Pilu
merindu kampung kelahiran
kusempatkan pulang walau sebentar
besok idul adha
silaturahim ke kerabat bunda
pun menikmati jajanan khasnya
penat badan tak kurasa
kususur jalanan kota
yang kurasa aku ada di tempat berbeda
wajah kota demikian meriah
penuh polesan namun tak lagi ramah
tak kutemu gerobak mi rebus tambi
atau sate padang bang kumis
tak kusua jua bandrek si agam
yang rasanya ngangeni,
mau lagi - mau lagi
berganti gedung angkuh
menjual aneka kuliner pun kopi
dengan label luar neg'ri
dipenuhi anak negeri
yang bangga membeli gengsi
siapa yang tak kenal kopi siantar
kini dijual di pinggir trotoar
di bawah tenda dingin dengan lampu remang
aromanya yang dulu dirindu
serasa cuma menambah pilu
kotaku berubah
tak lagi ada gedung tua
warisan penjajah dulu kala
yang tertinggal cuma kita
yang tak merasa terus dijajah,
merasa bahagia
dan kaya...?!
Pematang Siantar, 31/08/2017