Jumat, 14 April 2017

53 Penyair dari Berbagai Kota Isi Lumbung Puisi Jilid V

Sebanyak 53 Penyair dari berbagai penjuru Tanah Air pada April 2017 ini mengisi Lumbung Puisi Jilid V. Lumbung Puisi yang pada jilid V ini mengetengahkan sex sebagai temanya itu berencana diterbitkan di Jogyakarta. Kegiatan yang digagas oleh penyair Rg Bagus warsono sejak 2013 ini diselenggarakan setiap tahun dan selalu mendapat sambutan dari berbagai pecinta sastra negeri ini. Berbagai tokoh penyair dari yang muda belia hingga yang sudah mancanegara turut serta dalam Lumbung Puisi ini.
Dalam ulasannya Rg Bagus Warsono memberikan gambaran warna narni puisi tentang sex ini berikut ulasannya:


Warna-warni Puisi
di Lumbung Puisi Jilid V
   Aneka warna puisi kita kali ini sungguh membuat geli dari yang malu-malu sampai transparan blak-blakan, adajuga yang dibungkus rapih tapi ada yang dibungkus tetapi tetap 'merangsang dibaca, kita simak puisi berjudul Onani ini Karya : Aang AK berjudul Onani:
//Setetes damai
Gagal meringkuk diam
Di pojok ruang
Mencabik-cabik diri sendiri
Mencari-cari pintu di mana//
Sajak pendek yang tentu penuh arti ini membuat tersenyum kita semua.
   Puisi juga merupakan ungkapan pengalaman kehidupan diri dan bathin diri penulisnya, apalagi puisi bertema sex. Tak akan dapat memberi jelas kalau tidak merasakannya dengan paca indera yakni melihat klejadiannya atau merasakan bagaimana, seperti apa sex itu. Hal ini merupakan tantangan yang sangat sulit bagi mereka yang masih belum merasakan (belum menikah) atau bagi sebagian orang yang memiliki pandangan bahwa sex adalah sesuatu yang sangat tabu untuk diungkapkan.
Mari kita simak beberpa puisi karya penyair kita di Lumbung Puisi jiliod V ini:
//.......................... Di laut tak bernama kita menjelma buih dan bara bergantian
Berenang ke segala warna
Harum nafas dari lubang hidung mengusir pengap dada
pengembara yang lincah lirih menari di lingkar puting
Di perbukitan, tebing dan lembah juga di gua yang bersembunyi
Dalam rimbun pepohonan
Di laut tak bernama
Kita menjelma sepasang sayap
Terbang ke setiap ruang bergetar dalam rimbun nikmat
Gua garbha telah menemukan penghuninya
Aroma narwastu telah menuntun kita
Ke arah cahaya yang paling terang// .
Bagi Seorang gadis Ni Made Rai Sri Antini , sex adalah sesuatu yang pasti akan ditemuinya bagi perempuan normal.
   Terlepas dari kandungan sastra dalam puisi dalam puisi modern justru ide mengetengahkan sesuatu yang unik menjadi trend para penyair modern. Pilihan kata mereka tak diabaikan tetapi penangkapan ide isi puisi sungguh sesuatu yang sangat mendominasi karya-karya puisi modern dewasa ini. Dalam Lumbung puisi jilid V yang bertema sex , ide-ide judul puisi muncul warna-warni sehingga merupakan suguhan antologi yang sangat enak dibaca. Penyair Nur Komar menulis terang-terangan lewat Perkasaku . Sebuah puisi pendek yang cukup manis :
//Burungku cuma satu
sejak Ibu mengandungku
Bukti keperkasaan
jangan sepelekan
Coba lihatlah sambil telanjang
buat pikiranmu sedikit panjang
Bulunya lebat dan indah
lima daya punya gairah
Ya, burungku tegak berdiri
kujaga biar tidak dikebiri
Oh, tempelkan sayang di gunduk dadamu
rasakan hangatnya merasuk dalam jiwamu//
   Mari kita simak penggalan puisi karya Novia Rika berjudul "Cinta yang Terbagi di Ranjang" : //........................./ayah mencari-cari celah
sisa kehangatan di dada ibu
yang telah terjamah dan terbagi-bagi
malam ini purnama mekar sempurna
dan keringat di leher ibu bagai kalung mutiara
menetes di dada ayah yang merindu
ibu jadi kekasihnya lagi
dan ia berbisik,
"tunjukkan cintamu sayang"//
   Kebahagiaan wanita adalah ketika melahirkan anak-anaknya, Kasih sayang itu membuatnya lupa bagaimana harus membagi cinta dengan sang suami. Bahkan harus membagi manakala sang suami mencari celah celah cinta itu. Novia Rika mencoba menceritakan ini dalam puisinya.
   Lagi sebuah puisi sex yang dikemas apik oleh Marthen Luther Reasoa dari Ambon berjudul “Perawan Bercinta”. Sedikit seperti kebanyakan puisi lain tetapi setelah membaca kita akan mengetahui maksudnya bahwa ini adalah sebuah pendidikan sekaligus peringatan bahwa bagi yang pertama mengalami.
//...................../Lalu kutelan ludah pelan-pelan
Nikmat ini masih terasa
Sebab ciuman hanya menyisahkan bekas yang panas ketika senja terlentang
dan membiarkan dirinya kutiduri

