Senin, 18 November 2013

Jangan menyanjung sendiri

Lagu ini yang nyanyi jangan guru, kalau bisa tentara, anggota DPR, Artis, Kary Pertamina , pokoknya jangan guru dan jangan guru nyuruh orang lain menyanyikan. Biarkan mereka menyanjung guru tanpa diperintah dan guru tidak memuji sendiri. Tul ga?

Guru sudah pakai mobil

Guru, sepeda ditaruh dimuseum , ganti mobil, boleh-boleh saja , tapi kalau sekolahnya depan rumah atau cuma 200 m dari rumah pakai mobil nanti muridnya bilang ,"Pak Guru sekarang alergi kalau jalan kaki".

Pendidikan bukan Lembaga Komersial

Persoalannya lembaga pendidikan bukan lembaga komersial, jadi banyak sekolah menggaji guru honorer rendah

SBY tak tahu duduk sebenarnya Guru


Dia tidak tahu guru itu bagaimana. Apalagi hal ketidakadilan dalam lingkungan pendidikan. Di era otonomi guru menjadi bulan-bulanan politik orang yang berkuasa. Yang berprestasi kalah dengan yang memiliki loyalitas tinggi terhadap atasan. Belum lagi ketidak adilan hal perolehan siapa yang dulu mendapatkan tunjangan profesi. Banyak guru baru dua tahun bekerja mendapat tunjangan itu dan banyak sekali yang sudah 'enggal' pensiun belum mendapat tunjangan , PLPG pun baru tahun ini dipanggil.

Guru Olah Raga zaman Doeloe

Di tahun 70-an Pekan Olah Raga (POR) Pelajar betul betul menjadi ajang bergengsi. Tak sedikit atlet POR binaan guru menjadi atlet PON dan atlet SeaGames.
Aku saja sangat aneh jika mengingat guru olah raga zaman dulu, aku yang gemuk kala itu bisa menlompat-tingi 1,60 m

Tanamkan Objek Kongkret

Bukan lagu Kereta api !
'Ular naga panjangnya bulan kepalang....................' Demikian lagu anak anak tempo doeloe , Bukan 'naik kereta api tut-tut tut .............", karena guru zaman doeloe menanamkan objek kongkret bukan hayal
(lihat dua nak yang mengangkat kedua tangannya itu) akan berakhir dengan "ini dianya yang terbelakang..."

Bangku murid zaman Penjajahan

Sampai sekarang belum diketahui apa maksud desain meja belajar (bangku) siswa sesekolah masa penjajahan, baik secara fungsi, psikologis dan kesehatan

Sarjana bak kacang goreng

Ijazah MULO setingkat SMP sudah bukan main hebatnya. Izajah ini sudah mudah menjadi pegawai negeri. Bandingkan sekarang Ijazah sarjana bak kacang goreng sekali diangkat dari satu penggorengan banyaknya minta ampun, dan gosong pula.

Keterlaluan Guru SD buta Ilmu Bumi

Dalam hal buku dan perbukuan, pendidikan masa lalu jauh lebih hebat. Kini gurunya saja tidak dapat menunjukan garis lintang dan garis bujur di globe, keterlaluan !

Kamis, 14 November 2013

Rp 800 M Tambahan Buku Kurikulum (klipping Suara Merdeka Cetak) , 14 Nfember 2014. BOS dihapkan menjadi sumber pendanaan BUKU KURIKULUM 2013

