mengisi ruang kosong ini
Dengan berjuta makna pencarian
Itulah Dia... Sang Raja Manusia…

Muhammad Rizky Ad'ha, Alamat : Jl. H.M. Amin Desa Mudalang RT. 03 Kec. Hilir, Kab. Tanah Bumbu.

Muhammad Rizky Ad'ha, lahir di Banjarmasin, sekarang menetap di Pagatan, Kabupaten Tanah Bumbu. Berprofesi sebagai guru mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Kusan Hilir. Semenjak mahasiswa aktif menulis di berbagai media massa di Kalimantan Selatan. Sebagai penikmat sastra beberapa puisinya pernah terpilih dalam antologi puisi.








32.Aditya Majong TERJEBAK DIRUMAH SAJA

32.Aditya Majong

TERJEBAK DIRUMAH SAJA

Dirumah saja

Raga terjebak dalam realita
Jiwa terjebak dalam cerita derita
Nyawa terjebak didalam raga
Ruhaniah terjebak di alam sana

Dirumah saja

Bait kedua aku ingin bercerita
Pandemi bukanlah penghalang keberkahan-Nya
Masih diberi kesempatan untuk berpuasa
Masih diberi kesempatan untuk menghadap yang maha kuasa

Dirumah saja

Bait ketiga tak lagi sama
Kali ini ku punya versi berbeda
Sudah berapa kali iblis mencoba merayu
Namun imanku takkan pernah layu

Dirumah saja walau tersesat

Sudah masuk bait ke empat
Mari kita berdoa jika kita sempat
Semoga bencana ini segera diangkat
Dan kita semua dipertemukan di waktu yang tepat




31.NOK IR DI RUMAH BERTANDAN-TANDANG BERKAH RAMADAN SALING BERGULIRAN

31.NOK IR

DI RUMAH BERTANDAN-TANDANG BERKAH RAMADAN SALING BERGULIRAN


Di rumah bertandan-tandan berkah Ramadan saling berguliran
Datang semenjak sebelum sepertiga malam
Kucurkan embun nan penuh syukur

Di tiap-tiap bilik harap asa mengusik
Lantunan zikir basahi kedua bibir
Siap ditanak bersama buliran bijak

Tangan-tangan terangkat tengadah
Dada nir jumawa menggenggam bongkah pasrah
Hunjukkan doa dengan kata pinta terindah

Bapak menjalin hamparan tikar
Sajadah usang terbentang tak terbatas
Bagi kami sujudkan keterpurukan

Emak lincah merebus dompet yang tergerus
Tembikar-tembikar riuh berjejalan
Lentera bermata cerlang penunjuk saat melanglang

Anak pinak ramai menggali gulali
Melukis kolam taman di garis telapak tangan
Langit-langit rumah penuh bubungan remah

Menjelang Ramadan pulang
Kami menjadi peraung ulung bertangisan
Bila lagi bisa berjumpa lagi

Fajar awal syawal
Seisi dada hanya berupa jelaga
Yang musti terbasuh sepanjang Ramadan berikutnya
Sumenep, 10 Mei 2020
NOK IR

FAJAR KETIGA DI PANDEMI SUNYI

Syahru Ramadan
Ini masaih berupa fajar yang serupa
Dengan denyar yang tiap masa tak berbeda
Rindu penuhi semburat pipi

Gelora wabah tlah berhasil memisah
Aroma shaum yang kerap mengusik banyak kaum
Angin enggan bereratjabatan
Langit sungsang berwajah ketakutan
Rimba-rimba membelukarkan nestapa

Jiwa dengan jiwa saling curiga
Tiap dada dipenuhi luka nganga
Telinga dipenuhi asap sengsara
Mata gerimis lagukan ode ritmis

Azan berkumandang di kejauhan
Lamin kafan tlah lama disiapkan
Tuhan serasa jauh dari rengkuh
Padahal tlah kudirikan rumah-Nya di sini
Sumenep, 26 April 2020
NOK IR, menulis puisi dan cerita sejak usia remaja. Lahir di Demak, 28 Januari, kini tinggal di Sumenep Madura. Puisi dan cerpennya telah terhimpun dalan puluhan antologi bersama kawan penyair maupun penulis di dalam dan luar daerah. Di antaranya adalah 1000 Guru Menulis Puisi, di mana puisinya termasuk dalam nominasai puisi pilihan, Banjarbaru’s Rainy Day Festival’s, Kitab Pentigaraf, Berbisik Pada Dunia, Mata Air Hujan di Bulan Purnama dan lainnya.



