Jumat, 29 Juli 2016

Ni Made Rai Sri Artini Balada Jalak Bali




Ingin ku bertanya padamu beberapa hal
tentang duka yang merambati pagar matanya
tentang piala kecemasan yang selalu bertamu di kedua sayap kecilnya

Warna biru yang melingkari matanya
tlah menulis berlapislapis larat sepucat lantunan obituari
Bilah-bilah kedamaian beranjak,
kicauan buntung     asa puntung
mati terkapar di tanah merah serakah
                         serabut jantungmu

Seandainya kau paham tentang getar cahaya di mata anakmu
kau kan paham juga denyar puisi di hutan ini
yang telah mengaliskan ingatan tentang alinea gairah  pepohonan,
belukar dan kepak sayap yang menjadi ibu bagimu
                           dan bagiku

Desing peluru tlah menghentikan kepak sayap itu
ujung senapanmu menelisik setiap sudut hutan
                              Stagnan.    Retak

Belulang sepi menjulurkan lidah kegelapan di sekujur tubuhnya
Tiada lagi sehimpun puisi tentang derit pagi
atau tentang detak kehidupan yang hidup
Hanya sunyi mengular di belukar dingin
mengunyah angkara dan serakah sekaligus
menjadi seseduh cuka
 ( Tegaljaya, Februari 2016)



Fitrah Anugerah Hikayat Anjing




Tertatih-tatih anjing kecil di tepi jalan.
selepas bulu kucing melukai kaki yang bersimpuh
di pinggir kursi

Kau marah pada anjing kecil tak tahu malu.
masuk pada rumahmu tanpa diundang.
julurkan lidah melihat kucing kau dekap di dada.

Anjing menggongong lalu kucing ketakutan
sembunyi di antara belahan kenyal payudara.

Anjing mengonggong dan engkau lempari kepalanya
dengan bulukucing.

Anjing kesakitan karena bulukucing membuat kulit terkelupas
menetes darah amis.
Anjing malu pada kucing, dia pergi tertatih-tatih.

Orangorang mengutuknya.Orangorang melempari mulutnya dengan sepatu bau.
Pelacur berdarah menghampiri anjing. Pelacur mengerti betapa tak enak merasakan bau sepatu.
Lalu berikan susu di payudaranya yang berliur kucing.
Putih bercampur merah.
Anjing menghisap
Anjing meminum
Anjing tersenyum.
Lapar menjadi kenyang.
Namun pelacur mati
kehabisan darah

Anjing mengendus,
Anjing menjilat,
Anjing mandikan tubuh pelacur dengan liur.
Anjing menangis tapi orangorang berikan jutaan lalat dari langit

Lalat-lalat merubungi anjing dan pelacur yang terkapar.Mereka terbungkus.
riuh doa terlantun dari mulut jalang lalat.
Iringi jiwa anjing+pelacur yang mencari kucing.
Menuntut balas.

Orangorang jijik, orangorang malu melihat 2 kelamin menyatu.
Orangorang menutup indra. Lalu kepala mereka berubah menjadi kepala anjing.
Orangorang hilir-mudik keliaran mencari kucing
yang mencuri puting di payudara perawan.
kucing sembunyi di bawah kasur di kamar pelacur.
Orangorang tak berani mengusir karena takut bulukucing

Bekasi,13-01-2016

Fitrah Anugerah Ayam





bila tangan kami terpotong, potongannya akan mencakar-cakar aspal jalan
mencari sisa biji-biji uang dalam tanah semakin kering.
dan mata kami lepas, keluar dari wadah lalu menggelinding
menuju kilau uang yang tersembunyi. terbenam dalam gelap.
tubuh kami bungkuk, terbungkuk karena sakit menahan berat tuntutan
injak punggung. kami harus berhormat pada panas matahari.
namun rambut kau jambak hingga leher serasa akan putus.
mulut kami terjepit jawabmu. hanya bisa cuap-cuap tanpa bisa
beri alasan kenapa kami harus menerima pagi lalu bertebaran
ikuti kemauanmu

sekiranya kami seperti ayam
pagi ini potongan tubuh kami terpanggang
hingga kau nikmati di atas meja makan
tapi kepala kami penuh cerita anak+istri
tentang tetangga yang makan ayam goreng
dan otak kami berhitung berapa jumlah uang buat beli daging ayam

Bekasi,13-01-2016










Fitrah Anugerah Di Kebun Binatang




Kebun ini mengingatkan kau+aku pernah bertemu
sebagaimana binatang lepas dari kandang, aku ganas
kepada engkau. mencakar-cakar bajumu.robek bawahan
lau ikatan tersembunyi habis kugigit, kau pun serupa
daging berdarah di depanku

"Aku belajar dari ganas harimau" kataku
oh kau melompat-lompat mungkin senang
lalu sahutkan doa seperti telanjang adam di surga
kau menyambar apa yang kukenakan, bagai kera
yang dikutuk menjadi maling dan menghilang
dalam rimbunan. oh sebagian rahasia telah tercuri

Baik akan kucari dengan gerak rajawali yang memburu
anak ayam, sayap mengembang nyanyikan dosa-dosa kera
kepada musa. tapi kau bergelantung di pucuk pohon. pilu
dan malu melihat ular berdiam, membelit ranting tua

Semestinya aku harus mencengkeram. Menahan pilu
dalam peluk sayap-sayapku. merasakan hangat dada
di antara putaran angin yang menggila. tapi kau berontak,
bulu-bulu ini terlepas, bersebaran selubungi tatap langit

Kau+aku terjatuh dalam tenang telaga
ikan-ikan muncrat. menggelepar di kering rumputan
buaya lari terbirit-birit menyadari mulutnya belum tercuci
lalu sepasang angsa menangisi sebagian sayap yang tertinggal

Sebuah jaring mengurung kau+aku. kami tertangkap
dikurung dalam kandang singa.kiranya telah mati
tapi maut mengundang para penebar jaring
memungut catatan kami

Di kebun ini, kesunyian seperti anak kecil bermain ayunan
di ranting pohon. dia terjatuh, lutut berdarah,
memanggil nama kami. lalu keluar pawang berikan susu singa
nanti sang anak akan berjalan melihat wajah kami di tiap kandang

Bekasi,12-01-2016