JAKARTA- Pemerintah memastikan pengadaan buku untuk Kurikulum 2013 diserahkan kepada daerah dengan dana bantuan operasional sekolah (BOS) dan dana alokasi khusus (DAK).
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) hanya mengalokasikan bantuan pengadaan buku sekitar Rp 800 miliar.
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Musliar Kasim menyadari, pengadaan buku kurikulum tidak mungkin ter-cover seluruhnya dengan dana BOS, khususnya untuk SD dan SMP. Sebab selain buku, terdapat sejumlah jenis operasional sekolah yang harus ditanggung dana BOS.
Apalagi, unit cost BOS SD dan SMP masih sangat kecil, yakni Rp 580.000 per siswa per tahun untuk SD dan Rp 710.000 per siswa per tahun untuk SMP. ”Kita transfer sekitar Rp 800 miliar untuk BOS buku SD dan SMP karena BOSnya masih kecil. Kalau SMA BOSnya sudah sekitar satu juta, masih cukup untuk membeli buku kurikulum baru,” ujar Musliar seusai peluncuran buku Menyemai Kreator Perdaban karya Mohammad Nuh, di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, penggunaan dana BOS untuk pengadaan buku kurikulum tidak melanggar aturan. Sebab, lanjut dia, dalam petunjuk teknis BOS terdapat item pembelian buku pengayaan.
”Selama ini ada 13 item dalam BOS, termasuk untuk membeli buku. Sekarang item pembelian buku harus untuk membeli buku Kurikulum 2013,” tegas mantan Rektor Universitas Andalas itu.
Tiga Skenario
Seperti diketahui, Kemdikbud telah merencanakan tiga skenario pengadaan buku, pelatihan, dan sejumlah pelaksanan kurikulum baru, yakni dengan dana BOS, DAK, dan DIPA kementerian. Ada sejumlah alasan sehingga dilakukan kebijakan tersebut. Salah satunya, pemerintah enggan dianggap memonopoli proyek pengadaan buku.
”Kami tidak mau pengandaan buku ada di pusat. Kita tidak mau dituduh melakukan pembaruan kurikulum hanya untuk mencari proyek, makanya diserahkan ke DAK dan BOS. Kalau kurang, kita transfer dari DIPA untuk tambahan BOS buku,” terang Musliar.
Selain itu, Kemdikbud juga berharap ada peran aktif dari daerah dalam mengimplementasikan kurikulum baru. Menurutnya, banyak daerah yang ingin mengambil bagian untuk menyukseskan pelaksananaan kurikulum baru.
”Diharapkan banyak daerah berpartisipasi untuk membentuk ownership-nya. Terbukti banyak daerah dan sekolah yang melaksanakan Kurikulum 2013 tanpa diminta,” ungkapnya.
Untuk mempertegas apa saja yang bisa dilaakukan oleh pemerintah daerah untuk menunjukkan kontribusinya, Kemdikbud segera mengeluarkan surat edaran terkait dengan teknis persiapan, pelaksanaan, hingga masalah pendanaan.
”Surat edaran akan terbit pekan ini. Dalam edaran ini kita minta buku itu dicetak dan diadakan melalui tiga sumber, yaitu BOS, DAK, dan DIPA kementerian. Daerah yang tidak punya DAK dapat dialokasikan dari APBD,” jelasnya.
Untuk Tahun Ajaran 2014/2015, Kurikulum 2013 akan diterapkan untuk kelas I, II, IV, V SD, kelas VII dan VIII SMP, serta kelas X dan XI SMA/SMK. Pengadaan buku semester ganjil diharapkan di-cover dana BOS, sedangkan semester genap di-cover melalui DAK. (K32-60)

Rabu, 13 November 2013

Jasamu Guru SDV_0664.MP4

http://www.youtube.com/v/abBABJApxH0?version=3&autohide=1&showinfo=1&autohide=1&autoplay=1&attribution_tag=C0MXQ4r_AHXix1hW7Xc6KQ&feature=share

Jumat, 08 November 2013

RENUNGAN GURU DI HARI GURU

Kehidupan memerlukan nalar
(renungan untuk guru)

Alkisah guru bergaji besar di zaman Belanda, siapa siapa yang menjadi guru pasti hidupnya akan kecukupan dan terhormat kala itu. Setelah merdeka, guru tetap dinomor satukan, tercatat sampai dengan 1964 boleh dibilang gaji guru cukup lumayan. Gaji diterima guru dengan pangkat terendah masih mendapatkan penghasilan dengan nilai tukar emas sekitar 11 gram. Jika harga emas 300 rupiah per gram, guru pangkat terendah dengan masa kerja tahun permulaan sudah mendapat penghasilan 3.300 rupiah atau sekitar Rp 5.500.000 di masa sekarang.
Perhatikan tabel nilai tukar rupiah terhadap dolar dari tahun ke tahun

