Jumat, 25 November 2016

Jenis-jenis puisi

Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi baru

Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain :
  • Jumlah kata dalam 1 baris
  • Jumlah baris dalam 1 bait
  • Persajakan (rima)
  • Banyak suku kata tiap baris
  • Irama
Ciri puisi lama:
  • Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.
  • Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan.
  • Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.
Jenis-jenis puisi lama:
  • Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
Contoh:
Assalamu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
  • Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.
Contoh:
Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukkan ke dalam hati
  • Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.
Contoh:
Dahulu parang sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang benci (a)
  • Seloka adalah pantun berkait.
Contoh:
Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan
  • Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat.
Contoh:
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barangsiapa tinggalkan sembahyang (b)
Bagai rumah tiada bertiang (b)
Jika suami tiada berhati lurus (c)
Istri pun kelak menjadi kurus (c)
  • Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita.
Contoh:
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
  • Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.
Contoh:
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu

Puisi baru

Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.
Ciri-ciri Puisi Baru:
  • Bentuknya rapi, simetris;
  • Mempunyai persajakan akhir (yang teratur);
  • Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain;
  • Sebagian besar puisi empat seuntai;
  • Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
  • Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata.
Jenis-jenis puisi baru Menurut isinya, puisi dibedakan atas :
  • Balada adalah puisi berisi kisah/cerita. Balada jenis ini terdiri dari 3 (tiga) bait, masing-masing dengan 8 (delapan) larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refren dalam bait-bait berikutnya. Contoh: Puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul “Balada Matinya Seorang Pemberontak”.
  • Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan. Ciri-cirinya adalah lagu pujian untuk menghormati seorang dewa, Tuhan, seorang pahlawan, tanah air, atau almamater (Pemandu di Dunia Sastra). Sekarang ini, pengertian himne menjadi berkembang. Himne diartikan sebagai puisi yang dinyanyikan, berisi pujian terhadap sesuatu yang dihormati (guru, pahlawan, dewa, Tuhan) yang bernapaskan ketuhanan.
Contoh:
Bahkan batu-batu yang keras dan bisu
Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri
Menggeliat derita pada lekuk dan liku
bawah sayatan khianat dan dusta.
Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu
menitikkan darah dari tangan dan kaki
dari mahkota duri dan membulan paku
Yang dikarati oleh dosa manusia.
Tanpa luka-luka yang lebar terbuka
dunia kehilangan sumber kasih
Besarlah mereka yang dalam nestapa
mengenal-Mu tersalib di datam hati.
(Saini S.K)
  • Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi (metrumnya ketat), bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum.
Contoh:
Generasi Sekarang
Di atas puncak gunung fantasi
Berdiri aku, dan dari sana
Mandang ke bawah, ke tempat berjuang
Generasi sekarang di panjang masa
Menciptakan kemegahan baru
Pantun keindahan Indonesia
Yang jadi kenang-kenangan
Pada zaman dalam dunia
(Asmara Hadi)
  • Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup. Epigram berasal dari Bahasa Yunani epigramma yang berarti unsur pengajaran; didaktik; nasihat membawa ke arah kebenaran untuk dijadikan pedoman, ikhtibar; ada teladan.
Contoh:
Hari ini tak ada tempat berdiri
Sikap lamban berarti mati
Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan
Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas.
(Iqbal)
  • Romansa adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih. Berasal dari bahasa Perancis Romantique yang berarti keindahan perasaan; persoalan kasih sayang, rindu dendam, serta kasih mesra
  • Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan. Berisi sajak atau lagu yang mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah karena sedih atau rindu, terutama karena kematian/kepergian seseorang.
Contoh:
Senja di Pelabuhan Kecil
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
(Chairil Anwar)
  • Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik. Berasal dari bahasa Latin Satura yang berarti sindiran; kecaman tajam terhadap sesuatu fenomena; tidak puas hati satu golongan (ke atas pemimpin yang pura-pura, rasuah, zalim, dsb.).
Contoh:
Aku bertanya
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur jidat penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi
di sampingnya,
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.
(WS Rendra)
Sedangkan macam-macam puisi baru dilihat dari bentuknya antara lain:
  • Distikon, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi dua seuntai).
Contoh:
Berkali kita gagal
Ulangi lagi dan cari akal
Berkali-kali kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh
(Or. Mandank)
  • Terzina, puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi tiga seuntai).
Contoh:
Dalam ribaan bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana
Dalam bah’gia cinta tiba melayang
Bersinar bagai matahari
Mewarna bagaikan sari
(Sanusi Pane)
  • Kuatrain, puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris (puisi empat seuntai).
Contoh :
Mendatang-datang jua
Kenangan masa lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau
Membayang rupa jua
Adi kanda lama lalu
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu
(A.M. Daeng Myala)
  • Kuint, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi lima seuntai).
Hanya Kepada Tuan
Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya katakan
Kepada tuan
Yang pernah merasakan
Satu-satu kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada tuan
Yang pernah diresah gelisahkan
Satu-satu kenyataan
Yang bisa dirasakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada tuan
Yang enggan menerima kenyataan
(Or. Mandank)
  • Sektet, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi enam seuntai).
Contoh:
Merindu Bagia
Jika hari’lah tengah malam
Angin berhenti dari bernapas
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terwatas
Menangis hati diiris sedih
(Ipih)
  • Septime, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh seuntai).
Contoh:
Indonesia Tumpah Darahku
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
Ditimpah air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya
(Mohammad Yamin)
  • Oktaf/Stanza, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan baris (double kutrain atau puisi delapan seuntai).
Contoh:
Awan
Awan datang melayang perlahan
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa di diri
Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan teguh tenang
(Sanusi Pane)
  • Soneta, adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi menjadi dua, dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait kedua masing-masing tiga baris. Soneta berasal dari kata sonneto (Bahasa Italia) perubahan dari kata sono yang berarti suara. Jadi soneta adalah puisi yang bersuara. Di Indonesia, soneta masuk dari negeri Belanda diperkenalkan oleh Muhammad Yamin dan Roestam Effendi, karena itulah mereka berdualah yang dianggap sebagai ”Pelopor/Bapak Soneta Indonesia”. Bentuk soneta Indonesia tidak lagi tunduk pada syarat-syarat soneta Italia atau Inggris, tetapi lebih mempunyai kebebasan dalam segi isi maupun rimanya. Yang menjadi pegangan adalah jumlah barisnya (empat belas baris).
Contoh:
Gembala
Perasaan siapa ta ‘kan nyala ( a )
Melihat anak berelagu dendang ( b )
Seorang saja di tengah padang ( b )
Tiada berbaju buka kepala ( a )
Beginilah nasib anak gembala ( a )
Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
Pulang ke rumah di senja kala ( a )
Jauh sedikit sesayup sampai ( a )
Terdengar olehku bunyi serunai ( a )
Melagukan alam nan molek permai ( a )
Wahai gembala di segara hijau ( c )
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )
Maulah aku menurutkan dikau ( c )
(Muhammad Yamin)

