Buat Gadis yang Datang Pagi Ini, dari Handrawan
Nadesul
Baru sampulnya saja sudah menjadi buah bibir pengguna
facebook pecinta sastra Indonesia. Itulah antologi “Pergi Berjalan Jauh” karya
Handrawan Nadesul. Penulis mengatakan ini buku bagus, bukan karena telah
diiyakan oleh para kritikus dan tokoh sastra tetapi juga dari profesi lain
seperti wartawan, dramawan, psikolog, dosen seperti Taufiq Ismail, Alfons Taryadi, Dharnoto, Oei
Sien Tjwan, Hamsad Rangkuti, Yudhistira ANM Massardi, Dharmadi, Eka Budianta,
Prijono Tjiptoherijanto, Felix Aryadi Joelimar, Adri Darmadji Woko, Radhar
Panca Dahana, Ang Tek Khun dan Noorca M Massardi telah memberikan apresiasi
luar biasa terhadap antologi bersejarah ini. Bagi penulis, Pergi Berjalan Jauh
adalah lambaian perjalanan perjalanan seorang penyair dalam mengisi hidup
penulisnya yang tertuang dalam puisi, bedanya adalah sajian untaian kata-kata
yang memiliki ke-khas-an tersendiri yang menjadi ciri penulisnya yakni Handrawan
Nadesul. Dari mulai Sehelai Kenangan Kepadamu, Kepada AM, Buat Sebuah Memori ,
Senja di Kota Kecil sebuah perjalanan hidup yang tidak saja menjadi sejarah
kehidupan tetapi juga telah menjadi keinginan public untuk membacanya karena
tulisan (puisi) yang menggoda untuk dibaca. Bahkan Dalam Sepi dan Angan-angan
serta Kepadamu seolah persembahan Buat Gadis yang Datang Pagi Ini. Seperti juga
yang lain Handrawan Nadesul mengalami apa itu yang dinamakan peristiwa yang
menimpa getaran hati , mungkin cinta. Ia bicara Hidup ini , dalam Kamar , Dalam
Kesunyian , tak hanya sebuah Imajenasi tetapi juga keyakinan akan datangnya
sesuatu tak hanya sebuah Ilusi. Dan semakin Transparan ketika puisi Apa yang
Patut Kuberikan Lebih Bagi Ibuku , Sementara Aku belum lagi Tahu Siapa Ibu
Anak-anakku. Dia (Handrawan Nadesul) akhirnya membuat Sketsa Kebahagiaan sampai
menghayal Ketika Duduk di Stasiun Ruang Angkasa.
//”…….Dari loteng galaksi, kuhitung-hitung umurku. Segaris nisbi
belaka/ Berselonjor di samudra angkasa bagai atom tak bermata. Dalam tepekur tenggelam aku di batin paling kuyup, saat
kedua tangan kerdilku , masih salah mengukur jarak rumah-Mu. …”//(Handrawan
Nadesul)
Benar kata Yudisthira ANM Massardi, Handrawan adalah seorang
penyair yang lembut, melankoli, dan teraniyaya oleh kerinduan pribadinya pada
segala sesuatu yang dicintainya. Agaknya Buat Gadis yang Datang Pagi Ini dalam
sajak-sajak Pergi Berjalan Jauh telah diberikan Sekuntum Bunga Kecil yang Mungil
, itulah sebagian judul sajak-sajak Handrawan Nadesul , penyair muda terpelajar
kala itu yang humanis dan slalu dengan hati nurani. (rg bagus warsono 16-11-16)