kita berlayar, melepas temali sadar
jauh dari dermaga yang gila
kepada keindahan getar
di antara pusar-pusar yang asyik melingkar

di atas gelombang kita masih bimbang
memikir perasaan yang hilang
barangkali itu tentang kecemasan
yang telah kita tambatkan//

sebuah potret penyesalan telah diketengahkan oleh Marthen Luther Reasoa, seorang penyair pandai mengungkap dan menjadi apa saja.
Membaca antologi ini semakin hangat rasanya, sehangat puisi-puisi penyair-penyair kita yang tentu berjiwa hangat pula. Banyak puisi perlu disorot dalam antologi ini, tetapi apresiasi pembaca lebih penting bagi seorang penyair. Dalam antologi ini suguhan sederet penyair akan memberi rasa sejati tentang sex.
   Antologi ini semakin cantik dan hangat dengan kehadiran penyair-penyair dari berbagai penjuru nusantara seperti : Abu Ma’mur MF, Ade Sri Hayati, Andi Surya, Agung Wig Patidusa, Agus Sighro Budiono, Agustav Triono, Af Dhal, Heran, Anggoro Suprapto, Artvelo Sugiarto,  Arya Setra,  Asep Dani, Bayu Aji Anwari, Dasuki Kosim, Djemi Tomuka,  Eddy Pramduane, Eko Saputra Poceratu, Eri Syofratmin, Gampang Prawoto, Harmany, Hasan Maulana A. G,  karya-karya mereka tidak saja enak dibaca tetapi juga sangat mempesona.
   Sajian puisi-puisi bertema sex mengangkat aneka peristiwa, tidak saja fenomena yang sering dijumpai tetapi juga memberi pengetahuan pada pembaca bahwa sex memerlukan pendidikan yang sangat penting dan bukan sesuatu yang tabu. Mari kita lihat puisi karya Slamet Unggul berjudul “Engkoulah Wanita Simpananku”
//..............Dalam menuju puncak hasrat kepuasan
Saling berbagi kenikmatan
Menggapai mimpi tidak tertidur
Menuju bulan
Bersama mengarungi samudra cinta berbuah dusta
Antara kita
Di sana
Engkau tetap wanita simpananku
Yang tersayang//.
   Selanjutnya penyair penyair Mohamad Amrin/Amrin Moha, Mohamad Iskandar, Muhammad   Daffa, Muhammad Lefand, Muakrim M Noer, Munadi Oke, Najibul Mahbub, memberi warna lain yang menambah hangatnya antologi ini.
Seperi yang lain,’ Permainan Lidah oleh Salimi Ahmad memiliki arti yang luas berikut petikannya
//Permainan lidahmu sudah seperti belitan ular sanca. Menari-nari di antara rongga mulut. Mengacaukan pikiranku. Laksana telah membawaku ikut berlari. Dan aku merasa lelah, menerobos tempat yang tak pernah kukenali. Tak pernah kusinggahi. Tapi kutahu betul, apa arti perayaan, yang berakhir di tengah malam./Kau lumat pikiranku dengan lidah dan mulutmu./Sekujur tubuhku kau siram dengan wewangian yang kau pungut entah dari buku apa, siapa penulisnya. Kau kutip wejangan bijak, seraya sambil berbisik mesra dengan satu desahan yang teramat muskil untuk kutolak. Tapi ketika kau sebut namanya, tak pernah kukenali dia pernah hidup di mana./.........//.
Di lain puisi Nunung Noor El Niel menggambarkan bagaimana keistimewaan perempuan dengan keahliannya membuat ‘sambel. Begini petikannya:
//............./dengan sambal buatanku, lidahmu 
akan terlipat-lipat oleh hasrat 
untuk mencicipi setiap ulekan sambalku
mungkin kau akan terpejam atau terbeliak
menahan setiap kepedasan 
pada rongga mulutmu hingga tak ada
sepatah katamu pun yang terucap

