Senin, 18 Mei 2020

27.Zaeni Boli, BAHAGIA

27.Zaeni Boli



PULANG

Kedamaian adalah tempat kembali
saat doa doa terbang ke langit
mengetuk pintuMu
saat sujud mencium bumiMu
aku adalah hambaMu
yang senantiasa mendamba pulang
2020

BAHAGIA

rumput pagi
senyum bahagia
adalah jumpa bulan penuh berkah
seindah malam seribu malam
bintang gemintang
seolah butiran doa para hamba adalah kerinduan
dan Kau tersenyum wahai pemilik segala indah
2020













Moh Zaini Ratuloli (Zaeni Boli)
Tempat tgl lahir: Flores,29-08-1982
No tlp    081380724588
Pos El :zaeniboli@yahoo.co.id
Pernah tampil di acara Festival Internasional “Asean Literary Festival 2015” ,karya –karya puisinya juga termuat di media cetak maupun antologi bersama diantaranya Negeri Poci ,Puisi Menolak Korupsi dan Lumbung Puisi.Tergabung bersama Sastra Kalimalang sebagai Investaris karya sejak 2013-2017 .
Juga aktif bergiat di literasi bersama Agupena Flores Timur .Sekarang tinggal di Flores Timur  aktif di Nara Teater ,tampil pada Pekan Teater Nasional 2018 di TIM GBB,menjadi ketua TBM Lautan Ilmu dan mengajar di SMK SURA DEWA Flores Timur mendirikan Eskul Teater “Bengkel Seni Milenial”.Aktif menghidupkan kesenian di Kampus IKTL Larantuka.




26.Andi Jamaluddin, AR. AK. USAI PULANG SAHUR, KITA PETUALANGI

26.Andi Jamaluddin, AR. AK.

PULANG, YUK … !

Pulang, yuk … !
Rinduku semakin membara
ingin pulang, ke kampung
sebelum bulan  simpan purnama

Pulang, yuk …!
Konon gubuk tua di tepi tebing
masih kukuh, berdiri
dengan tiang kayu hutan dan atap ilalang
dari rajut ayat-ayat matahari;
menyinari halaman, sisa waktu langkah

Pulang, yuk …!
Barangkali di kampung
masih ada sepetak ladang dan sawah
untuk kita semaikan biji-bijian
supaya esok tumbuh akar, bunga, dan berbuah
kita tuai kemudian hari,
agar tak kelaparan

Pulang, yuk … !
Aku merindukan suara burung-burung,
kecipak air yang mengalir di guntung,
nyanyian jangkrik tengah malam,
kokok ayam menjelang subuh,
lambaian rumpun bambu dan daun nyiur
Betapa kedamaian melekat dalam
//ajarak/23.04.20/23.01/pgt.tanbu//



Andi Jamaluddin, AR. AK.
USAI PULANG SAHUR, KITA PETUALANGI

Siapa kau bangunkan sahur
menjelang subuh pulang
peraduan berkemas. Ada gerimis hujan
sudah menghadang dengan selimut dingin

Bias cahaya pun bergegas,
berkemas di lipatan sunyi
barangkali ada tertinggal sebiji Ajwa,
bakal bekal berbuka
dengan segelas air putih-Nya

Siapa kau bangunkan sahur
sajadah menjadi terbentang, panjang
sejauh laut, dijelajah oleh 33 zikir
hingga ujung kampung halaman
kita petualangi
ingin bertemu, dan bertempat tinggal
di rumah damai
: rumah kita yang indah
ajarak/24.04.20/23,37/pgt.tanbu

Andi Jamaluddin, AR. AK. Berkali-kali menjadi pemenang sayembara penulisan naskah buku yang diselenggarakan Pusat Perbukuan Nasional, baik di tingkat provinsi maupun nasional, termasuk juga lomba cipta puisi. Sudah melahirkan sejumlah kumpulan puisi tunggal maupun antologi bersama. Anggota FAM ini mengantongi IDFAM6036U menerima hadiah seni dari Gubernur Kalsel Tahun 2012, Hadiah Seni Astaprana dari Kesultanan Banjar Tahun 2016, dan Anugerah Seni dari Bupati Tanah Bumbu Tahun 2018. Sekarang tinggal di Jalan Karya II RT.03 Desa Batuah Kec. Kusan Hilir, Pagatan, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalsel. Hp./WA 082253446580. Fc. Jarak Fajar. Email : andijarak_64@yahoo.com

25.Fahmi Wahid NYANYIAN AIR MATA

25.Fahmi Wahid

NYANYIAN AIR MATA

Kubisikkan gelisahku ke telinga malam
sebuah kerusuhan penjuru alam
yang sekarat di tiap jengkal tanah
namun hanya belaian angin menjawab
ketika semua jiwa manusia senasib
saling menguatkan hati bersama