Puisi kontemporer

Kata kontemporer secara umum bermakna masa kini sesuai dengan perkembangan zaman atau selalu menyesuaikan dengan perkembangan keadaan zaman. Selain itu, puisi kontemporer dapat diartikan sebagai puisi yang lahir dalam kurun waktu terakhir. Puisi kontemporer berusaha lari dari ikatan konvensional puisi itu sendiri. Puisi kontemporer seringkali memakai kata-kata yang kurang memperhatikan santun bahasa, memakai kata-kata yang makin kasar, ejekan, dan lain-lain. Pemakaian kata-kata simbolik atau lambang intuisi, gaya bahasa, irama, dan sebagainya dianggapnya tidak begitu penting lagi.
Tokoh-tokoh puisi kontemporer di Indonesia saat ini, yaitu sebagai berikut:
  • Sutardji Calzoum Bachri dengan tiga kumpulan puisinya O, Amuk, dan O Amuk Kapak
  • Ibrahim Sattah dengan kumpulan puisinya Hai Ti
  • Hamid Jabbar dengan kumpulan puisinya Wajah Kita
Puisi kontemporer dibedakan menjadi 3 yaitu
  • Puisi mantra adalah puisi yang mengambil sifat-sifat mantra. Sutardji Calzoum Bachri adalah orang yang pertama memperkenalkan puisi mantra dalam puisi kontemporer. Ciri-ciri mantra adalah:
  1. Mantra bukanlah sesuatu yang dihadirkan untuk dipahami melainkan sesuatu yang disajikan untuk menimbulkan akibat tertentu
  2. Mantra berfungsi sebagai penghubung manusia dengan dunia misteri
  3. Mantra mengutamakan efek atau akibat berupa kemanjuran dan kemanjuran itu terletak pada perintah.
Contoh:
Shang Hai
ping di atas pong
pong di atas ping
ping ping bilang pong
pong pong bilang ping
mau pong? bilang ping
mau mau bilang pong
mau ping? bilang pong
mau mau bilang ping
ya pong ya ping
ya ping ya pong
tak ya pong tak ya ping
ya tak ping ya tak pong
sembilu jarakMu merancap nyaring
(Sutardji Calzoum Bachri dalam O Amuk Kapak, 1981)
  • Puisi mbeling adalah bentuk puisi yang tidak mengikuti aturan. Aturan puisi yang dimaksud ialah ketentuan-ketentuan yang umum berlaku dalam puisi. Puisi ini muncul pertama kali dalam majalah Aktuil yang menyediakan lembar khusus untuk menampung sajak, dan oleh pengasuhnya yaitu Remy Silado, lembar tersebut diberi nama "Puisi Mbeling". Kata-kata dalam puisi mbeling tidak perlu dipilih-pilih lagi. Dasar puisi mbeling adalah main-main. Ciri-ciri puisi mbeling adalah:
  1. Mengutamakan unsur kelakar; pengarang memanfaatkan semua unsur puisi berupa bunyi, rima, irama, pilihan kata dan tipografi untuk mencapai efek kelakar tanpa ada maksud lain yang disembunyikan (tersirat).
Contoh:
Sajak Sikat Gigi
Seseorang lupa menggosok giginya sebelum tidur
Di dalam tidur ia bermimpi
Ada sikat gigi menggosok-gosok mulutnya supaya terbuka
Ketika ia bangun pagi hari
Sikat giginya tinggal sepotong
Sepotong yang hilang itu agaknya
Tersesat di dalam mimpinya dan tak bisa kembali
Dan ia berpendapat bahwa, kejadian itu terlalu berlebih-lebihan
(Yudhistira Ardi Nugraha dalam Sajak Sikat Gigi, 1974)
  1. Menyampaikan kritik sosial terutama terhadap sistem perekonomian dan pemerintahan.
  2. Menyampaikan ejekan kepada para penyair yang bersikap sungguh-sungguh terhadap puisi. Dalam hal ini, Taufik Ismail menyebut puisi mbeling dengan puisi yang mengkritik puisi.
  • Puisi konkret adalah puisi yang disusun dengan mengutamakan bentuk grafis berupa tata wajah hingga menyerupai gambar tertentu. Puisi seperti ini tidak sepenuhnya menggunakan bahasa sebagai media. Di dalam puisi konkret pada umumnya terdapat lambang-lambang yang diwujudkan dengan benda dan/atau gambar-gambar sebagai ungkapan ekspresi penyairnya.
Contoh:
Doktorandus Tikus I
selusin toga
me
nga
nga
seratus tikus berkampus
diatasnya
dosen dijerat
profesor diracun
kucing
kawin
dan bunting
dengan predikat
sangat memuaskan
(F.Rahardi dalam Soempah WTS, 1983)
Penyusunan puisi kontemporer sebagai puisi inkonvensional ternyata juga perlu memerhatikan beberapa unsur sebagai berikut:
  • Unsur bunyi; meliputi penempatan persamaan bunyi (rima) pada tempat-tempat tertentu untuk menghidupkan kesan dipadu dengan repetisi atau pengulangan-pengulangannya.
  • Tipografi; meliputi penyusunan baris-baris puisi berisi kata atau suku kata yang disusun sesuai dengan gambar (pola) tertentu.
  • Enjambemen; meliputi pemenggalan atau perpindahan baris puisi untuk menuju baris berikutnya.
  • Kelakar (parodi); meliputi penambahan unsur hiburan ringan sebagai pelengkap penyajian puisi yang pekat dan penuh perenungan (kontemplatif)

