Ada Salak Dihatimu
Duri itu hanya kulit luarnya sebagai pencegah bahaya, kulit kedua pelindung diri,dan isi Masya Allah, putihnya bukan main. Salak perlambang keaguingan Tuhan. Dan betapa kagumnya lagi ketika yang putih itu ternyata manis dan segar!
Cerminan penyair ada di buah salak, ada dihatimu, ada Salak Dihatimu, ternyata tulisan adalah wujud luarnya namun hatinya putih suci.
Sebuah pembelajaran ilmiah para penyair di Kebun Salak, dan aku belajar dari karya Allah itu , ia memberi tahu pada kita.
Semua penyair Lumbung Puisi ibarat putih jernihnya salak, duri dan kulit yang tajam dikupas sebelum dimakan. Mereka tanpa pamrih tanpa terpaksa dan ikhlas datang ke pertemuan dengan riang gembira.
Duri itu hanya kulit luarnya sebagai pencegah bahaya, kulit kedua pelindung diri,dan isi Masya Allah, putihnya bukan main. Salak perlambang keaguingan Tuhan. Dan betapa kagumnya lagi ketika yang putih itu ternyata manis dan segar!
Cerminan penyair ada di buah salak, ada dihatimu, ada Salak Dihatimu, ternyata tulisan adalah wujud luarnya namun hatinya putih suci.
Sebuah pembelajaran ilmiah para penyair di Kebun Salak, dan aku belajar dari karya Allah itu , ia memberi tahu pada kita.
Semua penyair Lumbung Puisi ibarat putih jernihnya salak, duri dan kulit yang tajam dikupas sebelum dimakan. Mereka tanpa pamrih tanpa terpaksa dan ikhlas datang ke pertemuan dengan riang gembira.