Kubisikkan kecemasanku pada wajah cakrawala
hanya disahut oleh hujan air matanya
yang kian memperkeruh duka semesta
dengan sekian tingkah polah hambanya
bagai berhala-berhala yang melanda dunia

Tapi ketika kubisikkan harapan pada-Mu
di atas sehelai sajadah di mihrab sepertiga-Mu
atas segala kesabaran umat dalam reruntuhan cobaan-Mu
kerahasiaan-Mu tersingkap dengan segala hikmah
dan keluasan lautan kesabaran-Mu terhampar
untuk kami semua larut dalam nyanyian air mata

Balangan-2020










Fahmi Wahid

HAKIKAT SENJA

Kutegakkan kembali tiang-tiang syukur
dalam setiap jejak perjalanan debuku
ketika senja kembali jatuh di mataku
menyusup ke dalam usia yang larut
bagai sebatang jukung di sungai
mengalir tanpa sarat beban
dan penuh muatan amanah

Hakikat senja laksana sebatang diri
mentafakuri ujung langkah sendiri
mengarus dengan segala rintang
dan aral yang menghadang
namun senja selalu setia
tiba di penghujung hari-hari larut
sebelum menutup jendela malam
yang pada akhirnya kita terlelap
memeluk mimpi masing-masing
Balangan-2020












FAHMI WAHID, lahir di Barabai pada 03 Agustus 1964. Antologi Puisi Tunggalnya: Suara Orang Pedalaman (2016) dan Perjalanan Debu (2018), Tandik Meratus (2019) Karyanya terangkum dalam antologi bersama: Risalah Api (2019), Mengenang Dam dalam Diam (2019), Swara Masnuna (2019), Selasa di Pekuburan Ma’la (2019), Dundang Parisj Van Borneo (2020), dll. Biodatanya tergabung dalam Apa dan Siapa Penyair Indonesia (ASPI 2017). Sering Menghadiri event Sastra di berbagai daerah dan luar negeri. Mendapat Anugerah Seni Bidang Sastra dari Gubernur Kalimantan Selatan (2011). Alamat: Perumahan Batu Piring Permai, Gang Tinjau. Rt. 14, No. 15. Paringin Selatan-kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan. Indonesia. fahmiwahid82@yahoo.com. Ko




24.Roymon Lemosol Di Bawah Atap Pesantren, Mereka Beri Aku Embun

24.Roymon Lemosol
Di Bawah Atap Pesantren, Mereka Beri Aku Embun

di kesunyian pagi
aku mendengar anak-anak merafal doa
berzikir di rumah kehidupan
kata-kata mengalir bersama air
bersama angin jadi tembang surga

aku melihat mereka merentngkan tangan
memberiku secangkir teh hangat dari petikan embun

pagi yang indah saudaraku, ujar mereka
dadaku mengalirkan sungai air mata
menemukan rindu yang panjang
tepat di pertengahan desember

sebab langit kita Satu
dan kita sama-sama menulis waktu

Sukerejo, Desember 2018-Ambon, April 2020













Roymon Lemosol

Setelah Subuh Kedua

Allahu Akbar
gema suara itu mengalun syahdu
tanah bergetar dijanjikan surga dari atap langit
angin berhembus
alam menunduk

bersajaklah mereka dengan tasbih
kebesaran Tuhan

di batas subuh kedua kulihat cahaya
di antara sujud-sujud
kedamaian

keikhlasan
senyuman hangat
jadi taman-taman bunga

setelah subuh kedua itu
mereka memelukku erat

Sukerejo, Desember 2018-Ambon, April 2020

Roymon Lemosol, kelahiran Lumoli, Seram Bagian Barat 24 Agustus 1971. Karya-karyanya pernah menghiasi halaman sejumlah media lokal maupun nasional. Sebagian lagi terhimpun dalam 45 buku antologi bersama. Buku kumpulan puisi tunggalnya, Sebilah Luka Dari Negeri Malam (Akar Hujan, 2015). Jejak Cinta Di Negeri Raja-raja (Teras Budaya, 2019). Roymon dapat dihubungi melalui WA: 085243130770, email : pazaluei@yahoo.co.id

