Selasa, 24 Desember 2019

Pertemuan itu seni, Temu Kecil Lumbung Puisi Kebun Salak di Rumah Anisah : ,(1)

Pertemuan itu seni, Temu Kecil Lumbung Puisi Kebun Salak di Rumah Anisah : ,(1)

Tak ada yang menghalangi kebaikan jika Allah telah memutuskan :

Temu kecil sebelumnya digoyang sedikit, seperti memasak sayur, digoyang agar lebih sedap,

Lokasi yang jauh dan medan yang lumayan adalah perjuangan yang tak entenh bagi pengendara mobil atau sepeda motor. Namun sekali lagi tidak ada yang menghalango bila Allah menentekan harus bertemu.

Mati strum listrim sore hari menyebabkan keraguan pada semua, namun kegigihan Mbak Anisah Ibu untuk tekan memanfaatkan pertemuan itu memutuskan tetap dilaksanakan meskipun diusahakan dengan jengset. Namun betapa bersyukunya ketika tiba=tiba saja lampu menyala terang dan kami semua berangkat ke Gedung pertemuan tempat dimana Pertemuan Petani Salak di dusun jrakah desa Kaliurang Srumbung yang megah bagi ukuran kelompok tani.

Sabtu, 07 Desember 2019

'Bibit Bawang itu 'Ditarang,

Sarapan Pagi,

'Bibit Bawang itu 'Ditarang,

Menbuat diri unggul itu perlu digantung dipanasi seperti bibit bawang merah 'ditarang. Ditarang artinya digantung untuk slalu hangat dan tidak lembab. Petani yang membuat bibit bawang tradisional biasanya menarang bawang bibit itu dengan menggantung ikatan pocongan bawang pada bambu yang ditaruh di ruang dapur yang menggunakan pembakaran kayu. Ada juga yang menggantung bibit bawang itu di .blandongan (bangunan penyimpanan atau tempat tersendiri di sekitar rumah).
Sebuah filosofi unik untuk mendapatkan bibit unggul. Artinya seseorang yang ingin menjadi benih unggul harus melampoi tahapan tahapan seperti bibit bawang itu.

Mula bawang dengan usia panen yang cukup disortir untuk dipilih yang memiliki sebuah siung bukan bawang yang beranak. Artinya bawang itu terbungkus dalam satu kelopak daun, dan terlihat tunggal. biasanya disebut bawang tunggal atau bawang sesiung.  Kemudian bawang dibersihkan untuk kemudian ditarang hingga musiom tanam tahun berikutnya.

Penyair dengan seleksi alam yang cukup hebat ini pasti akan menjadi bibit unggul yang lahirkankarya produktif dan bermuti seperti bibit bawang.

Bibit bawang belum ditanam saja harganya bisa 5 sampai 10 kali lipat harga bawang biasa. Jadi ternyata seorang penyair lahir denga mutu yang tersendiri yang kemudian melalui tahapan mengasah diri membentuk bibit yang unggul dan melahirkan karya yang produktif dan bermutu (Rg Bagus Warsono, 7-12-2019)

Selasa, 03 Desember 2019

Bermula Membaca Puisi Tidak Dibayar

Adalah WS Rendra , penyair Indonesia perintis baca puisi Indonesia yang memasukan baca puisi kedalam dunia intertain. Ia memulai kariernya dengan membaca tanpa dibayar. Lambat laun namanya makin populair sebagai artis baca puisi Indonesia terpopulair saat itu. Ia membaca puisi tanpa dibayar di depan anggota DPR/MPR . Namun tak lama kemudian Ia kerap kali diundang dan dibayar 1- 4 jt rupiah untuk pembacaan puisi tunggal (tidak bersama-sama penyair lain) di Yogyakarta, Bandung, Jakarta, Semarang, Surabaya, Jember, Malang, Banyuwangi, Pangkalpinang, Tembilahan, Bandarlampung, Tasikmalaya, Pontianak, Sukabumi, Medan, Tegal, Ujungpandang, Manado, Rotterdam, Leiden, Den Haag, Aachen, Berlin, Koln, Frankfurt, Luneberg, Bremen, Hanburg, Sydney, Canberra, Amellbourne, Adelaide, Perth, New Delhi, Bhopal, Trivandrum, Kuala Lumpur, Kota Kinabalu, Kuala Terengganu, Kota Bharu, Malacca, Bandar Seri Begawan, New York, Tokyo, Kyoto, Hiroshima, Leuven, Brussel, StocKholm, Paris, juga Praha.