Struktur batin puisi terdiri dari

Struktur batin puisi terdiri dari
  • Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
  • Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.
  • Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.
  • Amanat/tujuan/maksud (intention); yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca

Struktur fisik puisi

Struktur fisik puisi terdiri dari:
  • Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan di akhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
  • Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
  • Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.
  • Kata konkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misalnya kata konkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll., sedangkan kata kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.
  • Gaya bahasa, yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Gaya bahasa disebut juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.
  • Rima/Irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup:
  1. Onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi Sutadji C.B.),
  2. Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya
  3. Pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Rima sangat menonjol dalam pembacaan puisi.

Apakah Puisi itu ?

Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya.
Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Pandangan kaum awam biasanya membedakan puisi dan prosa dari jumlah huruf dan kalimat dalam karya tersebut. Puisi lebih singkat dan padat, sedangkan prosa lebih mengalir seperti mengutarakan cerita. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang lain ke dalam keadaan hatinya.
Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi kadang-kadang juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala 'keanehan' yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru
Namun beberapa kasus mengenai puisi modern atau puisi cyber belakangan ini makin memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan kaidah puisi itu sendiri yaitu 'pemadatan kata'. Kebanyakan penyair aktif sekarang baik pemula ataupun bukan lebih mementingkan gaya bahasa dan bukan pada pokok puisi tersebut.
Di dalam puisi juga biasa disisipkan majas yang membuat puisi itu semakin indah. Majas tersebut juga ada bemacam, salah satunya adalah sarkasme yaitu sindiran langsung dengan kasar.
Di beberapa daerah di Indonesia puisi juga sering dinyanyikan dalam bentuk pantun. Mereka enggan atau tak mau untuk melihat kaidah awal puisi tersebut.

Bahari.Rg Bagus Warsono

Bahari.
Kita dilautan bebas singgah dipulau terlarang
Kau berlayar dalam bahari
Layar kita sama lebar
Kau kehilangan arah
kompas yang basah
dan matahari tertutup awan
bintang petunjuk bergeser bulan
arus air memutar
pulau karang hilang
mercusuar tenggelam
katanya ini bukan aral pelintang
Tuhan melarang untuk tidak pulang
masih ada rezeki besar
ikanmu masih banyak belum diambil
Rg Bagus Warsono,10-5-2015

Penyair Mancing 11 Desember 2016

 Di tempat dimana banyak kapal kayu rusak di situ banyak ikan.
Kita mancing bareng sambil baca puisi Sekeranjang Ikan. Seluruh pembaca puisi akan diunggah di youtube oleh kamerawan profesional.
hanya :10 penyair tua muda yang memiliki jiwa sederhana (karena tempat nya sangat sederhana/darurat) mendapat kehormatan diundang
dalam acara :
Penyair Mancing 11 Desember 2016
Baca puisi Sekeranjang Ikan di perahu nelayan
dalam
Sehari Bersama Penyair Rg Bagus Warsono
Indramayu



 Membaca puisi di area terbuka tanpa mikrofun, tanpa tenda, tanpa penonton yang diundang, dan tanpa malu di depan lalu lalang orang kesibukan nelayan dan masyarakat memiliki kesan tersendiri. Sebuah pengalaman yang tak dapat dilupakan.