23.M. Johansyah – Tanah Bumbu Puasa Adalah Rumah Indah Di Syurga

23.M. Johansyah – Tanah Bumbu

Puasa Adalah Rumah Indah Di Syurga

Arus godaan mulai merambah
semakin kuat mendesak-desak
keseluruh tubuh, ruang gerak
dihari pertama puasa ramadan
takpeduli sedang berjuang
menahan lapar haus dan dahaga
Haus, menggamit mulut dan lidah
pada sebotol sirup manis rasa melon
dicampur coklat lezat
berkawan es serut kelapa muda
beraroma citrus menggugah selera
bagaimana rasa itu takmenggoda
oh, ya Tuhan ~ hamba sedang puasa
mengumpulkan satu demi satu
bilah hitungan hari dengan jeriji jemari
beri hamba kekuatan menahan haus
hingga ke petang
menjadikan puasa hamba yang terbaik, tahun ini
sebab telah Kau cukupkan hamba dengan saur
lapar haus dan dahaga hanya sementara
sedangkan pundi-pundi akhirat abadi
Begitu pun lapar, terus menjalari tubuh
dengan bisiknya
serupa rayu wanita jalang tanpa busana
mengelus-elus dinding  perutku
lalu berkata lembut
seperti tetesan keringat sehabis birahi
disekanya berkali-kali, basah kering angin
mengembun, meluapkan sungai ke pembuluh selera
lapar ini menjadikan hari-hari penuh ikhtiar
menggarap sehampar lahan amal dunia
sebagai tanah tandus yang harus ditanami iman

ditanami segala tumbuhan mengandung energi
untuk menggerakkan segenap pikir
agar tiada yang percuma
saat panen tiba, didapatkan semua bahagia
Gerbang keampunan bagi jiwa-jiwa yang mendamba
dibasuh air sejuk ramadan, berkali-kali, berhari-hari
sajadah wangi
menuju ke rangkulan Illahi rabbi
kemarilah, sambutNya. Kerinduan berbalas kasih sayang
reguk nikmat yang dijanjikan, hari itu, berkekalan suka cita
puaskan segala inginmu
Batulicin, 24/04/2020#22.09





















M. Johansyah – Tanah Bumbu

Rumah Ramadan Penebus Segala Dosa

Matahari telah menyimpan selembar catatan haus dan lapar
diserahkannya pada Tuhan, sebab puasa seorang hamba
adalah urusan Tuhan pada hambanya
tidak akan sia-sia, bahkan seberapa ikhlas pun berpuasa
juga bagi yang masih setengah hati
akan mendapat markah
ponten dari kerja manusia, Tuhan akan memonten semua
tidak tercecer sedikit juapun satu amalan
sengaja matahari dibuatNya cerah menyengat
lalu agak petang dibuatNya meredup mendung
ini skenario, ini setting sebuah panggung besar
untuk sebuah pertunjukan maha super kolosal
yakni Ramadan Mubarak, ya, Bulan Suci,
ya, bulan yang lebih baik dari seribu bulan
datang sekali dalam setahun, tamu agung lagi mulia
bagi sekalian hamba-hamba yang beriman
menguji taqwa, menguji cinta
haus dan lapar sebagai lembar uji
dijawab dengan sabar, ikhlas dan kebesaran jiwa
tidak menjadi halangan
diseparuh jalan sudah mengeluh
lalu berkata, aku takkuat
puasa membuatku sakit, puasa menyiksa diri
Tuhan Maha Tahu, apa yang engkau keluhkan
mengapa takkuat, membuat sakit, menyiksa diri
kelak hamba akan tahu jawabnya
jika tahu akan segala rahasia puasa sesungguhnya
semua hamba akan merasa rugi seumur hidupnya
karena tak berpuasa, sebab akan dibaliknya semua masa lalu
dibuatnya puasa sepanjang tahun

tetapi Tuhan takkan mau menerima
puasa bukan sebab terpaksa
puasa bukan sebab ingin mendapat pujian
sesungguhnya puasa adalah rahasia
antara Tuhan dan hambanya
sebiji kurma, bermakna
seteguk air, bermakna
cuaca yang meliputi sehari puasa, bermakna
silaturrahmi dalam puasa, bermakna
menjaga seluruh anggota tubuh, bermakna
hanya Tuhan tempat segala makna diurai penuh nikmat
dihamparkanNya pada suatu ketika, pada hamba
dinampaknya pada kita sekalian hambaNya
kenikmatan syurga yang tiada tara
entah, apalagi yang akan didapatkan
sebagai ganjaran bagi yang berpuasa
sebagai itibar, jangan butakan mata
sebab puasa, tambahan dari semua amalan manusia
untuk meraih kesucian diri
penebus atas segala dosa dan kesalahan
Batulicin, 24/04/2020#20.55

M. Johansyah, penulis yang mukim di Batulicin, Tanah Bumbu. Telah membuahkan banyak karya tulis, berupa puisi, cerpen dan esai. Tulisannya dibukukan dalam antologi bersama, diterbitkan di Kalimantan Selatan hingga mencapai ke luar daerah. Diantaranya : Hutan Hujan Tropis, When The Days Were Raining, A Skyful Of Rain, Membumikan Langit, Semerbak Hutan Seharum Ombak dan banyak lagi. Salam sastra.



