Minggu, 24 Mei 2015

Pembaca itu Nomor Satu

Oleh Rg Bagus Warsono
1. Karya tulis itu sebaiknya dibaca
Salah satu pengakuan bahwa Anda seorang penyair adalah karya Anda itu dibaca orang lain. Semakin banyak pembaca karya Anda maka semakin banyak orang tahu penulisnya, Semakin banyak lagi karya Anda dibaca orang lain maka tubuh pengakuan publik. Kemudian semakin bayak lagi oang membaca maka semakin yakin Anda seorang penyair dengan karya yang nyata. Karena itu peran pembaca karya syair yang Anda tulis sangat penting bagi seseorang yang terjun ke dunia kepenyairan. Hal membaca tentu terdapat berbagai tingkatannya hinga membaca apresiatif dengan kemudian si pembaca melakukan aktifitas setelah membaca tulisan tadi. Tulisan Anda kelak setelah dibaca akan memunculkan resensi, kritik, esai, ulasan, tinjauan, atau tulisan itu menjadi rujukan referensi yang mengkokohkan kepenyairan itu. Lambat laun publik akan menilai sebuah karya dan penulisnya apakah layak atau tidak disebut sebuah karya seni dan penulisnya disebut seorang oenyair. Oleh karena itu untuk memberikan respon baik bagi pembaca sebaiknya penyair membuat tulisan yang membuat gairah pembaca untuk dibaca. Ini jelas berarti sebuat tulisan harus menarik bagi sasaran (pembaca) yang dikehendakinya.
2. Karya yang tepat sasaran pembaca
Sebuah karya tulis apa pun jenisnya harus memiliki sasaran pembaca atau dalam kata lain siapa pembacanya. Akan lebih spesifik bila kita mulai fokus pada jenis sastra yang kita sukai. Misalnya puisi. Penulis pernah membuat puisi untuk sasaran anak-anak Taman Kanak-kanak (TK) . Ternyata tidak gampang membuat puisi untuk konsumen anak TK. Bahasanya harus disesuaikan dengan perbendaharaan kata yang dimiliki anak usia TK, kemudian penggunaan pilihan kata huruf yang juga mudah dipahami, bentuk dan besar besar kecil huruf, karakter isi, serta tema-tema yang disukai anak TK.
Jadi, mengarang itu tidak semudah yang dibayangkan. Karenanya sangatlah tidak bijak andai seorang senior menilai puisi si 'A jelek atau puisi si 'B bagus. Kita harus bijak dan mampu mengapresiasi dari berbagai sudut dan batasan yang hendak kita nilai itu. Sungguhpun terdapat tata kata yang kurang atau pilihan kata yang tidak tepat atau pilihan kata yang kurang bernas atau yang tidak mengandung unsur bahasa puitis kita dapat memakluminya sebagai bentuk diri seorang penulis mulai berproses.
3. Respon pembaca
Karya sastra adalah juga pesan. Sesuatu pesan yang hendak disampaikan oleh penulisnya. Sebagaimana pesan dalam arti harfiah memiliki harapan respon dari pesan itu. Respon dalam karya sastra adalah apresiasi. Sejauhmana pembaca mengapresiasi karya kita adalah sejauh mana kekuatan tulisan itu dapat memberikan respon. Pada tahun awal 2014 tim 8 (Jamal D Rachman dkk) bersama pusat Dokumentasi HB Jassin meluncurkan buku 33 Tokoh Sastrawan Indonesia Berpengaruh, dalam hitungan jam buku itu mendapat respon pro dan kontra dari masyarakat. Ini artinya buku itu memiliki kekuatan 'pesan yang luar biasa sehingga respon begitu banyak. Terlepas dari isi bukunya, judulnya saja sudah menggugah orang untuk memberikan respon balik. Ini menandakan penulis berhasil memberikan pesan pada masyarakat. Jika demikian tulisan kita harus pandai untuk menarik minat orang lain memberikan respon apresiasi dari karya itu. Tentu saja ini berkaitan dengan hal-hal apa yang disukai masyarakat, yang lagi ngetrend di masyarakat atau yang lagi dirindukan masyarakat dll.
4. Respon diri pembaca istimewa
:"Gila!', "Hebat ! ", Wah!', "Busyeeet !", sampai mengumpat " Asu koe !" sambil menyebut nama penyairnya setelah membaca karya puisi dari seorang penyair. Inilah yang disebut respon istimewa. Bahkan ada yang sambil membanting buku antologi itu. Bila sampai pada tahapan ini penyair demikian telah dapat memberikan respon istimewa pada pembacanya meskipun hanya satu buah puisi. Artinya penyair demikian telah mampu membuahkan karya yang penuh apresiatif dan tentu saja karya yang sangat bagus.
5. Pembaca setia (fand pembaca)
Minat membaca berhubungan erat dengan tokoh penulis. Pembaca novel misalnya, nama penulis menjadi fand pembaca. Jika ini menjadi kegemaran, maka bukan tidak mungkin nama penulisnya menjadi erat dengan minat baca pembaca. Orang akan lebih memilih penulis yang disukainya ketimbang penulis nofel lain yang belum pernah dikenalnya. Begitu juga puisi, puisi-puisi tokoh sastrawan terkenal seperi Rendra, misalnya, akan lebih dahulu 'dilirik ketimbang penyair lain walau dipajang dietalase yang sama. Oleh karena itu daya tarik itu perlu digali dari berbahai penampilan buku agar penyair mendapat cepat apresiasi pembaca. Disamping judul yang menarik juga penampilan cover buku yang menarik pula.
Pentingnya untuk mendapatkan pembaca setia ini sampai-sampai penyair melakukan cara agar karyanya segera dibaca, mesalnya peluncuran buku, bedah buku, lomba baca puisi, lomba resensi, atau aktifitas lain dalam rangka merebut pembaca. Pembaca setia adalah kekayaan penyair tersendiri, karena itu pembaca setia perlu dipupuk agar berkembang dan memberikan apresiasi tinggi. Penyair layaknya juga artis (seniman) jika memiliki fand pembaca maka dengan sendirinya cepat terkenal dan sukses.

*penulis pengasuh sanggar sastra dan lukis Meronte Jaring,  Indramayu