30. Muhammad Levand

Saat-saat Berbuka

Hantaman wabah virus korona
Tak mengurangi hikmat puasa
Bersama istri hanya berdua saja
Menjalankan puasa di rumah saja
Saat-saat menjelang berbuka
Rindu kepada ibu meng-adzan
Terbayang dapur dan menu buka
Karena tak bisa mudik lebaran

Saat-saat berbuka bersama istri
Menu buka melukis senyum ibu
Ibu di Madura yang tinggal sendiri
Ibu di Ponorogo yang selalu rindu
Di setiap menu masakan istri
Aromanya seperti dapur mertua
Jarak menjauh karena korona
Tak mengurangi rindu berseri

Korona tak menghapus rasa cinta
Meski tubuh terasa dipenjara sepi
Madura-Ponorogo menjelma mata
Orang-orang tercinta tetap di hati

Saat-saat berbuka kukata ke istri
Kita nikmati makanan yang enak
Bayangkan orangtua kita sendiri
Apa yang sedang mereka tanak?

Ramadhan menjelma rasa cinta
Korona merasa sangat sengsara
Melihat orang-orang yang berbuka
Tak ada rasa takut pada dirinya
Jember, 28 April 2020

29. Kotagu Hayatudin Aku mencintaimu, ketika;

29. Kotagu Hayatudin

Aku mencintaimu, ketika;

Lumbung-lumbung padi
dipenuhi bangkai tikus,
Ketika ladang dan pematang
gelanggang banting-tulang hilang,
menjadi sengketa dalih renovasi.
Ketika sekepal nasi kehilangan karbohidrat,
Bening mata air diselami potas.

Aku mencintaimu, ketika;
Ribuan Ibu rela ditinggal anak merantau jauh
ke jantung kota demi sekepal upah,
Ketika gelar dan ijazah menjadi
bungkus gorengan
jajanan tepi jalan,
Ketika tukang becak kehilangan sewa,
terungku dipenuhi para mangsa terka dan kira.

Aku mencintaimu, ketika;
Kopi, teh, dan arak setara dalam keramaian
Ketika berpeluk moksa di muka raya
tanpa peduli sekitar menjadi aib yang wajar
Ketika mengobrol dengan pelacur
dianggap lacur
Sedang kumpul kerbau telah masyhur

Aku mencintaimu, ketika;
Gugu dan tiru mulai jatuh
Ketika bocah Smp belajar meremas payudara
Ketika murid berani aniaya gurunya
Ketika sekolah menjadi gelanggang adu harta
adu rupa, dan adu kuasa.

Aku mencintaimu, ketika;
Berbicara tak lagi saling tatap muka
Ketika bayi-bayi kehilangan ASI
dari payudaya ibunya,
Ketika bayi-bayi menetek pada sapi
Ketika payudara ibu tak bisa dibagi-bagi
Ketika berak dan kencing
setara harga sarapan pagi.

Aku mencintaimu dengan tragedi;
Ketika ratusan bocah berkemah
hanyut di sungai
Ketika alat negara ditembak saat berwudhu
Ketika pelacur dijebak anggota DPR
"dipake dulu, baru dilaporkan".
Ketika ikan-ikan di Natuna
dalam kokangan senjata.

Aku mencintaimu, ketika;
Cermin belajar berbohong
Ketika metafora dijadikan kadar
sebuah hasta karya
Ketika pemabuk peri kencing di celana
Ketika paruh baya diarak, diseret, dimasukan truk-berdesakan, dibariskan di lapangan, dan dipaksa teriak, SATU ATAU DUA tanpa mengerti untuk apa.

Aku mencintaimu, ketika;
Embun jatuh bersama subuh,
Ketika takbir, ketika rukuk, ketika sujud,
Ketika Senin, Ketika Selasa, ketika Rabu,
ketika Kamis, ketika Jumat, di Selandia Baru puluhan mualim berkalang tanah
ditembaki saat beribadah
Ketika Sabtu, ketika Minggu,
ketika saling lempar batu.

Aku mencintaimu, ketika;
Mendung, ketika panas, ketika kemarau
Ketika hutan-hutan terbakar
puluhan ribu orang disekap asap
Ketika separuh Indonesia kehilangan embun
kehilangan oksigen, kehilangan pekerjaan.
Ketika rampang akan rancang undang-undang.

Aku mencintaimu, ketika;
Gerimis, ketika hujan
Ketika banjir hanyutkan ribuan puisi
ke balai kota
Ketika phiton tidur seranjang
dengan warga,
Ketika melati, ketika mawar, anggrek dan matamorry saling silang; hias Balai kota.