22.Erna Kasale RAMADHAN BERKISAH

22.Erna Kasale

RAMADHAN BERKISAH

Dimanakah suara toleng-toleng
disaat melewati lorong
suara rebada telah pupus
dimakan kisah

2020…
Kau membawah semua kesunyian
hingga mematikan                       ketukan toleng-toleng
kini sirna

Tidak ada lagi kehangatan
seakan hidup di hutan belantara
manahan dinginnya udara

Merasa di asinkan di bumiku sendiri
bulan yang dulu bercahaya
kini redup
ditelan langit gelap

Walakone, 25 April 2020












Erna Kasale

RUANG KOSONG

Terlihat ramai disudut ruangan
suara bahagia terdengar dimana-mana
rumah penuh warna

Seakan tak ada lagi air mata dan luka
semua yang ku cintai dan ku sayangi
ada disini

Kini entah kemana
ku cari hembusan itu

Ruang kosong membuat kaku langkahku
terasa sayap-sayapku
telah patah

Ramadhan…
dimanakah dirimu
aku ingin keceriaan itu
sampai kapan kau bersembunyi

Hingga waktu kembali
menemukanmu dalam cahaya
bulan suci
ramadhan

Walakone, 25 April 2020

21.HERU MUGIARSO RAMADAN DI RUMAH SAJA

21.HERU MUGIARSO

RAMADAN DI RUMAH SAJA

Ramadan tahun  ini di rumah saja
Sembari  menyusun impianimpian lebaran dengan bersahaja
Menjalani hari demi hari berpuasa  apa adanya
Nyaris sebulan penuh  tak ada lagi yang tersisa

Kita pandang meja makan menu berbuka sederhana
Mencerna kebahagiaan hadir semenjana
Begitulah tahun tahun kita yang akrab dengan musibah bencana
Menyelesaikan satu demi satu tugasnya

Ramadan tahun ini di rumah saja
Berbuka, tarawih dan tadarus  serta itikaf di  sana
Kerna yakin Allah Ta’ala  hadir bersama kita
Mengajari bagaimana menyikapi sebuah petaka.
2020.

















HERU MUGIARSO

IBADAH SUNYI

Ibadahku ibadah sunyi
Ibadah dari hati paling hakiki
Jauh dari riuh dan riya
Karena ibadahku hanya padaNya
Sang Maha Sunyi

Ibadahku ibadah sepi
ibadah dari puncak kemanusiaan dalam diri
Karena hanya Tuhan Maha Sepi yang paling mengerti
Setiap gelagat niat dan iman tersembunyi

Ibadahku ibadah yang tak perlu diketahui
Ibadah ikhlas berbalut syar'i
Biarlah ujian bersabar kali ini
Menjadi inti dari persembahan yang sejati.

2020

20.Rofiah Ross , Ramadhan di Kampung Kami

20.Azizah Rif, Saat ini

20.Rofiah Ross

Ramadhan di Kampung Kami

dari tengah malam ke tengah malam
gema Islami bercampur suasana klasik budaya desa
Malam thadarus mengumandang di corong masjid desa
dan pemuda membangunkan sahur dengan musik jalanan
sesekali mereka melantunkan tembang khasidah populair
Di dapur tempat masak keluarga, blandongan ala desa
Satu dapur empat keluarga
keluarga kakak beradik
Masak ala desa sambil dan suara ibu-ibu meramu masak
ribut yang menggembirakan
di bawah terang lampu dan nyala api pawon.
Azizah Rif, Saat ini
Saat ini



19.Sutarso PROTES TENTANG SURGA, TEMPAT PALING BINTANG BAGI KELUARGA "Di kepala:

19.Sutarso

PROTES TENTANG SURGA, TEMPAT PALING BINTANG BAGI KELUARGA
"Di kepala:

Pikiran kotor merajalela
Terjebak otakatik otak,
sampai terbelai andai,
bahwa tanpa pikiran suci
di kemudian hari
kita masuk surga?
Atau, telah kau
pelajari  Sunah Nabi tapi
purapura tidak mengerti?
Di bibir:
Kata mangkir
kepada kita mampir
Terlalu yakin masuk
surga, bukankah itu
kesimpulan terburuburu?

 Bukankah seharusnya
menabung kebaikan
seribu gunung,
baru menghitung
untung
dari kemungkinan
lolos seleksi
setelah Munkar
setelah Nakir
jalankan tugas dari_Nya

Mengenai catatan tentang
baik buruk perbuatan kita
dari lahir hingga
hembuskan napas terakhir,
ada di Roqib
ada di Atid
Di jemari:
Kekerasan, ringan tangan
Kau tau, tangan
untuk memberi

 Mengapa kepada diri
sendiri
mengapa kepada diridiri
di luar diri sendiri,
kaumenyakiti?
Dengan zalim,
mengapa mengklaim diri
alim?
Dengan kejahatan,
pantaskah kita
jadi penghuni surga?
Bukankah masih ada
waktu?

