Jumat, 08 November 2013

RENUNGAN GURU DI HARI GURU

Kehidupan memerlukan nalar
(renungan untuk guru)

Alkisah guru bergaji besar di zaman Belanda, siapa siapa yang menjadi guru pasti hidupnya akan kecukupan dan terhormat kala itu. Setelah merdeka, guru tetap dinomor satukan, tercatat sampai dengan 1964 boleh dibilang gaji guru cukup lumayan. Gaji diterima guru dengan pangkat terendah masih mendapatkan penghasilan dengan nilai tukar emas sekitar 11 gram. Jika harga emas 300 rupiah per gram, guru pangkat terendah dengan masa kerja tahun permulaan sudah mendapat penghasilan 3.300 rupiah atau sekitar Rp 5.500.000 di masa sekarang.
Perhatikan tabel nilai tukar rupiah terhadap dolar dari tahun ke tahun

Nilai Tukar Rupiah dari tahun ke tahun terhadap 1 USD

Berdasarkan laporan akhir tahun sebagai berikut:
Tahun Rupiah / 1 USD
1946-1949 tidak diketahui
1949 3,8
1950 7,6
1952 11,4
1962 1.205,0
1965 2.295,0
1965 4.995,0
1964-1970 250,0
1970-1971 378,0
1971-1978 415,0
1978 625,0
1980 626,0
1985 1.110,0
1990 1.842,0
1995 2.248,0
1999 7.810,0
2000 8.396,0
2001 10.265,0
2002 9.260,0
2003 8.570,0
2004 8.985,0
2005 9.705,0
2006 9.200,0
2007 9.125,0
2008 9.666,0
2009 10.300,0
2010 8.920,0
2011 8.700,0
Dari mulai 1965 mulailah masa betapa rupiah semakin tak berharga sedangkan gaji guru tetap seperti kakek berusia 80 tahun naik tangga.
Di masa inilah guru seperti apa kata Iwan Fals "gaji guru dikebiri" . Masa berlalu 33 tahun masa orde baru berganti dengan masa reformasi. Gaji guru merangkak naik mulai tahun 2000an. Singkat cerita sampai muncul tunjangan frofesi guru sebagai amanat UU Guru dan Dosen.
Guru seharusnya makin sejahtera, namun betapa kenyataan tak seindah dengan harapan. Masih banyak guru yang gajinya minus! bahkan tunjangan frofesi yang dibayarkan tidak berbarengan dengan gaji dan melalui rekening tersendiri, ternyata sudah amblas tergadai di bank atau koperasi melalui kredit dengan jaminan tunjangan itu.
Bersambung. ........