Nilai Tukar Rupiah dari tahun ke tahun terhadap 1 USD

Berdasarkan laporan akhir tahun sebagai berikut:
Tahun Rupiah / 1 USD
1946-1949 tidak diketahui
1949 3,8
1950 7,6
1952 11,4
1962 1.205,0
1965 2.295,0
1965 4.995,0
1964-1970 250,0
1970-1971 378,0
1971-1978 415,0
1978 625,0
1980 626,0
1985 1.110,0
1990 1.842,0
1995 2.248,0
1999 7.810,0
2000 8.396,0
2001 10.265,0
2002 9.260,0
2003 8.570,0
2004 8.985,0
2005 9.705,0
2006 9.200,0
2007 9.125,0
2008 9.666,0
2009 10.300,0
2010 8.920,0
2011 8.700,0
Dari mulai 1965 mulailah masa betapa rupiah semakin tak berharga sedangkan gaji guru tetap seperti kakek berusia 80 tahun naik tangga.
Di masa inilah guru seperti apa kata Iwan Fals "gaji guru dikebiri" . Masa berlalu 33 tahun masa orde baru berganti dengan masa reformasi. Gaji guru merangkak naik mulai tahun 2000an. Singkat cerita sampai muncul tunjangan frofesi guru sebagai amanat UU Guru dan Dosen.
Guru seharusnya makin sejahtera, namun betapa kenyataan tak seindah dengan harapan. Masih banyak guru yang gajinya minus! bahkan tunjangan frofesi yang dibayarkan tidak berbarengan dengan gaji dan melalui rekening tersendiri, ternyata sudah amblas tergadai di bank atau koperasi melalui kredit dengan jaminan tunjangan itu.
Bersambung. ........

Selasa, 05 November 2013

Jembatan Anak Bangsa Cara Murid SD Seberangi Sungai Untuk Sekolah

http://www.youtube.com/v/tzgZi8ms4r0?version=3&autohide=1&showinfo=1&autoplay=1&autohide=1&attribution_tag=7roLeHjN6kcmBU0kf-Ge3w&feature=share

Senin, 28 Oktober 2013

SAMBUT HARI PAHLAWAN 10 NEVEMBER 2013

SAMBUT HARI PAHLAWAN 10 NEVEMBER 2013

DEMOKRASI KITA TAK LEPAS DARI RASA
Jika terjadi di zaman sekarang, tentu akan diprotes. Belum jelas apakah Kolonel Muhammad Nuh , kepala staff TKR Komandemen Sumatra itu memegang 6 mandat dari 6 divisi militer di sumatra atau tidak dalam proses pemilihan Pucuk Pimpinan tentara Keaman Rakyat (TKR) 12 Nofember 1945 di Yogyakarta. Pasalnya Oerip Sumoharjo telah mengantongi 21 suara, dan Soedirman 16 suara sebelum menghitung suara dari Sumatera yang dipegang Kolonel Muhammad Nuh.
Agaknya sejak dulu orang Indonesia telah gampang terpesona oleh hal-hal perasaan (cinta keindahan: tampan, cantik; jiwa sosial : kasihan ; dan kesaktian atau mutu seperti gelar, sakti, cerdas, kaya).
Namun ada yang berbeda pada personal kandidatnya. Dulu hal kalah menang diletakan pada hal nomor dua dari kepentingan utama yakni Negara, kini justru kepentingan negara diletakan pada nomor berapanya. Sehingga proses pemilihan merupakan hal yang diartikan kalah dan menang.
Oerip Sumoharjo tidak sama sekali merasa dicurangi dalam proses pemilihan itu, begitu juga Soedirman tidak memerasa sombong dan tinggi hati, bagi keduanya justru merupakan amanat yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
Keduanya kelak dikemudian hari menjadi apa yang kita kenal Oerip kemudian berpangkat Letnan Jendral (satu-satunya letnan Jendral yang ada ditubuh TKR/TNI sebagai Kepala Staff TKR, dan Soedirman kemudian berpangkat Jenderal , satu-satunya jentra di  tubuh TKR/TNI kala itu, sebagai Panglima Besar di tubuh TKR/TNI. Keduanya saling menghormati, dan saling bekerja sama sehingga sejarawan menyebut Dwi Tunggal cikal bakal TNI.
(rg bagus warsono, 28-10-13)

NASKAH (TEKS) SUMPAH PEMUDA SEBAIKNYA DIPAKAI YANG ASLI SAJA UNTUK UPACARA-UPACARA SEHINGGA TIDAK MEMBUAT BINGUNG

Berikut ini adalah bunyi "Sumpah Pemuda" sebagaimana tercantum pada prasasti di dinding Meseum Sumpah Pemuda. Penulisan menggunakan ejaan Van  Ophuysen .
Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

KOPRAL DALI TAK MAU NAIK PANGKAT

SAMBUT HARI PAHLAWAN 10 NOFEMBER 2013

KOPRAL DALI TAK MAU NAIK PANGKAT
Kopral Dali adalah seorang prajurit TNI yang gugur di Indramayu.
Kopral Dali kini merupakan nama sebuh jalan di Indramayu.
Kopral Dali gugur di usia masih sangat muda, karena itu pangkat pun masih rendah.