Bukankah rumah kita,
tempat yang tepat
demi
kembalikan keaslian diri
yang terfotokopi
basabasi
bikin jalan ke surga
terportal  bengal
mengaku diri
paling handal?
Bukankah rumah,
tempat paling indah,
yang semoga jadi Tempat
Paling Bintang bagi
keluarga kita?"

Bukankah rumah,
adalah surga?
Semoga dari rumah ini,
kita sekeluarga
mencapai surga

Sorong, 25 April 2020



18.Jayadi RAMADHAN DI TAHUN INI

18.Jayadi
RAMADHAN DI TAHUN INI

Ramadhan datang kembali mengunjungi kita
Masih dengan gema menebar rahmat Allah di segenap penjuru dunia ini
Memanggil setiap orang beriman yang terpatri di dadanya
Walaupun duka masih menyayat hati
Di tengah-tengah wabah yang belum mau pergi

Bagi kami, ramadhan tetaplah cahaya
Menerang keimanan di dada dengan puasa
Hadiah bagi setiap hamba-hamba-Nya
Mengandung nafas keampunan dan realitas keagungan cinta pada-Nya
Menuju puncak takwa

Ramadhan kali ini tetaplah gegap gempita
Meski sederhana secara zahirnya
Namun niat dan tekad tetap menyala
Menghidupkan bulan mulia di antara cobaan yang datang

Kita yakin
Allah punya rahasia di balik segala keadaan yang dijadikan-Nya
Kita jadikan renungan bersama di dalam jiwa.

Balangan 27 April 2020







17.Rg Bagus Warsono Kita Semakin Berhimpit


17.Rg Bagus Warsono

Kita Semakin Berhimpit


Bersandar Dinding Jendela At Taqwa Bagda asyar menanti
lelaki tua lusuh dengan tas
Tembokku tembokmu juga
At Taqwa yang kita miliki kini megah berlantai dua
Menikmati kantuk sejuknya angin
di serambi itu
At Taqwa milikmu
Seperti yang sudah sudah lelaki betsandar bertambah tambah
semakin ramai semakin padat
At Taqwa milik semua
lelaki tua lusuh itu tak terlihat
dan saling tak melihat
At Taqwa tak mempedulikan
duduk atau selonjor
sebagai tamu rumah kita yang indah
Ketika beberapa saat menjelang magrib
semakin berhimpit
kendaraan dan gerobak dagang
ingin bersandar
di dinding jendela At atTaqwa.

(rg bagus warsono, ramadhan 1441 H)







16.Supiannor Di Ramadhan tahun ini

16.Supiannor

Di Ramadhan tahun ini



Jauh berbeda dari Ramadhan tahun-tahun yang lewar
Kumandang merdunya azan di rumah sendiri
Niat dan takbir tangan di angkat di rumah sendiri
Lantunan Al-Fatihah bergaung di nrumah sendiri
Ruku menundukkan kan badan di rumah sendiri
Sujud merendah diri di nrumah sendiri
Berdia meminta ampun di rumah sendiri
Semua di rumah sendiri

Ramadhan di tahun ini
Tarawih beramaah bersama keluarga di rumah sendiri
Derai selawat dan lantunan ayat-ayat Al-Quran
Semarak dari nrumah sendiri
Walau jamaah kecil dari keluarga yang kecil
Namun sungguh semarak dengan ebersamaan
Ramadhan tahun ini
Rumahku musholaku
Tanah Bumbu 2020











SUPIANOOR

RUMAHKU MUSHOLAKU

Di Ramadhan tahun ini
Jauh berbeda dari Ramadhan tahun-tahun yang lewar
Kumandang merdunya azan di rumah sendiri
Niat dan takbir tangan di angkat di rumah sendiri
Lantunan Al-Fatihah bergaung di nrumah sendiri
Ruku menundukkan kan badan di rumah sendiri
Sujud merendah diri di nrumah sendiri
Berdia meminta ampun di rumah sendiri
Semua di rumah sendiri

Ramadhan di tahun ini
Tarawih beramaah bersama keluarga di rumah sendiri
Derai selawat dan lantunan ayat-ayat Al-Quran
Semarak dari nrumah sendiri
Walau jamaah kecil dari keluarga yang kecil
Namun sungguh semarak dengan ebersamaan
Ramadhan tahun ini
Rumahku musholaku
Tanah Bumbu 2020












SUPIANOOR

MENUNGGU BERBUKA PUASA

Keluarga kecilku
Duduk bersila membentuk lingkaran
Sama menghadap hidangan yang amat sangat sederhana
Sambil tafakur berdiam  dan merenung diri dalam diam
menunggu penanda waktu yang merayap kian mendekat
menuju titik akhir untuk berbuka puasa