sebab sambalku tak beraksara tapi bermakna
untuk makan siangmu yang mungkin selalu 
tertunda dan sia-sia //
   Juga penyair-penyair Osratus, Rahmat Basuni, Riswo Mulyadi, Sami’an Adib, Sapin, Senandung Pusara/Eka Rs, Shonhaji Muhammad, Sokanindya Pratiwi Wening, Suhaeli, Supi El-Bala, Syahriannur Khaidir, Syarif hidayatullah, Thomas Haryanto Soekiran, Tosa Poetra, Wadhie Maharief, Wardjito Soeharso, Winar Ramelan.
Aklhirnya sampai pada penghujung puisi yang ditutup dengan puisi
tentang "Puting Ibu" karya
Zaeni Boli
//Apa yang lebih sutra
Tubuh tubuh telanjang
Atau berita di Televisi
Warna koran warna warni
Puting Ibu digigit bocah
Yang tak pernah bisa mengeja Indonesia Raya//.
   Tentu saja penulis tidak dapat mengulas  dan menyoroti puisi-puisi di antologi ini satu-per satu, pendek kata warna-warni puisi yang diketengahkan dalam antologi ini sungguh memberi kesan tersendiri bahwa Lumbung Puisi adalah lumbungnya puisi penyair Indonesia.
(*Rg Bagus Warsono, penyair dan kurator sastra tinggal di Indramayu)

Berikut nama nama penyair dabn karyanya dalam Lumbung Puisi Jilid V ini :


1. Aang A.K, Pertemuan.........................................
    Aang A.K, Onani.................................................
2. Abu Ma’mur MF, Panduan Bercinta ala Santri..
     Abu Ma’mur MF, Seni Bercinta ala Tao............
3. Ade Sri Hayati, Aku Rindu Pekat Malam
4. Andi Surya, Aku Secarik Kertas Putih...............
     Andi Surya, Gini ini Gitu itu..............................
5. Agung Wig Patidusa, Baluran Hangat...............
6. Agus Sighro Budiono, Pergulatan Malam.........
7. Agustav Triono, Mimpi Semalam......................
    Agustav Triono, Bila .........................................
8. Af Dhal, Heran...................................................
9. Anggoro Suprapto,Di Dinginnya Malam.........
    Anggoro Suprapto, Tugas Suci..........................
10. Artvelo Sugiarto , Sanggama...........................
11. Arya Setra, Peluh Malam Bidadari..................
12. Asep Dani , Sayang, Mari Bermain.................
      Asep Dani, Benih Kenikmatan........................
13. Bayu Aji Anwari, Cerita di Ruang malam........
14. Dasuki Kosim, Hatimu Bagai Batu..................
15. Djemi Tomuka, Selalu Kami.............................
16. Eddy Pramduane, Batang Terendam..............
17. Eko Saputra Poceratu,Bibir Merahmu............
      Eko Saputra Poceratu, Buka Bajumu..............
18. Eri Syifratmin, Mandi Kucing........................
19. Gampang Prawoto,Lingsir Kata......................
      Gampang Prawoto, Permainan Purba Tanpa
      Helai Benang....................................................
20. Harmany, Kalliste............................................
       Harmany, Derai Derai......................................
20. Hasan Maulana A. G, Perempuan malam......
      Hasan Maulana A. G, Disebuah rumah
       makan remang-remang...................................
21. Hasan Maulana A. G, Bi Rok Mini...................
22. Marthen Luther Reasoa, Perawan yang
       Bercinta............................................................
       Marthen Luther Reasoa,Malam dan Kasur.....
       Marthen Luther Reasoa, Seranjang dengan
       Angin................................................................
23. Mohamad Amrin (Amrin Moha), Malam
       Laknat..............................................................
       Mohamad Amrin (Amrin Moha), Bapak
       rakus.................................................................
24. Mohamad Iskandar, Malam Pertama.............
       Mohamad iskandar,Lipatan...........................
25.Muhammad   Daffa, Detak waktu.....................
      Muhammad   Daffa, Beranda Kupu-kupu........
      Muhammad   Daffa, Memandang Hujan..........
26. Muhammad Lefand,Kekasih II.......................
27. Muakrim M Noer, Anin....................................
       Muakrim M Noer, Panen Huldi Bersama
       Elova.................................................................
       Muakrim M Noer, Bersetubuh Kudus.............