 Dalam baca puisi di perahu kayu nanti akan dihadirkan Pembaca Puisi Terbaik yang dimiliki Indramayu O.K Hadini.

 Kalian akan diajak memahami makna hidup ini, bagaimana nelayan mengatasi permasalahannya sendiri dengan sabar membetulkan jaring yang sobek, menambal labung kayu yang bocor, menukar ikannya dengan nasi dan rokok, membayar hutangnya ketika memperoleh hasil , hutang tanpa agunan apa pun, dan solidaritas diantara mereka berbagi ikan.

 Hanya saja nelayan tidak dalam kemapuan industri. Kenyataan ikan mereka dibuat sarden, kulit ikan itu dibuat kerupuk dengan kemasan toko, tulang ikannya , sirip ikannya sampai jeroan lainnya dimanfaatkan orang lain menjadi bahan industri yang sangat menguntungkan. Sedang nelayan hanya gigit jari melihat semua itu.

Sebaliknya nelayan menjadi sasaran (konsumen) besar produk perusahaan industri benang nilon, tambang plastik, alat tangkap ikan (jaring), mesin perahu, sampai alat komunikasi yang nilainya tidak tanggung-tanggung hingga trilyunan rupiah!

Lalu apa hubungannya nelayan dengan penyair? Nelayan itu kuat dan sangat percaya kepada Yang Maha Kuasa, dalam kontek hidup yang tak pasti. Ikan atau pulang hampa. Dan penyair harus kuat seperti nelayan, yang sama-sama memiliki penghasilan yang tak pasti. Ironisnya justru baru saja karyanya dikritik sudah tidak enak badan. Justru kritik menyehatkan, seperti nelayan telanjang dada di terik matahari di tengah lautan.

Suatu saat nanti penyair, akan diajak ke pulau Biawak , pulau yang berada kurang lebih 40km dari pantai Indramayu. Di pulau itu terdapat mersusuar tertua di Indonesia yang dibangun Belanda tahun 1700-an. Dan yang lebih aneh lagi di pulau itu terdapat banyak biawak. Pulau itu kini menjadi objek wisata. Sangat cocok untuk penyair baca puisi. Jika baca puisi di pulau ini tentu yang mendengarkan adalah biawak-biawak penghuni pulau ini.

 Penyair Mancing hanya kegiatan refresing penyair khusus sahabatku, Ingin rasanya mengajak semua sahabat tetapi keterbatasanku itu takut membuat kecewa tamu. Tetapi secara bergiliran akan ada waktunya untuk bertemu.

Apa Kata Mereka

Sorotan terhadap nilai-nilai budaya kepesisiran ini tentu saja memiliki kontribusi yang sangat strategis untuk membangun masa depan bangsa yang berbasis pada potensi sumber daya bahari. Masyarakat nelayan memiliki identitas kebudayaan yang spesifik dan terbangun melalui proses evalusi yang panjang.Sorotan terhadap nilai-nilai budaya kepesisiran ini tentu saja memiliki kontribusi yang sangat strategis untuk membangun masa depan bangsa yang berbasis pada potensi sumber daya bahari. Masyarakat nelayan memiliki identitas kebudayaan yang spesifik dan terbangun melalui proses evalusi yang panjang.


















 Sebagai suatu kesatuan sosial, masyarakat nelayan hidup, tumbuh, dan berkembang di wilayah pesisir atau wilayah pantai


Apa Kata Mereka

Di Indonesia masih banyak nelayan yang menggunakan peralatan yang sederhana dalam menangkap ikan



Nelayan adalah istilah bagi orang-orang yang sehari-harinya bekerja menangkap ikan atau hewan laut lainnya yang hidup di dasar,maupun permukaan perairan.Perairan yang menjadi daerah aktivitas nelayan ini dapat merupakan perairan payau maupun laut.