Berkikut cuplikan cerpen karya RgBagus Warsono

//Begitu kopral itu melewati kerumunan prajurit yang berkumpul di gardu jaga, semua pembicaraan diam seketika, mata ketua kelompok prajurit itu terbelalak melihat penampilan Kopral Dali. Bukan hanya tampan (bak Koes Hendratmo) , namun juga gagah (bak Wiranto Muda), apalagi Dali diiringi dua temannya yang mungkin anak buahnya. Tapi bukan karena itu sebetulnya. Ketua kelompok itu memperhatikan Dali karena sandangan Dali menggunakan sebuah pistol. Ya pistol yang kala itu merupakan sebuah idaman bagi setiap prajurit.
"Bagaimana kalau kita lapor saja pada Sentot bahwa Dali Punya pistol", kata teman pemimpin kelompok itu. Pemimpin kelompok itu diam sambil mengelus-elus keris di pinggangnya. "Kan Sentot , hanya pistol Belanda yang besar?" kata orang itu meyakinkan. "Benar Juga katamu, Tok, biar aku naik pangkat Sersan kata pemimpin kelompok yang diketahui bernama Darja itu.//...............
//Komandan memanggil saya? kata Dali gugup. "Ya" Sentot mempersilahkan dali duduk. "Siap"// ............... //'Berikan pistol itu padaku, dan abil pistol di kastok itu untukmu!" perintah Sentot sambil menunjuk pistol dengan sarungnya yang digantung di kasok. Kemudian kamu sekarang Letnan!!
"Tidak!" kata KOPRAL Dali sambil memberi hormat dan keluar ruangan komandannya.//

Minggu, 27 Oktober 2013

Menyambut Hari Pahlawan 10 Nofember , Mengenal : Laksamana Madya Yosaphat Soedarso atau yang lebih dikenal dengan nama Yos Sudarso

Catatan Redaksi :
Dari Cerpen Macan Tutul 
Yos Sudarso merupakan kepala Staff TNI Angkatan Laut termuda sepanjang sejarah Republik Indonesia.
Yos Sudarso meski seorang pimpinan teringgi di Angkatan Laut tetapi ikut bertempur di medan perang.
Yos Sudarso adalah prajurit yang menyatu jiwanya dengan jiwa keprajuritan TNI, pada saat pertempuran berlangsung, bisa saja ia sebagai pimpinan pemegang komando di kapal Macan Tutul itu melakukan penyelamatan diri. Tetapi sebagai orang yang bertanggung jawab, ia rela mati demi keselamatan anak buahnya.  Tetika kapal mulai tenggelam ia menolak naik sekoci terakhir  yang ditawarkan bawahannya. Katanya, " Naiklah kalian semua ke skoci itu, biarkan aku bersama Macan Tutul ini."  Di wajahnya tak sedikitpun takut menghadapi maut. Ia memandang sekoci terakhir yang hilang oleh kabut asap. Perlahan Macan Tutul mulai terisi air, dan torpedo menghantam haluan seakan ingin meyakinkan Armada yang tinggal satu itu benar benar lumpuh. Yos Sudarso melihat air mulai selutut, kemudian sampai perut, dada, dan kemudian menenggelamkan 'Jendral' itu. Ia memberikan nyawanya untuk Bumi Pertiwi, Topi komando Kapiten Macan tutul pun terapung-diayun2 gelombang. Indonesia kehilangan Mahaputra terbaiknya , sungguh di usia yang masih sangat muda. c
Laksamana Madya Yosaphat Soedarso atau yang lebih dikenal dengan nama Yos Sudarso adalah pahlawan nasional Indonesia yang dilahirkan di Salatiga, Jawa Tengah, 24 November 1925 dan pernah menjabat sebagai Kepala Staff Angkatan Laut. Meski sebagai orang nomor satu di TNI AL, ia bukanlah tipe pemimpin yang berdiam diri di belakang meja. Di usianya yang masih muda 36 tahun, ia turut ke medan tempur maju ke garis depan untuk merebut Irian Barat dari kolonial Belanda. Di atas KRI Macan Tutul di Laut Aru, Yos Sudarso gugur dengan berani.
Cuplikan Cerpen Macan Tutul Karya Rg Bagus Warsono




Berikut Biografi singkatnya yang diambil dari Merdeka.com : 

Pada saat itu terjadi pertempuran sengit antara pasukan militer Indonesia dengan Belanda. Meski berstatus sebagai Kepala Staff TNI-AL Yos sudarso ikut turut ke medan tempur. Naas dalam peristiwa tersebut, Laksamana Madya Yos Sudarso gugur setelah KRI Macan Tutul di bombardir Belanda di Laut Aru saat melawan armada Belanda.