Aku mencintaimu hari ini;
Ketika Amerika, Cina, Iran, ketika Indonesia
Ketika 72 negara dijamu pandemi
Ketika dunia dihebohkan
dengan wabah Corona,
Ketika Cina diserang jutaan belalang,
Ketika makkah dan madinah sunyi atas ibadah
Ketika ibadah umroh ditahan sementara,
guna mencegah penularan.
"sekali dalam sejarah!"
Aku mencintaimu,
ketika salam dengan mencium tangan tidak dibolehkan, guna mencegah penularan.

Aku mencintaimu ketika;
Kawanan seumur jagung retakan rembulan,
patahkan gemintang, memarkan senja, bakar pagi demi kado kekasih hati.
Ketika tak sependapat dicap tiri
Ketika berani melawan takkan punya kawan.

Aku mencintaimu, malam ini
Ketika senang, ketika sedih, duka dan lara
Ketika waras, ketika sinting
Ketika gelas kaca, botol martel, ketika beling
ketika bibir, ketika gincu, ketika aku dibilang Tuan para ratu anarki, ketika segala hal rancu
antarkan menuju pelukmu.

Aku mencintaimu, ketika;
Perak tubuhmu dipenuhi rajah ragam metonimia
Ketika repetisi berulang riwayatkan rendahnya makrifat literasi
Ketika kau dijadikan dedahan guna sampai puncak keduniaan.
Ketika tanda tanya hanya retorika dalam penegasan, tanpa jawaban.
Ketika desakan bawah
hanya jadi pentas najis
dengan gong-gong
dari anjung seekor anjing.

Wahai, Puisi.
Aku mencintaimu, ketika aku tahu
cinta tak dimiliki tiap nadi lagi,
Ketika cinta tak singgah di tiap nyawa.
Aku mencintaimu, wahai, Puisi!.

Majalengka, Jawa Barat, 2020



28.Sudarmono SENJA MENUJU KIBLAT MU

28.Sudarmono

SENJA MENUJU KIBLAT MU

Ya Allah
Malam seribu bulan selalu tiba
Menjemput umatmu
Memburu ridhomu tiap penjuru
Berbesar hati pada niatan
Meskipun dosa selalu ada

Ya Tuhan
Ramadhan yang datang kali ini
Kau coba dengan berbagai ujian
Percakapan mudlorat mubazir
Masih selalu ada di tubuh kita
Sebagai manusia yang tak peduli

Ya Semesta
Ada kerakusan kami tak kuingat
Wabah Virus cenderung bertambah
Membentang dari segala arah
Hanya engkaulah sang pengarah
Senja menuju tetap ke kiblatmu
Tambun Utara, 24 April 2020










Sudarmono

RAMADHAN HADIR DI RUMAH

Roda zaman itu terus berputar
diawali masa silam
kini benar terjadi di musim ini
wabah Virus mendunia
terlukiskan kembali
memporak-porandakan akal budi
niatan mulia juga peradaban

Tetapi ingat jangan bersedih
kembali kita berbakti
kirim doa puja dan puji
Ya Allah di bulan Ramadhan ini
wabah Virus segera musnah pergi
tergenggam kembali di tanganmu
Ya Illahi Rabbi
Tambun Utara 25 April 2020





27.Zaeni Boli, BAHAGIA

27.Zaeni Boli



PULANG

Kedamaian adalah tempat kembali
saat doa doa terbang ke langit
mengetuk pintuMu
saat sujud mencium bumiMu
aku adalah hambaMu
yang senantiasa mendamba pulang
2020

BAHAGIA

rumput pagi
senyum bahagia
adalah jumpa bulan penuh berkah
seindah malam seribu malam
bintang gemintang
seolah butiran doa para hamba adalah kerinduan
dan Kau tersenyum wahai pemilik segala indah
2020













Moh Zaini Ratuloli (Zaeni Boli)
Tempat tgl lahir: Flores,29-08-1982
No tlp    081380724588
Pos El :zaeniboli@yahoo.co.id
Pernah tampil di acara Festival Internasional “Asean Literary Festival 2015” ,karya –karya puisinya juga termuat di media cetak maupun antologi bersama diantaranya Negeri Poci ,Puisi Menolak Korupsi dan Lumbung Puisi.Tergabung bersama Sastra Kalimalang sebagai Investaris karya sejak 2013-2017 .
Juga aktif bergiat di literasi bersama Agupena Flores Timur .Sekarang tinggal di Flores Timur  aktif di Nara Teater ,tampil pada Pekan Teater Nasional 2018 di TIM GBB,menjadi ketua TBM Lautan Ilmu dan mengajar di SMK SURA DEWA Flores Timur mendirikan Eskul Teater “Bengkel Seni Milenial”.Aktif menghidupkan kesenian di Kampus IKTL Larantuka.




