Ingin ku bertanya padamu beberapa hal
tentang duka yang merambati pagar matanya
tentang piala kecemasan yang selalu
bertamu di kedua sayap kecilnya
Warna biru yang melingkari matanya
tlah menulis berlapislapis larat sepucat
lantunan obituari
Bilah-bilah kedamaian beranjak,
kicauan buntung asa puntung
mati terkapar di tanah merah serakah
serabut jantungmu
Seandainya kau paham tentang getar cahaya
di mata anakmu
kau kan paham juga denyar puisi di hutan
ini
yang telah mengaliskan ingatan tentang
alinea gairah pepohonan,
belukar dan kepak sayap yang menjadi ibu
bagimu
dan bagiku
Desing peluru tlah menghentikan kepak
sayap itu
ujung senapanmu menelisik setiap sudut
hutan
Stagnan. Retak
Belulang sepi menjulurkan lidah kegelapan
di sekujur tubuhnya
Tiada lagi sehimpun puisi tentang derit
pagi
atau tentang detak kehidupan yang hidup
Hanya sunyi mengular di belukar dingin
mengunyah angkara dan serakah sekaligus
menjadi seseduh cuka
(
Tegaljaya, Februari 2016)