Kadang penyair kesana kemari membuang ongkos hanya untuk tampil baca puisi. Boro-boro dibayar, diongkosin pun tidak. Tetapi kegigihan dan keiklasan penyair itu patut kita hargai. Karena itu patut kita saksikan penampilannya sebagai bentuk penghargaan kita pada penyair.

Melihat karier WS Rendra demikian itu, jangan menyepelekan pembaca puisi 'gratisan . Kelak suatu saat jika penampilanmu bagus memukau penonton dan menarik serta isi puisi karyamu membumi kelak Anda akan dihargai seperti Rendra. Amien.

(rg bagus warsono)

miliki bukunya

Sabtu, 16 November 2019

Serampai Haiku Pancaran Hati

 Karya : Barokah Nawawi
eksordium/editor: Diro Aritonang
penerbit Pustaka Haiku
ISBN : 978-623-91445-5-5
tahun terbit 2019
Kota Terbit : Bandung

Penggusuran di dunia Sastra.



JIka Anda mendengan kata ini, Anda membayangkan penderitaan mereka yang digusur. Dan pada kata "Ganti Rugi" akan melupakan penggusuran itu dan bahkan kegembiraan yang ada.

Sebetulnya penggusuran dan ganti rugi sama-sama memiliki dampak lingkungan yakni memperluas area penguasa dan mempersempit 'sosial kehidupan masyarakat di daerah itu.

Di kalangan ekonomi lemah, kata ganti rugi justru 'diarep-arep tanpa memikirkan dampak,. Sebuah respon masyarakat yang tidak berfikir jauh ke depan. Padahal dengan penggusuran itu ruang gerak kehidupan sosial masyarakat menjadi sempit. Ada yang kehilangan mata pencaharian, bahkan kehilangan budaya di suatu tempat.

Jangan berkata bahwa penggusuran itu untuki memperbaiki lingkungan dan pencegahan banjir. Sebagai contoh kembalikan Jakarta pada 100 tahun lalu, ketika belum banyak gedung megah, Jakarta tidak mengalami banjir berkepanjangan. Ketika hujan lebat datang, satu dua hari sudah surut. Dan Ciliwung tidak pernah disalahkan.

Jadi tetap banjir itu bukan karena masyarakat kecil tetapu karena ulah para penguasa juga dan orang-orang kaya.

Bicara penggusuran, di dunia sastra pun terjadi manakala kekuatan raksasa media dan kekuatan ekonomi si kaya yang mampu menggusur kearifan lokal budaya khusus sastra di Tanah Air ini. Yaitu ketika media koran mulai tersisih. Doeloe penyair memiliki tradisi dimuat di koran sebagai tempat menuangkan karyanya disamping mendapatkan upah honorarium, dan sekarang tradisi ini mulai menurun dratis. Ruang penyaluran karya ini dugusur oleh media elektronik.

Penggusuran pun kembali di dunia sastra yaitu banyak dilalangan pelaku sastra penyair dan sastrawan lainnya yang karena sudah tua tak dapat bertahan dan hilang dari peredaran serta namanya nyaris disebut manakala hilangnya ladang pendapatam kritikus di koran.

(rg bagus warsono, 16-11-19)

Tiga Dara, karya Rg Bagus Warsono




Tiga Dara,

tiga dara anak anak Bali
Dalam kecak di latar pure
menghadang dolar orang orang bule

Tiga dara bola mata
seserius pandang menatap
dua jari ditekuk lalu jarinya mekar
menerkam

Tiga dara dalam alunan
terdengar sayup mengumpulkan orang orang
berhenti dari berjalan
diam dari bicara
tersenyum kagum.

Kemudian Tiga dara dilukis
kali ini bukan Isi dompet bule dan turis lokal
tetapi galery ke galery yg menentukan.
Kalian Tiga dara lokal yg tiba tiba melejit dan menghilang.

Minggu, 10 November 2019

Anisah Menulis Puisi dengan Nuansa Kearifan Lokal

Puisi dengan Nuansa Kearifan Lokal

(sebuah pengantar puisi-puisi Anisah)

Sebuah rekam jejak yang baik bagi seorang penyair daerah dengan karya menasional yaitu melekatkan namanya dengan kondisi tempat tinggalnya. Sebuah teknik pengenalan nama penyair yang kokoh sekokoh dan abadi nama daerahnya.