26.Andi Jamaluddin, AR. AK. USAI PULANG SAHUR, KITA PETUALANGI

26.Andi Jamaluddin, AR. AK.

PULANG, YUK … !

Pulang, yuk … !
Rinduku semakin membara
ingin pulang, ke kampung
sebelum bulan  simpan purnama

Pulang, yuk …!
Konon gubuk tua di tepi tebing
masih kukuh, berdiri
dengan tiang kayu hutan dan atap ilalang
dari rajut ayat-ayat matahari;
menyinari halaman, sisa waktu langkah

Pulang, yuk …!
Barangkali di kampung
masih ada sepetak ladang dan sawah
untuk kita semaikan biji-bijian
supaya esok tumbuh akar, bunga, dan berbuah
kita tuai kemudian hari,
agar tak kelaparan

Pulang, yuk … !
Aku merindukan suara burung-burung,
kecipak air yang mengalir di guntung,
nyanyian jangkrik tengah malam,
kokok ayam menjelang subuh,
lambaian rumpun bambu dan daun nyiur
Betapa kedamaian melekat dalam
//ajarak/23.04.20/23.01/pgt.tanbu//



Andi Jamaluddin, AR. AK.
USAI PULANG SAHUR, KITA PETUALANGI

Siapa kau bangunkan sahur
menjelang subuh pulang
peraduan berkemas. Ada gerimis hujan
sudah menghadang dengan selimut dingin

Bias cahaya pun bergegas,
berkemas di lipatan sunyi
barangkali ada tertinggal sebiji Ajwa,
bakal bekal berbuka
dengan segelas air putih-Nya

Siapa kau bangunkan sahur
sajadah menjadi terbentang, panjang
sejauh laut, dijelajah oleh 33 zikir
hingga ujung kampung halaman
kita petualangi
ingin bertemu, dan bertempat tinggal
di rumah damai
: rumah kita yang indah
ajarak/24.04.20/23,37/pgt.tanbu

Andi Jamaluddin, AR. AK. Berkali-kali menjadi pemenang sayembara penulisan naskah buku yang diselenggarakan Pusat Perbukuan Nasional, baik di tingkat provinsi maupun nasional, termasuk juga lomba cipta puisi. Sudah melahirkan sejumlah kumpulan puisi tunggal maupun antologi bersama. Anggota FAM ini mengantongi IDFAM6036U menerima hadiah seni dari Gubernur Kalsel Tahun 2012, Hadiah Seni Astaprana dari Kesultanan Banjar Tahun 2016, dan Anugerah Seni dari Bupati Tanah Bumbu Tahun 2018. Sekarang tinggal di Jalan Karya II RT.03 Desa Batuah Kec. Kusan Hilir, Pagatan, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalsel. Hp./WA 082253446580. Fc. Jarak Fajar. Email : andijarak_64@yahoo.com

25.Fahmi Wahid NYANYIAN AIR MATA

25.Fahmi Wahid

NYANYIAN AIR MATA

Kubisikkan gelisahku ke telinga malam
sebuah kerusuhan penjuru alam
yang sekarat di tiap jengkal tanah
namun hanya belaian angin menjawab
ketika semua jiwa manusia senasib
saling menguatkan hati bersama

Kubisikkan kecemasanku pada wajah cakrawala
hanya disahut oleh hujan air matanya
yang kian memperkeruh duka semesta
dengan sekian tingkah polah hambanya
bagai berhala-berhala yang melanda dunia

Tapi ketika kubisikkan harapan pada-Mu
di atas sehelai sajadah di mihrab sepertiga-Mu
atas segala kesabaran umat dalam reruntuhan cobaan-Mu
kerahasiaan-Mu tersingkap dengan segala hikmah
dan keluasan lautan kesabaran-Mu terhampar
untuk kami semua larut dalam nyanyian air mata

Balangan-2020










Fahmi Wahid

HAKIKAT SENJA

Kutegakkan kembali tiang-tiang syukur
dalam setiap jejak perjalanan debuku
ketika senja kembali jatuh di mataku
menyusup ke dalam usia yang larut
bagai sebatang jukung di sungai
mengalir tanpa sarat beban
dan penuh muatan amanah

Hakikat senja laksana sebatang diri
mentafakuri ujung langkah sendiri
mengarus dengan segala rintang
dan aral yang menghadang
namun senja selalu setia
tiba di penghujung hari-hari larut
sebelum menutup jendela malam
yang pada akhirnya kita terlelap
memeluk mimpi masing-masing
Balangan-2020