Ia gugur di atas KRI Macan Tutul pada tanggal 13 Januari 1962 pada saat berusia 36 tahun. Keikutsertaannya dalam posisi sebagai KSAL-pun dipertanyakan karena tidak lazimnya seorang Kepala Staff Angkatan Laut turun langsung dalam medan tempur.

Dan untuk menghargai jasa-jasa atas keikutsertaannya dalam memperjuangkan merebut Irian Barat, ia dianugerahi sebagai 
pahlawan Pembela Kemerdekaan. Kini namanya diabadikan sebagai nama armada angkatan laut Indonesia, nama pulau, dan nama jalan-jalan protokol di kota-kota besar Indonesia.

Ia meninggalkan seorang istri bernama Ny. Siti Kustini, yang dinikahinya pada tahun 1955 dan dikaruniai lima anak dan dua diantaranya meninggal dunia.

Berselang 44 tahun setelah Yos Sudarso meninggal. Istri 
pahlawan Aru ini, Nyonya Josephine F Siti Kustini kemudian meninggal. Siti Kustini yang merupakan kelahiran Ngawi, Jawa Timur, 1935, meninggal dunia pada usia 71 tahun tepatnya, Sabtu 2 September 2006 pukul 14.00, di Rumah Sakit Angkatan Laut Dr Mintohardjo, Jakarta. Akibat penyakit jantung dan radang paru-paru. Jenazah kemudian dimakamkan, Senin, 4 September 2006 di Tempat Pemakaman Umum Kaliwuluh, Desa Kaliwuluh, Kecamatan Kebak Kramat, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Semasa hidupnya, Ny. Siti Kustini dikenal sebagai orang yang sangat disiplin, selalu tepat waktu, termasuk menunaikan ibadah agama dengan mengikuti misa kudus hampir setiap hari.

Sebelum pemberangkatan jenazah dari Jakarta menuju 
Surakarta dengan menggunakan pesawat TNI AL dari Bandar Udara Halim Perdanakusuma. Misa arwah terlebih dahulu dilakukan yang dipimpin Pastor Luarens di kediaman almarhumah, di jalan Cimandiri Nomor 12, Cikini, Jakarta Pusat. Saat itu juga dihadiri mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana (Purn) Sudomo, mantan Gubernur DKI Jakarta 
Ali Sadikin, dan sesepuh TNI AL lainnya.

IKUTI DOKUMENTASI PUISI PEREMPUAN INDONESIA

RALAT PEMBERITAHUAN : 
1. Karena tidak bersifat lomba, puisi tidak diseleksi.
2. Penyeleksi diganti menjadi pemberi kata pengantar/esai.
3. Penyelenggaraan adalah murni kegiatan sastra.
4. Pengiriman naskah dapat melalui Grup facebook Sastrawan 
Indonesia ini.
5. Tujuan pembuatan buku ini adalah untuk dokumentasi biasa 
dan menghindari kepentingan yang bersifat pribadi , narsis, 
atau politik dan menjunjung kreatifitas berpuisi.

IKUTI DOKUMENTASI PUISI PEREMPUAN INDONESIA
Sumbangsih puisi untuk Indonesia
KABAR GEMBIRA UNTUK PEREMPUAN PENYAIR INDONESIA