Banyak orang (penyair) bermimpi bahwa ibukota menjadi corong yang baik popularitas seseorang. Ternyata di masa ini anggapan itu adalah kekeliruan. Justru daerah menjadi pijakan yang baik untuk menuju tangga popularitas nasional. Berikut kita tampilkan puisinya :

Anisah

Candi Borobudur

Berdiri tegak di perut Bukit Menoreh
Penuh pesona
Menggelora
Di hati semua

Wisatawan datang silih berganti
Menimati kemegahan
Warisan nenek moyang yang adi guna

Zaman kebodohan
Zaman kemaksiatan
Terbentang dalam Kamadatu

Melalui proses masyarakat nenuju situasi kebajikan

Akhinya tibalah
Mencapai tahap Arupadatu

Srumbung, November 2019



 Anisah

Relief Borobudur

Di tepi hutan
Hiduplah kera dan kerbau
Selalu bersama
Kerjanya
Tapi
Kera nakal
Mengganggu
Menggoda
Selalu
Pada kerbau

Kerbau tidur
Kera pun
Naik ke punggungnya
Lalu
Menarik-narik kupingnya

Kerbau minum
Di sungai
Ekor ditarik kera
Saat merumput
Kera mengambil ranting
Dan
Menusuk
Sang kerbau

Kerbau sabar
Tak hiraukan
Kera nakal

Hingga kera
Penasaran
Mengapa tak ada balasan dari Sang Kerbau

Yaksa datang dan bertanya
Mengapa kerbau
Diam?

Yaksa, kera sahabatku
Ia lemah
Walau nakal
Harus dilindungi

Yaksa menurunkan kera dari punggung

Yaksa
Memberi mantra
Pada sang kerbau
Agar terlindung
Dari
Bahaya
Bencana
Yang mengancam

Borobudur, November 2019

Kearifan lokal yang diangkat dalam puisi-puisi Anisah, seorang pustakawan di sebuah sekolah menengah pertama, yang tekun dibidangnya namun juga jeli melihat sekeliling sebagai sesuatu yang layak dijual. Di daerahnya di lembah Merapi yang berdeklatan dengan Boroibudur dengan nilai-nilai tradisi yang melekat serta budaya masyarakat kampung memapu diketengahkan dalam proses pencariannya sebagai penyair yang tidak saja mampu berbicara lewat puisi tetapi juga mampu memberi warna sastra saat ini dimana nilai-nilai kearifan lokal itu diserap lewat puisi (bersambung)

Bibi dari Chairil Anwar itu Kini Pahlawan Nasional

Roehana Kuddus Bibi dari Chairil Anwar itu Kini Pahlawan Nasional

Hari Pahlawan

Presiden untuk Hari Pahlawan 2019 ini telah menetapkan 6 pahlawan nasional baru , mereka adalah Ruhana Kuddus, Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi, Prof. Dr. M. Sardjito, Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakkir, DR (HC) MR. A.A Maramis, dan KH. Masjkur.

Dari nama-nama Pahlawan yang baru ditetapkan itu terdapat nama yang telat untuk segera diberikan gelar pahlawan dan juga ada yang juga pahlawan yang pantas diberikan gelar pahlawan namun namun tidak tepat untuk kelayakan sebagai tarap pahlawan nasional.

Sebagaimana yang presiden yang lalu-lalu sejak masa Soeharto penetapan gelar pahlawan selalu bernuansa kepentingan dan politik sang penguasa.

Tiga nama terakhir : Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakkir, DR (HC) MR. A.A Maramis, dan KH. Masjkur adalah tokoh-tokoh yang tidak diragukan lagi peranannya dalam perjuangan klemerdekaan, meski kadang garis pandangan yang berbeda, namun mereka adalah pejuang nasionalis dan pemerintah terlambat memberikan gelar pahlawa nasional pada mereka bertiga.

Sedang Prof. Dr. M. Sardjito, memanga layak untuk diberikan grelar pahlawan karena peranannya yang kini memiliki pengaruh dampak nasional.

Ruhana Kuddus, Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi, adalah pahlawan yang jarang disebut dalam kurun waktu 74 th setelah merdeka dan baru kali ini di ketengahkan. Ruhanna Kudus adalah jurnalis di zaman Hindia belanda yang tak lain adalah Bibi dari Chairil Anwar.