Sirine meraung pengganti beduk
Kami serentak berdoa dan berbuka bersama
Seremak bersama mereggguk air dan makanan lainnya
Dengan lahap dan terukur tanpa berlebihan
Kemudian tak lupa mengucap syukur bersama
Atas apa yang kami dapatkan di hari ini
Oh indahnya keluargaku
Tanah Bumbu 2020

Supianoor dilahirkan di Kusan Hulu, sebuah kecamatan yang berada di pelosok Kalimantan Selatan pada tanggal 1 Juli 1969. Puisi-puisinya terdapat dalam antologi bersama Buitenzorg Bogor Dalam Puisi Penyair Nusantara (2017), Berbagi Kebahagiaan (2019), Surak Sumampai (2019)Sekarang bertugas sebagai Kepala SMPN 4 Kusan Hulu. Bisa dihubungi di no Hp/WA 081348562835 atau E-mail smpn2kusanHulu@yahoo.com




15.YOE IRAWAN FRAGMEN PINTU, I

15.YOE IRAWAN

FRAGMEN PINTU,

I
Sebutir biji
Sekuncup tunas
Dimatangkan waktu
Menolak sia-sia di piringmu

II
Piring waktu
Tergeletak di meja rumahmu
Kamu sebut ia pintu
Tempat kamu mengunyah usia tanpa jemu

III
Selalu lewat pintu  kamu pergi ke ladang
Meninggalkan rumah berbatas petang
Mengolah rindu tak kepalang
Menabur biji menyemai tunas dalam doa-doa kepayang

IV
Waktu selalu membawamu kembali ke pintu itu
Setelah lapar dan dahagamu
Kamu tuntaskan sepenuh gebu
Ar-Rayyan yang dimatangkan ramadhan

V
Beribu-ribu biji
Beribu-ribu tunas
Kian berisi kian bernas
Kamu buka Ar-Rayyan : ladang abadi bertumbuhan
Sukabumi, 1 Mei 2020 M/7 Ramadhan 1441 H


14.Abdil Arif , Rhamadan dulu…

14.Abdil Arif

Rhamadan dulu…

Syetan dikurung
Rhamadan sekarang...
Semua mahluk dikurung termasuk manusia…

Ramadhan dulu…
Orang rajin taraweh itu shaleh
Ramadhan Sekarang,,
Rajin taraweh itu salah…

Dulu…
Iman harus kuat
Sekarang, imun yang harus kuat

Kata positif sekarang buruk
Kata negatif sekarang baik

Baru terasa,,
Bahwa semua mulai berubah…

Tapi ,,
Tapi tidak untuk hakikat ramadhan…

Dia tetap merajai bulan
Dia tetap penuh ampunan
Dia tetap memberi malam seribu bulan
Dia tetap menjadi sanjungan

Oh, ramadhan…
Tempat bersuci…
Bukan hanya makan dan minum yang aku tahan,,
Bicara busuk aku tahan..

Pandangan aku tahan..
Rasa aku tahan..
Karena bukan perut lapar,,
Bukan gersangnya tenggorokan..
Yang mensucikan…


Tapi,,,
Hakikatmu ,, ramadhan
Sucikan semua jiwa ,,
Berpuasalah..

Ramadhan…
Bulan berkah
Bulan rahmah
Bulan magfiroh
Semua julukanmu indah nan mewah

Oh, ramadhan…

Kau sang pelebur dosa
Kau sang peleleh dosa
Kau sang penghancur dosa
dan Kau ,, pemusnah dosa

Tak salah manusia menanti kedatanganmu
Tak salah manusia menyambutmu
Tak salah manusia mendambamu
Ternyata kau penghulu bulan-bulan





13. Sarwo Darmono OMAH KANG ENDAH

13. Sarwo Darmono

OMAH KANG ENDAH

Urip ing alam wantah
Kang ginayuh para titah
Kedah sanyata gadhah
Omah kang endah
Gawe kempaling simah
Saha putra wayah

Omah kang endah
Papane paring asih asuh asah
Papaning musyawarah
Lampah gesang bungah susah
Papane manembah lan pasrah
Manembah marang kang maha mirah 
Ngalap berkah lan hidayah
Betah mapan ing omah endah
Omah kang endah
Kebak barokah
Kangge sadanya titah

Lumajang, Senen Kliwon 04052020

12. Indri Yuswandari TARIAN ZIKIR

12. Indri Yuswandari

TARIAN ZIKIR

Pada angin yang bertiup mengawinkan serbuk jantan dan betina
Pada hujan yang menghidupkan tanah gersang
Pada detak jantung sepanjang kehidupan yang kita tempuh
Pada rahmat melimpah setelah kita dihantarkan ke pemakaman dengan ampunannya