MENYAMBUT HARI IBU 22 DESEMBER 2013
HIMPUNAN MASYARAKAT GEMAR MEMBACA (HMGM) INDONESIA
MENYELENGGARAKAN DOKUMENTASI PUISI PEREMPUAN PENYAIR INDONESIA
DOKUMENTASI PUISI UNTUK ANTOLOGI PUISI “IBU INDONESIA”
BERTEMA:
“SAKSI IBU MELIHAT INDONESIA DI ERA REFORMASI”
Sarat Peserta :
Penyair adalah berjenis kelamin perempuan
Kirimkan 1-5 buah puisi terbaru sesuai tema pada : agus.warsono@ymail.com/gus.warsono@gmail.com/grup facebook Sastrawan Indonesia ini berikut biodata singkat serta fotho, dan alamat tempat tinggal dapat melaui email di atas.
Puisi diterima akan ditampilkan dalam grup facebook Sastrawan Indonesia
Puisi harus masuk paling lambat 1 Desember 2013
Panitia menunjuk untuk memberi kata pengantar/esai menyoroti isi buku terdiri dari 2 sastrawan 2 sastrawati terkenal yang akan ditunjuk HMGM Indonesia
Puisi diterima (laik terbit) menjadi isi buku antologi Ibu Indonesia
Pengumuman puisi laik terbit tanggal 10 Desember 2013 melaluiwww.ayokesekolah.com dan majalahsuluh.blogspot.com
Peserta dengan puisi yang menjadi isi buku akan dikirim 2 buah buku antologi puisi tersebut kealamat peserta fia pos tertanggal 22 Desember 2013.
Buku antologi puisi ini tidak diperjual-belikan tetapi untuk dokumentasi Penyair Perempuan Indonesia di Perpustakaan HMGM Indonesia yang beralamat di Jl. Alamanda Merah No. 6 Perumahan Citra Dharma Ayu (Sanggar Sastra Meronte Jaring} Indramayu-45211
Peluncuran buku akan dilaksanaan secara sederhana dan ditentukan waktunya kemudian. (mengingat anggaran untuk peluncuran buku tidak disediakan)
Kabar kegiatan ini selanjutnya akan disampaikan secara berkala melalui grup facebook Sastrawan Indonesia.
Peserta tidak dikenakan biaya apa pun (GRATIS)
Panitia menerima sumbangsih berupa saran (bukan kritik) untuk lebih sempurnanya kegiatan ini, serta menerima sumbangan dari donatur dalam bentuk apa pun untuk acara launching buku agar menarik.
Panitia : ANTOLOGI PUISI SAKSI IBU MELIHAT INDONESIA DI ERA REFORMASI “IBU INDONESIA”
Koordinator
Rg. Bagus Warsono, SPd.MSi.

Sabtu, 26 Oktober 2013

SULIS BAMBANG, KATANYA DALAM PUISI : HUJAN DI HALAMAN RUMAH BESAR



Anak-anak itu tetap saja bermain hujan-hujanan, merasakan dinginnya air hujan yang turun dari langit, membasahi badannya yang setengah telanjang. Kegembraan mereka menjadi-jadi saat mereka bisa saling ciprat-cipratan dengan genangan air yang ada di tengah halaman itu. Teriakan teriakan senang kala temannya tercipratoleh air genangan, dan yang terciprat sibuk menutup mukanya agar air kotor itu tidak mengenai muka, terutama matanya.

Saking senangnya, ke tiga anak itu tak merasakan betapa dingin air hujai sore itu, mereka sibuk dengan berlari- lari dan sesekali menabrakkan tubuh mereka satu dengan yang lain, menimbulkan bunyi lucu, membuat mereka merasa kuat dan hangat. Saat suara adzan mahgrib terdengar dari mikrofon masjid, merekapun saling pandang, dan sama-sama berteriak “mulih”. Ketiganya belari cepat ke rumah masing-masing.

Halaman rumah besar itu kembali kosong, pintu gerbangnya yang setengah terbuka hanya diam dalam guyuran hujan yang semakin deras. Semakin sepi saat gelap mulai menelan senja. Hanya bunyi  air mengucur dari talang depan rumah yang bocor menimpa bangku kayu yang sudah setengah reyot. Rumah besar itu semakin gelap dikungkung malam.

Jalanan sepi,  hujan masih saja riang menyiram bumi
Anak anak meringkuk berselimut sarung
Merajut mimpi dalam dekapan bunda
Kehangatan yang sempurna
Sementara rumah besar itu
Cuma membisu
tercekik oleh rindunya
pada penghuni cinta merana
ditinggal mati kekasihnya

*) Sulis Bambang, Penyair dan praktisi kebudayaan menggerakan gairah kesenian dan kebudayaan di berbagai kota di Jawa Tengah Dan Jawa Timur

NARASI SEEKOR SAPI, puisi karya Dimas Arika Mihardja


malam ini aku menjadi seekor sapi
di tengah sunyi yang menyileti aku bermunajad
di halaman baiturakhim melafazkan takbir dan tahmid
menggamit debar yang mendebur dalam diri
mendekap maqam dan makam sepanjang malam