Demikian
sangat padat beraneka kegiatan sastra di akhir 2016 ini, oleh berbagai
komunitas sastra di seluruh pelosok Tanah Air. Kegiatan yang sangat
bermanfaat bahkan diperlukan dikala negeri tengah dalam pancaroba.
Masyarakat sastra yang tercermin dalam karya-karya mereka mendukung kehidupan aman, demokratis serta semangat reformasi negeri. Tetapi masyarakat sastra Indonesia sadar betul bahwa benturan terhadap reformasi adalah warga negara Indonesia sendiri yang bukan tidak mau untuk reformasi tetapi ada melekat pada hati mereka sesuatu yang ingin agar apa yang dimilikinya sekarang ini tidak lepas begitu saja, seperti kekuasaan, jabatan, fasllitas, serta jaminan yang mereka slalu terima tanpa memberi imbal balik pada negeri ini.
Bahkan banyak orang diluar komunitas sastra mencibir kegiatan-kegiatan
sastra sebagai kegiatan yang tak guna. Mentertawakan dan tak peduli. Ini
dikarenakan tidak pahamnya wawasan serta jiwa seni dan belum melekatnya
rasa nasionalism serta kesadaran bahwa penumbuhan karakter bangsa itu
berawal dari membaca dan membaca.Masyarakat sastra yang tercermin dalam karya-karya mereka mendukung kehidupan aman, demokratis serta semangat reformasi negeri. Tetapi masyarakat sastra Indonesia sadar betul bahwa benturan terhadap reformasi adalah warga negara Indonesia sendiri yang bukan tidak mau untuk reformasi tetapi ada melekat pada hati mereka sesuatu yang ingin agar apa yang dimilikinya sekarang ini tidak lepas begitu saja, seperti kekuasaan, jabatan, fasllitas, serta jaminan yang mereka slalu terima tanpa memberi imbal balik pada negeri ini.
Sentuhan-sentuhan jiwa agar menjalin kehidupan lebih baik melalui karya sastra sepertinya belum mempan untuk masuk dalam jiwa mereka yang seperti batu. Sampai-sampai tokoh-tokoh sastra mencetus dan berbuat terang-terangan tanpa dibalut dengan sindiran dalam karya-karya mereka walau tetap dalam nuansa seni. Antologi Puisi Menolak Korupsi, Memo Wakil Rakyat , Memo Presiden, Memo Anti Terorisme adalah judul yang lebih transparan agar mudah dicerna oleh siapa saja. Judul-judul yang diharapkan akan dapat langsung menyentuh dan meluluhkan hati manusia beku yang masih memiliki jiwa serakah, tamak, rakus, dan raja tega.
Kita (para seniman/sastrawan) tidak boleh putus asa untuk melawan hati manusia-manusia beku yang ingin mempertahankan jiwa kotor (rakus, serakah, tamak, dan raja tega) yang seperti tak menerima reformasi ke arah yang lebih baik negeri ini. Salut atas berbagai sahabat, yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu, di seluruh Tanah Air ini di berbagai komunitas , akan tak pernah lelahnya perjuangan demi kehidupan Indonesia yang lebih baik melalui karya dan kegiatan sastra. (rg bagus w-26-11-2016)