Rumahnya selalu terbuka, menunggu kita dengan setia

Ia yang tak pernah mengikat manusia di dalam kesukaran
Ia yang tak pernah membebani manusia  di luar batas kemampuan
Ia  yang selalu memberikan kemudahan dan pengampunan

Pintunya senantiasa terbuka, menyambut kita dengan cinta

Sementara kita yang begitu angkuh merasa  dekat dan mengenalnya, tak pernah mampu mengalahkan kejahatan napsu yang mengeram dalam diri

"Wahai Engkau yang tidak bertabir, ampuni kami yang merentangkan tabir, sebab matabatin kami yang berjelaga tak bisa melihat keindahanmu,
berikami sempat membersihkan daki sebelum nadi berhenti"

09.05.2020



11. Vien Rumailay. “Merindukan Ibu Dibulan Ramadhan”

11. Vien Rumailay.

 “Merindukan Ibu Dibulan Ramadhan”

Ibu…..
Aku  merindukanmu
Ditengah  bulan  yang  penuh  rahmat  ini
Kau cahaya  yang  selalu  menerangiku
Kau  pelangi  yang  selalu  memberi  warnah  bahagia

Ibu….
Dibulan suci ini
Kau tidak  bersama  denganku
Aku merindukanmu  ibu
Belaiyan  kasih  sayang
Selalu kau  tebarkan  dibulin  suci  ini

Ibu…..
Sekarang  kau  telah tiada
Aku sungguh merasa  kehilangan
Aku merindukanmu  ibu
Ramadhan  tahun   2020
Tak  seindah  Ramadhan  Tahun  2019 bersama ibu

Ibu….
Kau  dambaan  hatiku
Kau  telah tiada
Namun  kasihmu  bagiku
Selalu  aku  rasakan  disetiap  hembusan  nafasku

Sungguh indah  Bila ibu berada di bulan  Ramadhan  ini
Segala ampunan ku  haturkan  bagimu  ibu
Segala doa  kupanjatkan  bagimu
Tetaplah  abadi  disisi  Allah
Merayakan  Ramadhan  bersama  Allah
Aku  selalu  merindukanmu  ibu
Masohi,  29 April  2020
Vien Rumailay

Sukacita  Ramadhan

Ramadhan Telah Tiba
Seluruh Umat Muslim Bersukacita
Menyambut Bulan Penuh Ampunan
Bulan Penuh Keberkahan
Bulan Penuh Kemuliaan

Sungguh indah Ramadhan
Amalan pahala Allah berikan
Bagi kami umat-Mu
Syukur kepada Allah kami panjatkan
Tanpa Allah hidup kami sia – sia

Oh Ramadhan…
Kau hadir berikan sukacita
Mengobati dan menemani setiap insan
Kau berikan cahaya Ramdhan
Yang terpencar dimana - mana

Masohi,  29 April 2020






10. Gilang Teguh Pambudi 9 NALIKAN DUNIA TUMBUH

10. Gilang Teguh Pambudi

9 NALIKAN DUNIA TUMBUH

1. NALIKA

kulempar
sauh
dari dunia
tumbuh

2. DUNIA

dunia
tumbuh
di kedalaman
jiwa

3. JIWA

jiwaku
malam
terang cahaya
hidup

4. CAHAYA

cahaya
terang
saum Ramadan
kita

5. KEMULIAAN

titian
lurus
bulat cahaya
bumi

6. SEMESTA

kureguk
rindu
cinta semesta
insan

7. ANGGUR RAMADAN

sepetik
dawai
anggur Ramadan
tumpah

8. MANUSIA SEPERTIGA MALAM

melarung
rasa
di sepertiga
akhir

9. HALAL SYAWAL

kusentuh
bulan
membentang halal
Syawal




*) Nalikan adalah puisi pendek empat baris dengan pola bunyi/sukukata 3-2-5-2. Rentetan angka yang mengandung pesan, "kesaksian dan kesungguh-sungguhan menyemai kebaikan yang berkeadilan dalam kehidupan sehari-hari". 3 = zikrullah/tarekat/kesungguh-sungguhan, 2 = syareat/kemuliaan/kebaikan hidup, 5 = penengah/hakekat berkeadilan.