FAHMI WAHID, lahir di Barabai pada 03 Agustus 1964. Antologi Puisi Tunggalnya: Suara Orang Pedalaman (2016) dan Perjalanan Debu (2018), Tandik Meratus (2019) Karyanya terangkum dalam antologi bersama: Risalah Api (2019), Mengenang Dam dalam Diam (2019), Swara Masnuna (2019), Selasa di Pekuburan Ma’la (2019), Dundang Parisj Van Borneo (2020), dll. Biodatanya tergabung dalam Apa dan Siapa Penyair Indonesia (ASPI 2017). Sering Menghadiri event Sastra di berbagai daerah dan luar negeri. Mendapat Anugerah Seni Bidang Sastra dari Gubernur Kalimantan Selatan (2011). Alamat: Perumahan Batu Piring Permai, Gang Tinjau. Rt. 14, No. 15. Paringin Selatan-kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan. Indonesia. fahmiwahid82@yahoo.com. Ko




24.Roymon Lemosol Di Bawah Atap Pesantren, Mereka Beri Aku Embun

24.Roymon Lemosol
Di Bawah Atap Pesantren, Mereka Beri Aku Embun

di kesunyian pagi
aku mendengar anak-anak merafal doa
berzikir di rumah kehidupan
kata-kata mengalir bersama air
bersama angin jadi tembang surga

aku melihat mereka merentngkan tangan
memberiku secangkir teh hangat dari petikan embun

pagi yang indah saudaraku, ujar mereka
dadaku mengalirkan sungai air mata
menemukan rindu yang panjang
tepat di pertengahan desember

sebab langit kita Satu
dan kita sama-sama menulis waktu

Sukerejo, Desember 2018-Ambon, April 2020













Roymon Lemosol

Setelah Subuh Kedua

Allahu Akbar
gema suara itu mengalun syahdu
tanah bergetar dijanjikan surga dari atap langit
angin berhembus
alam menunduk

bersajaklah mereka dengan tasbih
kebesaran Tuhan

di batas subuh kedua kulihat cahaya
di antara sujud-sujud
kedamaian

keikhlasan
senyuman hangat
jadi taman-taman bunga

setelah subuh kedua itu
mereka memelukku erat

Sukerejo, Desember 2018-Ambon, April 2020

Roymon Lemosol, kelahiran Lumoli, Seram Bagian Barat 24 Agustus 1971. Karya-karyanya pernah menghiasi halaman sejumlah media lokal maupun nasional. Sebagian lagi terhimpun dalam 45 buku antologi bersama. Buku kumpulan puisi tunggalnya, Sebilah Luka Dari Negeri Malam (Akar Hujan, 2015). Jejak Cinta Di Negeri Raja-raja (Teras Budaya, 2019). Roymon dapat dihubungi melalui WA: 085243130770, email : pazaluei@yahoo.co.id

23.M. Johansyah – Tanah Bumbu Puasa Adalah Rumah Indah Di Syurga

23.M. Johansyah – Tanah Bumbu

Puasa Adalah Rumah Indah Di Syurga

Arus godaan mulai merambah
semakin kuat mendesak-desak
keseluruh tubuh, ruang gerak
dihari pertama puasa ramadan
takpeduli sedang berjuang
menahan lapar haus dan dahaga
Haus, menggamit mulut dan lidah
pada sebotol sirup manis rasa melon
dicampur coklat lezat
berkawan es serut kelapa muda
beraroma citrus menggugah selera
bagaimana rasa itu takmenggoda
oh, ya Tuhan ~ hamba sedang puasa
mengumpulkan satu demi satu
bilah hitungan hari dengan jeriji jemari
beri hamba kekuatan menahan haus
hingga ke petang
menjadikan puasa hamba yang terbaik, tahun ini
sebab telah Kau cukupkan hamba dengan saur
lapar haus dan dahaga hanya sementara
sedangkan pundi-pundi akhirat abadi
Begitu pun lapar, terus menjalari tubuh
dengan bisiknya
serupa rayu wanita jalang tanpa busana
mengelus-elus dinding  perutku
lalu berkata lembut
seperti tetesan keringat sehabis birahi
disekanya berkali-kali, basah kering angin
mengembun, meluapkan sungai ke pembuluh selera
lapar ini menjadikan hari-hari penuh ikhtiar
menggarap sehampar lahan amal dunia
sebagai tanah tandus yang harus ditanami iman

ditanami segala tumbuhan mengandung energi
untuk menggerakkan segenap pikir
agar tiada yang percuma
saat panen tiba, didapatkan semua bahagia
Gerbang keampunan bagi jiwa-jiwa yang mendamba
dibasuh air sejuk ramadan, berkali-kali, berhari-hari
sajadah wangi
menuju ke rangkulan Illahi rabbi
kemarilah, sambutNya. Kerinduan berbalas kasih sayang
reguk nikmat yang dijanjikan, hari itu, berkekalan suka cita
puaskan segala inginmu
Batulicin, 24/04/2020#22.09





