28. Munadi Oke, Mencari Nikmat Tersisa.............
       Munadi Oke, Syair Martabak...........................
29.Najibul Mahbub,Panggil Aku Pelacur ..............
      Najibul Mahbub, Salome..................................
30. Ni Made Rai Sri Artini,Laut Tak
      Bernama...........................................................
      Ni Made Rai Sri Artini,Puasa...........................
31. Novia Rika,Cinta yang Terbagi di
       Ranjang ..........................................................
32. Nunung Noor El Niel,Goyang Dangdut..........
       Nunung Noor El Niel, Telur dan Ayam..........
       Nunung Noor El Niel,Perempuan
       Penyambal.......................................................
33. Nur Komar, Jatuh Cinta .................................
       Nur Komar, Yasmin..........................................
       Nur Komar,Perkasaku....................................
34. Osratus, Istriku Minta di Atas, Aku
       Protes dengan Gemas ....................................
35. Rachmad Basuni , Petani Padi.......................
       Rachmad Basuni ,Aku Gundikmu.....................
36. Riswo Mulyadi, Tinta Tumpah.........................
37. Salimi Ahmad,Permainan Lidah.......................
38. Sami’an Adib, Pada Suatu Waktu.....................
       Sami’an Adib, Orkestra Zikir Cinta..................
39. Sapin , Si Hitam Lekat ...................................
       Sapin, Hasratku salah.......................................
       Sapin , Si Hitam Lekat ...................................
40. Eka Rs/Senandung Pusara, Oh Yes.................
       Senandung Pusara/Eka Rs,Gemulai Durjana..
41. Shonhaji Muhammad,Pesan sang kekasih........
42. Slamet Unggul, Engkoulah Wanita
      Simpananku.........................................................
43. Sokanindya Pratiwi Wening,Jahanam................
44. Suhaeli, Paket Teknologi di Pagi Hari.............
45. Supi El-Bala, Ku rindu genangan air
       di perutmu........................................................
       Supi El-Bala,Balada Rangda Bengsrat............
46. Syahriannur Khaidir, Malam Gagap................
      Syahriannur Khaidir, Tarian Temaram...........
      Syahriannur Khaidir,Maumu juga mauku......
47. Syarif hidayatullah,Filsafat Kamar Tidur.......
48. Thomas Haryanto Soekiran, Saat Tersesat
       di Pori-pori ...................................................
       Thomas Haryanto Soekiran, Kejadian
       TengahMalam................................................
       Thomas Haryanto Soekiran, Malam
        Pertama........................................................
49. Tosa Poetra,Musim Kawin................................
50. Wadhie Maharief, Sajak Rindu.........................
       Wadhie Maharief, Sajak Gulang Guling...........
      Wadhie Maharief, Di Kasur Empuk.................
51. Wardjito Soeharso, Seksologi Kelamin................
       Wardjito Soeharso,Between Sewot and So Wet...
52. Winar Ramelan, Lingga Yoni ...........................
       Winar Ramelan,Bila ini Tanda Cinta................
       Winar Ramelan,Mencari Titimangsa.............
       Winar Ramelan,Mari Kita Telanjang ..............
53. Zaeni Boli,Persetubuhan kita...........................
       Zaeni Boli,Inner...............................................
       Zaeni Boli,Puting Ibu.......................................

Sabtu, 08 April 2017

Pertempuran Heroik di Ciwatu, Seri kisah perjuangan Sentot , Karya Rg Bagus Warsono

Cerita ini digali dari pitutur rakyat Indramayu
untuk dapat dinikmati sebagai bacaan generasi sekarang
dan selanjutnya agar memiliki ceritanya sendiri
sebagai perbendaharaan cerita-cerita khasanah daerah
Indramayu yang berserakan.