Penyair Mancing adalah

Penyair Mancing adalah kegiatan kecil, keinginan agar puisi-puisiku dalam antologi Sekeranjang Ikan dibaca oleh penyair hebat, aku memilih 10 penyair yang memiliki jiwa sederhana. Maklumlah gubuk reot sangarku tak dapat menampung banyak penyair, Beruntung ada sahabat memberi 5 kamar untuk menginap. Jadilah ide kecil ini dapat dilaksanakan. Mungkin satu dua penyair lain akan bertambah pada mendekati pelaksanaan. Kalau mau tidur bersama di gubuk sanggarku.

Apa Kata Mereka

Bagi masyarakat nelayan, kebudayaan merupakan sistem gagasan atau sistem kognitif yang berfungsi sebagai ”pedoman kehidupan”,

Apa Kata Mereka

Bagi masyarakat nelayan, kebudayaan merupakan sistem gagasan atau sistem kognitif yang berfungsi sebagai ”pedoman kehidupan”,

Apa Kata Mereka

Sebagai suatu kesatuan sosial, masyarakat nelayan hidup, tumbuh, dan berkembang di wilayah pesisir atau wilayah pantai

Penyair Mancing adalah kegiatan kecil

Penyair Mancing adalah kegiatan kecil, keinginan agar puisi-puisiku dalam antologi Sekeranjang Ikan dibaca oleh penyair hebat, aku memilih 10 penyair yang memiliki jiwa sederhana. Maklumlah gubuk reot sangarku tak dapat menampung banyak penyair, Beruntung ada sahabat memberi 5 kamar untuk menginap. Jadilah ide kecil ini dapat dilaksanakan. Mungkin satu dua penyair lain akan bertambah pada mendekati pelaksanaan. Kalau mau tidur bersama di gubuk sanggarku.
 Yang muda-muda biarlah bersenda gurau menepuk nyamuk di sanggarku. Gigitan nyamuk itu puisi. tetapi 5 penyair muda berbakat ini dan ditambah 1 cewe akan menjadi sastrawan ternama, karena aku bisa 'membaca.

Filosofi nelayan

Filosofi nelayan
Perahu beraneka ukuran dan warna, alat tangkap ikan bermacam cara , laut begitu luas, kayuh, mesin tempel atau perahu bermesin ganda, sama saja, semua pulang membawa ikan.
Sebuah filsofi nelayan: tak ada yang berebut di harta Allah. Begitu pula penyair/penulis , kita masing-masing, semua membawa rezekinya sendiri , begitu luas harta Allah.

Apa Kata Mereka

Hanya 40 % nelayan yang memiliki perahu, selebihnya adalah nelayan tanpa perahu.


















 Laut adalah harta Allah yang tak pernah habis.Nelayan tak khawatir laut kehabisan ikan. Itulah penyebab banyak nelayan hidup dengan jiwa sosial tinggi atau apabila tak dikatakan penuh pemborosan.


Apa kata mereka :

Permintaan beberapa zenis ikan serta hewan laut kepada nelayan sebagai tawaran pendapatan tinggi oleh pengusaha dari perusahaan yang membutuhkan bahan baku dapat menimbulkan ancaman terhadap ekosistem kehidupan pantai.


















 Perkembangan teknologi menyebabkan nelayan harus memahami dan mampu mengikuti serta menggunakannya seluruh proses menangkapan ikan cara modern , meskipun cara-cara tradisional ada yang menggunakannya , yang kini mulai terkikis.


















 Sesuatu yang luar biasa adalah ilmu astronomi mereka yang diwarisi turun temurun, Nelayan pandai membaca alam bahkan ada yang pandai memprediksi gejala alam. Kapan mereka melaut dan kapan mereka pulang mereka tahu arahnya.