M. Johansyah – Tanah Bumbu

Rumah Ramadan Penebus Segala Dosa

Matahari telah menyimpan selembar catatan haus dan lapar
diserahkannya pada Tuhan, sebab puasa seorang hamba
adalah urusan Tuhan pada hambanya
tidak akan sia-sia, bahkan seberapa ikhlas pun berpuasa
juga bagi yang masih setengah hati
akan mendapat markah
ponten dari kerja manusia, Tuhan akan memonten semua
tidak tercecer sedikit juapun satu amalan
sengaja matahari dibuatNya cerah menyengat
lalu agak petang dibuatNya meredup mendung
ini skenario, ini setting sebuah panggung besar
untuk sebuah pertunjukan maha super kolosal
yakni Ramadan Mubarak, ya, Bulan Suci,
ya, bulan yang lebih baik dari seribu bulan
datang sekali dalam setahun, tamu agung lagi mulia
bagi sekalian hamba-hamba yang beriman
menguji taqwa, menguji cinta
haus dan lapar sebagai lembar uji
dijawab dengan sabar, ikhlas dan kebesaran jiwa
tidak menjadi halangan
diseparuh jalan sudah mengeluh
lalu berkata, aku takkuat
puasa membuatku sakit, puasa menyiksa diri
Tuhan Maha Tahu, apa yang engkau keluhkan
mengapa takkuat, membuat sakit, menyiksa diri
kelak hamba akan tahu jawabnya
jika tahu akan segala rahasia puasa sesungguhnya
semua hamba akan merasa rugi seumur hidupnya
karena tak berpuasa, sebab akan dibaliknya semua masa lalu
dibuatnya puasa sepanjang tahun

tetapi Tuhan takkan mau menerima
puasa bukan sebab terpaksa
puasa bukan sebab ingin mendapat pujian
sesungguhnya puasa adalah rahasia
antara Tuhan dan hambanya
sebiji kurma, bermakna
seteguk air, bermakna
cuaca yang meliputi sehari puasa, bermakna
silaturrahmi dalam puasa, bermakna
menjaga seluruh anggota tubuh, bermakna
hanya Tuhan tempat segala makna diurai penuh nikmat
dihamparkanNya pada suatu ketika, pada hamba
dinampaknya pada kita sekalian hambaNya
kenikmatan syurga yang tiada tara
entah, apalagi yang akan didapatkan
sebagai ganjaran bagi yang berpuasa
sebagai itibar, jangan butakan mata
sebab puasa, tambahan dari semua amalan manusia
untuk meraih kesucian diri
penebus atas segala dosa dan kesalahan
Batulicin, 24/04/2020#20.55

M. Johansyah, penulis yang mukim di Batulicin, Tanah Bumbu. Telah membuahkan banyak karya tulis, berupa puisi, cerpen dan esai. Tulisannya dibukukan dalam antologi bersama, diterbitkan di Kalimantan Selatan hingga mencapai ke luar daerah. Diantaranya : Hutan Hujan Tropis, When The Days Were Raining, A Skyful Of Rain, Membumikan Langit, Semerbak Hutan Seharum Ombak dan banyak lagi. Salam sastra.



22.Erna Kasale RAMADHAN BERKISAH

22.Erna Kasale

RAMADHAN BERKISAH

Dimanakah suara toleng-toleng
disaat melewati lorong
suara rebada telah pupus
dimakan kisah

2020…
Kau membawah semua kesunyian
hingga mematikan                       ketukan toleng-toleng
kini sirna

Tidak ada lagi kehangatan
seakan hidup di hutan belantara
manahan dinginnya udara

Merasa di asinkan di bumiku sendiri
bulan yang dulu bercahaya
kini redup
ditelan langit gelap

Walakone, 25 April 2020












Erna Kasale

RUANG KOSONG

Terlihat ramai disudut ruangan
suara bahagia terdengar dimana-mana
rumah penuh warna

Seakan tak ada lagi air mata dan luka
semua yang ku cintai dan ku sayangi
ada disini

Kini entah kemana
ku cari hembusan itu

Ruang kosong membuat kaku langkahku
terasa sayap-sayapku
telah patah

Ramadhan…
dimanakah dirimu
aku ingin keceriaan itu
sampai kapan kau bersembunyi

Hingga waktu kembali
menemukanmu dalam cahaya
bulan suci
ramadhan

Walakone, 25 April 2020

21.HERU MUGIARSO RAMADAN DI RUMAH SAJA

21.HERU MUGIARSO

RAMADAN DI RUMAH SAJA

Ramadan tahun  ini di rumah saja
Sembari  menyusun impianimpian lebaran dengan bersahaja
Menjalani hari demi hari berpuasa  apa adanya
Nyaris sebulan penuh  tak ada lagi yang tersisa