Indramayu banyak memiliki peninggalan sejarah
yang nyaris hilang ditelan perjalanan kehidupan yang
semakin tak peduli terhadap hal kecil yang tidak tersentuh
oleh pemikiran kita, padahal yang kecil itu justru penting
untuk dapat dipelajari sebagai pengetahuan dan kadang
filosofi hidup di zaman modern seperti sekarang ini.
Penulis ketengahkan kisah sebuah pertempuran
besar antara pejuang kita dengan penjajah Belanda di
Ciwatu. Dimana para pejuang yang tergabung dalam
pasukan Republik (TKR) bersama dengan rakyat
berperang mempertahankan kemerdekaan Indonesia
dengan sangat gagah berani meski menggunakan
persenjataan sederhana. Sebuah peristiwa bersejarah
bagi rakyat Indramayu dalam membela kemerdekaan
Indonesia.
Peristiwa ini menjadi cacatan rakyat Indramayu
dan juga Belanda karena pertempuran Ciwatu menelan
banyak korban di kedua belah pihak. Tetapi dari
pertempuran ini telah diperlihatkan kepada Balanda
yang akan menjajah kembali Indonesia itu bahwa Republik Indonesia yang baru merdeka itu memiliki
tentara nasional yang gagah berani dan mampu
menghadapi tentara Belanda.
Semoga Buku ini menjadi bacaan yang bermanfaat
tidak saja bagi generasi muda tetapi juga untuk semua.

Kamis, 09 Februari 2017

Dewi Lestari

Dewi Lestari Simangunsong yang akrab dipanggil Dee (lahir di Bandung, Jawa Barat, 20 Januari 1976; umur 41 tahun) adalah seorang penulis dan penyanyi asal Indonesia. Dee pertama kali dikenal masyarakat sebagai anggota trio vokal Rida Sita Dewi. Ia merupakan alumnus SMA Negeri 2 Bandung dan lulusan Universitas Parahyangan, jurusan Hubungan Internasional. Sejak menerbitkan novel Supernova yang populer pada tahun 2001, ia kemudian dikenal luas sebagai novelis.

Sebelum Supernova keluar, tak banyak orang yang tahu kalau Dee telah sering menulis. Tulisan Dee pernah dimuat di beberapa media. Salah satu cerpennya berjudul "Sikat Gigi" pernah dimuat di buletin seni terbitan Bandung, Jendela Newsletter, sebuah media berbasis budaya yang independen dan berskala kecil untuk kalangan sendiri. Tahun 1993, ia mengirim tulisan berjudul "Ekspresi" ke majalah Gadis yang saat itu sedang mengadakan lomba menulis dimana ia berhasil mendapat hadiah juara pertama. Tiga tahun berikutnya, ia menulis cerita bersambung berjudul "Rico the Coro" yang dimuat di majalah Mode. Bahkan ketika masih menjadi siswa SMU 2 Bandung, ia pernah menulis sendiri 15 karangan untuk buletin sekolah.
Novel pertamanya yang sensasional, Supernova Satu : Ksatria, Puteri dan Bintang Jatuh, dirilis 16 Februari 2001. Novel yang laku 12.000 eksemplar dalam tempo 35 hari dan terjual sampai kurang lebih 75.000 eksemplar ini banyak menggunakan istilah sains dan cerita cinta. Bulan Maret 2002, Dee meluncurkan “Supernova Satu” edisi Inggris untuk menembus pasar internasional dengan menggaet Harry Aveling (60), ahlinya dalam urusan menerjemahkan karya sastra Indonesia ke bahasa Inggris.
Supernova pernah masuk nominasi Katulistiwa Literary Award (KLA) yang digelar QB World Books. Bersaing bersama para sastrawan kenamaan seperti Goenawan Muhammad, Danarto lewat karya Setangkai Melati di Sayap Jibril, Dorothea Rosa Herliany karya Kill The Radio, Sutardji Calzoum Bachri karya Hujan Menulis Ayam dan Hamsad Rangkuti karya Sampah Bulan Desember.
Sukses dengan novel pertamanya, Dee meluncurkan novel keduanya, Supernova Dua berjudul "Akar" pada 16 Oktober 2002. Novel ini sempat mengundang kontroversi karena dianggap melecehkan umat Hindu. Umat Hindu menolak dicantumkannya lambang OMKARA/AUM yang merupakan aksara suci BRAHMAN Tuhan yang Maha Esa dalam HINDU sebagai cover dalam bukunya. Akhirnya disepakati bahwa lambang Omkara tidak akan ditampilkan lagi pada cetakan ke 2 dan seterusnya.
Pada bulan Januari 2005 Dee merilis novel ketiganya, Supernova episode PETIR. Kisah di novel ini masih terkait dengan dua novel sebelumnya. Hanya saja, ia memasukkan 4 tokoh baru dalam PETIR. Salah satunya adalah Elektra, tokoh sentral yang ada di novel tersebut.
Lama tidak menghasilkan karya, pada bulan Agustus 2008, Dee merilis novel terbarunya yaitu RECTOVERSO yang merupakan paduan fiksi dan musik. Tema yang diusung adalah Sentuh Hati dari Dua Sisi. Recto Verso-pengistilahan untuk dua citra yang seolah terpisah tetapi sesungguhnya satu kesatuan. Saling melengkapi. Buku RECTOVERSO terdiri dari 11 fiksi dan 11 lagu yang saling berhubungan. Tagline dari buku ini adalah Dengar Fiksinya, Baca Musiknya. Website khusus mengenai ulasan buku RECTOVERSO ada di www.dee-rectoverso.com
Pada Agustus 2009, Dee menerbitkan novel Perahu Kertas. Tahun 2012, Dee kembali mengeluarkan novel lanjutan serial Supernova yang berjudul PARTIKEL dengan tokoh utama Zarah.
Oktober 2014, Dee menerbitkan novel lanjutan serial Supernova yang berjudul GELOMBANG dengan tokoh utama Alfa.