Di Penyair Mancing di Karang Song Indramayu,

Inilah adik kita Tri Hadini Ok Pembaca Puisi Terbaik tk Jawa Barat 2014 jenjang sekolah dasar di Festival Seni Siswa Nasional kebanggaanku. Ia pasti mau membaca puisiku, kan muridku juga seperti cerpenis Tanti Scober sekarang dosen Unpad juga dulu pernah diajari olehku waktu sekolah dasar. Ia akan membaca Sekeranjang Ikan menemani Zaeni Boli, Fitrah Anugerah dan Dedy Tri Riyadi dan Muhammad Hafeedz Amar Riskha pada 11 Desember 2016 disaksikan penyair2 gaek ternama. Di Penyair Mancing di Karang Song Indramayu,
                              Tri Hadini O.K. pelajar SMPN Ungulan Indramayu

Rabu, 16 November 2016

Buat Gadis yang Datang Pagi Ini, dari Handrawan Nadesul



                  
                        Buat Gadis yang Datang Pagi Ini, dari Handrawan Nadesul

Baru sampulnya saja sudah menjadi buah bibir pengguna facebook pecinta sastra Indonesia. Itulah antologi “Pergi Berjalan Jauh” karya Handrawan Nadesul. Penulis mengatakan ini buku bagus, bukan karena telah diiyakan oleh para kritikus dan tokoh sastra tetapi juga dari profesi lain seperti wartawan, dramawan, psikolog, dosen seperti  Taufiq Ismail, Alfons Taryadi, Dharnoto, Oei Sien Tjwan, Hamsad Rangkuti, Yudhistira ANM Massardi, Dharmadi, Eka Budianta, Prijono Tjiptoherijanto, Felix Aryadi Joelimar, Adri Darmadji Woko, Radhar Panca Dahana, Ang Tek Khun dan Noorca M Massardi telah memberikan apresiasi luar biasa terhadap antologi bersejarah ini. Bagi penulis, Pergi Berjalan Jauh adalah lambaian perjalanan perjalanan seorang penyair dalam mengisi hidup penulisnya yang tertuang dalam puisi, bedanya adalah sajian untaian kata-kata yang memiliki ke-khas-an tersendiri yang menjadi ciri penulisnya yakni Handrawan Nadesul. Dari mulai Sehelai Kenangan Kepadamu, Kepada AM, Buat Sebuah Memori , Senja di Kota Kecil sebuah perjalanan hidup yang tidak saja menjadi sejarah kehidupan tetapi juga telah menjadi keinginan public untuk membacanya karena tulisan (puisi) yang menggoda untuk dibaca. Bahkan Dalam Sepi dan Angan-angan serta Kepadamu seolah persembahan Buat Gadis yang Datang Pagi Ini. Seperti juga yang lain Handrawan Nadesul mengalami apa itu yang dinamakan peristiwa yang menimpa getaran hati , mungkin cinta. Ia bicara Hidup ini , dalam Kamar , Dalam Kesunyian , tak hanya sebuah Imajenasi tetapi juga keyakinan akan datangnya sesuatu tak hanya sebuah Ilusi. Dan semakin Transparan ketika puisi Apa yang Patut Kuberikan Lebih Bagi Ibuku , Sementara Aku belum lagi Tahu Siapa Ibu Anak-anakku. Dia (Handrawan Nadesul) akhirnya membuat Sketsa Kebahagiaan sampai menghayal Ketika Duduk di Stasiun Ruang Angkasa.

//”…….Dari loteng galaksi, kuhitung-hitung umurku. Segaris nisbi belaka/ Berselonjor di samudra angkasa bagai atom tak  bermata. Dalam tepekur  tenggelam aku di batin paling kuyup, saat kedua tangan kerdilku , masih salah mengukur jarak rumah-Mu. …”//(Handrawan Nadesul)