Gilang Teguh Pambudi. Dikenal sebagai Seniman Radio, penyair, dan Pembina Komunitas Seni. Setelah meninggalkan bangku mengajar di kelas, berbekal bakat seni dan sertifikat peserta terbaik nasional pendidikan jurnalistik, Forum Pembinaan Pribadi Muslim, FP2M Jakarta (1991), memilih fokus aktif di radio sebagai jurnalis, penyiar, Programmer dan Kepala Studio. Penyair yang pernah aktif sebagai jurnalis radio di LPS PRSSNI Jawa Barat dan beberapa radio ini, juga dikenal sebagai narasumber acara Apresiasi Seni dan Apresiasi Sastra di radio-radio, terutama karena aktivitasnya sebagai ketua yayasan seni Cannadrama. Menulis di koran sejak kelas 1 SMA/SPGN Kota Sukabumi. Puisi-puisinya telah terbit dalam berbagai buku, baik dalam antologi bersama maupun antologi sendiri. Data diri kepenyairannya bisa dibaca dalam buku Apa Dan Siapa Penyair Indonesia yang diterbitkan oleh Yayasan Hari Puisi Indonesia. Empat buku antologi puisi terbarunya adalah JALAK (Jakarta Dalam Karung),TAGAR (Tarian Gapura), Mendaki Langit, 100 Aksi Puisi Pramuka, dan ZIRA (Planetarium Cinta). Satu buku serba-serbi dunia puisi yang telah terbit, Dinding Puisi Indonesia.
Cannadrama@gmail.com
Cannadrama.blogspot.com


9. Arya Setra MERINDU HARI RAYA DITENGAH CORONA

9. Arya Setra

MERINDU HARI RAYA DITENGAH CORONA

Mudik...
ataukah pulang kampung ?
aku tidak peduli itu sama atau berbeda...
Karena anganku sudah tertunda
diantara sepinya belantara kota
Terhalang kicauan-kicauan yang membingungkan
Sementara rasa rindu yang membuncah di dada
semakin tak tertahankan
Rindu akan riuhnya takbir yg menggema dimana-mana
Rindu wanginya opor ayam dan sambal krecek
Rindu akan eratnya salam-salaman
untuk saling memaafkan
Ingatlah....
Rinduku bukanlah rindumu..

Jakarta , 7 Mei 2020








8. Hasani Hamzah TARAWEHAN DI RUMAH SAJA

8. Hasani Hamzah

TARAWEHAN DI RUMAH SAJA

Di malam pertama Ramadhan tiba
Dirikan taraweh di rumah saja
Keluarga kecil dalam shaf kecil
Aku berdiri di depan sebagai imam
Di belakangku anak dan istri bermakmum
Aku angkat takbir, Allahu Akbar
Suaraku bergetar menggetarkan langit - langit kamar
Alunan merdu suaraku menerobos bilik sunyi
Tikus - tikus mengintip bersembunyi
Cecak berdecak terkagum - kagum

Anakku senang walau taraweh di rumah saja
Katanya, serasa shalat di masjid besar
Dipimpin imam dari Yaman





Di rumahku yang kecil tetapi indah
Aku adalah imam besar alhamdulillah
Hafal qur'an juz tiga puluh
Biar peluh mengucur tak mengeluh
Sebagai imam aku menambah hafalan surahku
Agar anakku tak bosan dengan tiga qul

Malam pertama kami lalui bersama
Di malam - malam berikutnya
Tarawehan tetap di rumah saja
Sumenep, 04 Ramadhan 1441 H/27 April 2020 M

BOCAH KAMPUNG RAMADHAN

Kaki - kaki kecil menapaki jalan
Bocah - bocah kampung dengan obor di tangan
Riang gembira menyambutl Ramadhan tiba

Sarung diselempangkan
Kopiah di kepala tak beraturan
Lorong - lorong penuh cahaya
Barisan benderang mengusir kegelapan

Memasuki halaman sebuah surau
Obor ditiup dipadamkam
Sepotong bambu disandarkan
Gemercik air berjatuhan
Sarung dan kopiah dibetulkan

Bahu demi bahu, lutut - lutut merapat
Duduk bersila saling berlirikan
Ada yang berbisik sambil cekikikan
Lalu tertunduk diam saat wak haji datang

Tiba saatnya tukang iqamat
Jamaah berdiri memulai shalat
Imam bertakbir, fatihah dibaca hingga akhir
Gemuruh amin terdengar lantang di belakang
Inilah amin paling panjang








Di akhir rakaat imam bersalam
Bocah - bocah melirik ke kanan dan ke kiri
"Allahumma Antassalam"
Bocah - bocah berdiri lantas jalan
Merebut kembali obornya
Dan berlari sekencang - kencangnya

Sumenep, 03 Ramadhan 1441 H/26 April 2020 M

HASANI HAMZAH lahir di Sumenep pada 16 Agustus 1974. Ayah dari satu orang anak bernama Ega Novela Indah Nian ini selain menulis puisi, cerpen dan lakon drama anak. Menjadi pembina kelompok teater Cemara Sekolah Dasar Negeri Sapeken V, penggerak dan ketua Komunitas Malam Puisi Anak Pulau. Selain menggeluti dunia seni sastra dan pendidikan juga menjadi  penggiat budaya, khususnya budaya suku Bajau di Sumenep kepulauan. Karyanya terkumpul baru dalam tiga buku antologi bersama dan tidak banyak lagi.