Pada tanggal 26 Februari 2016, novel terakhir serial Supernova dengan judul Inteligensia Embun Pagi (IEP) telah beredar di toko buku di Indonesia, dimana sebelumnya Dee menjualnya dengan sistem pre order IEP bertandatangan yang dilangsungkan selama 19 hari. Akibat yang harus ia tanggung adalah menandatangani ribuan buku IEP pesanan pembaca setianya, atau yang biasa disebut "addeection".

Kamis, 19 Januari 2017

Muara Pendaratan Ikan Karang Song Indramayu.

Ternyata kearifan lokal banyak sekali sebagai bahan tulisan yang tidak pernah habis untuk terus digali. Hanya terkadang kita tak peduli dengan tempat dimana kita tinggal. Lingkungan sekitar sebetulnya memberi tahu agar kita mampu beradaptasi. Orang terkadang memandang sebelah mata sisi kehidupan masyarakat yang keras karena memang harus mempertahankan hidup, kaena kita tidak menyadari andai seperti mereka masyarakat yang berpengharapan tidak pasti tapi mampu mempertahankan hidup.

Kamis, 12 Januari 2017

Ikutilah antologi bersama di Lumbung Puisi Jilid V Penyair Indonesia

   Setelah sukses di antologi jilid IV yang bertema margasatwa, dan mendapat apresiasi berbagai kalangan peminat sastra, kami semua terus berkretif untuk maju seiring zaman. Itulah arti dokumetasi itu
Bagaimana membuat puisi tentang sex tetapi tidak melecehkan perempuan, tidak mengandung sara, tidak vulgar, tidak menggunakan kata-kata jorok, tetapi menghibur, lucu dan enak dibaca, syukur berguna bagi pendidikan remaja. Itulah tema Lumbung Puisi Jilid V yang akan dimulai 1 Januari 2017 sampai 21 April 2017.
Sebuah antologi yang menarik minat baca. Antologi bersama. Penyair-penyair yang mampu membaca zaman. Sebuah buku yang mencatat perkembangan dari setiap perubahan. Dari dinamika kehidupan negeri. Menyuguhkan bacaan segar Karya penyair kita . Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia Jilid V dengan tema sex berpola glayengan sakarepmu. Dengan melibatkan penyair-penyair beken Dipengantari Sosiawan Leak dan diulas olehku sendiri. Kirim mulai sekarang dengan dedlinne 6 April  2017 ke
 gus.warsono@gmail.com
agus.warsono@ymail.com
dan berpartisipasi kegiatan 97rb .
Dan Lumbung Puisi Jilid V 2017 yang bertema sex ini dibuka mulai 6 Januri 2017 dengan deadline 6 April 2017 dan diharapkan kelar 21 April 2017 cukup lama untuk merangkai puisi kita.

Di sini Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia Jilid V 2017
Sebuah kegiatan kecil dalam rangka Dokumentasi Puisi Sastrawan Indonesia Modern.
     Sastrawan Indonesia khusus penyair semakin terdesak dengan perkembangan zaman semakin global. Produk puisi sudah menjadi barang murahan karena produknya yang berlimpah tanpa pelanggan. Di Lumbung Puisi ini biarkan kecil asalkan khas tersendiri.
Dan tema lumbungmu adalah tentang puisi bertema sex untuk pendidikan remaja dan dewasa dengan pola glayengan sakarepmu , lucu , segar , dan syukur dengan ada pesan pendidikan bagi remaja, pesan moral, dan pesan kesehatan.
Dan Lumbung Puisi Jilid V 2017 yang bertema sex ini dibuka mulai 6 Januri 2017 dengan deadline 6 April 2017 dan diharapkan kelar 21 April 2017 cukup lama untuk merangkai puisi kita.
Pengisi Lumbung Puisi Jilid V 2017 ini tentu saja bagi yang suka-suka saja. Silahkan mengirim puisi betema sex tersebut ke gus.warsono@gmail.com maksimal 3 puisi , biodata terkini dan kesediaan siap berpartisipasi memberi dana kegiatan dokumentasi ini minimal 97rb rupiah.