Benar kata Yudisthira ANM Massardi, Handrawan adalah seorang penyair yang lembut, melankoli, dan teraniyaya oleh kerinduan pribadinya pada segala sesuatu yang dicintainya. Agaknya Buat Gadis yang Datang Pagi Ini dalam sajak-sajak Pergi Berjalan Jauh telah diberikan Sekuntum Bunga Kecil yang Mungil , itulah sebagian judul sajak-sajak Handrawan Nadesul , penyair muda terpelajar kala itu yang humanis dan slalu dengan hati nurani. (rg bagus warsono 16-11-16)

Minggu, 06 November 2016

Kiprah Penyair yang Membuat Sejuk



Kiprah Penyair yang Membuat Sejuk
Bukan mengunggulkan penyair dalam mengisi Indonesia yang damai. Mungkin banyak profesi lain yang lebih memberi sentuhan untuk aman damai dan sejuk alam Indonesia ini. Tampak kegiatan sastra oleh pelakunya dirasa sebagai salah satu bentuk yang membuat Indonesia sejuk. Meski banyak tulisan mengkritik bahkan menghujat, dalam penyampaiannya slalu dalam kearifan yang santun. jadi penyair itu pelopor kesejukan kehidupan bernegara melalui bidangnya yaitu sastra.
Menaruh hormat dan salut atas upaya teman-teman penyair yang terus berkreativitas dan terus berkarya sastra. Apa pun yang diperbuat dalam kontek budaya khususnya sastra adalah cerminan bahwa masyarakat sudah tidak mempercayai lagi bentuk-bentuk rekayasa pengakuan karya satra dan pengakuan penokohan pelaku sastra baik yang dilakukan pemerintah atau kelompok yang didukung pemerintah.
Seperti tiada henti, kegiatan sastra dalam tahun 2016 ini di seluruh Indonesia silih berganti dan 95 % didanai masyarakat sastra itu sendiri. Pemerintah harus sadar akan hal ini, bahwa kegiatan baik (sejuk) dimasyarakat tanpa dibiayai pemerintah.
Keanekaragaman bentuk kegiatan sastra Indonesia khusus puisi tak hanya yang populair seperti baca/cipta puisi, peluncuran buku, atau pemberian penghargaan/penokohan saja tetapi penulis melihat kreatifitas itu slalu muncul hal-hal baru yang sangat menarik. Sebut saja misalnya ada Kemah Penyair, Wisata Penyair, Puisi Spontanitas, Saresehan Puisi, Bakti Penyair bahkan ada yang membuat rumah puisi atau rumah penyair dan sebagainya.
Sebagai seorang pelaku sastra, juga mengamati perkembangan sastra negeri ini, membaca bahwa kegiatan sastra dirasakan sebagai sarana kegiatan yang sangat baik (membentuk iklim sejuk kehidupan masyarakat) Berterima kasih sekali kepada tokoh-tokoh sastrawan Indonesia yang dengan penuh pengorbanan mengabdikan diri pada dunia satra dan tak sedikit tenaga tercurah, sebut saja misalnya mereka yang tampak memberikan siraman karya satra kepada masyarakat dan dirasakan nyata seperti Mas Dedari Rsia, Mas Bambang Eka Prasetya, Mbak Sulis Bambang, Mas Riri Satria, Mas Salimi Ahmad, Mas Aloysius Slamet Widodo, Mas Sosiawan Leak, Mas Handrawan Nadesul dan masih banyak lagi yang layak mendapat apresiasi baik dari masyarakat maupun pemerintah meskipun kebanyakan mereka tidak mengharapkan pujian.
Bukan mengunggulkan penyair dalam mengisi Indonesia yang damai. Mungkin banyak profesi lain yang lebih memberi sentuhan untuk aman damai dan sejuk alam Indonesia ini. Tampak kegiatan sastra oleh pelakunya dirasa sebagai salah satu bentuk yang membuat Indonesia sejuk. Meski banyak tulisan mengkritik bahkan menghujat, dalam penyampaiannya slalu dalam kearifan yang santun. jadi penyair itu pelopor kesejukan kehidupan bernegara melalui bidangnya yaitu sastra. (Rg Bagus Warsono 6-11-16)