Rabu, 02 Oktober 2013

Bahasa Indonesia yang Benar: Judul buku fiksi sah sah saja.



1. "Mobil avanza itu menabrak tiang beton."
2. "Sopir itu menabrak tiang beton."
3. "Sopir mobil avanza itu menabrak tiang beton."
Pada kalimat pertama walau tidak menyebutkan kata 'sopir' tetapi inklusif di dalamnya terdapat sopir. Tidak mungkin mobil diam menabrak tiang beton. Kata 'itu' pada kalimat pertama untuk memberikan penguatan pelaku subjek (hanyalah mobil itu). Artinya jika tanpa kata "itu" maka kalimat itu berbunyi : Mobil avanza menabrak tiang beton. Belum diketahui jumlah mobilnya.
Pada kalimat kedua, kita tidak mengetahui apakah sopir itu membawa mobil avanza atau tidak. Pada kalimat ini juga tidak diketahui jumlah sopir karena kata "sopir' adalah kata ganti orang mewakili profesi. Contohnya seperti dokter, petani, sopir, guru, dsb.
Pada kalimat ketiga bisa diartikan tidak ada mobil avanza, yang terjadi adalah seorang sopir mobil (bermerk avanza) menabrak tiang beton. Contoh kalimat lainnya seperti: Masinis kereta api Fajar Utama itu sedang makan. Arti dari kalimat ini: kereta apinya tidak ikut makan.
Demikian bahasa Indonesia betapa sulitnya, pantas anak-anak kia hanya mendapat nilai cukup di Ujian Nasional.
Persoalannya ketika kata ganti orang mewakili profesi dibuat untuk sebuah judul buku. Jawaban yang benar adalah buku apa itu? Fiksi atau non fiksi. Jika itu fiksi maka kalimat judul yang salah menjadi dibenarkan. Contoh misalnya "Penyair Terasing", "Dokter Palsu", "Nelayan Tanpa Perahu", "Petani Tanpa Lahan", walau setelah membaca isinya menceritakan hanya sosok seseorang, kata profesi yang dijadikan judul tetap dibenarkan karena itu buku fiksi.