Puisi Contoh :



Cipok
Ibu muda bikin iri leher penjual sayur
tubuh mulus putih lagi
lagi ditutup daster
mang kumis melirik tajam
pada belahan yang mirip batok tengkurab
merah karena dieram
mangga gincu
esok ibu muda bikin ngiler
tubuh mulus seseg lagi
lagi ditutup rambut sebahu
Pak RT mengerut kening
pada gulu yang berkerut montok
hitam kemerahan karena masak
buah duwet jatuh
lusa ibu muda bikin kasemsem
merah hijau di lengan ketiak
berlekton ketat
tak mungkin abang salah alamat
tawon bolu tak memilih lokasi sengat
Ketika pulang kerumah
ada cipok berwana putih
tidak kerudung tidak kain
nempel di kening
apa semalam salah menggigit
kok dicipok malah pusing !
katanya gara-gara ditagih cipokmu
tiga bulan telat bayar !
(rg bagus w 2017)

Mendoan
makin lama semakin keras
apalagi ibu mempermainkan ujung gagangnya
dicelub
gigesek-gesek memutar
tertindih gagangmu
lalu ganti menindih
ibu berpeluh semakin panas
ketika keluar , ibu segera benamkan lagi
kamu makin keras
keringat menetep kau makin kuat
tak tahan lalu melepas
mengangkat dan berbaring bersama
kering keringat menempel dengan gagang digenggam
kau tak kuat lama bermain
kerasmmu hanya sementara
bapak cuma mendoan
'plung lalu dientas. (rg bagus w 2017).

Enaknya mandi bareng
saling tahu milik kita
tak ada rahasia jasmani
saling mengagumi memaklumi.
Ketika kau mendahului. segera kumelepas baju,
ketika kau menyelam, aku benamkan kepala sambil pejamkan mata.
Kau ke tengah aku semakin cepat kakiku mengayuh.
kau terengah engah kecapaian senyum tertawa bersama ke pingir .
Kau memang kuat
kita saling memuji.
Kalau libur kita mandi bareng lagi
di sungai kata kawanku sambil melambaikan bajunya basah.
 ya kataku sambil berlari ingin makan.
(rg bagus warsono 2017 ),

Kamis, 08 Desember 2016

Banyak yang tertarik pada kegiatan sastra bertema alam seperti Temu Kecil Penyair Mancing

Siapa tahu nanti orang Malaysia dan Brunai tertarik kegiatan kecil ini karena pancaran tulisan, Setidaknya menjadi contoh pengembangan pola promosi wisata daerah yang dilakukan penyair. Dan yang hadir di menjadi senang karena menjadi orang pertama yang melakukan.
Sebuah respon positif dari sahabat penyair di luar negeri.

Pertama di Indonesia , Temu Kecil Penyair, Mancing

Pertama di Indonesia
Kegiatan Sastra bertema alam dalam Sejenak Sahabat Penyair Bersama Alam berjudul Penyair Mancing (Time Friends With Nature) di Sanggar Sastra Meronte Jaring Indramayu adalah event sastra penyair Indonesia yang pertama melakukan pendekatan alam dan kehidupan nelayan serta pola promosi wisata daerah yang dilakukan penyair. Meski kegiatan sastra biasa kecil dan terbatas ini, memiliki keunikan tersendiri dimana mempromosikan puisi dan penyairnya kepada masyarakat melalui hasil kegiatan berupa portofolio video yang akan diperkenalkan di youtube. Kegiatan ini juga menyikapi semakin memasyarakatnya penggunaan media internet dengan produk sastra yang turut menyikapi perkembangan.
Penyair Mancing juga adalah bentuk rekreasi produksi sastra dimana dari jelajah wisata alam akan ditarik karya baru yang menyentuh kehidupan nelayan pantura.