Kita pandang meja makan menu berbuka sederhana
Mencerna kebahagiaan hadir semenjana
Begitulah tahun tahun kita yang akrab dengan musibah bencana
Menyelesaikan satu demi satu tugasnya

Ramadan tahun ini di rumah saja
Berbuka, tarawih dan tadarus  serta itikaf di  sana
Kerna yakin Allah Ta’ala  hadir bersama kita
Mengajari bagaimana menyikapi sebuah petaka.
2020.

















HERU MUGIARSO

IBADAH SUNYI

Ibadahku ibadah sunyi
Ibadah dari hati paling hakiki
Jauh dari riuh dan riya
Karena ibadahku hanya padaNya
Sang Maha Sunyi

Ibadahku ibadah sepi
ibadah dari puncak kemanusiaan dalam diri
Karena hanya Tuhan Maha Sepi yang paling mengerti
Setiap gelagat niat dan iman tersembunyi

Ibadahku ibadah yang tak perlu diketahui
Ibadah ikhlas berbalut syar'i
Biarlah ujian bersabar kali ini
Menjadi inti dari persembahan yang sejati.

2020

20.Rofiah Ross , Ramadhan di Kampung Kami

20.Azizah Rif, Saat ini

20.Rofiah Ross

Ramadhan di Kampung Kami

dari tengah malam ke tengah malam
gema Islami bercampur suasana klasik budaya desa
Malam thadarus mengumandang di corong masjid desa
dan pemuda membangunkan sahur dengan musik jalanan
sesekali mereka melantunkan tembang khasidah populair
Di dapur tempat masak keluarga, blandongan ala desa
Satu dapur empat keluarga
keluarga kakak beradik
Masak ala desa sambil dan suara ibu-ibu meramu masak
ribut yang menggembirakan
di bawah terang lampu dan nyala api pawon.
Azizah Rif, Saat ini
Saat ini



19.Sutarso PROTES TENTANG SURGA, TEMPAT PALING BINTANG BAGI KELUARGA "Di kepala:

19.Sutarso

PROTES TENTANG SURGA, TEMPAT PALING BINTANG BAGI KELUARGA
"Di kepala:

Pikiran kotor merajalela
Terjebak otakatik otak,
sampai terbelai andai,
bahwa tanpa pikiran suci
di kemudian hari
kita masuk surga?
Atau, telah kau
pelajari  Sunah Nabi tapi
purapura tidak mengerti?
Di bibir:
Kata mangkir
kepada kita mampir
Terlalu yakin masuk
surga, bukankah itu
kesimpulan terburuburu?

 Bukankah seharusnya
menabung kebaikan
seribu gunung,
baru menghitung
untung
dari kemungkinan
lolos seleksi
setelah Munkar
setelah Nakir
jalankan tugas dari_Nya

Mengenai catatan tentang
baik buruk perbuatan kita
dari lahir hingga
hembuskan napas terakhir,
ada di Roqib
ada di Atid
Di jemari:
Kekerasan, ringan tangan
Kau tau, tangan
untuk memberi

 Mengapa kepada diri
sendiri
mengapa kepada diridiri
di luar diri sendiri,
kaumenyakiti?
Dengan zalim,
mengapa mengklaim diri
alim?
Dengan kejahatan,
pantaskah kita
jadi penghuni surga?
Bukankah masih ada
waktu?

Bukankah rumah kita,
tempat yang tepat
demi
kembalikan keaslian diri
yang terfotokopi
basabasi
bikin jalan ke surga
terportal  bengal
mengaku diri
paling handal?
Bukankah rumah,
tempat paling indah,
yang semoga jadi Tempat
Paling Bintang bagi
keluarga kita?"

Bukankah rumah,
adalah surga?
Semoga dari rumah ini,
kita sekeluarga
mencapai surga

Sorong, 25 April 2020



18.Jayadi RAMADHAN DI TAHUN INI

18.Jayadi
RAMADHAN DI TAHUN INI

Ramadhan datang kembali mengunjungi kita
Masih dengan gema menebar rahmat Allah di segenap penjuru dunia ini
Memanggil setiap orang beriman yang terpatri di dadanya
Walaupun duka masih menyayat hati
Di tengah-tengah wabah yang belum mau pergi

Bagi kami, ramadhan tetaplah cahaya
Menerang keimanan di dada dengan puasa
Hadiah bagi setiap hamba-hamba-Nya
Mengandung nafas keampunan dan realitas keagungan cinta pada-Nya
Menuju puncak takwa

Ramadhan kali ini tetaplah gegap gempita
Meski sederhana secara zahirnya
Namun niat dan tekad tetap menyala
Menghidupkan bulan mulia di antara cobaan yang datang

Kita yakin
Allah punya rahasia di balik segala keadaan yang dijadikan-Nya
Kita jadikan renungan bersama di dalam jiwa.