Keterlambatan pemberian penghargaan pahlawan nasional hingga 74 tahun setelah kemerdekaan adalah tertutupnya budi hati manusia Indonesia yang mengutamakan kepentingan golongan dan isi perut ketimbang memberi penghargaan.

Masih banyak para pejuang di seluruh Tanah Air ini yang sangat berjasa belum terangkat, namun juga banyak yang terangkat sebagai pahlawan namun poeranannya tidak menasional. (Rg Bagus Warsono, 10-11-19 ayokesekolah.com)

Senin, 28 Oktober 2019

Lumbung Puisi slalu mempopulairkan Buku.

Dalam berbagai kesempatan Lumbung Puisi slalu mempopulairkan Buku. Seperti dalam kesempatan kunjungan ke SDN Setiamekar 01 Tambun Selatan pada 25 Oktober 2019 kemarin, literasi untuk semua . Tampak Kepala SDN Setia Mekar 01 Tambun Selatan Bapak Taufan, SPd. menerima cindera mata dari Lumbung Puisi.
Gambar mungkin berisi: 3 orang, termasuk RgBagus Warsono dan Suhadi Dwi Septyan, orang duduk, orang berdiri dan dalam ruangan

Sabtu, 26 Oktober 2019

Penyair Cantik dengan Karya Cantik

Penyair Cantik dng Karya Cantik Pertama di Indonesia antologi terindah karya sastrawan perempuan yg dirangkum oleh Rg Bagus Warsono, kurator ternama Indonesia saat ini.

Himpunan Masyarakat Gemar Membaca di Dokumentasi sastra Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia merekomendasikan Penyair Cantik dengan Karya Cantik , antologi yang mengundang kontrofersi jagat sastra terkini, dengan sarat kritik dan kecaman namun tetap menawan. dirangkum oleh kurator sastra Indonesia ternama Rg Bagus Warsono.

Selalu dengan mengagetkan menggegerkan menerjang merangsang minat baca, unggul di tengah ribuan antologi dan menggores sejarah sastra Indonesia seakan ratu antologi. Membawa pembaharu sastra khusus puisi modern. Hadir dikala kelesuan kreatifitas mutu. Ia Penyair Cantik dengan Karya Cantik karya Penyair Cantik Indonesia saat ini. Menggegerkan di penghujung 2019 . Melenggang dengan tanpa saing sebab pertama di Indonesia. Penyair Cantik dengan Karya Cantik menghadirkan 24 perempuan penyair cantik yang membuat sentimen dan kecemburuan sastra.


Pengumuman : Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia, Himpunan Masyarakat Gemar Membaca (HMGM) Indonesia memberikan penghargaan dan merekomendasikan Penyair/Sastrawan berupa Anugerah Sastra

Pengumuman : Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia, Himpunan Masyarakat Gemar Membaca (HMGM) Indonesia memberikan penghargaan dan  merekomendasikan Penyair/Sastrawan berupa Anugerah Sastra tersebut dibawah ini dengan ditandatangani oleh penyair Angkatan 66 
dengan Pertimbangan Mas Eko Tunas  dengan syarat sbb:
Memiliki antologi tunggal yang telah diterbitkan dan disimpan di lembaga Perpustakaan mana pun di indonesia termasuk Lumbung Puisi.
Menghubungi lewat pesan fb ke Rg Bagus Warsono, dan untuk mendapat pertimbangan dan keputusan layak tidaknhya sebagai penerima penghargaan.
Apabila dipandang layak , Membayar persyaratan Administrasi sebesar Rp. 250.000 rupiah (diantaranya untuk pengiriman penghargaan /anugerah sastra)
Anugerah disesuaikan dengan usia dan reputasi sastra yang ditentukan oleh lumbung Puisi. (memilih poin berikut di bawah ini)
Penganugerahan dapat diacarakan sesuai kebutuhan.
Bagi yang berminat dapat menghubungi gus.warsono@gmail.com atau inbok pesan fb Rg Bagus wararsono.
1.Brahmana Sastra Kawi, adalah  penyair penjaga tradisi nusantara.Ciri-ciri Penyair ini menulis tentang tradisi budaya nusantara dan menulis dengan menggnakan bahasa daerah sebagai menjaga tradisi. Jawaban akan disampaikan setelah kami mengadakan riset.

2.Jakautama Sastra Pratama: adalah  penyair dibawah usia 40 th.