Selasa, 29 November 2016

Benua dalam petaku adalah air

Benua dalam petaku adalah air
ombak, badai, riak dan percik air
mandiku adalah angin
dingin, topan, dan beliung angin
aku merasa terhuyung didaratmu kawan
biarlah kami hanya di bibir pantai

Rg Bagus Warsono
Indramayu, Juni 2015


biarkan damai

biarkan damai
dihati nelayan
jangan kau perbaiki perahu rusaknya
kau pindahkan rumah di komplek indah
kau servis mesin karatan
kau ganti bendera kumal
atau kau tawarkan air asinku
biarkan damai
Indramayu, Juni 2015

Penghargaan Sastrawan Utama



Penghargaan Sastrawan Utama
Adalah penghargaan kepada sastrawan yang mengabdikan dirinya pada dunia sastra Indonesia baik dalam bahasa Nasional maupun bahasa Daerah serta pengabdian sastra dalam menjaga kelestarian kearifan lokal yang diberikan oleh Himpunan Masyarakat Gembar Membaca. Penghargan ini diberikan setiap tahun sekali yang diserahkan oleh sastrawan generasi muda sebagai penghormatan dan pernyataan bahwa sastra Indonesia tetap lestari. Menyatakan bahwa kaum muda selalu menghargai suri tauladan sastrawan pendahulunya.

Saat Sahabat Bersama Alam

 Sebuah kegiatan sastra kecil yang diprakarsai penyair Rg Bagus Warsono dalam menyuguhkan karyanya antologi bahari Sekeranjang Ikan. Pertemuan Kecil ini mengundang sahabat penyair Nasional untuk menikmati indahnya muara sungai Cimanuk tepatnya di pelabuhan pendaratan ikan Karang Song. Tentu saja sambil membaca puisi dengan mengambilan latar pemandangan perahu-perahu nelayan yang ditambat di sepanjang sungai Cimanuk.

Sabtu, 26 November 2016

Time Friends with nature , Temu kecil penyair Mancing



Sastrawan Tak Pernah Lelah

Demikian sangat padat beraneka kegiatan sastra di akhir 2016 ini, oleh berbagai komunitas sastra di seluruh pelosok Tanah Air. Kegiatan yang sangat bermanfaat bahkan diperlukan dikala negeri tengah dalam pancaroba.
Masyarakat sastra yang tercermin dalam karya-karya mereka mendukung kehidupan aman, demokratis serta semangat reformasi negeri. Tetapi masyarakat sastra Indonesia sadar betul bahwa benturan terhadap reformasi adalah warga negara Indonesia sendiri yang bukan tidak mau untuk reformasi tetapi ada melekat pada hati mereka sesuatu yang ingin agar apa yang dimilikinya sekarang ini tidak lepas begitu saja, seperti kekuasaan, jabatan, fasllitas, serta jaminan yang mereka slalu terima tanpa memberi imbal balik pada negeri ini.
Bahkan banyak orang diluar komunitas sastra mencibir kegiatan-kegiatan sastra sebagai kegiatan yang tak guna. Mentertawakan dan tak peduli. Ini dikarenakan tidak pahamnya wawasan serta jiwa seni dan belum melekatnya rasa nasionalism serta kesadaran bahwa penumbuhan karakter bangsa itu berawal dari membaca dan membaca.
Sentuhan-sentuhan jiwa agar menjalin kehidupan lebih baik melalui karya sastra sepertinya belum mempan untuk masuk dalam jiwa mereka yang seperti batu. Sampai-sampai tokoh-tokoh sastra mencetus dan berbuat terang-terangan tanpa dibalut dengan sindiran dalam karya-karya mereka walau tetap dalam nuansa seni. Antologi Puisi Menolak Korupsi, Memo Wakil Rakyat , Memo Presiden, Memo Anti Terorisme adalah judul yang lebih transparan agar mudah dicerna oleh siapa saja. Judul-judul yang diharapkan akan dapat langsung menyentuh dan meluluhkan hati manusia beku yang masih memiliki jiwa serakah, tamak, rakus, dan raja tega.
Kita (para seniman/sastrawan) tidak boleh putus asa untuk melawan hati manusia-manusia beku yang ingin mempertahankan jiwa kotor (rakus, serakah, tamak, dan raja tega) yang seperti tak menerima reformasi ke arah yang lebih baik negeri ini. Salut atas berbagai sahabat, yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu, di seluruh Tanah Air ini di berbagai komunitas , akan tak pernah lelahnya perjuangan demi kehidupan Indonesia yang lebih baik melalui karya dan kegiatan sastra. (rg bagus w-26-11-2016)