Balangan 27 April 2020







17.Rg Bagus Warsono Kita Semakin Berhimpit


17.Rg Bagus Warsono

Kita Semakin Berhimpit


Bersandar Dinding Jendela At Taqwa Bagda asyar menanti
lelaki tua lusuh dengan tas
Tembokku tembokmu juga
At Taqwa yang kita miliki kini megah berlantai dua
Menikmati kantuk sejuknya angin
di serambi itu
At Taqwa milikmu
Seperti yang sudah sudah lelaki betsandar bertambah tambah
semakin ramai semakin padat
At Taqwa milik semua
lelaki tua lusuh itu tak terlihat
dan saling tak melihat
At Taqwa tak mempedulikan
duduk atau selonjor
sebagai tamu rumah kita yang indah
Ketika beberapa saat menjelang magrib
semakin berhimpit
kendaraan dan gerobak dagang
ingin bersandar
di dinding jendela At atTaqwa.

(rg bagus warsono, ramadhan 1441 H)







16.Supiannor Di Ramadhan tahun ini

16.Supiannor

Di Ramadhan tahun ini



Jauh berbeda dari Ramadhan tahun-tahun yang lewar
Kumandang merdunya azan di rumah sendiri
Niat dan takbir tangan di angkat di rumah sendiri
Lantunan Al-Fatihah bergaung di nrumah sendiri
Ruku menundukkan kan badan di rumah sendiri
Sujud merendah diri di nrumah sendiri
Berdia meminta ampun di rumah sendiri
Semua di rumah sendiri

Ramadhan di tahun ini
Tarawih beramaah bersama keluarga di rumah sendiri
Derai selawat dan lantunan ayat-ayat Al-Quran
Semarak dari nrumah sendiri
Walau jamaah kecil dari keluarga yang kecil
Namun sungguh semarak dengan ebersamaan
Ramadhan tahun ini
Rumahku musholaku
Tanah Bumbu 2020











SUPIANOOR

RUMAHKU MUSHOLAKU

Di Ramadhan tahun ini
Jauh berbeda dari Ramadhan tahun-tahun yang lewar
Kumandang merdunya azan di rumah sendiri
Niat dan takbir tangan di angkat di rumah sendiri
Lantunan Al-Fatihah bergaung di nrumah sendiri
Ruku menundukkan kan badan di rumah sendiri
Sujud merendah diri di nrumah sendiri
Berdia meminta ampun di rumah sendiri
Semua di rumah sendiri

Ramadhan di tahun ini
Tarawih beramaah bersama keluarga di rumah sendiri
Derai selawat dan lantunan ayat-ayat Al-Quran
Semarak dari nrumah sendiri
Walau jamaah kecil dari keluarga yang kecil
Namun sungguh semarak dengan ebersamaan
Ramadhan tahun ini
Rumahku musholaku
Tanah Bumbu 2020












SUPIANOOR

MENUNGGU BERBUKA PUASA

Keluarga kecilku
Duduk bersila membentuk lingkaran
Sama menghadap hidangan yang amat sangat sederhana
Sambil tafakur berdiam  dan merenung diri dalam diam
menunggu penanda waktu yang merayap kian mendekat
menuju titik akhir untuk berbuka puasa

Sirine meraung pengganti beduk
Kami serentak berdoa dan berbuka bersama
Seremak bersama mereggguk air dan makanan lainnya
Dengan lahap dan terukur tanpa berlebihan
Kemudian tak lupa mengucap syukur bersama
Atas apa yang kami dapatkan di hari ini
Oh indahnya keluargaku
Tanah Bumbu 2020

Supianoor dilahirkan di Kusan Hulu, sebuah kecamatan yang berada di pelosok Kalimantan Selatan pada tanggal 1 Juli 1969. Puisi-puisinya terdapat dalam antologi bersama Buitenzorg Bogor Dalam Puisi Penyair Nusantara (2017), Berbagi Kebahagiaan (2019), Surak Sumampai (2019)Sekarang bertugas sebagai Kepala SMPN 4 Kusan Hulu. Bisa dihubungi di no Hp/WA 081348562835 atau E-mail smpn2kusanHulu@yahoo.com