3.Brahmana Kembara: adalah penyair yang suka berkelana mengembara , tidak menentu tempat tinggalnya.

4.Emputama Sastracahya Nagari: adalah penyair dengan karya menasional.

5.Darasastra  Pratami, adalah  penyair remaja putri/ dibawah usia 40 th.

6.Mahasastra Utama, adalah  penyair sepuh diatas 70 th yg masih hidup.Penyair ini utamanya sudah sepuh artinya yang sudah berusia diatas 60 th. Penyair sepuh adalah penyair yang khawentar dengan kebijaksanaan yang cukup.

7.Satriasastra Rimbawan Nagari : adalah penyair pinggiran yg sengaja mengucilkan diri. Sastrawan atau penyair dengan sebutan Satriasastrarimbawannagari adalah penyair yang bertapa penyendiri dalam arti mengucilkan diri tak tampak di khalayak umum.

8. Pujangga Pustaka Nagari : Orang yang berkecipung dalam mengelola perpustakaan (pustakawan) baik untuk pribadi sebagai dokumentasi maupun perpustakaan untuk dibaca umum. 

Rabu, 16 Oktober 2019

Sarapan pagi, Karatan

Sarapan pagi,

Karatan

Karat merupakan hasil korosi, yaitu oksidasi suatu logam. Besi yang mengalami korosi membentuk karat. Semakin banyak karat pada besi semakin berubah bentuk aslinya.

Demikian pada manusia juga, orang berpengalaman akan berciri-ciri 'karatan. Ada proses elektrokimia yang terjadi pada manusia dimana tubuh yang makin renta bertindak sebagai pe-reduksi dan alam sebagai oksigennya.

Sehingga karatan itu tampak pada rambut, kulit , gigi dan organ tubuh lainnya. Semikian 'karatan berarti semakij banyak perubahan yang terjadi terus menerus. Seorang penyair terus berproses hingga 'karatan dan terus-menerus memiliki perubahan dalam proses itu. Semakin banyak karatan (perubahan) semakin banyak pengalaman yang diperolehnya. Pada gilirannya karatan itu membentuk perubahan dan jati diri.

Setelah karatan biasanya orang mulai 'memperbaiki. Memperbaiki kekurangan dan kelemahan sehingga semakin matang. Kemudian dari hasil perbaikan itu tampak betapa aslinya sangat kuat dan tangguh seperti mobil CJ 7 buatan Amerika. Jadi terus saja berproses lama-lama pun akan karatan seperti mobil Jeep. (rg bagus warsono)

Kecandak karya Rg Bagus Warsono

Kecandak

Tak peduli kau sering tirakat

Sehingga wajahmu tampak bersih tersiram air pagi hari

bajumu sopan

ucapanmu penuh petuah

kudamu sederhana

dan kau tampak sedikit dermawan

Dini hari tadi

senyummu yang lugu menjadi palsu

Mukamu yang jernih menjadi wajah raksasa

mulutmu yang penuh petuah tersumpal lakban

kau tak lagi memberi karena ingin diberi belas kasih

Bajumu kini tak berkrah lagi.

Kau tikus yang diburu anggora penjaga malam

dengan kepalsuan sepanjang hidupmu

sanjung dan puja

kini kau 'kecandak oleh laku palsumu yang diawasi anggora penjaga malam.

Indramayu, 14 Oktoner 2019

Senin, 14 Oktober 2019

Cerita Rakyat Pesisir Timut Jawa Tengah penulis : Muhammad Kanzunnudin

Cerita Rakyat Pesisir Timut Jawa Tengah
Penulis : Muhammad Kanzunnudin
Penerbit : Cipta Prima Nusantara
Kota Terbit : Semarang
ISBN : 978-602-5985-45-4
Cetajan pertama 2019
212 halaman

Sarkasme dalam Media Cetak karya Muhammad Kanzunnudin

Sarkasme dalam Media Cetak
Penulis: Muhammad Kanzunnudin
Penerbit : yayasan Adhigama,
Kota Terbit : Kudus
ISBN : 978-979-97438-5-5
Cetajan pertama 2012
117 halaman

Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi penulis Muhammad Kanzunnudin

Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.
Penulis : Muhammad Kanzunnudin
Penerbit : yayasan Adhid]gama,
Kota Terbit : Kudus
ISBN : 978-979-97438-48
Cetajan pertama 2010
285 halaman